Ini kisah tentang saya, seorang anak muda yang tinggal jauh dari orang tua. Saat cerita ini bermula, usia saya 20 Tahun. Saya adalah oarang dengan kepribadian tertutup, jarang hangout, tidak suka keramaian. Saya sangat tertutup, termasuk tentang orientasi seksual saya. Semua berawal dari perkenalan saya dengan seorang pria (saya menyebutnya pria karena usianya jauh diatas saya, 47 thn). Perkenalan itu mengubah hidup saya, mengubah apapun yang selama ini tertata rapi jauh didalam diri saya. Pria tersebut berperawakan tinggi, besar, dan sedikit chubby. Sekilas melihatnya ia mirip dengan aktor senior Leroy Ostmani. Saya sangat mengingat hari itu, 2 juni 2012 awal dia menyapa saya: "Hi, salam kenal" katanya dengan ramah". Perkenalan kami pun berlangsung cukup singkat. Mungkin karena komunikasi diantara kami boleh dikatakan "nyambung". Oh ya, saya lupa mengatakan, saya adalah mahasiswa di sebuah PTN di bogor. Hemm kebayangkan berapa jarak usia saya dengan pria tersebut. Singkat cerita, pria tersebut merasa adanya kecocokan, lalu ia meminta untuk bertemu dengan saya. Ciyehh ngedet ceritanya nih hahaha. Saya pun meng- iyakan ajakan beliau untuk bertemu. Tanggal 3 juni, pada hari itu saya sangat sibuk, maklum lah, anak kuliahan hehe. Ditengah sibuknya hari itu, saya tidak melewatkan agenda saya untuk bertemu dengannya. Kami sepakat untuk bertemu di Botani square, mal yang paling tersohor dikota bogor. Singkat cerita, dikemacetan kota bogor saya berjuang untuk tidak terlambat. Tapi tau sendiri kan kota bogor seperti apa?... Eng ing eng... Akhirnya karena saya tidak juga tiba, pria tersebut terus menghubungi saya, menelpon saya. Sampai membuat saya tidak enak hati. Tapi ternyata beliau cukup sabar menanti saya. 1 jam 30 menit saya terjebak macet, dan akhirnya sampai. Saya menyusuri tempat parkir untuk menemukan sosok beliau seperti yang di gambarkan. Karena cukup kelelahan, akhirnya saya beranikan diri untuk menelponnya. Dan pada saat itu saya melihat sosok pria berkumis dan berjenggot, tampan tengah berdiri sambil mengangkat hp nya. Dengan yakin saya menghampiri. Pria tersebut ternyata lebih dulu masuk kedalam mobilnya. Tok..tok.. Saya mengetuk kaca mobil. Beliau membuka dan mengulurkan tangan sambil berucap "apakabr dek??" Namun tidak hanya itu tindakannnya yg mebuat saya terkejut adalah dia langsung mengecup kening ku. Melihat saya terdiam, dia bertanya" kenapa dek, takut ya..?" Ga mas jawabku. Percakapan kami berlanjut dan semakin seru. Akhirnya kami melewati malam itu dengan saling bercerita dan berbagi pengalaman. Singkat aja ya, hari sudah mulai malam dan dia memutuskan untuk mengantarkan saya pulang. Hemm sebelum dia memeprsilahkan saya turun dari mobilnya, dia membisikkan bahwa dia sangat menyukai pertemuan ini. Dia mengatakan bahwa dia mulai menyukai saya. Tidk hanya itu dia mencium bibir saya, dikecupnya dengan penuh rasa. Ditengah kecupan itu tak lupa dia menyembulkan senyuman khasnya yg manis. Sungguh moment yang tidak mungkin saya lupakan. Di berbisik, "dek, rajin belajar ya, mas cinta sama ade". Iya mas jawabku sambil memeluknya. Mas pulang dulu ya", katanya sambil melemparkan senyum dan lambaikan tangan. "Hemm ini adalah awal buatku", bisikku dalam hati.
***
Tidak dapat dipungkiri bahwa pertemuan pertama dengan Pria itu adalah awal dari lahirnya manusia baru yang kini tengah asik menuliskan kisahnya di forum ini. Hihihiiiii(:D). Manusia seperti apa? Saya belum bisa menjawabnya saat ini. Saat ini saya hanya akan mengisahkan dimana letak keindahan Bercinta, eh.. Memiliki cinta.
Pria berkumis nan tampan itu bernama ... Skip saja ya. Yang jelas dia adalah sosok pria maskulin dewasa yang tidak banyak bicara. Sikapnya yang cool membuat saya selalu penasaran dibuatnya. Pertemuan pertama kemarin adalah awal dari serangkaian cerita indah yang jelas diimpikan oleh semua yang memiliki hati dan rasa. Sikap perhatiannya telah mengisi hari2 saya, membuat saya tidak ada jeda untuk memikirkan kesedihan, walau sedetik.
Satu minggu sejak pertemuan itu telah berlalu, tah apa yang saya rasakan, ini belum pernah saya alami. Apa ini yang dinamakan rindu. Tapi orang yang saya rindukan ternyata sedang kerja keluar kota. Uniknya, pria yg saya rindukan itu lebih memilih mengendarai kendaraan pribadi, walau kota yang ditempuh terhitung jauh. Jogja. Hemm. Maco banget ga sih hahaha?
Oke skip..
Hari itu hari sabtu, saya mendengar kabar bahwa dia akan pulang. Hemm senangnya hati ini. Sabtu malam dia tiba dirumahnya, Bekasi. Dia juga tidak lupa untuk menhubungi saya via phone. Dia bilang " mas kangen de!!". Saya ingat sekali percakapan itu, disaat dia lelah sekalipun masih menyempatkan diri untukku.
