BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Kenangan

24

Comments

  • semuanya seperti berjalan begitu cepat dan tiba-tiba,
    dan aku belum siap untuk semua drama kehidupan ini

    "silahkan diminum Tuan, tengah malam nanti anda akan naik kapal berlayar ke Pelabuhan Kendari butuh kurang lebih 2 hari 3 malam jika semua lancar", sambil menyerahkan bumbung bambu berisi air

    betulah benar tengah malam aku dibangunkan kusir, setelah menjelang jam 8 malam Kami tiba di Pelabuhan
    bapak kusir mempersilahkan aku untuk beristirahat sejenak
    kapal ini tak begitu besar seperti perkiraanku, kira kira 80 meter panjangnya dan 10 meter lebarnya
    seperti bukan untuk penumpang, ku lihat beberapa kotak kayu tersusun di gladak kapal 1/4 dari panjang kapal ini di buat bertingkat bak rumah kayu yang memiliki loteng

    aku menyerahkan satu kantong koin perak pada kusir tadi, menyerahkan semua keperluanku nanti selama perjalana ke jawa agar dia berdialog dengan sang kapten,

    tak selang beberapa lama setelah lamunanku tentang kapal ini habis pak kusir menjumpaiku bersama seseorang, hitam tinggi dan berbadan tegap, rambutnya hitam legam bergelombang diikatnya sebagian ke belakang

    "Tuan, ini Kapten kapal ini, beliau yang akan memandu dan bertanggungjawab atas keselamatan Tuan selama perjalanan ke Jawa," saya permisi Tuan semoga perjalanan anda lancar, kusir itu pergi turun dari kapal
    aku masih kikuk dengan orang asing ini, aku tersenyum dan Masih memegang tas yang kubawa erat seakan takut jatuh

    " Mari Tuan, saya antar anda ke tempat istirahat
    semua biaya perjalanan anda telah dilunasi termasuk biaya untuk makan di atas kapal ini," orang itu berjalan menuju ruang yang ku sebut loteng tadi tapi ini yang lantai bawah
    "Ridwan akan menerangkan beberapa aturan yang berada dikapal ini, dia adalah wakilku jika Tuan membutuhkan sesuatu Tuan bisa mencari Ridwan,"

    Sekonyong keluar seseorang dari ruang bawah membawa beberapa gulungan kertas yang lumanyan panjang, sedepa mungkin tapi bukan itu yang menarik perhatianku melainkan mahkluk yang membawa gulungan beruntung itu,
    Aku masih terpana, saat sang kapten memperkenalkannya semua jadi tak terdengar dengan jelas
    dia berbicara aku tak mendengarnya cuma saja aku melihat dengan jelas bibirnya bergerak, matanya dengan jelas aku lihat, setiap berkedip dengan bulu mata yang lebat menambah menawannya garis wajahnya yang tegas dengan beberapa bulu di wajahnya
    aku terpesona, dengan hanya baju dalam dan celana pendek yang ia kenakan dengan jelasnya setiap inci tubuhnya menjelaskan sebuah keindahan

    aku terperanjat saat dia menjentikkan jari di depan wajahku, setengah sadar aku manangkap perkataannya, tempat tidur di depanku tersusun 3 dipan, tas yang ku pegang tadi telah berada di tangannya ia memasukkannya ke lemari kecil yang ada di ujung ranjang susun yang akan aku tempati selama perjalanan

    aku masih memperhatikan dia merapikan ranjang ukuran 2 meter Kali 1 meter itu, tikar pandan yang sedikit tebal dan satu bantal, dia menerangkan juga bahwa aku akan mendapat 3 Kali makan sehari yang bisa di dapat di dapur belakang kapal
    air tawar hanya digunakan untuk minum dan keperluan masak, mandi hanya akan menggunakan air asin
    dilarang berkeliaran di luar ruangan saat kapal melaju

