BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

A Journey...

1141517192047

Comments

  • @NielSantoso iya oke haha makasih ya udh baca dan suka :)

    tunggu ya kelanjutannya. mentionnya terjamin deh hahaha :D
  • Hmmm ... iye d tungguin ... ga pake ngaret :P
  • maaf baru komen ya ..
    si okta keren deh, tanggung jawab lagi, mau lah dapet cowo kaya okta ..
    si arman ma okta aja, untung udah putus dr rico ..
  • @DM_0607 hehe iya makasih udh baca ya :D nih update nih..mention pertama buat kamu deh :)

  • Heart Attack

    "....Kriinngggg" suara alarm yang biasa kudengar berbunyi.
    Tapi aku berhasil mengalahkannya pagi ini, Aku sudah terbangun pukul 03.00 pagi.
    Terbangun karna mimpi yang telah hilang diingatanku, kenapa mimpi sangat mudah dilupakan padahal aku sudah berusaha mengingat mimpi apa yang membuat aku terbangun.
    Setelah terbangun aku terus memikirkan kata-kata Elena kemarin dan wajah Okta saat memperhatikan ku dari dekat, memikirkan itu membuat ku tak bisa tidur lagi.

    Aku rasa mandi adalah hal yang harus kulakukan sekarang,dengan sigap aku bangun dan mengambil handuk.
    Tunggu....
    Pinggang ku serasa seperti normal kembali, sedikit senang aku melanjutkan aktivitas pagi ini.

    Semua kegiatan kulakukan seperti biasa seperti memasukan buku kedalam tas seperti saat ini.
    Namun ada yang berbeda sepertinya... didalam tas ku seperti ada benda persegi panjang yang menyelip diantara tempat pensil dan note book ku.
    Segera mungkin ku tumpahkan seluruh isi tas ku...
    dan....
    ......


    Saat ini aku sedang sarapan di ruang makan bersama keluarga ku. Aku memakan bubur bayi ku dengan gusar sambil terus melihat jam tangan ku diselingi dengan melihat jam di dinding sebelah kanan ku.
    "Kamu kenapa sih man? makan kayak di kejar waktu lihat jam mulu" kata Papa yang langsung disetujui oleh kebingungan Mama
    "Ini masih jam 6 kurang loh man. santai aja lah makannya" timpal Mama kemudian yang tak ku respon sama sekali.

    "Mas..mas ada Okta yang kemaren itu mas nunggu di taman depan" kata Mba Ika cepat sambil berjalan ke dapur.
    "Oh iya mba..makasih ya. Ma,Pa, Aku berangkat duluan ya..." kata ku sambil berlari kearah taman depan.
    Nafas ku tercekat, Detak jantungku kembali berdetak cepat seperti kemarin-kemarin. Okta membelakangi ku, melihat hamparan koleksi bunga yang Mama punya dan rawat di halaman itu.
    "Pagi..eh udah bisa lari" katanya sambil membalikan badan dengan senyuman hangatnya
    "enggak lari tuh,ngapain gue lari-lari, ngabisin tenaga" kata ku acuh namun salting karena ketahuan lari
    "Alah kak bisa aja hahaha kedengeran kali lo lari, nafas lo aja kedengaran gini" katanya sambil memandangku bercanda.
    "Ayo kita berangkat"
    "Hah? Kit-" Kata-kata ku yang semula ingin protes malah terhenti ketika dia menggenggam pergelangan tangan ku dan mengajaknya kedalam mobilnya.

    "Hei..diem aja kamu biasanya ngomong jutek" kata-kata Okta membuatku menoleh kearahnya. Jantung ku kembali berpacu cepat saat melihat matanya yang kini kutau berwarna coklat muda.
    kualihkan wajahku ke arah jendela sesegera mungkin.
    "Tetangga lo mana ta? gak ikut?" tanya ku mengalihkan suasana yang bisa membuatku terkena serangan jantung. Tadi saat aku masuk ke dalam mobil ini tak kulihat cowok berkacamata yang disebut tetangganya itu oleh Okta.
    "Kamu suka bunga?" Tanyanya kepada ku yang bengong. Tadi perasaan aku bertanya deh
    "Bukan...itu..mama yang suka aku cuma bantuin jaga" jawabku linglung karena masih bingung dengan pengalihan pembicaraannya barusan.
    "Aku suka banget bunga. kayak nama ku" katanya santai sambil fokus menyetir.
    Siapa juga yang peduli dengan namanya pikirku.
    "Nama Oktara, emang ada bunga Oktara? baru tau tuh" kataku tak kalah santai sambil memandang ke luar jendela.
    "Itu kan nama depan aku kak hahaha.. Nama lengkap aku Oktara Wijaya Kusuma" jelasnya yang sebenarnya aku sangat mendengarkan kata-kata itu
    "Trus? gak ada nama bunganya tuh" tetap dengan nada santai dan ketus yang kukeluarkan saat berbicara dengannya.
    "Kamu gak tau bunga Kusuma? atau kembang kusuma? itu nenek aku loh yang kasih" terangnya sambil tersenyum.
    "Oh gak tau. bunga purba kali ya?" sahutku sambil tetap menatap ke luar jendela, kudengar Okta membuang nafas berat seperti orang lelah.
    mungkin dia lelah meladeniku yang ketus. Baguslah.

