BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Love? Mini Update 29/11 (page 3)

edited November 2014 in BoyzStories
cinta?
rangga?
*bletak*

sebenernya bingung mau kasih judul apa, jadi ngaco aja deh judulnya :3
semoga cerita ngaco ini bisa sedikit menghibur, btw cerita ini pure fiksi jadi cuman ngarang, mohon dimaklumi kalo karangannya agak meleset-meleset dikit :p


enjoyyyyy :)


*beep beep beep beep beep beep*
Aku terbangun oleh suara alarm, tanganku mulai meraba-raba meja disebelah tempat tidur untuk mencari sumber suara berisik yang berasal dari smartphone ku. Begitu aku mendapatkannya, kudekatkan smartphoneku di depan wajahku, sinarnya yang menyilaukan membuat mataku mengerjap beberapa kali, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, saatnya untuk pulang ke rumah. Kusingkap selimut yang membalut tubuhku dan mulai beranjak dari tempat tidur. Dinginnya AC mulai menusuk ke tubuhku yang tak mengenakan sehelai benang pun, berbekal cahaya dari smartphone, aku menerangi sisi-sisi tempat tidur untuk mencari boxerku hingga aku menemukannya tergeletak didekat tempat tidur. Gemerlap lampu kota di malam hari terlihat dari balik jendela sembari mengenakan boxer yang telah kutemukan.

“Kota ini terlihat begitu indah bermandikan gemerlap cahaya warna-warni. Tak kusangka sudah 25 tahun kuhabiskan hidupku di kota ini.” kataku lirih
“Mumbling to yourself again, huh? At least mumble in English so I can understand you.”
Terkejut, secara spontan aku membalikkan tubuhku kearah tempat tidur “Sorry, Josh! I didn’t mean to wake you up”
“You should’ve turned on the lights when you woke up” kata Joshua sambil menghidupkan lampu kecil diatas meja di sisi tempat tidur
“Well, I’m planning to sneak out when you’re asleep. You usually sleep like a pig!”
Joshua tertawa kecil
“What’s with the giggle?”
“Nothing, it’s just you’re so lovely on the outside but you always have this unlovable side of you when you’re with me.”

Aku berjalan mendekati lemari untuk mengambil pakaianku yang kugantung di dalamnya “Whatever”
Dengan tubuhnya yang masih telanjang, Joshua berjalan kearahku yang sedang berpakaian, tiba-tiba dia memelukku dari belakang dan menempelkan dagunya diatas kepalaku.

“We’ve been going out for 6 months, won’t you be my lover, Radit?”
“You’re a fine man, Mr. Crawford! It’d be a waste if you date someone like me! I told you the first time you confessed to me, I can’t bring myself to love anyone! I’m only looking for a physical relationship, not a romantic one.”
“Won’t you ever open your heart to anyone again?”
“Who knows! And by the way…”
Aku menyentil buah zakar Josh, dia pun melepas pelukannya dariku dan menelungkup di atas lantai memegangi selangkangannya sambil mengerang kesakitan.
“Ouch… ouch…ouch. . . damn you, Radit! That really hurts”
“I’d really love to do another round of hot and sweaty sex with you but it’s already past my curfew!”
“Urgh, damn. . . alright let me drive you home” kata Joshua yang masih memegangi daerah selangkangannya
“Alright, I’ll be waiting in front of the café right beside this hotel! I’ll buy some donuts for my little brothers and coffee for us”

Joshua Crawford, 24, Pemuda tampan keturunan Inggris – Indonesia ini merupakan pewaris tunggal Crawford Industries. Setahun yang lalu, dia ditugaskan untuk mengurus salah satu kantor cabang Crawford Industries di Indonesia. Dan disitulah pertama kali aku bertemu dengannya. Pada awalnya, tidak ada hubungan spesial antara aku dan Josh selain hubungan profesional dalam pekerjaan hingga aku menemukannya mabuk berat di sebuah bar tempat adikku, Randy, bekerja, semenjak itu kami menjadi semakin dekatdan memulai “hubungan” seperti sekarang ini semenjak 6 bulan yang lalu.

Dengan sedan yang selalu dibawanya kemana-mana, Josh mengantarku pulang kerumah. Kami tidak berbicara banyak diperjalanan karena aku yang sibuk mengutak-atik smartphone ku ~membalas semua email, pesan, dan beberapa message di beberapa aplikasi chatting yang kumiliki~ dan terus meletakkan sedotan dari cup kopi yang kubeli tadi pada bibirku.