Keesokan harinya, dia tanpa memberi kabar datang kebogor. Kaget plus senang saya pun bergegas untuk bersiap. Ceritanya ini lagi menyambut sang kekasih hahaha. Singkat cerita kami pun jalan, seperti orang pacaran lainnya. Kami lebih akrab, bercanda, pegangan tangan. Dan tak jarang dia mencium bibirku hanya untuk menghibur karena jalanan macet.
Ya bogor memang selalu macet, terlebih hari minggu. Hari ini ceritanya kami ingin mencari hotel arah puncak (you know what I mean lah) haha. Tapi sayang, weekend seperti ini penginapan atau hotel dipuncak full. Kami harus ke beberapa tempat untuk menanyakan kamar. Hadehh.
Akhirnya kamipun menemukan tempat. "Emang udeh jodoh kali ye? Heheh". Tempat yang nyaman ditambah lagi bersama seseorang yang dicintai wah lengkap sudah rasanya.
Di kamar, sambil malu malu dia membuka percakapan.
"Dek, ade sukanya kalo intim gimana?"
" Ah saya belum pengalaman mas, ajarin atuh", jawabku.
Meski canggung, tapi ga bisa dipungkiri saat melihat dia hanya mengenakan underware, ada sesuatu yang mengalir dalam darah, ada sesuatu yang bergerak2 memaksa dilepaskan. Wow, heheh. Tapi saya diam saja.
Perlahan dia menatap saya, lama, sekitar 2 menit, lalu dia mengusap kening dan menciumku. Saya yang saat itu merasakan nafas mulai takberaturan, saya yakin inilah yg dinakan "Hor*y". Saya memejamkan mata dan menikmati setiap sapuan bibir dan lidah nya. "Nikmat, memang nikmat",bisikku dalam hati. Bukan hanya kharisma wibawa yang menjadi daya tarik, pria ini juga handal dalam memainkan rolenya diranjang. Hemm kenikmatan siang itu menjadi simbol pengikat, penyatu, tubuh dan rasa dua manusia ini. Huhuhuuu.
Skip..
Singkat cerita, saya melihatnya terengah dan dan basah disampingku.
"Gimana mas?", tanyaku.
dia tidak menjawab. Hanya menunjukan jempol tangan kananya dan tangan kirinya menepuk bonkong saya. Kemudia dia berkata " mantap de, mas ga akan kelain hati", ucapnya sambil tersenyum. Setelah semua itu, dia masih memeluk saya dan kita bercerita tentang banyak hal, sambil sesekali dia mencium saya. Sampai beberapa lama saya tertidur pulas dalam dekapan pria yang telah menjadi kekasih itu. Hemm
Skip..
Kami resmi jadian hari itu, 12 juni 2012. Kami juga punya panggilan sayang lho,, saya panggil dia "Papah" dia memanggiku "Honey, hon hon". So sweet kan? Hee.
Yah seberapapun kehangat pasti tiba pada saat harus berpisah. Untuk sementara lho heheh. Sperti biasa dia mengantarku pulang. Dan tak lupa memberi kecupan hangat perpisahan. Oh cinta, inikah rasanya jatuh cinta. Mungkin iya? Mungkin juga nafsu? Ah tak peduli ", kataku dalam hati.
Setalah pertemuan itu, rasa rindu semakin menjadi. Benar kata orang "pertemuan pertama membuat penasaran, pertemuan kedua menyisakan rindu. Dan inilah rasanya perindu". Aku merindumu.
***
my first love is my last love-
Kehangat cinta merupakan penambah rasa dalam hidup saya. Kehadiran pria itu memang lama saya nanti kan. Kadang hati ini berfikir bahwa ini salah, tapi di satu sisi saya tidak bisa menolak bahwa cinta itu datang dengan cara yang berbeda, dengan cara yang tidak kita duga. Seperti hal nya saya, saat ini sedang dilambung oleh rasa cinta. Saya melihatnya sangat bersungguh2 dalam menjalin hubungan ini. Meski saya tau, dia memiliki keluarga yang harus dia utamakan. Tapi saya selalu sadar akan posisi saya, porsi saya.
Cinta telah menyatukan kami. Dia selalu ada untuk saya, seminggu tidak kurang dari 2 kali menemui saya. Walau hanya sekedar makan siang atau makan malam bersama. Sungguh sesuatu keindahan yang saya alami saat ini.
Agustus 2012, saat ini bulan ramadhan. Ini adalah ujian terberat kami. Puasa membatasi kami untuk bertemu terutama pada siang hari. dia menemui saya hanya ketika berbuka puasa bersama. Kadang saat iman kami goyah, kami pun tergoda melakukannya siang hari (Astagfirullah, jgn ditiru).
Menjelang akgir ramadhan, teman2 kontrakan sudah mulai mudik. Tinggalah saya sendiri. itu membuat kami leluasa bertemu pada malam hari.
Satu momen yang saya ingat. Saat itu setelah kamu berbuka, saya mengajaknya ke rumah. Disitu hanya kami berdua, seperti biasa kami melepaskan rasa rindu dengan berpelukan, ciuman dan sedikit gigit2an kecil yang slalu dia lakukan. Yang paling saya suka darinya adalah kumis dan jenggotnya yang di tumbuh rapih. Saat berciuman kadang terasa menusuk2 dan geli.
