It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Okey...," Ucap Brian sambil tersimpul senyum. Gua gak tau apa yang ada dalam pikiran Brian saat ini, yang jelas gua mau ngajak dia duduk berdua bukan maksud macam-macam, tapi hanya sekedar penasaran.
"Di sana saja," Ucap gua seraya menujuk kursi yang tadi bekas gua duduki.
Brian lalu berjalan perlahan menuju kursi tersebut, dia melewati gua. sekilas terlihat senyum di bibirnya, sangat manis. Gua lantas menarik nafas dalam-dalam, lalu mengikuti Brian dari belakang.
"Kenapa lo tiba-tiba nemuin gua kaya gini?" tanyanya sambil masih berjalan."Padahal kita gak saling kenal," Lanjutnya.
"Hey, Kita saling kenal bukan?" Tanya gua sembari tertawa kecil. Gua rasa dia mencoba mengingat sesuatu, sesuatu yang sebenarnya dia tau jawabannya.
"Melly, benarkan? haha." Katanya tertawa, dan tak terasa kami sudah sampai di kursi. Brian duduk sambil tersenyum manis."Sorry, gua gak bermaksud!" Lanjutnya, gua tau itu haha.
"Yeahh...semua orang pernah ngelakuin itu," Kata gua terkekeh menatap Brian.
"Bukan! gua betul-betul minta maaf," Sambungnya lagi, dia tersenyum....dan itu manis.
"Hahaha..," gua tertawa melihat ekspresi manisnya."Lo mau minum?" Tanya gua seraya memberikan kaleng minuman.
"Yea..." Jawabnya tersenyum sambil mengangkat alis."Thanks!"
"To you Brian!!" Jawab gua membalas senyumnya.
Dia natap gua aneh, gua yakin dia heran. Hatinya pasti bertanya-tanya, 'Di mana dia tau nama gue?' ." Haha...Lo tinggal di mana?" tanyanya seraya meminum minuman kaleng di tangannya.
dan percakapan gua dengan Brian pun terus berlanjut, dia terbuka dengan gua. Dia nyeritain semua yang terjadi dengannya, dan gua tau dia begitu nyaman saat bisa terbuka tentang segalanya. dan gua...gua akui, gua nyaman dengan Brian, entahlahh ini just..just a feel, bukan cinta maksud gua. Gua normal!
***
pukul 2 malam lebih gua baru sampai di rumah, haha mungkin karna gua terlalu terbawa saat ngobrol dengan Brian. Sampai gak ingat waktu kaha gini.
Setelah gua masuk, gua kembali teringat dengan Martin. Kenapa dia? Kenapa harus pergi, sekarang gua harus bertahan hidup tanpa ada seorangpun keluarga yang ngelindungin gua. Shit!!
Gua lantas langsung duduk di sofa, sebelumnya belanjaan tadi gua taruh di lantas dekat meja. Gua kembali menatap langit-langit, Gua belum percaya ini. Martin...Martin!!
Astaga!! Hp gua? mana tadi? gua melihat sekeliling gua, dan benar! Hp gua hancur bahkan layarnya lepas. Heh...Gua rasa gua gak perlu mungut tuh benda deh.
Gua kembali menghela nafas....menutup mata, mencoba mambuat gua terlelap, mungkin dengan ini gua bisa melupakan masalah kecil ini.
***
'Kringgg..Kringg!!'
'Kringg...Kringg!!"
Ahhh...Suara alarm lagi, i hate that. Gua membuka mata, lalu mengucek mata dengan pelan. Gua menghela nafa untuk mengumpulkan beberapa energi agar bisa bangkit. Selesai, Gua lantas berdiri mengambil jam kecil gua itu, tapi suaranya besar. Gua ambil lalu gua tatap penuh dendam, dann BOMM!! Lemparan keras langsung menimpa dinding, sang jam kecil hancur terhambur berai. Gua suka liat itu....
Gua kembali bediri menatap sekeliling gua, tunggu dulu. Ada yang sangat aneh, bukanya gua malam tadi di ruang tamu ya?? kenapa sekarang ada di kamar?
Apa jangan-jangan Martin?
gua beranjak menuju ruang tamu dengan cepat. Di ruang tamu gua lihat sekeliling tak ada seorang pun. Lalu gua berjalan lagi menuju kamar Martin, dan sama, di kamar Martin juga tidak ada siapa-siapa. Dapur!! ya.. Gua beranjak dari kamar Martin menuju dapur, dan sama saja, tidak ada siapapun. Apa gua lupa ya?
Mata gua melihat ke sekeliling ruangan, ini..ini siapa yang bersihin. Gua gak percaya rumah ini bisa membersihkan diri dengan sendirinya, gua yakin pasti ada seseorang yang masuk malam tadi, gua yakin. kalau ini bukan Orang yang masuk, lantas siapa yang membersihkan seluruh ruangan di sini? Gua harus selidiki, yaaa...gua bisa menyelidiki.