    Seketika aku teringat benda yang ku temukan didalam tas ku tadi.
    Ku buka tas ku dan kukeluarkan kotak persegi panjang berwarna merah yang berisi coklat sebanyak 3 batang.
    "Ini apa sih?" tanya ku sambil memperlihatkan kotak itu ke Okta.
    "Oh kamu udah nemuin ya? hahaha itu coklat" katanya sambil tertawa ringan.
    "Aku juga tau ini coklat. Maksudnya itu buat apa?" tanya ku sedikit merasa bodoh bagaikan tidak tau benda yang bernama 'coklat' ketika mendengar jawabnya.
    "Iya buat kamu man" jawabnya sambil tersenyum tulus.
    "Aduh please ya Ta, Masa buat nyokap gue" kata ku jengkel
    "hehehe iya buat kamu,itu kan ada notes nya,coba kamu buka man"
    Aku segera melirik kertas kecil berwarna Orange bertuliskan Get Well Soon!!
    "Tulisan siapa nih? hahahahaha" aku bertanya konyol ke Okta sambil tertawa karena lucu melihat tulisannya yang seperti cacing kremi kepanasan hahaha
    "Tulisan ku.. udahlah gak usah ketawa gitu deh man. ngeledek bgt" katanya protes dengan ringan sesekali melirik ku yang masih tertawa melihat tulisannya.
    "Lagian kamu kemana aja Ta? latihan nulis dong hahahaha sok pake tinta merah lagi. geli tau gak?! hahaha" aku tak bisa berhenti tertawa membayangkan ketika Okta menulis notes ini.
    "Yasudahlah lagi di MOPD dijalanan sama kakak kelas mah pasrah aja" katanya pasrah ketika aku masih tertawa mengejeknya.
    "Ok ok... Aku stop deh" kataku yang menahan tertawa lagi sambil memasukan notes itu kedalam kotak.
    "Jadi ini buat aku?"
    "Iya,sekalian permohonan maaf juga" katanya menelusuri wajah ku yang membuat wajahku panas dan pasti berwarna merah padam karna malu.
    "Hem...sebenarnya gak perlu lah repot-repot gini aku udah maafin kok, justru aku yang minta maaf karena selalu ketus ke kamu" kataku yang entah berasal dari mana sampai bisa keluar dari ucapanku
    "Gapapa,yang penting kamu bisa ketawa juga haha" sahutnya dan selanjutnya usapan pelan diatas rambutku dari lengan kokohnya, dan kini aku hanya bisa membeku.

    "Cieee dianterin siapa tuh? pasti Okta ya? hahaha" Sandra tiba-tiba membuat ku menoleh ke arah kanan ku.
    "Hehe iya sih..." kataku sedikit salah tingkah juga memikirkan itu.
    "Hem...Kata-kata gue kayaknya kejadian nih hem..." sindir Elena kepada ku yang entah dari mana kini dia berjalan di samping ku dengan wajah sumringahnya.
    "Udah ah ntar kedengeran panitia yang lain pasti pada kepo deh" saran ku kepada mereka berdua saat kami telah mendekati ruang panitia yang kini merupakan hari akhir kita mengurus MOPD ini.

    Hari ini juga kita tidak akan pulang, ya maksud ku sesuai dengan jadwal acara pada hari ini diadakan acara menginap disekolah untuk para peserta MOPD dan Panitia tentunya.
    "Man,lo bawa makanan banyak gak?" tanya Elena saat diruang panitia
    "Ya secukupnya lah El, kita kan bukan mau piknik" kata ku seraya tersenyum
    "Aku bawa kartu UNO loh hehe" Sandra tiba-tiba nongol membawa kotak UNO dan bedak.
    "Lo mau ngapain sih ? masa bawa-bawa bedak bayi juga. jangan bilang itu buat lo" kata ku heran saat melihat wadah bulat yabg ternyata bedak bayi
    "Norak deh man..ntar kita main UNO yang kalah ya dicemongin pake bedak hahaha" sahut Sandra tertawa jahat
    "Ntar ajak Ari dong San, masa kita main bertiga doang. Kurang greget hahaha" usul Elena yang langsung dibalas dengan anggukan oleh Sandra. Sementara Aku hanya bisa mengiyakan apa yang mereka mau, karena saat ini aku terus menerus memikirkan Okta. Entah kenapa...

    Pukul 16.30
    "hey acara di Auditorium udah selesai sekarang tolong kalian yang ada diruang panitia ikut ngebantu bersihin barak untuk tidur mereka ya sehabis itu dilanjut untuk mandi" perintah Ando yang tiba-tiba nongol didepan pintu. Padahal Aku dan Elena sedang asik menyortir foto di laptop untuk dipilih yang mana yang bagus dan tidak untuk dijadikan dokumentasi sekolah. Sesekali kita tertawa saat melihat beberapa ekspresi murid-murid baru yang lucu.