Malam itu ditengah suasana hening, kami saling bercumbu, kami tidak merasakan debar khawatir seperti saat melakukannya di room hotel. Dia membisikan bahwa seperti ini lebih nyaman "nanti kita cari kontrakan berdua dek' katanya. Saya tidak menghiraukan perkataan itu. Saya terlalu fokus dengan cumbuan dan sapuan lidahnya yang melumat hampir tiap senti wajah bibir dan wajahku. Saya memgang batangan urat itu sambil memijatnya ringan. Dia meraba puting saya dan melakukan hisapan2 kecil dan lebut. Saya merasakan sensasi beda malam ini. Puting saya dilumatnya seperti tidak ingin menyisakannya sedikitpun. Saya mendesah, dia semakin menggila melumatnya. Menggigit dan menyisakan bekas memerah. Dia mengarahkan lidahnya kebawah dan melumat penis saya, tak berapa lama saya berkata "No, stop pah, geli". Dia tensenyam melirikku dr bawah selangkanganku. Lalu dia mengisyaratkan bahwa gantian saya yang mendominasi. Tak menunggu lama saya menjulurkan lidah saya ke ujung bulat itu, asin, ada sedikit cairan disitu. Itu cairan pertanda seseorang sedang horny. Saya tidak melewatkan sedikitpun untuk menikmatinya. Memasukkan batangan itu hingga pangkal, halus perlahan cepat, permainan dinamika yang menggairahkan. Saya merasakannya berdenyut dalam mulut saya. Nikmatnya "lolipop" cintaan tuhan ini.
Sembari menikmati, dia memainkan jarinya di lubang saya,memasukkan perlahan memutarnya dan menariknya, sesekali dia melakukan sapuan lembut dengan lidah nya. Kenikmatan yang tidak bisa saya tuliskan. Hemmm.
Skip..
Saya melihatnya samar2, lampu dimatikan, hanya siluet wajahnya yang tampak. Wajah tampan berkumis itu sedikit memerah, menahan geram nafsu yang mencuat menjadi tenaga, menusuk tanpa tanpa jeda, keras lebut, perlahan kencang, memutar, berbalik arah. Sesekali dia melumat bibir saya saat melakukan penetrasi itu. Saya suka melihat ekpresinya, ekpresi nya saat bercinta. Wajahnya menampakkan rasa kenikmatan dan sesekali dia memejamkan mata dan mendesis, isss owhh.. Dia sangat tangguh malam ini. Ditengah erangan itu aku membisikan, "pah tar keluarnya dimulut aja ya". Dia mengangguk dan terus menghantamku dengan bertubi. Saya merasakan tubuhnya mulai bergetar, tanda permainan segera memuncak. Dia mengerang , saya sempat menghitungnya sebanyak 4 kali. Lalu dia menggerakan pinggulnya dan mencabut perlahan melepaskan karet pengaman dan meletakkan batangan itu dimulut saya, dengan tanggap saya melakukan tugas saya, dia mngerakan maju mundur terus perlahan , berdenyut. Dan tubuh bergetar itu isyarat dia mengeluarkan darah putihnya tepat dimulutku. Saya menikmati setia rasa yang menggigit dilidahku, rasa yang selalu saya ingat. Itu adalah minuman baru favoritku. "Dady juice" dia menyebutnya begitu. Nikmat, ya memang nikmat. Itulah kenikmatan bercinta.
Lalu apakah percintaan selalu bahagia?
***
Cinta memang suci..
Sesuci hari ini. Hari kemenangan hari yang fitri. Harusnya hari ini saya bisa berbahagia berkumpul bersama keluarga. Tapi ada yang kurang. Apa?..
Sudah 2 minggu saya tidak bertemu dengannya.
Rasa rindu yang teramat sangat itu membuat hati saya tidak tenang. Meski sms dan telp tetap lancar jaya, tapi itupun tidak mewakili. Yah namanya juga pasangan baru.
Cinta.. Saya sempat membaca komentar bahwa cinta tidak selalu bahagia. Mungkin bagian ini akan menceritakan ketidakbahagiaan itu bermula.
Rasa rindu ini membuat saya ingin jumpa ingin jumpa ingin jumpa...
Akhirnya saya memutuskan untuk mampir ke kotanya saat perjalanan balik kebogor. Ya, di jogja.
Saya mempersiapkan semuanya, termasuk hotelnya sudah saya reservasi. Tapi saya tidak kebagian tiket kereta, hikss. Maklum pasca lebaran tiket ludes terjual. Kemudian saya nekat naik bus, sedangkan tiket pulang ke bogor terpaksa dia yang memesankan. Itupun kebagian jogja-bandung. Hadehh.
sesampainya di jogja, dini hari 03.30. Lumayan lama saya menunggu dia datang. sendiri, sepi, saya berharap ada pangeran lain yg menjemput. Heheh ngarep bingittt...
Akhirnya dia datang. Dengan tampang cemberut yang sengaja saya buat dia akhirnya tau saya sedang kesal sekali. Lalu dia meminta maaf dan mengecuk kening saya, yah luluh deh...weww..
singkatnya. Kami sampai dihotel yang saya pesan. Terlalu pagi, untuk masuk. Do frontoffice receptionist mengatakan kamar belum tersedia dan kami harus menunggu. Lalu dia dengan kesal mengatakan "kami capek mba, mau istirahat!!".
Dalam hari saya berkata,"bilang aja mau lansung bubuk dan meluk gw hahah"..
Akhirnya kami dipersilahkan masuk kamar, ini bukan kamar yg saya pesan, dan butuh biaya ekstra. Hadehh tepok jidat dehh gw. Wkwk.
Sesampainya dikamar dia memeluk erat saya. Dia berbisik "kok tambah ndut, kebanyakan makan ya", celotehnya membuat saya sedikit kesall. Masa gw gendut sih..
Melihat saya diam dia merayu dengan mengusap pipi saya. "Bubu yok dek, istirahat capek", katanya.
Hemm tapi yang terjadi malah lain. Kita malah melkaukan sesuatu yang panas, eh Hot ding wkwk..