Gua kembali ke kamar untuk membersihkan tubuh, dari kemarin gua gak mandi, sumpah lengket-lengket badan gua. Udah kaya madu aja lengket-lengket, oh yaa..ngomong-ngomong lengket, kok CD gua lengket-lengket ya? Halahh...
Setelah 30 menit berlalu gua sudah selesai mandi dan mengenakan seragam lengkap, gua melirik ke arah jam dinding. Baru jam setengah 7, masih banyak waktu. Gua harus tau siapa yang masuk ke nih rumah malam tadi.
Hal pertama yang gua lakukan adalah memeriksa kasur. Jika orang itu mengangkat gua, pasti orang itu meninggalkan sehelai rambutnya atau minimal bau parfumnya lahh...
dan Boomm!! Rambut. Gua mengambil sehelai rambut yang terjatuh di lantai, gua periksa. Ini bukan rambut gua, warnanya lebih ke coklat ke kuningan dengan diagonal cukup tebal. Gua yakin, seseorang yang datang malam tadi adalah seorang laki-laki yang berambut subur. dan memiliki tinggi tubuh setara dengan gua, terbukti dengan jatuhnya rambut tepat di lantai di samping kasur, dengan jarak pembeda 9 cm.
Gua sekarang menuju kamar mandi, untuk memeriksa baju gua. Gua yakin, orang ini meninggalkan bekas bau tubuhnya di baju gua, secara dia ngegendong gua.
Setelah di kamar mandi, gua mengambil baju yang bekas gua pakai malam tadi. Gua mengendusnya beberapa saat, Hemm....Bau parfum emerland, tanpa alkohol tapi melekat tahan lama. Sedikit susah mengenali baunya, karna tercampur dengan bau badan gua. Tapi gua yakin, pemakai parfum ini adalah seseorang yang sangat punya banyak uang.
Gua kembali ke kamar untuk membersihkan tubuh, dari kemarin gua gak mandi, sumpah lengket-lengket badan gua. Udah kaya madu aja lengket-lengket, oh yaa..ngomong-ngomong lengket, kok CD gua lengket-lengket ya? Halahh...
Setelah 30 menit berlalu gua sudah selesai mandi dan mengenakan seragam lengkap, gua melirik ke arah jam dinding. Baru jam setengah 7, masih banyak waktu. Gua harus tau siapa yang masuk ke nih rumah malam tadi.
Hal pertama yang gua lakukan adalah memeriksa kasur. Jika orang itu mengangkat gua, pasti orang itu meninggalkan sehelai rambutnya atau minimal bau parfumnya lahh...
dan Boomm!! Rambut. Gua mengambil sehelai rambut yang terjatuh di lantai, gua periksa. Ini bukan rambut gua, warnanya lebih ke coklat ke kuningan dengan diagonal cukup tebal. Gua yakin, seseorang yang datang malam tadi adalah seorang laki-laki yang berambut subur. dan memiliki tinggi tubuh setara dengan gua, terbukti dengan jatuhnya rambut tepat di lantai di samping kasur, dengan jarak pembeda 9 cm.
Gua sekarang menuju kamar mandi, untuk memeriksa baju gua. Gua yakin, orang ini meninggalkan bekas bau tubuhnya di baju gua, secara dia ngegendong gua.
Setelah di kamar mandi, gua mengambil baju yang bekas gua pakai malam tadi. Gua mengendusnya beberapa saat, Hemm....Bau parfum emerland, tanpa alkohol tapi melekat tahan lama. Sedikit susah mengenali baunya, karna tercampur dengan bau badan gua. Tapi gua yakin, pemakai parfum ini adalah seseorang yang sangat punya banyak uang.
***
Seperti biasa, setelah pukul 7 gua langsung berangkat menuju bus sekolah. Di dalam Bus gak ada yang gua kenal selain Brian, maka dari itu gua mengambil tempat duduk di samping Brian.
"Rumah lo di mana?" Tanyanya saat gua baru saja duduk. Kayaknya dia kangen, aduhhh GR banget gua.
"Lo mau datang?" tanya gua tanpa menoleh."Rumah gua di ujung jalan sono!" Jelas gua.
"Ohh..Rumah yang baru terjual itu?" Tanyanya basa-basi.
"Yeahh..itu rumah gua," Balas gua.
"Melly malam tadi ngomong apa lagi ke Elo? pasti yang macem-macem ya??" Tanyanya agak murung, entah padahal dia udah nyeritain semua tentang hidupnya. Kenapa dia seperti nyimpan rahasia, gua curiga.
"Yeahh..gua tau, Melly nyeritain semuanya," Jawab gua santai dan sok tahu, padahal gua masih bingung. Apa maksud dia?
"Makasih banyak yaa!!" Katanya serak dengan nada yang lirih.
"Emm...sama-sama," Jawab gua tersenyum, tau juga enggak gua.
"Enggak, gua betul-betul ngucapin terimakasih, Jarang ada orang yang mau nerima gua. Termasuk Ibu gua sendiri....," Ucapnya lagi dengan nada melirih.