“Okay, we’re here!”
“Thank you for driving me home, Josh! See you tomorrow!” kataku sambil keluar dari mobil
Josh melambaikan tangannya dari dalam mobil kemudian memacu mobilnya menjauh dari rumahku.
“6 bulan ya? Nggak nyangka kamu bakal tahan tidur dengan pria yang sama dalam waktu selama itu”
Kaget, spontan aku menjatuhkan cup kopi yang aku genggam dan refleks berbalik kearah suara itu berasal
“Randy?! Kau membuat jantungku hampir lepas, apa yang kau lakukan diluar? Bukannya kau seharusnya sudah berangkat kerja?” seruku sambil melihat jam pada smartphone ku yang sudah menunjukkan pukul 9.53 malam
“Ini semua gara-gara kamu yang terlambat pulang, aku harus telpon boss dan bohong kalau si Dio sakit!”
“Maaf, aku tadi tertidur pulas! Sewaktu bangun hari udah gelap.”
“Oke aku maafkan kali ini, lain kali bakal ku telpon hp mu nonstop!”
“Dio udah tidur? Aku bawain dia donat kesukaannya.”
“Kayaknya sih belum, lihat saja didalam!”
Aku pun masuk ke dalam rumah dan menuju kamar adik bungsuku, Claudio
“Dio, sudah tidur belum?” kataku sambil mengetuk pintu kamar Dio
“Belum kak, masuk aja! Aku belum tidur kok!” teriak Dio dari dalam kamar
“Ini kakak bawain donat kesukaanmu, maaf kakak pulang terlambat! Tadi perkerjaan numpuk jadi kakak sedikit lembur jadi nggak bisa anter kamu beli sepatu padahal kakak udah janji!” kataku
“Nggak papa kok kak, tadi aku udah dianter kak Randy kok!”
“Loh, dia nggak siap-siap kerja tadi?”
“Kak Randy kan libur seminggu mulai hari ini, tempat kerjanya kan lagi di renovasi”
“Dasar anak setan! Gitu tadi sok-sok marah gara-gara aku pulang telat” gumamku lirih
“Apa kak?”
“Nggak kok, kakak ngomong sendiri aja! Yaudah kakak mau tidur ke kamar dulu, mau mandi terus tidur”
“Okedeh, makasih donatnya ya kak!”

Aku pun berjalan menuju kamarku, mengunci pintu, dan mulai menanggalkan satu persatu baju yang kukenakan dan masuk ke dalam kamar mandi. Terlihat bekas-bekas ciuman di bahuku saat kulihat diriku di cermin.

“Dasar bule gila, ganas banget dia ciumin badanku” pikirku sambil tertawa kecil

Kuhidupkan keran bathtub lalu aku membersihkan diriku dibawah shower sebelum masuk ke dalam bathtub. Setelah membersihkan diri, aku masuk kedalam bathtub yang sudah mulai dipenuhi air, menutup keran dan menambahkan beberapa tetes aromatherapy kedalamnya. Saat kusandarkan kepalaku pada sandaran bathtub, perlahan-lahan aku kehilangan kesadaranku dan mulai menutup kedua mataku.