    Dengan cepat akhirnya aku menutup laptop dan pergi ke lantai 3 untuk barak cowok. Sedangkan Elena ke lantai 2 untuk barak cewek.
    Kulihat di barak satu sangat ramai dan bukannya membereskan mereka malah asik bercanda.
    "Hey hey...Kalian tau waktu gak? beresin cepat ruangannya. kalo gk di beresin mau tidur dimana kalian? jangan manja deh!" kataku kesal sambil menatap sinis mereka semua.
    Tiba-tiba...
    glek....
    Okta ada didalamnya. Aku pun tersadar bahwa Barak satu berisi anak cowok dari gugus 1-3 dan Okta itu adalah salah satu peserta di gugus satu.
    Bodohnya aku, kenapa bisa lupa tentang ini.. Kurasakan wajahku panas karena malu.
    "Bu..Buruan..Di..Diberesin ya" kataku linglung sambil berjalan cepat keluar ruangan itu dan memilih untuk melupakan kejadian tadi dan mengecek barak 2 dan 3 dilantai yang sama dan sama-sama membuatku jengkel karena mereka malah bercanda dengan bebasnya.

    Aku sangat ingin segera mandi saat ini karena tubuhku sudah lengket. Memakai Almamater seharian memang membuat dunia ini lebih panas dari biasanya hingga aku lebih cepat berkeringat.
    Dengan setengah mati menahan malu, Aku kembali ke Barak satu berdiri diambang pintu dan melihat situasi yang mulai membaik. Meja-meja belajar itu dipinggirkan disetiap ruangan dan ditengah ruangan mereka mulai menggelar Tikar yang mereka bawa masing-masing untuk tidur nanti.
    "Oke adek, Perhatiannya sebentar" kata ku setengah berteriak. masa bodolah wajah ku panas yang penting aku tidak melihat ke pojok kiri ruangan tempat dimana Okta berdiri. Setelah semuanya memperhatikan ku, Aku melanjutkan informasi yang ingim kuberikan.
    "Ya, Sekarang jam 5. Tugas berikutnya kalian cari Toilet sendiri. terserah disudut mana saja disekolah ini tapi ingat! Bukan di Toilet Cewek! Kalian mandi tapi gak usah sok ganteng. Waktu kalian cuma 15 menit dari...sekarang!!" kata ku sedikit menekankan beberapa kata sambil berpindah ke Barak 2 dan 3 mengulang kalimat yang sama.

    Setelah itu Aku berlari ke arah tangga kecil untuk ke lantai 4 atau Roof Top disekolah ku. Disana ada Toilet yang jarang terjamah. pastinya mereka gak akan tau dan aku bisa mandi sepuasnya.
    "Arman.. Aku ikut mandi bareng kamu ya?"
    Suara yang tak asing belakangan ini,Aku langsung membalikan badan dan melihat Okta dibelakang ku sambil tersenyum
    "Hah? apa tadi kamu bilang?" kata ku untuk memastikan tidak salah dengar.
    "Aku ikut mandi di Toilet yang sama. Bareng kamu. boleh kan? tanyanya dengan senyuman yang selalu terputar diingatanku.
    "Tapi....tap-"
    "Udahlah kita sama-sama cowok ini. Gampang" Katanya memotong ucapan gagap ku dan segera menyeret ku kedalam Toilet.
    "Oke oke. mandi buruan waktu kita..lebih tepatnya waktu kamu cuma 15 menit. buruan mandi" kataku mengingatkan agar tidak berlama-lama didalam ruangan toilet 2x3 meter ini berlama-lama berdua dengan orang yang selalu membuat jantungku berpacu marathon seperti saat ini.

    Kulihat dia membuka kemeja SMP nya,Kaos dalamnya,kemudian ikat pinggangnya yang mulai dilonggarkan...
    Glek...
    Oh my God....
    Aku menyesali menerima penawarannya untuk ikut mandi bersama. Ini musibah karna aku tak dapat melepaskan kedua mata ku pada badannya yang....menggoda.
    Dadanya cukup bidang untuk anak seusianya,kulitnya putih kecoklatan dan dihiasa bulir-bulir keringat.

    Oh my.....
    Dia membuka celananya yang membuatku lebih berat untung bernafas.
    Dia hanya menyisakan Celana dalam abu-abu nya yang membuatku harus banyak-banyak menelan ludah.