    "besok pagi saya akan menemui Tuan lagi, berhubung kapal akan segera berlayar, Ridwan mengakhiri pembicaraan sepihaknya tadi
    aku masih saja terpaku, berdiri memandang pria menarik itu pergi, Dia berbalik dan mengisyaratkan aku untuk tidur dengan tangannya

    entahlah perjalanan masih akan sangat panjang, dan besok pagi aku akan memulainya hal baru
  • cerita yang bagus @Sindu aku seperti membaca karya sastra jaman dulu, bahasanya indonesia baku agak melayu ... dimention ya lanjut
  • Puasss bacanya panjanggg ... :D , unik nih cerita
  • @lulu_75 thanks ya
    @tsunami ikutin terus ya
    ;)
  • Hehehe ... sipp, kirain ente update gan :D
  • Tak tahu sudah berapa lama aku tertidur, entah karena lelah atau efek pria menarik itu masih bekerja dianganku,
    sedikit terkaget saat tempat tidurku bergoyang, ah, bukan hanya tempat tidur tapi semua ruangan ini seakan bergoyang sedikit diguncang gempa
    aku mengerjapkan mataku beberapa kali untuk meyakinkan bahwa ini nyata
    beberapa guncangan lebih besar lagi datang menjawab keraguanku, dan aku baru saja sadar dari alam bawah tidurku...
    bergeming, " aku baru ingat, aku sekarang sedang berada dalam kapal yang sedang berlayar"

    "Selamat pagi Tuan, apakah ini perjalanan pertama Anda melalui laut?, jika benar ada baiknya anda hisap manisan ini sebelum Anda memulai sarapan anda",
    pria menarik itu memberiku 3 butir benda yang dia sebut manisan, bentuknya agak aneh lonjong sebesar dan sepanjang ibu jari tangan berbungkus kulit jagung yang diikat setiap ujungnya menyerupai pocong
    kubuka perlahan isinya hitam agak coklat dapat terlihat butiran gula dilapisannya
    sedikit ragu mulai ku hisap, hmmmmm.....
    rasanya seperti jahe asem manis mungkin (ting-ting jahe ya;)
    kuhisap lagi, lagi dan lagi aku lupa sedari tadi pria muda menarik di depanku ini sedang memperhatikan tingkah anehku karena manisan jahe

    "kita memiliki 10 awak kapal, 1 seorang kapten, 1 wakil, 1 juru masak, dab sisanya awak dhek dan klasi, dan 1 penumpang asing, kapal ini membawa barang, apa itu barang kurang begitu penting dan anda berhak untuk diam mengikuti peraturan kapal ini selama perjalanan untuk kebaikan bersama, mari menuju dapur saya rasa sudah waktunya untuk makan pagi"

    pria muda itu mengakhiri pembicaraan sepihaknya lagi, aku mengekor di belakangnya
    dari kamar dok bawah menuju lantai tengah area dapur
    ujung ruangan terlihat ada beberapa tungku baru tertata meja dan kursi makan beberapa baris seperti kantin sekolahku
    beberapa makanan tertata rapi di meja besar bak Warung bebas kita mengambil seberapa banyak kita ingin
    nasi putih,Tuna bumbu, telur dadar, sambal, sayur tumis(entah itu apa tapi terlihat hijau), krupuk, ayam bumbu

    aku mengikuti Ridwan mengantri mengambil makanan, sepertinya banyak mata melihat ke arah ku dan Ridwan membuatku sedikit kikuk
    perlahan aku mengisi piringku dengan nasi, beberapa lauk dan sayur
    beruntungnya aku antrian terakhir, masih mengekor di belakang Ridwan kami menuju pojok meja yang kosong
    masih diam saat kami makan, beberapa orang sepertinya mulai berbisik