Cinta? Mungkin satu-satunya hal yang takkan pernah bisa kulakukan adalah mencintai seseorang. Tak pernah sekalipun aku mencintai seseorang dalam hidup, entah sudah berapa kali aku menjalani hubungan tanpa status. Selama ini aku hanya mencari seseorang untuk menyalurkan hasrat seksualku. Saat pasanganku menunjukkan tanda-tanda ingin menjalani hubungan serius/jatuh cinta padaku, aku akan segera mengakhiri hubungan itu dan mencari orang lain yang hanya ingin berhubungan fisik denganku saja, tanpa cinta dan hal semacamnya. Pria, wanita, sebut saja! Semua sudah pernah kukencani! Tetapi entah mengapa pada akhirnya aku lebih memilih untuk mengencani pria. Karena tak seperti wanita yang rewel dan ribet, pria cenderung kalem dan tidak banyak permintaan. Lebih mudah menjalani hubungan dengan seorang pria dibanding seorang wanita. Kebiasaanku mengencani pria diketahui oleh Randy, bermula dari kejadian yang sedikit memalukan. Tiga tahun yang lalu, saat aku memutuskan hubunganku dengan seorang pria, Kevin. Kevin tak berhenti mengejarku hingga kami berdua bertemu Randy ditengah jalan. Kevin terus menguntitku, spontan Randy kalap melihatnya, dia pikir pria itu menggangguku. Randy berlari dan menghantam wajah Kevin dan berteriak pada pria itu untuk menjauhiku. Randy semakin geram dan semakin ingin mengejar Kevin saat dia lari dan berkata, “Jadi kau pergi meninggalkanku demi pria ini? Baiklah jika itu maumu, aku takkan pernah ingin lagi melihatmu!”. Aku hanya bisa menunduk dan menhentikan Randy akan tidak mengejar Kevin. Dia terlihat sangat marah dan kecewa padaku, selama perjalanan pulangg aku tak berani menatap Randy. Setelah sampai di rumah, aku terpaksa menceritakan semuanya ke Randy, pada awalnya memang dia terlihat marah tapi lambat laun sepertinya dia mengerti. Kami berjanji untuk merahasiakan ini pada Dio, anak termuda di keluarga kami, biarlah Randy saja yang mengetahui keadaanku saat itu. Meskipun berbadan tinggi, berwajah sangar, dan seolah-olah lebih tua dariku, saat itu dia baru berusia 19 tahun.

Kepalaku terasa sakit sekali, terasa ada sebuah kain basah yang menempel di dahiku, mataku terasa panas dan badanku serasa dingin. Saat aku membuka mataku, aku sudah terbaring diatas tempat tidurku dengan baju tidur yang sudah melekat di tubuhku, kulihat Randy dan Dio duduk di sisi tempat tidur.

“Kau sudah bosan hidup?” seru Randy
“Kak Randy apaan sih? Kak Radit kan lagi sakit”
“Seharusnya kau istirahat, bukannya mandi malam-malam begini selagi demam! Hampir saja kau mati tenggelam di bathtub!”
“Maaf, aku sendiri nggak sadar kalau sedang demam”
Mataku terbelalak, aku teringat bekas-bekas ciuman yang ada di bahuku
“Siapa yang memakaikan aku baju?”
“Kak Randy, sewaktu kak Randy masuk ke kamar mandi, kak Randy langsung menyuruhku mengambil kompres untuk kak Radit”
Aku memandang Randy dengan lega, dia pun memberikan kode-kode padaku dengan matanya. Kemudian aku bangun dari beranjak dari posisi tidurku, kulihat pintu kamarku terbuka menganga dan bagian gagang pintu berhmaburan kemana-mana
“Makasih ya Randy, Dio! Sepertinya aku harus menelpon tukang pintu besok” kataku sambil tertawa kecil
“HP mu tak ada hentinya berdering, saat aku meneriakimu dari luar, kau tidak merespon! Pintu kamarmu juga terkunci, jadi aku terpaksa mendobraknya!”
“Siapa yang menelponku?”
“Tertulis Ricky Sales di hp mu, tapi aku tidak mengangkatnya!”
“Ricky?! Aku harus ke kantor besok! Dia akan bertemu klien penting besok siang dan akulah yang bertanggung jawab atas produk yang akan dia tawarkan!”
“Suhu tubuhmu 39 derajat, kau ingin berjalan seperti mayat hidup ke kantor?”
“Iya kak! Sebaiknya kakak istirahat dulu, biarkan orang lain yang menangangi pekerjaan kakak!”
“Kalian tenang saja, besok aku akan ke kantor hanya untuk menemui Ricky di departemen sales! Setelah itu aku akan minta dipulangkan”
“Terserah apa katamu! Aku tak peduli lagi” kata Randy, beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan kamarku
“Sebaiknya sekarang kakak istirahat, besok pagi Dio akan panggilkan taxi”
“Nggak usah deh, nanti kakak hubungin teman kakak supaya dijemput” kataku dengan tertawa kecil
“Kenapa ketawa kak?”
“Nggak, lucu aja! Cara bicara kakak kalau ke kamu sama Kak Randy beda banget! Serasa lagi ngomong sama teman kantor!” celetukku
“Iya ya! Dio udah kebiasa sih, jadi nggak ngerasa aneh” kata Dio sambil tersenyum
“Yasudah kamu tidur gih! Tolong ambilin hp kakak, kakak mau hubungin teman kakak”
“Nih” Dio memberikan smartphone ku “Malem kak!” seru Dio sambil keluar dari kamarku dan menutup pintunya
“Lebih baik aku mengabari Josh, aku berjanji untuk menemaninya besok” pikirku