    "Hey. kamu gak mandi?" tanyanya menyadarkan pandangan ku pada tubuhnya.
    "Eh...iya mandiii lah" kataku terdengar seperti orang bodoh.
    "pake baju mandinya? buka dong bajunya" katanya sambil tersenyum yang tak dapat diartikan sambil menggantungkan bajunya.
    Aku segera membuka Almamater ku,Baju kemeja SMA ku dan celanaku. Sesidikit malu dan canggung aku mengambil gayung dan mulai dengan siraman pertama,kedua,ketiga sampai tubuhku basah semuanya.
    Tanpa kusadari Okta berdiri disebelah ku memegang tanganku untuk mengambil gayung. Aku tercekat...jantungku berpacu lebih cepat dari sebelumnya.
    Dia menyiram tubuhnya sementara aku hanya terpaku,saat dia melihatku Aku segera mengalihkannya dengan mengambil sabun.. Kalah cepat. Sabun itu kini berada digenggamannya.

    ....Glek....
    Dengan gerakan cepat dan tiba-tiba Okta mendorong tubuhku yang ringkih hingga punggung ku terbentur tembok kasar.
    Dengan sedikit menunduk dia melihat wajahku dengan tatapan yang tak kumengerti.
    "Kamu gay?" katanya sedikit mendesah
    Aku hanya bisa diam, jantungku terus berpacu lebih cepat. Kini jarak wajah ku dengan wajahnya hanya beberapa sentimeter saja.
    Okta meraih dagu ku dan sedikit mengangkatnya.
    Kulihat wajahnya yang dihiasi bulir-bulir air yang menetes perlahan.
    "Ak....Akuuu..." kata-kata ku terhenti

    Dan....
    Tidak....
    Oh....
    My...

    Sebuah ciuman mendarat di bibirku, Ciuman ini basah namun ada rasa berdesir dalam darahku yang berbeda
    Ciuman darinya sangat dalam. Kini Okta telah melepaskan ciumannya dibibir ku dan kemudian berganti mencium keningku yang basah. AKu memejamkan mataku sambil meresapi setiap rasa yang merayap dalam hatiku.

    Ketika selesai mencium keningku. Okta segera mengambil handuk,memakai baju kaos polo putih dan celana bahan panjang. sementara aku masih terpaku melihat sosoknya,mencerna apa yang baru saja terjadi.

    "Hem.. 15 menit. waktu ku sudah habis untuk mandi, tapi tidak untuk mu yang panitia kan?" kata-kata Okta didekat telinga ku dan kemudian keluar dri Toilet ini.
    beberapa saat kemudian aku mulai mendapat kesadaran ku kembali. jantung ini kembali normal tanpa detak yang berlebihan seperti tadi.
    Aku berusaha sekuat mungkin untuk mencerna apa yang baru saja terjadi.
    Apa itu namanya?
    Apa arti dari semua itu?
    Apa maksudnya mencium ku?
    Tapi tak kunjung mendapati apa yang ku pikirkan, hal itu membuat ku pusing. sungguh aku bingung dengan hal barusan

    Aku segera melanjutkan mandi ku dan berusaha melupakan semua yang baru saja kualami.
    Aku turun ke lantai 3, mengecek semua Barak sambil memberi tahu untuk segera secepat mungkin mereka menuju auditorium untuk acara selanjutnya.

    Ketika aku berusaha menahan luapan rasa canggung untuk mengecek Barak tempat Okta tidur, Aku masuk ke barak itu, dan barak itu sudah rapih tanpa penghuni, mungkin mereka sudah menyusul Barak lain ke Auditorium.
    Aku menghela nafas lega dan berjalan sedikit menuduk memikirkan hal di Toilet lagi, hingga tiba-tiba
    "Brukkk" Kurasakan bahu ku bertabrakan dengan seseorang.
    Kucoba untuk melihat siapa yang menabrak bahuku dan ternyata cowok itu..
    cowok berkacamata, berkulit putih dengan hidung mancungnya, dengan tatapan dingin dia berkata "Maaf kak" sambil menyalip tubuhku dan berlalu pergi.

    Itukan orang yang katanya tetangganya Okta.
    "Hey..." panggil ku yang sepertinya tak direspon olehnya,kulihat punggungnya mulai menjauh.

    Sekarang pukul 01.00 tengah malam.
    "Jadi siapa yang mau gak tidur buat bantuin Seksi keamanan ?" Tanya Ando di tengah-tengah ruangan.
    "Gue An..." Aku,Elena,Sandra serempak mengangkat tangan kami.
    "Oke kalian bantuin Seksi keamanan ya,sekarang boleh keluar dari Barak panitia" katanya memberi tahu.
    Aku mengambil 3 batang coklat dari dalam kotak merah dari Okta,mengambil Aqua 1,5 liter, dan Sekantong snack ku serta bantal kecil Mickey Mouse ku, setelah itu keluar diikuti Sandra dan Elena dengan bawaan yang nyaris sama yaitu bantal kecil. bantal kecil ini memang kita beli bersama saat main ke salah satu mall yang aku lupa namanya. Aku dengan Mickey Mouse, Elena dengan Hello Kitty dan Sandra dengan Princess Aurora.

    "To....Gue,Elena sama Sandra mau bantuin jaga,tapi kita bertiga disatu titik yang sama ya. Kita mau di pertengahanan tangga antara Lantai 2 dan Lantai 3. Oke? sini gue minta petromak nya 2" kata ku cepat tanpa bisa di potong oleh Anto yang merupakan Koordinator Seksi Keamanan yang akhirnya dia pun hanya bisa manggut - manggut dan memberikan kami 2 buah lampu petromak.