Ditengah permainan, belum memuncak. Terdengar suara ketukan di pintu. Tok..tok.. Dia lalu bergesa masuk kekamar mandi. Saya yang akhirnya membukakan pintu. Saya melihat sesosok security tegap berdiri. Dalam hati saya berkata "mau minta jatah ya pak hahah?", ..
Securty itu bilang, kalo patkirnya menghalangi kendaraan lain. Yah kita kan datangnya pagi, jd ga kebagian parkir dan parkir dengan asalan. Mau gimana lagi. Ini semua adalah penganggu alami. "Sialllll", kataku dalam hati.
Setelah itu akhirnya dia memutuskan pulang kerumahnya karena akan mengantarkan anaknya jalan.
Yawesslah, bye maksimall... Saya lanjut tidur aja...
"I have to go" sambil tersenyum melambaikan tangan.
"Go lah yang jauhh sana". Jawabku dalam hati..
***
Malam pertama di jogja-
Jujur kesel, seharian hanya dikamar. Sendiri, dianya sibuk entah dimana. Bbm lama balasnya, menambah rasa kekesalan saya. Janjinya datang pukul 5 sore, ini sampai pukul 9 belom juga datang. Alasan acara keluarga lah, apalah. Bosannnnn.
Akhirnya pukul 9 lebih dia baru datang. Saya diamkan saja dia. masih malas bicara dengan dia, biar saja dia bicara sama tembok seperti saya seharian tadi.
Setelah lama diam-diaman diapun angkat bicara. "Dek, cari makan yuk".
"Mau makan apa malam2 begini" jawabku dengan ketus.
"Ayolah, kita keliling-keliling jogja aja, sapa tau nemu yang asik".
"Males ah", jawabku masih ketus.
dia lalu menarik tanganku dan membawaku keluar.
Yah terpaksa deh.
Dia menggandeng tanganku lalu berbisik "jangan cemberut, muka km terlalu lucu untuk dibuat cemberut". "Halah gombal" kataku menimpali.
Malam itu kami seperti kehilangan tujuan, hanya keliling2, malioboro keliling lagi kembali malioboro begitu terus. Sampai akhirnya kami memutuskan makan dipinggi jalan, lesehan, oseng-oseng mercon. Dia bilang "ini lho dek, oseng mercon yang hot kayak kamu", sambil tersenyum. Saya masih malas bicara. Setelah makan kami masih menyempatkan mampir ke aloon-aloon utara, untuk menikamti hangatnya wedang ronde dan secangkir kopi hitam. Saya mengeluarkan sebungkus rokok dan pemantik. Dengan santai saya menyulut rokok, "bodo amat", saya berkata dalam hati. Dia memang ga merokok, dan dia ga suka kalo saya merokok saat bersama dia. Untuk malam ini saya bersikap acuh saja, saya sedang kesall.
***
Akhirnya kami kembali ke hotel. Saya merebahkan badan saya. Letih, ngantuk. Saya dengan dia berkata "masih males ngomong ya?", "papa pulang saja ya", katanya. " Jangan ah, disini aja". Jawabku pelan.
Dalam diam itupun kami tidak melewatkan momen. Kami masih menikmati intimnya berdua, intimnya kekasih. Namanya juga cinta. Hehe
***
Malam kedua masih sama. Masih kesal saya dibuatnya. Seharian susah dihubungi. Datangnya malam banget. nyaris sama kejadian seperti malam sebelumnya. Bosann, seperti tidak ada yang spesial sama sekali.
Saya berbaring diranjang, dia disampingku. Saya asik memainkan gadget, dia juga terlihat sama. Saking asiknya dia memainkan gadgetnya, dia tidak sadar kalo saya mmeperhatikannya dari samping. Saya melihat dia sedang chat dengan orang lain, sambil mengirim foto, ntah foto apa, yang jelas bukan urusan kerjaan atau urusan keluarga soalnya sudah terlalu larut malam untuk mengurus kerjaan. Dia konsultan designer interior, berkerja dengan klien tidak mengenal waktu, foto2 itu mungkin foto desain. Tapi tidak mungkin juga sampai larut seperti ini. Memangnya orang tidak butuh istirahat apa, pikirku dalam hati. Saya memneranikan diri bertanya, "itu siapa?, dia terkejut. "Buak saiap2", jawabnya. Saya tidak percaya dan mempermasalahkan itu. Diapun tidak bisa memberi jawaban yang memuaskan tentang itu. Pertengkaran pun terjadi. Karena emosi saya akhirnya keluar kamar, itu tepat puku 01.00 dini hari. Saya keluar, duduk di taman kecil yang terd apat didepan hotel. Sambil menyulut rokok saya melirik jam tangan. Sudah 10 menit tapi belum ada tanda2 dia mengejar saya. Minimal memanggil saya menyuruh saya masuk. Tapi tiba2 hp saya berbunyi, itu telp dari dia " masuk dek". Terdengar suaranya lirih. Saya lalu memutuskan percakapan itu. Dingin, "udah ah ngambeknya". Lalu saya masuk kekamar. Saya berbaring membelakangi dia. Dia memulai percakapan tapi saya masih malas menjawab. Tiba2 ntah ada bisikan dari mana, saya berkata "pah, malam ini saya ingin jd top". "Hah, young on top", kata dia kaget. Dia diam sejenak "tapi papah belom pernah dek", jawabnya. "Tapi gpp lah demi kamu, hanya dengan kamu", lanjutnya.