    Mungkin karena memang lapar atau efek manisan tadi aku merasa nikmat mengunyah makanan,
    kulihat Ridwan juga demikian, angkuh wajahnya seakan tak melihat mereka yang memperbincang kami
    tiba -tiba saja ia pergi entah kemana aku masih tenang dengan makananku
    berselang beberapa menit dia datang dengan teko air kecil dan dua gelas keramik di tangannya

    sedikit aku tersenyum, dia anak baik rupanya....
  • Hmmm ... nice, pemenggalan cerita yg pas, reader jd ga :-O
  • Baru terasa, aku sedikit pusing dan mual
    setelah makan tadi Ridwan mengajakku ke ruang haluan melihat lihat barang entah itu apa,
    ada beberapa tali dan jangkar

    waktu di dapur tadi kami atau lebih tepatnya aku sempat berkenalan dengan seberapa orang, tak seperti yang terlihat
    mereka semua ternyata ramah
    Andy dia tidur satu ranjang di atasku, David, Frans, Imam
    terlalu banyak untuk disebutkan meski faktanya hanya ada sepuluh awak kapal dan satu penumpang asing tak lain diriku sendiri.

    kapal melaju dayu, terlihat seperti tak berjalan mungki 2 s/d 3 knot, sampai saat ini tak ada hal yang membuatku khawatir kecuali mual dan pusingku
    dapat terlihat di samping kanan kapal yang Ridwan bilang Kepulauan Togian,
    "angin tak begitu berpihak kepada kita Tuan, bisa jadi minggu depan kita akan baru sampai di Pelabuhan Kendari" ia berujar dengan masih sibuk membongkar kotak di depannya.

    sudah berapa lama kau bekerja di kapal ini Ridwan?
    kau asli orang mana?, tanyaku tiba saja
    "saya orang bugis Tuan, kota kecil Sinjai didekat pesisir teluk Bone saya berasal, Wajah Tuan tak terlihat seperti pribumi, hanya saja posture tubuh anda masih bisa dikatakan pribumi, darimana anda berasal Tuan?"

    ayahku bilang kakekku dulu orang kompeni, mungkin masih ada sedikit peninggalan beliau dalam keluarga seperti wajah dan kulit yang sedikit berbeda dengan pribumi.
    Aku lahir di tondano dekat kota Manado
    seperti yang mungkin telah engkau ketahui Ridwan, Jepang meng-invasi Manado tak lama lagi Jepang akan menguasai kota indah itu, beberapa orang berpendapat itu bagus untuk kita pribumi, dan sedikit juga berpendapat itu awal yang kurang baik untuk masa depan Pertiwi ini,
    apa kau juga sependapat dengan salah satu dari mereka Ridwan?
    yang jelas saat ini menjadi tidak baik untuk keluarga besarku, kerana kami darah campuran.
    mualku ku semakin menjadi saat Ridwan hendak melanjutkan perbincangan, aku muntah.....
    dan memang sepertinya aku mabuk laut, kepalaku pusing, mualku menjadi jadi
    seketika tenagaku seperti habis diserap muntahan,
    huaaaaeeek, aku muntah lagi....
    Ridwan hanya diam tersenyum memandangku,
    huaaaaeeek, soooooooor........ ketiga kalinya aku muntah dan masih di tempat yang sama
    Dan dengan teganya Ridwan masih tersenyum, memandangku penuh kelucuan.
    sepertinya kepalaku makin bertambah pening, mau pingsan saja tapi malu pria muda tengik di depanku ini.
    huaaaaeeek tenggorokanku tersedat, aku muntah lagi tapi tak keluar sesuatu dari mulutku hanya sedikit cairan liur yang pahit terasa di pangkal lidah.
    entahlah aku tak ingat lagi, kurang ajar si Ridwan,

    aku terbangun karena merasa aneh dengan tubuhku,,
    seperti.....

    sedikit dan setengah sadar kuraba dadaku, merasa ada yang kurang, kuraba lenganku juga
    aku terlonjak bangun, ku pelototi tubuhku....
    APA!!!!!!...... aku telanjang,

    kubungkam mulutku cepat yang mungkin mengeluarkan suara mengganggu,
    "Tuan muda sudah bangun, anda mengalami mabuk darat dan na'asnya itu membuat anda pingsan beberapa jam, sengaja kami melucuti pakaian anda karena kotor," Andy menerangkan kronologi
    sambil meletakan satu mangkuk yang terlihat berisi sup atau bubur dab segelas air putih.