    Setelah sampai di titik yang kita sepakati tadi, Aku melirik Elena yang mengedarkan pandangan ke sekeliling area ini.
    "El...please deh jangan keluarin bakat sixsense lu saat ini. tuh liat Sandra parno sampe ketinggalan" kataku sambil melihat Sandra yang ketakutan menaiki tangga perlahan. Sandra memang sangat Phobia sama hal berbau mistik, Aku ingat dia menangis dan memasukan kepalanya kedalam tas saat kita bertiga menonton Film Horror Indonesia tentang rumah yang bau kentang. Ewh...padahal hanya film lokal yang tak seram sama sekali.

    "Enggak,gue cuma mau liat aja, kita boleh gak ada disini" kata Elena
    "Elena...!!!" Sandra menjerit kencang sambil menaiki tangga cepat dan berdiri di belakang ku.
    "Udah udah kita duduk ajalah" kataku mencairkan suasana, Walaupun tak memiliki Sixsense tapi Feeling ku bisa di bilang sangat kuat, maka dari itu aku cepat menguasai tarot yang kupelajari karena kepekaan ku. Lagipula aku merasa disini aman.
    "Yuk duduk, mereka biasa aja kok. asal kita gak aneh-aneh aja" kata Elena yang akhirnya ikut duduk.
    "Awas ah gue di pojok pokoknya" tiba-tiba Sandra langsung melesat ke pojok sudut ruangan yang disebelahnya aku dan berhadapan dengan Elena.
    "Udahlah cepet kita main UNO" desak Elena. Aku sendiri hanya ikut saja padahal mataku agak sedikit berat.
    Sandra mulai mengocok kartu dan membagikannya.
    "Eh guys...gue punya sesuatu loh" kataku cepat sebelum permainan dimulai dengan cahaya seminim ini.
    "Apaan tuh?" kata Elena sementara Sandra sibuk membuka Chitato berukuran sangat besar.
    "Nih...coklat hehehe" kataku sambil menyodorkan 2 batang coklat kepada Elena dan Sandra.
    "Awwww makasih Arman.." kata mereka bersamaan dan berpelukan sebentar lalu kemudian memulai permainan.

    "By the way.. lu tumben beliin kita coklat,Ada apaan nih?" kata Elena ditengah permainan
    "Gak beli kali" kataku sambil memperhatikan kartu sambil memikirkan strategi
    "Trus? dari bonyok man?" tanya Sandra
    "Bukan.." kataku yang kini sedang menyusun kartu
    "Trus? dapet nyolong?" Kata Elena yang langsung kulempar Chitato dari Sandra.
    "Enak aja lo, gak mungkin lah gue ngasih barang haram ke kalian. Dari Okta itu tuh" kataku sambil serius memperhatikan kartu-kartu ku.

    "He'emm..."
    Kita bertiga menengok bersamaan ke arah kanan ku.
    dan...

    "HAAAA..." Sandra teriak dengan leluasa didekat kupingku
    "Kampret lo.." Aku melempar koleksi kartuku ke arah orang yang ada disampingku walau wajahnya tidak jelas siapa dia.
    "Hey hey.. ini aku lagi, Okta"
    "Tau ish..Kalian kenapa deh kagetnya gitu banget" kata Elena sambil memunguti kartu yang kulempar tadi, Sia-sia kususun kartu dengan strategi ku gara-gara si Okta.

    "Ngapain sih? bukannya tidur sana dibarak malah keluyuran, bawa apaan lagi nih" kata ku menunjuk tas yang dibawanya
    "Hem....Arman care maksimal hahaha" Elena berkata sambil puas tertawa.
    "Bukan gitu El. kan jadi sia-sia kartu yang gue susun tadi, lu pungutin lagi" kataku gemas
    "hehehe sorry ya datengnya ngagetin" kata Okta yang kulihat samar-samar dia tersenyum
    "Iya.. eh makasih loh coklatnya anyway" kata Elena sambil menujukkan coklatnya
    "Eh iya makasihnya ke Arman dong, kan itu udah jadi punya dia. gue kasih supaya cepet sembuh eh bener kan langsung sembuh besoknya" kata Okta bangga
    "Yeuh...gigi lo. Gue sembuh karna pake koyo kali" kataku yang baru kusadari itu kelewat nyeplos
    "Ahahaha lu pake koyo? kayak nenek gue aja lu hahahaha" Elena tertawa puas meledek ku diikuti tawa Okta disamping ku.
    Sial.

    "San,kok lo diem aja? kesambet lo?" kata Elena
    "Tau ah,bad mood gue gara-gara lo Ta" katanya sambil melotot ke Okta
    "hehe maaf deh maaf..gantinya gue mainin gitar aja deh buat kalian gimana?"
    "Boleh tuh boleh" sambar Elena cepat.
    Oh ternyata yang dibawanya itu gitar. kapan dia memindahkannya? perasaan tadi pas turun dari mobil bersama ku, dia tak membawa gitar itu. Ah sudahlah itu bukan urusan ku.