***
semuanya pun terjadi. Malam itu kami bergantian melakukannya. Pengalam pertama buat saya semua ini. Selepas itu saya masih dengan nada kesal berkata "papah boleh pulang sekarang". dia melihat saya, sepertinya dia kesal dengan ucapan saya itu. Tanpa berkata dia berdiri dan mengambil celana nya. Saya lalu dengan sigap memegang tangannya, "mau kemana?", tanyaku. "Sudah disini saja, begitu aja dianggap serius", kataku. "Kalo gitu, biarkan papa tidur sebentar aja, nanti papa pulang subuh". Katanya.
Saat subuh dia langsung bergegas bangun. Hari itu memang waktunya cekout dan pulang kebogor. Diapun hari itu akan pulang ke bekasi. pagi buta, dia masih mencium keningku dan berkata "hati-hati ya dek". Saya masih diam.
Dia meninggalkan kamar dan bergegas menghilang dari pandang. Beberapa saat kemudian dia mengirim pesan "papa pulang dulu ya dek". Saya menjawab" iya pah".
***
Beberapa hari berlalu setelah kejadian pertengkaran itu. Tapi pertengkaran kecil yang mengikuti tak henti hentinya terjadi. Komunikasi kami sudah tidak baik. Dia juga sudah jarang telp saya. Semua sudah terasa berbeda. Dalam hati kecil saya bertanya "apakah ini sifat asli dia?, atau cinta memang tidak pernah ada untuk kaum seperti kita?". Pertanyaan itu tidak pernah mendapatkan jawaban. Semakin hari hubungan kami semakin memburuk.
Hah cinta oh...
***
Cinta..
Cinta itu diotak apa dihati sih?
Konflik.. Konflik itu apa. Apakah semacam bumbu penyedap masakan, penyedap cinta. Sahabat saya mengatakan saya harus sabar. Lalu saya bertanya " sabar itu apa, bagaimana?". Sahabat saya juga bungkam dengan pertanyaan itu.
Lalu muncul istilah "down to eart", harus realistis.. Yah kalo itu sih kata-kata Mario Teguh yang belom tentu cocok dengan situasi yang kita alami.
Lalu kita harus bagaimana menyikapi konflik yang timbul disuatu hubungan. Kadang saya berfikir mungkin saya yang terlalu egois, mungkin saya yang terlalu manja, mungkin beda usia kita yang cuku jauh sehingga persepsi kita juga beda atau....mungkin..mungkin.. Dan banyak mungkin...
Kadang hati selalu tau, tapi kadang pikiran yang menolak. Lalu.. Cinta itu dihati atau diotak? Arghhhhhh capek berurusan dengan unsur astral bernama cinta. "Jalani aja", kataku dalam hati...
***
Hari berganti, bulan berganti. Semua berganti. Dia sibuk, saya sibuk. Cinta? Apakah cinta juga sibuk?.. Ini sudah satu tahun berlalu. Cinta, kencan, ml, semua hanya seperti rutinitas saja. Cinta ada, ml, ada, tapi semua hampa, eksis tapi tanpa rasa. Mungkin kita seperti orang yang terikat kontrak, mau ga mau, suka ga suka dijalani. "Komitmen" apa itu komitmen. Apa itu sejenis pemasungan hati, pemasungan sosial?...
"Saya sepi, tau ga sih?" Bentakku padanya saat dia baru membukakan pintu. Dia hanya diam, ya memang dia sudah lama membatasi berbicara banyak padaku.
"Kenapa" tanyaku sambil berteriak.
"Apa ada orang lain?".tanyaku kesal.
"Ga ada, cuma kamu saja".jawabnya.
"Trus, kenapa papa berubah?".
" Sudah lah jangan menambah masalah, saya pusing" jawabnya.
***
Hari itu mai hanya berkeliling keliling kota bogor saja, tanpa ada rencana yang pasti.
Ya pada akhirnya kita mampir ke Hotel untuk istirahat. Kali ini beda, kami lebih banyak diam. Saya memperhatikannya dalam dalam. Tampak kumisnya tidak begitu rapi, pertanda bahwa dia sudah tidak memperhatikan kumisnya itu. Rambutnya juga mulai sedikit kusut. Dia diam, tapi matanya tidak bisa bohong.
"Mungkin dia ada problem", dalam hatiku.
" Ada apa pah?, jujur sama ade!".
Dia diam, lama dalam diam.
" Papa habis ditipu", jawabnya lirih.
"Ditipu?" Rasa ingin tauku muncul.
"Iya papah ditipu rekan kerja papah". Jawabnya.
Ternyata dia habis mengalami penghianatan dengan rekan kerjanya. Ada projek yang dia handle sendiri. Tapi setelah projek berjalan, ada masalah dengan klien. Kliennya bangkrut dan melarikan diri. Dana sudah banyak keluar, tp projek berhenti. Mau tidak mau harus menanggung rugi. Singkatnya begitu.
Tapi yang lebih membuat saya sedih adalah bahwa keluarganya menyalahkan dia atas masalah ini. Mobil dan rumah sampai terjual.
"Bahkan kita ketemu ini, papah sampai berbohong untuk kerja lho dek". Dia berbicara haru.
Saya hanya diam.
" Mungkin kita akan sulit untuk ketemu, untuk kedepannya", dia berkata tanpa memandangku.
Saya tidak bisa berkata apa apa lagi. Suasana saat itu hanya dipenuhi dengan rasa haru. Kami berdua hanyut dalam pelukan, pelukan hangat nan haru. Saya hanya bisa mendengar, sedikit berbicara karena sadar akan kapasitas saya, sadar akan porsi saya. Saya tidak bisa berbuat banyak selain hanya pendengar sejati untuk dia. Tanpa sadar air mata saya tumpah juga. Saya melihat matanya tampak berkaca. Tangan kami saling menggenggap. Diam kami saat itu mungkin adalah percakapan paling lugas yang bisa kami lakukan. Hanya diam tapi banyak makna yang diungkap. Cinta.