“Josh, can you send someone to pick me up tomorrow?”
“Sure, but it’s so rare of you to ask me this. Something happened?”
“I just somehow ended up getting a fever and I’ve gotta meet someone in Sales tomorrow”
“Can’t you just ditch them? You’re sick, you should rest at home”
“He’s going to meet one of our important client after lunch, I can’t let him go unprepared”
“Alright, just don’t overdo it! You’re one of the best assets this company have”
“Whatevs, Josh! And sorry, I think it’s impossible for me to go w/ you tomorrow”
“No worries”
“Will you rethink of my proposal earlier?”


Aku tidak menjawab pesan terakhir dari Josh, aku hanya memandanginya. Hingga beberapa saat kemudian dia mengirim pesan lagi

“I guess you’re asleep already! We’ll just talk about it later, nitey”

Aku meletakkan smartphoneku diatas meja di sisi tempat tidur

“Sepertinya aku harus mengakhiri hubungan ini secepatnya, sepertinya Josh mulai menyukaiku!” pikirku

Tak lama kemudian aku kehilangan kesadaranku dan mulai berkelana di alam mimpi
«134

Comments

  • hmm, boleh2
    dilanjut ya :D
  • edited November 2014
    @d_cetya lanjut nggak ya? hehe
    pasti dilanjut kok, cuman nggak cepet aja ;)
    rabu deh kalau nggak hari jum'at, ini aja 4 hari nulisnya :blush:
  • Keren ceritanya,,, sayang aq nggak ngerti bahasa inggris,,, jadi sedikit meraba2 apa yg diomongin radit dan josh.
  • @cute_inuyasha‌ copas google translate ;) thank you for the compliment btw :p
    awalnya pengen aku kasih translate an gitu deh dibawahnya tapi karena terlalu males akunya ya, gini deh
  • ok ok ok, gak masalah ko' asal tetep dilanjut
  • Kasih terjemahaanya dong Bhs linggingnya.ora ngudeng ma tu Bahasa :D
  • @3ll0‌ hmmmm, gimana yah? lagi bocor nih, bikin lanjutan baru kelar 1/3nya
    mungkin ada pembaca lain yang mau bantu translatein? hehe
  • Pura2nya josh ngerti bahasa indonesia gitu lohhh jadi ngomongnya pake bhasa indonesia,,,wkwkwk

    Tapi josh ini figuran apa berperan penting disini,,, kalo cuma figuran kan gak masalah kalo cuma dikit dialog inggrisnya,,, kalo pake google translate kayaknya ribet musti bolak balik,,,
    (Reader pemalas)wkwkek
  • ceritanya bagus , masih bersambung ... ? dilanjut ...
  • @cute_inuyasha‌ nggak asik ah kalo cuma pura2, josh pemain penting nggak ya? hmmm, liat aja ntar deh! nggak seru jadinya kalo diceritain :p

    @lulu_75‌ masih kk, sabarrrr! masih stuck nih penulisnya! sebenernya sih udah setengah jadi tapi karena bingung dan takut dikatain kecepetan alurnya jadi aku hapus lagi deh :')
  • Coba disitu dikasih banyak karakter cowk yg suka sama radit, terus radit bingung deh,, kayaknya seru, anyway klo update lagi remember mention me, thanks
  • @Ardhy_4left‌ udah banyak cerita format begitu, nggak seru :p
    just leave it to my imagination, semoga nggak ngebosenin
  • Yadehhh nggak pura2 tapi josh beneran bisa bahasa indonesia,secara udah 6bulan dia di indonesia.
  • dilanjut dong :) masih pnasaran nih ama klanjutannta
  • @cute_inuyasha‌ hmmm, gimana ya? ada ekspresi-ekspresi yang kayaknya kurang dapet gitu kalo aku nggak pake bahasa inggris :\">

    @salahkah_aku‌ iya kk, besok ya! naskahnya ini udah hampir selesai, tinggal finishing aja! udah jam 01.34 ini jadi aku selesain besok aja, waktunya ikan bobo I-)
Sign In or Register to comment.