    "silahkan dimakan dulu buburnya untuk menggantikan makanan yang terbuang tadi, Ridwan berpesan, saya diharuskan menemani anda sampai makanan ini dihabiskan Tuan" sambil duduk di seberang ranjangku

    sepertinya, aku kurang enak badan Andy, letakkan di meja itu
    aku akan melahapnya nanti dan segera setelah aku selesai berganti pakaian.
    "silahkan berganti pakaian, itu tak memakan banyak waktu aku akan tetap duduk disini" selorohnya.
    kenapa kau seakan tak percaya padaku Andyiiiiiiiiii....! tekanku
    "Tuan muda, saya hanya menjalankan tugas, atau mungkin anda butuh bantuanku? perlu saya bantu mengenakan pakaian anda, setelah itu saya juga bisa menyuapi anda jika di rasa anda kurang punya tenaga untuk itu." kalimatnya semakin membuat aku jengkel.

    ini adalah pertama kalinya aku berganti pakaian dihadapan oranglain setelah aku mengenal rasa malu dulu saat kanak-kanak beranjak dewasa, maksudku dalam keadaan sadar saat aku pingsan tadi tak masuk hitungan,
    ku buka selimut yang sedari tadi membungkus tubuhku,
    tak begitu sulit menemukan pakaian di dalam tas ku kerana memang hanya beberapa lembar saja,
    setelah selesai kutuju makanan di meja tadi, sebenarnya dia benar aku sedikit gemetar seperti tak punya tenaga
    tapi rasa gengsiku lebih besarlagi, kupaksa mulutku mengunyah bubur beras semangkuk itu
    rasanya hambar dan hampir saja ku mutahkan jika saja tak ada cecunguk satu ini....
    baru aku tersadar, sekarang semua sudah tak sama saat beberapa hari lalu, aku tak boleh manja, apalagi cengeng
    semua hal berubah, dan secepatnya aku harus tumbuh dewasa dan mengerti tentang banyak hal
    ku kunyah lagi bubur itu, kurasa dan ku telan
    Baiklah Andy, aku sudah selesai...
    biarkan aku yang membawa mangkuk bekas bubur ini ke dapur, kau bisa kembali ke pekerjaanmu

    Sekarang pusingku tak kuhiraukan, aku mulai berpikir apa yang mungkin bisa kulakukan besok
    Surabaya adalah kota baru bagiku dan ini adalah perjalanan pertamaku tanpa orang tua sekaligus dengan tujuan yang masih serba belum pasti.

    saat tiba di dapur, pria berumur sedang sibuk mencuci wajan dan peralatan dapur lainnya
    dan baru sadar pula aku jikalau semua awak kapal ini adalah pria termasuk aku, "permisi Tuan ini mangkuk yang aku gunakan tadi, bisa saya bantu Tuan?" tanyaku

    "kau sudah bangun anak muda, tak usah repot sejenak kelar pun" senyumnya
    aku duduk di seberang dekat dia mencuci, sambil ku tuang air dari teko kecil ke dalam cangkir kutegak perlahan rasanya masih ketar, mungkin aku masih mabuk laut....
  • namanya si tuan muda itu Henkie bukan ... @Sindu takut salah tolong kasih tau namanya ...
  • cerita ini hanya fiksi yang sedikit berdasarkan sejarah tidak ada niatan membenarkan atau menyalahkan pihak manapun, cerita ini dibuat murni hanya untuk tujuan hiburan.


    aku masih duduk dibangku dapur , jurumasak bilang kapal sudah melaju stabil diperkirakan juga besok pagi atau sore kita akan mendapati hujan, jika dia tak salah dengar 2 malam 2 hari lagi kita akan berlabuh di Pelabuhan Kendari

    "Saat ini kita sudah berada di selat Salue, selat yang memisahkankan kepulauan Banggai dan kepulauan Sula" selorohnya sambil tak berbalik masih sibuk dengan sesuatunya.