    Dia mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu yang mulai kukenali.
    lagu One Direction - Kiss You yang dibawakan dengan nadanya sendiri.
    ..Glek..
    Tiba-tiba aku teringat kejadian tadi sore di Toilet.
    Sambil menyanyikan lagu itu, Okta selalu melirik ku yang tanpa kulihat namun bisa kurasakan. aku yakin saat ini wajahku merah karenanya. untung cahaya sangat minim saat ini.

    "Stop stop...gak seru ah lagunya. ganti dong ah" kata Sandra memaksa.
    Terimakasih San...kata ku dalam hati

    Tapi aku tetap saja jadi memikirkan kejadian tadi lagi,beribu tanda tanya berputar diotakku.
    Saat ini Okta memainkan lagu Payphone dari Maroon 5 dengan gitarnya.
    "Lu kenapa man? diem aja" kata Sandra sambil ngemil Chitato bersama Elena.
    "Ngantuk" jawabku asal sambil mencar posisi enak untuk aku tidur. Aku memang merasa ngantuk saat ini.
    Aku meluruskan kaki ku dan berbaring di lantai dengan bantal ku.

    Sayup-sayup ku dengar mereka asik tertawa dan bercanda sambil kudengar alunan petikan gitar dan suara Okta yang masih bernyanyi.

    "..Teet..Teet..Teet.." kurasakan Handphone ku berbunyi karena Alarm.
    Aku meraba dan mengambil Handphone tak jauh dari bantal ku.
    Pukul 04.00. Jam alarm sengaja kuatur kurang 30 menit sebelum jadwal untuk membangunkan peserta MOPD. ini bertujuan untuk mengumpulkan nyawa.

    Aku mengerjap-ngerjapkan mataku beberapa kali. Kulihat Sandra dan Elena tidur sebelah kiri ku dan kulihat kemasan Chitato yang dipeluk oleh Sandra. Dia ini kenapa? Pikirku dalam hati.
    Saat aku menghadap kanan..glek...jantungku beberdetak tak karuan saat melihat sosoknya yang tertidur disebelah ku, berbagi bantal dengan ku.

    Tak dapat kupungkiri lagi. Kali ini aku mengakui kalau aku jatuh hati padanya.
    entag sejak kapan rasa ini telah ada.
    tapi aku terlalu takut membuka hati lagi.
    takut memulai cinta lagi.
    takut tersakiti lagi.

    Rico.. Aku sempat berjanji mencintainya sampai kapanpun tapi jika disakiti rasa itu bisa luntur. Maaf Rico, Kamu sendiri yang membuat janji itu luntur.
    Seolah merasakan tembok pertahanan ku sudah roboh sejak memutuskan tidak jatuh cinta lagi saat putus dengan Rico.

    Aku memberanikan diri mengusap pipinya dengan tangan gemetar.
    Kuusap pipinya perlahan. Kusibakan rambut poninya yang menutupi keningnya. kuperhatikan wajahnya, Kusadari dia memiliki hidung mancung yang sama dengan Rico. Lupakan soal Rico karena anak muda didepan ku ini berhasil membuka hatiku kembali.

    Tiba-tiba Okta membuka matanya perlahan. Aku membatu dengan tangan yang masih berada dipipinya.
    saat aku ingin menariknya, Tangan Okta menahannya dan menggenggam tangan ku. tangannya dingin dan kusadari dia hanya memakai kaos polo tanpa jaket dan tidur dilantai.
    "Kamu dingin" ujarku sedikit membisik.
    "Makanya aku pegang kamu" katanya dengan mata yang tentram menatapku.
    Jelas aku tak terlalu dingin karena aku memakai Jaket tebal bahkan cukup tebal untuk ukuran suhu di Indonesia yang tidak sampai titik beku. Tapi aku memakai ini karena aku tak mau asmaku kambuh.

    Aku membisikkan kata-kata di telinganya
    "Ayo bangun udah pagi. bentar lg sirene dari bawah buat tanda bangun bakalan dibunyiin"
    "Iya" katanya dengan senyum yang sama.
    Dia bangkit dan mengambil gitarnya,memasukan kedalam tas gitarnya dan berlalu menaiki tangga setelah melihatku dan tersenyum.

    "Hey bangun...." kataku sambil menggoyangkan tubuh Elena dan Sandra.
    "Bangun dong..kita gak boleh disini kalo gak mau jadi gepeng karena diinjak kayak keset kan?" kataku mengingat ini ditengah2 tangga penghubung yang pastinya akan dilewati banyak orang.
    "Iya iya ih bentar" kata Sandra sambil mengucek matanya.
    "San bangun lo,sampah lo banyak banget tuh" kata Elena yang sudah terlebih dahulu bangun.