"Ayolahh...jangan bahas itu lagi!" Kata gua sambil merangkul Brian dari samping.
"Haha...padahal baru kenal," Brian terkekeh.
beberapa saat kemudian bus berhenti, tanda bahwa bus sudah mendarat. Dan.... kami sudah sampai di sekolah sampah ini.
satu persatu seluruh siswa mulai berhamburan keluar, hebat! sepertinya tersisa gua dengan Brian saja di Bus ini.
"You will come out now? why you silent?" ucap gua sambil melirik Brian. Dia sepertinya menunggu sesuatu.
"Damn you! Are you kidding? di luar sana geng Wilbert sedang menunggu kita, dia benci dengan anak kelas F."
"haha...Just my opinion, You scared him?" tanya gua sambil mengangkat alis kanan, dia takut dengan geng murahan itu?
"Yes!" Jawabnya singkat."and why??" lanjutnya lagi.
"Nothing! hanya saja, geng itu geng murahan. Gua bisa dengan mudah menghanguskan mereka dann....."
"lo akan di keluarkan dari sekolah, termasuk seluruh anak kelas F. Karna lo mau menambahkan kesalahan, and dia anak pemilik sekolah ini." Sambung Brian, dia tersenyum menang. Why? I was not wrong.
"yeaa yeaa yeaa....kita tunggu mereka pergi!" ucap gua, dan masih duduk di bangku rata ini. Sumpah, pantat gua jadi rata.
"You can tell me all about Wilbert?" tanya gua, dengan posisi masih duduk di bangku sialan ini. Ahh...bokong gua keram.
"This will be a long story, but let it easy to understand," Brian menghelan nafas sebentar."Dia geng yang memegang kendali punuh sekolah ini, termasuk kepala sekolahnya. Seolah dia seorang bos yang sangat berkuasa, tapi pada kenyataanya dia hanya berlindung di balik patamorgana ayahnya." Jelas Brian.
"Itu mudah, kita hancurkan saja ayahnya. Beres!!"
"haha Are you kidding with me? Kita? lo pikir ini film action hollywood?" kata Brian."Kita tidak mungkin bisa memusnahkan orang dengan mudah!! Itu pembunuhan!" lanjutnya lagi.
"Okey, Listen me!" gua berbalik menatap tajam Brian."Gua akan bantu kelas kalian! kelas kita...lo bilang di berlindung di balik patamorgana ayahnya bukan? kita buat saja ayahnya tidak mengirim kan dana lagi, dan Bomm!! tak ada kuasa lagi di diri Wilbert." lanjut gua menjelaskan dengan penuh strategi, sepertinya hanya sketsa rencana bodoh.
"Hahaha...dan sekolah kita akan bangkrut!! dan tak ada lagi sekolah di sini." Kata Briam menerangkan." Dan yang paling bodoh, bagai mana caranya? Listen me?" Lanjutnya lagi. Gua yakin, dia akan kaget mendengar rencana gua.
"Rencana? okey rencana pertama adalah keluar dari bus, sebelum orang-orang mikir kita sedang melakukan perbuatan aneh..." ucap gua seraya berdiri tegap, ehh si Brian planga-plongo.
"Oh..o-k-ey," Jawabnya agak bertahap-tahap, sesuatu lagi?
"Kapan?"
"sek-karang," Jawab Brian masih merhatiin ke arah luar, lewat jendela bus.
Gua beranjak keluar tanpa menunggu Brian, gua tau kalau nunggu dia urusannya bakal panjang kaya orang ngantri sembako, bahkan ampe pengadilan.
"Hey!! Wait!!" Seru Brian dengan cepat ngekor di belakang gua.
"Makanya jangan kaya keong," Timpal gua setelah Brian berjalan mendekat.
"Iyaa iya...,"
Dan benar, baru saja gua dan Brian menginjakan kaki di tanah, Geng bodoh itu menghampiri kami. Seketika saja awan-awan gelap, petir menggelegar, angin berhembus halus, dan pohon-pohon layu...halahh!!
"Hey, dia baru keluar dengan pangerannya!!" Ucap Wilbert, yang tiada lain tiada bukan adalah sang ketua gengnya.
"Shut up!!" Teriak Brian di depan Wilbert, gua langsung terpesona. Hah!! hebat dia sekarang sudah bisa melawan rasa takutnya. Itu baru permulaan.
"Lo berani?" Wilbert makin mendekat dengan Brian.
'BRUGGG!!' seketika Brian terlempar jauh, hanya dengan sekali dorongan. Gua yakin dorongan itu bukan berasal dari manusia normal, pasti idiot atau orang sarap. Gila!! Whats happening??
"Shitt!!!" Gumam gua seraya membantu Brian berdiri, semua bersorak seolah kami adalah sampah. Kalau bukan karna ada banyak siswa di sini, sudah gua patahkan leher mereka. Tapi sayang....