    Perlahan aku bangkit dari dudukku,"Kepalaku masih saja terasa pusing apa ini bisa dikatakan wajar Tuan?, tanyaku dengan tangan yang masih mencengkram perut yang juga serasa diaduk

    "Tubuh Tuan masih belum terbiasa saja dan itu wajar karena ini perjalanan pertama anda melalui laut, jika boleh disarankan anda bisa berbersih diri dengan air asin agar anda lebih mengenal laut"  dia selesai dengan pekerjaannya
    Sekarang dia berbalik berjalan menuju arahku, entah apa yang ia lakukan ku biarkan saja
    Tangan kirinya memegang keningnya sendiri sedangkan tangan kanannya menyentuh keningku

    "Anda tidak deman, kurasa mengguyur badan anda dengan air asin bukanlah hal yang bisa dibilang membahayakan keselamatan anda" selorohnya sambil tersenyum

    Baiklah kurasa anda benar aku akan mandi, dan memang sudah 3 hari atau lebih aku belum mandi semua karena huru-hara ini huft..... Keluhku
    Perlahan aku berjalan menuju ruang belakang, ruang ini memang ditujukan untuk mereka yang ingin berbersih tubuh.Ruang ini tak begitu besar ada pompa manual disana dengan ujung pipanya menjorok ke dalam bak mandi yang berbentuk persegi, Aku yakin pipa penghubung bawahnya ini menuju dek samping kapal yang langsung menyentuh air laut
    Ku pompa perlahan tak begitu berat
    Jeglek...Jeglek...Jeglek.... Soooooooor air keluar dari ujung pipa, ku tengok belakang tak ada siapapun, kucolek airnya untuk meyakinkan kekonyolan
    kurasa, Pahit asin dan memang betullah benar ini air laut
    Ku pompa beberapa kali dan terus hingga bak di depanku ini terisi penuh.

    Satu ganyung yang terbuat dari tengkorak buah kelapa tergantung rapi, ada batu kali sebesar genggaman tangan
    Spon serabut kulit kelapa terikat begitu rupanya
    aku mengerti fungsi barang barang unik ini, aku pernah melihat saudara jauh dari ibundaku menggunakannya saat mandi di Tumohon
    Kutelanjangi cepat tubuhku, aku sedikit heran entah Kapan terakhir aku memperhatikan tubuhku saat mandi atau tak berbusana, tumbuh beberapa bulu di daerah rawan itu, di belahan dadaku bergaris lurus begitu rapi melewati pusar hingga bermuara di area rawan tadi,
    Aku tersenyum geli, sepertinya aku memang sudah siap untuk menjadi pria dewasa
    Perlahan kusiram badanku, airnya hangat tak seperti dugaanku, kusiram lagi dan ku coba spons unik itu

    Mulai ku gosok tangan dan kaki ku
    Sedikit aku bergumam terdengar seperti bernyanyi tapi aku merasa seperti ada yang memperhatikanku aku berhenti sejenak.....
  • siapa ya pasti Ridwan ...
  • jgan lupa...
  • Surabaya
    ____________________________________________________________
    ____________________________________________________________