" Saya akan setia pah".. Kataku dengan mesra.
" Papah tau dek", timpalnya. "Tapi apa kamu sanggup, kuat jika nanti papah ga bisa seperti yang kamu harapkan".
" Kita jaga saja pah, semampu kita pah. Cinta papah"..
Lalu kami saling terdiam.
****
Cinta, sekuat apapun cinta kita, kita tidak mampu memaksakan kehendak. Kita tidak bisa mengatur Tuhan seperti yang kita mau.
Jelas sekali berbeda, semua mulai terasa. Sebulan sekali, dua bulan sekali.. Kita jadi jarang untuk ketemu. Dia sibuk, dia tertekan. Saya harus berbuat apa?!!
Semua masih berjalan, tapi tidak normal lagi. Sama sama bertahan, tapi sebenarnya hanya menyakiti. Bukan menyakiti pasangan, tapi menyakiti diri sendiri. Ada kata-kata bijak " lepaskan, jika itu membahagiakan". Ah itu kata paling bodoh yang saya dengar saat itu. Saya mencoba menyibukkan diri, berharap lupa. Tapi tidak bisa. Di hp ada foto dia, ada chat dia yang dulu masih tersimpan rapih. Arghhhh. Mengapa harus seperti ini. Seandainya kalo dia selingkuh mungkin saya punya alasan meninggalkan, seandainya dia sudah tak suka, mungkin semua akan lebih mudah mengakhiri. Kenapa saya mesti lemah, bukannya dia yang menjanjikan kebahagiaan disaat saya kuat. Tapi itu hanya seperti simbo-simbol tanpa makna. Saya dikekang, dibatasi dengan rambu-rambu aturan baku. "Terlalu normatif", "saya lelah" teriakku dalam hati.
"Memandangi fotomu mebuat saya bahagia, lalu sedih, lalu bahagia.." Ah ini gila.. Ini sudah gila", kataku.
Saya mengangkat telpon dan menekan nomernya. Selang beberapa saat terdengar suaranya. Suaranya begitu lemah. "Mungkin dia sakit" pikirku dalam hati.
" Pah, kenapa?", tanyaku.
"Papah sakit", jawabnya. Papah lagi dirawat di RS... Bekasi.
Percakapan itu membuatku dilema luar biasa. Sebagai orang yang mencintai saya merasa harus datang disaat seperti ini. Tapi bagaimana denga keluarganya. Bagaimana mungkin seorang pria paruh baya memiliki teman anak muda, seusia anaknya. Makin bingung. Berdo'a saja, ah capek. Bosan.
***
Hari ini saya lemah, tidak ada nafsu untuk makan, melihat makananpun enggan. Setalh semuanya. Setlah percakapan telepon hari ini. Saya senang dia sudah sembuh. Tapi.., Ya Tuhan.. Mengapa kami berada dalam situasi seperti ini. Saya cinta dia Tuhan. Bagaimana mungkin saya dihadapkan dua pilihan yang sulit. Pilihan yang keduanya bukan menjadi pilihan saya.
"De.. Hubungan kita akan semakin sulit kedepannya. Ade bagaimana?".
"Saya akan bertahan pah". Jawabku.
"Tapi nanti kamu akan sakit, patah hati".
"Saya ga mau patah hati pah, saya mau kita seperti dulu lagi". Jawabku sambil terisak.
"Tapi kondisi ini memang sulit de.. Papah.. Sudah sulit"..
"Tapi pah..." Jawabku meyakinkan diri.
"Kamu cari orang lain saja de, nanti saat papah sudah bangkit lagi. Papah akan cari kamu lagi. Walau kamu mungkin sudah bahagia dengan orang lain".
"Tapi pah.. Papah udah ga cinta saya lagi?"..
" Bukan begitu de.. Tapi...
***
Percakapan itu sangat membekas. Saya mungkin sudah lupa kapan rasa ini tumbuh, dan akankah berakhir seperti ini. Mengapa tidak ada solusi lebih baik. Ini memang solusi bijak, tapi tidak baik menurutku. Saya lelah..lelah..
Beberapa hari saya sudah tidak komunikasi dengannya. Sejak percakapan itu sudah tidak ada pesan singkat yang saya terima. Biasanya kalo saya diamkan, mungkin dalam dua hari dia langsung menghubungiku. Tapi ini beda, sepertinya dia sengaja menjauh. Mungkin dia sudah mantap dengan keputusannya. Tuhan.. Mengapa begitu singkat semua ini.
Dihari ketiga kami tanpa komunikasi, akhirnya saya memberanikan diri untuk mengirim pesan padanya.
"Assalam pah..
Pah, saya tau papah sangat mencintai saya. Saya tau ini semua bukan keinginan papah. Mungkin benar kata papah, jika kita bertahan mungkin akan sangat menyakiti hati kita. Mungkin kalau kita masih saling mengirim pesan juga akan membangkitkan kenangan dan kita akan tersiksa dengan rindu yang tidak bisa tersampaikan pada akhirnya. Pah, kehadiran papah dalam hidup saya memberikan makna, mengajarkan saya, memberi tau saya bahwa cinta kaum pelangi itu memang ada. Saya berterimakasih untuk semua itu, untuk semua yang tidak bisa saya balas. Untuk itu saya ingin undur diri dari hidup papah. Saya minta papah fokus, tak perlu tergesa, tak perlu mengingat janji papah akan mencari saya lagi. Janji itu sudah cukup bagi saya tau bahwa papah memang mencintai saya. Tapi tolong, papah cintai diri papah juga. Tetap sehat ya pah.
Orang yang mencintaimu "S*k*i".