    Acara pagi itu ada Shalat bersama,Senam bersama,Latihan baris berbaris bersama,dan Gladi Apel penutupan.
    Dan setengah dari acara itu aku lewatkan dengan tidur.
    Bukan Aku, Lebih tepatnya Aku,Sandra,dan Elena. Selesai pindah dari tangga kita keruang panitia. menjatuhkan bantal dan tidur dengan cepat dan saling berjejer tiga.
    Kita bangun pukul 08.30 saat semua anak-anak sedang sarapan setelah mendapat Latihan baris berbaris.
    Kita bertiga mandi dengan ruang yang berbeda tentunya. Setelah itu turun kelapangan lengkap menggunakan almamater.

    beberapa peserta MOPD langsung menghampiri kami. bergerombol untuk meminta tanda tangan yang merupakan tugas mereka.
    "Kak minta tanda tangannya dong"
    "Kak kok baru keliatan sih?" pertanyaan ini hanya bisa kubalas dengan senyum sambil terus memberikan tanda tangan ku.
    "Udah dulu ya dek,kita mau sarapan dulu" ujar Elena sambil menarik lengan ku dan Sandra dan segera menuju tumbukan nasi box di depan meja piket sekolah.

    Setelah makan kita terus mengikuti kegiatan yang di jadwalkan.
    Saat ini semua siswa telah diperkenankan untuk mencopot Atribut MOPD yang aneh itu. Sekarang mereka resmi diterima sebagai Murid SMA disekolah ini setelah Apel penutupan tadi.
    "Hey..bisa ngomong sebentar" kata Okta yang sudah berdiri di depan kami bertiga.
    Aku melihat Elena dan Sandra seraya meminta Izin dan hanya dibalas dengan senyuman lebar mereka.

    Aku mengikuti arahnya ke taman belakang dekat Masjid, Duduk di bawah pohon Jambu air.

    Cukup lama hening diantara kita berdua. sampai Okta membuka mulutnya
    "Jadi... Makasih ya acara MOPD nya" katanya
    "Hah? ah iya haha aku cuma sebagai tukang foto aja kok haha" kataku santai
    "Enggak. kamu bekerja kok. Bekerja dalam hati ku"
    "Ta..."
    "Man...aku suka sama kamu"
    Glek....
    Jantungku yang tadi berpacu dengan cepat kini hampir saja copot membeku
    "Jadi....gitu ya?" kataku bingung
    "Iya.. Aku suka kamu dari saat pertama ngeliat kamu. kamu lucu. beda dari yang lain"
    "Hehe bisa aja"
    "Kamu gimana?"
    "Eh...gimana apanya?" kataku bodoh
    "Hem...perasaannya" katanya sambil menatapku.
    "Su...suka kok suka" kataku yang mungkim terdengar aneh karena gugup
    "Kamu...Mau jadi pa-"
    "Okta..aku gak bisa jawab sekarang karena aku masih takut kasih hati aku lagi. kamu ngerti kan?" terangku padanya
    "Ok..aku bisa ngerti. aku tunggu kok jawaban kamu" katanya tersenyum polos dan mengacak-acak rambutku.

    "He'em...udah bisa kah kita pergi dari sekolah ini?"
    sebuah suara cowok membuatku kaget dan menoleh kebelakang berbarengan dengan Okta.
    Cowok itu... cowok yang katanya tetanggga Okta.

    "Ayolah. udah puas kan tadi tidur bareng" katanya dingin. sangat dingin. lalu berlalu menghilang dengan cepat.
    "Aku....pu-"
    "Iya gapapa" kataku memotong kata-katanya yang sudah bisa kutebak. sambil memberikan senyum tulus,dia pergi berjalan agak cepat.

    Siapa sih orang itu? dingin banget. emangnya dia siapa sih? masih pake baju SMP aja sombong banget.

    Aku berlari keruang panitia,membereskan barang-barang ku dan menyusul Elena dan Sandra di meja piket sambil menunggu taksi pesanan Aku dan Elena. Sementara Sandra sudah pasti menunggu dijemput ibunya.
    Setelah taksi itu datang kita berpisah. didalam Taksi aku sendiri memutar lagu dari iPod ku.

    Sesuai hati ku saat ini. Aku merasa ada desakan dalam hatiku yang berusaha merobohkan dinding pertahanan ku. Dengan banyaknya tanda tanda tentang Okta. Tapi Aku tetap mencintainya.

    Now Playing : Demi Lovato - Heart Attack

    ".... Puttin’ my defenses up
    ‘Cause I don’t wanna fall in love
    If I ever did that
    I think I’d have a heart attack
    Never put my love out on the line
    Never said "Yes" to the right guy
    Never had trouble getting what I want
    But when it comes to you, I’m never good
    enough
    When I don’t care
    I can play ‘em like a Ken doll
    Won’t wash my hair
    Then make 'em bounce like a basketball..