    Kakak diam saja. Hanya memandang. Lurus. Kosong, jauh.
    Lebih-lebih kalau duduk depan jendela. Angin kadang
    memburai-burai rambutnya sampai masai, namun kakak bergeming.
    Matanya terus menerawang ke cakrawala. Wajahnya tambah putih,
    kian lesi. Tidak jarang air matanya merambat sepanjang pipi.
    Bulu mata yang dulu lebat dan lentik seakan layu karena
    kesedihannya terhanyut dalam pedihnya perpisahan, setelah 4
    tahun bertunangan Tuhan berkehendak lain

    Kabar kalahnya pejuang nusantara meluluh-lantakan harapan kak
    Tuti berpelamin dengan sang pujaan

    Bang prasetyo sudah satu bulan dikebumikan bersama beberapa
    pejuang lainnya, tapi kesedihan kakak tak runtuh jua dari
    jiwanya, dari berita radio Hindia-Belanda 

    Jepang meng-invasi Borneo dan Manado 2 hari setelahnya mereka
    berhasil menguasai kedua Bandar kota tersebut

    Surabaya yang telah lebih dulu diduduki Jepang, sebagian dari
    district tak terjangkau invasi menjadi tempat bersembunyinya
    para kompeni

    3 February 1942_ sebulan yang lalu,

    Jepang mengebom kota Surabaya memulai serangannya dari udara
    dari kapal- kapal besi terbangnya, sasaran pusat pusat
    pemerintahan Hindia-Belanda.

    ___________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________

    Andy tercenung saat ku berbalik menatapnya, dia terdiam
    memperhatikanku mandi sedari tadi pasti

    "Kau mencari sesuatu Andy?" Dia menggeleng tanpa berkedip

    "A...aku, ingin buang hajat Tu...Tuan," jawabnya seperti anak
    kecil yang ketahuan mencuri manisan kawannya.

    "Bukankah tempat buang air besar bukan disini, melainkan di
    skat sebelah Andy??, sedikit otak jailku bereaksi

    Apa kau sedang mengintipku mandi? Kau bisa menggosokkan
    punggungku, tanganku tak sampai jangkau..." Aku berdiri Masih
    dengan keadaan telanjang bulat, Andy mundur satu langkah

    Ku maju, kuraih tangannya perlahan serat kelapa yang kupegang
    kini telah ditangannya

    Aku berbalik duduk di bangku kecil saat kumenyiram badan tadi

    " kau bisa mulai menggosok punggungku Andy, jika kau tak
    keberatan itu akan sangat membantuku... Aku berterimakasih

    Perlahan kurasakan telunjuk tangannya menyentuh punggung, dia
    berguman kubiarka saja

    Aku ingin tahu apa seseorang di kapal ini punya rasa special
    seperti aku selama ini

    "Kulit anda terlihat seperti milik perempuan, mungkin ini
    karena anda peranakan?, dia terkekeh kecil...

    Menurutmu aku tampan Andy? Atau siapa Menurutmu pria tertampan di dalam kapal saat ini?, aku mencairkan suasana yang ku buat canggung sendiri tadi...

    "Anda sangat tampan Tuan muda, saya rasa Anda pria muda tertampan di dalam kapal saat ini, kecuali satu jam kemudian ada peri yang menyulapku menjadi seperti anda, mungkin anda bukan satu-satunya yang tertampan hehehe, dia kembali terkekeh masih dengan serabut kelapa yang digosokkan membujur pada punggungku...

    _________________________________________________________________

    Aku menghisap permen jahe pemberian Ridwan, saat Andy memanggilku untuk makan malam