Pertemuan, kemudia perpisahan. Itu hukum alam. Saya tidak bisa menolaknya. Saya tidak mungkin mengingkari keindahan cinta yang datang. Tapi apakah saya harus menderita hanya untuk hidup dengan cinta. Mungkin tidak juga. Saya akhirnya menemukan jawabannya. Cinta itu ternyata sebgian ada diotak (logika) dan sebagian ada dihati (rasa). Tapi entah, porsi yang mana lebih besar. Saya tidak punya kesempatan untuk membuktikan sampai tahap itu.
Yah.. Ini mungkin akhir kisahku dengan pria gagah berkumis itu. Tapi ini juga mungkin awal dari kisah saya yang selanjutnya. "Down to earth". Realistis boy.
Yuk ah. Move..
Comments
terus terus gimana kelanjutannya...! ><
colek @hiruma , sini ikutan baca....
@tsu_no_yanyan makasih ya beib ud narik aku
kalo update aku dimention ya ts^^
Tidak dapat dipungkiri bahwa pertemuan pertama dengan Pria itu adalah awal dari lahirnya manusia baru yang kini tengah asik menuliskan kisahnya di forum ini. Hihihiiiii(:D). Manusia seperti apa? Saya belum bisa menjawabnya saat ini. Saat ini saya hanya akan mengisahkan dimana letak keindahan Bercinta, eh.. Memiliki cinta.
Pria berkumis nan tampan itu bernama ... Skip saja ya. Yang jelas dia adalah sosok pria maskulin dewasa yang tidak banyak bicara. Sikapnya yang cool membuat saya selalu penasaran dibuatnya. Pertemuan pertama kemarin adalah awal dari serangkaian cerita indah yang jelas diimpikan oleh semua yang memiliki hati dan rasa. Sikap perhatiannya telah mengisi hari2 saya, membuat saya tidak ada jeda untuk memikirkan kesedihan, walau sedetik.
Satu minggu sejak pertemuan itu telah berlalu, tah apa yang saya rasakan, ini belum pernah saya alami. Apa ini yang dinamakan rindu. Tapi orang yang saya rindukan ternyata sedang kerja keluar kota. Uniknya, pria yg saya rindukan itu lebih memilih mengendarai kendaraan pribadi, walau kota yang ditempuh terhitung jauh. Jogja. Hemm. Maco banget ga sih hahaha?
Oke skip..
Hari itu hari sabtu, saya mendengar kabar bahwa dia akan pulang. Hemm senangnya hati ini. Sabtu malam dia tiba dirumahnya, Bekasi. Dia juga tidak lupa untuk menhubungi saya via phone. Dia bilang " mas kangen de!!". Saya ingat sekali percakapan itu, disaat dia lelah sekalipun masih menyempatkan diri untukku.
Keesokan harinya, dia tanpa memberi kabar datang kebogor. Kaget plus senang saya pun bergegas untuk bersiap. Ceritanya ini lagi menyambut sang kekasih hahaha. Singkat cerita kami pun jalan, seperti orang pacaran lainnya. Kami lebih akrab, bercanda, pegangan tangan. Dan tak jarang dia mencium bibirku hanya untuk menghibur karena jalanan macet.
Ya bogor memang selalu macet, terlebih hari minggu. Hari ini ceritanya kami ingin mencari hotel arah puncak (you know what I mean lah) haha. Tapi sayang, weekend seperti ini penginapan atau hotel dipuncak full. Kami harus ke beberapa tempat untuk menanyakan kamar. Hadehh.
Akhirnya kamipun menemukan tempat. "Emang udeh jodoh kali ye? Heheh". Tempat yang nyaman ditambah lagi bersama seseorang yang dicintai wah lengkap sudah rasanya.
Di kamar, sambil malu malu dia membuka percakapan.
"Dek, ade sukanya kalo intim gimana?"
" Ah saya belum pengalaman mas, ajarin atuh", jawabku.
Meski canggung, tapi ga bisa dipungkiri saat melihat dia hanya mengenakan underware, ada sesuatu yang mengalir dalam darah, ada sesuatu yang bergerak2 memaksa dilepaskan. Wow, heheh. Tapi saya diam saja.
Perlahan dia menatap saya, lama, sekitar 2 menit, lalu dia mengusap kening dan menciumku. Saya yang saat itu merasakan nafas mulai takberaturan, saya yakin inilah yg dinakan "Hor*y". Saya memejamkan mata dan menikmati setiap sapuan bibir dan lidah nya. "Nikmat, memang nikmat",bisikku dalam hati. Bukan hanya kharisma wibawa yang menjadi daya tarik, pria ini juga handal dalam memainkan rolenya diranjang. Hemm kenikmatan siang itu menjadi simbol pengikat, penyatu, tubuh dan rasa dua manusia ini. Huhuhuuu.
Skip..
Singkat cerita, saya melihatnya terengah dan dan basah disampingku.
"Gimana mas?", tanyaku.
dia tidak menjawab. Hanya menunjukan jempol tangan kananya dan tangan kirinya menepuk bonkong saya. Kemudia dia berkata " mantap de, mas ga akan kelain hati", ucapnya sambil tersenyum. Setelah semua itu, dia masih memeluk saya dan kita bercerita tentang banyak hal, sambil sesekali dia mencium saya. Sampai beberapa lama saya tertidur pulas dalam dekapan pria yang telah menjadi kekasih itu. Hemm
Skip..
Kami resmi jadian hari itu, 12 juni 2012. Kami juga punya panggilan sayang lho,, saya panggil dia "Papah" dia memanggiku "Honey, hon hon". So sweet kan? Hee.