    You make me glow,
    But I cover up
    Won’t let it show,
    So I’m...
    Puttin’ my defenses up
    'Cause I don’t wanna fall in love
    If I ever did that
    I think I’d have a heart attack"





  • Ayo kumpul-kumpul gays...ada yang baru nih :D :*

    @tamagokill @MErlankga @bram94
    @Abyan_AlAbqari
    @callme_DIAZ
    @kutu22
    @Dltyadrew2
    @Monic
    @0003xing
    @Beepe
    @Bintang96
    @Rikky_kun
    @Dimz
    @Snowii_
    @Gabriel_Valiant
    @indoG
    @n0e_n0et
    @Cheesydark
    @Venussalacca
    @jokerz
    @bponkh
    @laikha
    @foursquare
    @Ian_McLaughlin
    @alexwhite
    @Archiez
    @dionville
    @mahardhyka
    @sandy.buruan
    @DiFer
    @obay
    @egalite
    @Jhoshan26
    @adinu
    @tyo_ary
    @ananda1
    @adilope
    @dannyfilipe1
    @exxe87
    @cassieput
    @bi_men
    @lintang1381
    @aldi_arif
    @hikaru
    @harya_kei
    @YuuReichi
    @Tsu_no_YanYan
    @No_07021997
    @yubdi
    @wisas
    @bladex
    @tohartoharto
    @cmedcmed
    @CoffeePrince
    @wandi_aja
    @faradika
    @adre_patiatama
    @hwankyung69
    @Adam08
    @haikal24
    @bebong
    @DM_0607
    @raka_okta
    @arifinselalusial
    @sky_borriello
    @tamagokill
    @Rizal_M2
    @angelofgay
    @pokemon
    @FauziNIC
    @lasiafti
    @Éline
    @MikeAurellio
    @anjinganjing
    @DanniBoy
    @mamomento
    @kimo_chie
    @Sefares
    @Rez1
    @newsista
    @Kim_Kei
    @the_angel_of_hell
    @rafky_is_aldo
    @alexrico
    @kimsyhenjuren
    @rickyAza
    @rizky_27
    @Ervfan55
    @marvinglory
    @Flowerboy
    @emoniac
    @Taylorheaven
    @Onew
    @Anju_V
    @VBear
    @kangmas1986
    @FISE
    @mikaelkananta_cakep
    @arwin_syamsul
    @caetsith
    @davey88
    @vasto_cielo
    @GeryYaoibot95
    @voldemmort1
    @galihsetya14
    @abiDoANk
    @trinity93
    @farizpratama7
    @OlliE
    @nand4s1m4
    @rarasipau
    @NielSantoso
    @Yongjin1106
    @tsu_gieh
    @esadewantara88
    @Putra_17
    @diditwahyudicom1
    @ikmal_lapasila
    @kikyo
    @MErlankga
    @ElninoS
    @edwardlaura
    @putra_ajah
    @arieat
    @Ariel_Akilina
    @rey_drew9090
    @ddonid
    @joeb
    @elul
    @andra99
    @TigerGirlz
    @irfan295_
    @pria_apa_adanya
    @balaka
    @kevinlord7
    @Chachan
    @_newbie
    @raffi_harahap
    @deph46
    @ichafujo97
    @Lonely_Guy
    @abang_jati
    @zephyros
    @chandisch
    @tialawliet
    @blackshappire
    @Adra_84
    @Tamma
    @icha_fujo
    @Key_Zha
    @boy_filippo
    @hantuusil
    @diyuna
    @yuzz
    @pyolipops
    @AvoCadoBoy
    @aldyliem
    @Arjuna_Lubis
    @yooner5
    @ryanjombang
    @Irfandi_rahman
    @RezaYusuf
    @i_am
    @diandasaputra
    @khaW
    @Zazu_faghag
    @pradithya69
    @san1204
    @bapriliano
    @Ranmaru
    @Anggoro007
    @3ll0
    @Remiel
    @Fae91
    @gege_panda17
    @d_cetya
    @zevanthaikal
    @tarry
    @unknowname
    @adjie_
    @keanu_
    @bell
    @lulu_75
    @3ll0 @abiDoANk @jacksmile @tsunami
  • Update Update :D
    Sorry ya Readers.. sebenernya ini harus diposting hari minggu tapi karna TS kmren sibuk bgt dan blm selesai semua akhirnya hari ini kejar nulis bgt :) maaf ya hampir tengah malam baru TS Update.

    Kritik dan Sarannya ditunggu ya gays :* :) :D
  • @nothinglikeuSus hallo..aku udah update loh :) selamat membaca
  • @nothinglikeuSus hallo..aku udah update loh :) selamat membaca
  • @NielSantoso hallo..aku udah
    update loh selamat membaca :)
  • @caetsith hey...kamu...datanglah...ada susu strawberry disini... datanglah.. :D

    selamat membaca hehe
  • ternyata Okta lebih dewasa dibanding Arman ... yang berkacamata itu apakah saudara kembar Okta ...
  • Hmmm ... mantabs, lanjut gan <:-P :)>-
  • ciye, udah tidur bareng ma ciuman lagi ..
  • ciye, udah tidur bareng ma ciuman lagi ..
Sign In or Register to comment.