Yah seberapapun kehangat pasti tiba pada saat harus berpisah. Untuk sementara lho heheh. Sperti biasa dia mengantarku pulang. Dan tak lupa memberi kecupan hangat perpisahan. Oh cinta, inikah rasanya jatuh cinta. Mungkin iya? Mungkin juga nafsu? Ah tak peduli ", kataku dalam hati.
Setalah pertemuan itu, rasa rindu semakin menjadi. Benar kata orang "pertemuan pertama membuat penasaran, pertemuan kedua menyisakan rindu. Dan inilah rasanya perindu". Aku merindumu.
Continued...
lanjutkanlah penasaran nih
Kehangat cinta merupakan penambah rasa dalam hidup saya. Kehadiran pria itu memang lama saya nanti kan. Kadang hati ini berfikir bahwa ini salah, tapi di satu sisi saya tidak bisa menolak bahwa cinta itu datang dengan cara yang berbeda, dengan cara yang tidak kita duga. Seperti hal nya saya, saat ini sedang dilambung oleh rasa cinta. Saya melihatnya sangat bersungguh2 dalam menjalin hubungan ini. Meski saya tau, dia memiliki keluarga yang harus dia utamakan. Tapi saya selalu sadar akan posisi saya, porsi saya.
Cinta telah menyatukan kami. Dia selalu ada untuk saya, seminggu tidak kurang dari 2 kali menemui saya. Walau hanya sekedar makan siang atau makan malam bersama. Sungguh sesuatu keindahan yang saya alami saat ini.
Agustus 2012, saat ini bulan ramadhan. Ini adalah ujian terberat kami. Puasa membatasi kami untuk bertemu terutama pada siang hari. dia menemui saya hanya ketika berbuka puasa bersama. Kadang saat iman kami goyah, kami pun tergoda melakukannya siang hari (Astagfirullah, jgn ditiru).
Menjelang akgir ramadhan, teman2 kontrakan sudah mulai mudik. Tinggalah saya sendiri. itu membuat kami leluasa bertemu pada malam hari.
Satu momen yang saya ingat. Saat itu setelah kamu berbuka, saya mengajaknya ke rumah. Disitu hanya kami berdua, seperti biasa kami melepaskan rasa rindu dengan berpelukan, ciuman dan sedikit gigit2an kecil yang slalu dia lakukan. Yang paling saya suka darinya adalah kumis dan jenggotnya yang di tumbuh rapih. Saat berciuman kadang terasa menusuk2 dan geli.
Malam itu ditengah suasana hening, kami saling bercumbu, kami tidak merasakan debar khawatir seperti saat melakukannya di room hotel. Dia membisikan bahwa seperti ini lebih nyaman "nanti kita cari kontrakan berdua dek' katanya. Saya tidak menghiraukan perkataan itu. Saya terlalu fokus dengan cumbuan dan sapuan lidahnya yang melumat hampir tiap senti wajah bibir dan wajahku. Saya memgang batangan urat itu sambil memijatnya ringan. Dia meraba puting saya dan melakukan hisapan2 kecil dan lebut. Saya merasakan sensasi beda malam ini. Puting saya dilumatnya seperti tidak ingin menyisakannya sedikitpun. Saya mendesah, dia semakin menggila melumatnya. Menggigit dan menyisakan bekas memerah. Dia mengarahkan lidahnya kebawah dan melumat penis saya, tak berapa lama saya berkata "No, stop pah, geli". Dia tensenyam melirikku dr bawah selangkanganku. Lalu dia mengisyaratkan bahwa gantian saya yang mendominasi. Tak menunggu lama saya menjulurkan lidah saya ke ujung bulat itu, asin, ada sedikit cairan disitu. Itu cairan pertanda seseorang sedang horny. Saya tidak melewatkan sedikitpun untuk menikmatinya. Memasukkan batangan itu hingga pangkal, halus perlahan cepat, permainan dinamika yang menggairahkan. Saya merasakannya berdenyut dalam mulut saya. Nikmatnya "lolipop" cintaan tuhan ini.
Sembari menikmati, dia memainkan jarinya di lubang saya,memasukkan perlahan memutarnya dan menariknya, sesekali dia melakukan sapuan lembut dengan lidah nya. Kenikmatan yang tidak bisa saya tuliskan. Hemmm.
Skip..
Saya melihatnya samar2, lampu dimatikan, hanya siluet wajahnya yang tampak. Wajah tampan berkumis itu sedikit memerah, menahan geram nafsu yang mencuat menjadi tenaga, menusuk tanpa tanpa jeda, keras lebut, perlahan kencang, memutar, berbalik arah. Sesekali dia melumat bibir saya saat melakukan penetrasi itu. Saya suka melihat ekpresinya, ekpresi nya saat bercinta. Wajahnya menampakkan rasa kenikmatan dan sesekali dia memejamkan mata dan mendesis, isss owhh.. Dia sangat tangguh malam ini. Ditengah erangan itu aku membisikan, "pah tar keluarnya dimulut aja ya". Dia mengangguk dan terus menghantamku dengan bertubi. Saya merasakan tubuhnya mulai bergetar, tanda permainan segera memuncak. Dia mengerang , saya sempat menghitungnya sebanyak 4 kali. Lalu dia menggerakan pinggulnya dan mencabut perlahan melepaskan karet pengaman dan meletakkan batangan itu dimulut saya, dengan tanggap saya melakukan tugas saya, dia mngerakan maju mundur terus perlahan , berdenyut. Dan tubuh bergetar itu isyarat dia mengeluarkan darah putihnya tepat dimulutku. Saya menikmati setia rasa yang menggigit dilidahku, rasa yang selalu saya ingat. Itu adalah minuman baru favoritku. "Dady juice" dia menyebutnya begitu. Nikmat, ya memang nikmat. Itulah kenikmatan bercinta.
Lalu apakah percintaan selalu bahagia?