    Saat adegan mandi tadi aku merasa senang, Andy bersikap biasa sajaMemperlakukanku layaknya orang yang sakit keras, aku sempat melarangnya, tapi ia tak hirau seakan tak mendengarDia terkekeh kecil, andai Tuan perempuan puan pastilah aku awak kapal pertama yang akan berusaha mengambil hati Tuan, Dia benar benar memandikanku bak seorang tua pada anak kecil...
    Aku yang niatnya menjahil tadi, menjadi tak dapat berkata kata, rambutku ia beri klerek (semacam buah yang dapat digunakan sebagai sabun) berbusa harum khas tanamannya menyeruak hidungku, sedikit perih di sudut mataku.
    Sepertinya dia memang cekatan mengurus orang sakit, meski saat ini aku tidak sakit
    Kami makan diruang tengah, sebagian telah selesai mengisi perut saat aku dan Andy masukKu dengar dari percakapan sudut tadi sepertinya besok pagi kapal layar ini akan bersandar di Kendari selama setengah hari untuk mengisi bahan makanan dan air bersihKu lihat Ridwan duduk dengan santapan malamnya di sudut ruangan,, sepertinya dia memang tak biasa bicara banyak terlihat dari sekitarnya dia lebih sering sendiriAku mengisi piringku dengan nasi, beberapa ikan goreng tumis kangkung dan sambal... Terlihat begitu menggoda, aku benar - benar laparKuhampiri Ridwan yang masih khusuk dengan santapannya, seakan tak ada orang di sekitarnya ia masih saja tak tertarik menoleh ke arahku yang duduk berpapasan di depannya, 

    "Aku dengar besok pagi bisa dipastikan kita sandar, Ridwan? Tanyaku, sambil mulai mengunyah makananku, Hmmmm.... Enak sekali, aku semakin bersemangat melahap dengan buasnya makan malamkuAku lupa bahwa sedang mengajak bercakap Ridwan tadi, sampai aku tersedak begitu mengingat...

    "Tuan tidak apa? Pelanlah tak apa, awak koki masih punya banyak makanan, tak perlu Tuan tergesa"
    Sambil menyodorkan air putih dari muk,
    HeheheAku tersenyum,

    "maaf sepertinya muntahan tadi siang memang menguras isi perutku" Aku berkata jujur, Entah sejak Kapan Andy tiba saja sudah duduk di sebelahku dengan teh hangat

    "Minum ini Tuan, sepertinya efek mabuk laut Tuan belum sepenuhnya hilang, minuman hangat akan membantu anda cepat pulih" seloroh nya

    Terimakasih Andy, kau baik sekali timpalku

    "Dia hanya tersedak Andy, jangan berlebihan toh dia pria muda yang terlihat sehat dan tak sedang sakit keras" Ridwan menimpali kami berdua"Andy teruskan makanmu, aku tak apa Seperti yang perwira bilang aku hanya tersedak" dengan nada sedikit ku buat kesalAndy menurut dengan cepat dia menyelesaikan makannya, dengan beberapa tegak air, ia bersendawa
    "Maaf, aku tak sengaja" katanya
    Kulihat pipinya memerah menahan malu, Aku selesai, saat ku meminum teh yang dibawa andy tadi rasanya memang lebih nyaman saat perut terasa hangatSebentar sebelum aku hendak meletakkan muk ku, "Biar saya yang membereskan Tuan, Anda bisa kembali ke Tempat tidur" tanpa menunggu persetujuanku dan tanpa menoleh ke arah Ridwan.
    "Huft, dia tidak sedang sakit Andy, kurasa dia juga cukup punya tenaga membawa piring kosong itu, kau tak perlu berlebihan"  dengus RidwanSeakan tak mendengarnya Andy melenggang pergi ke pencucian piring, kurasa meraka sangat cocok, aku terkekeh kecil saat berjalan menuju kamar istirahat.

    "Apa? Merasa jengkelku diperhatikan bak lelucon tak jadi"Kau manis saat tersenyum" seloroh Ridwan tanpa ekpresiKontan membuat pipiku panas, Kau juga terlihat lebih manis lagi saat pipi mu memerah, tambahnya lagiSepertinya kau dan Andy cocok Ridwan, selorohku tak mau kalahKalian seperti kakak beradik, aku terkekeh dalam hati kegirangan melihat pipinya tak kalah merah denganku,, bukannya Andy itu manis dan penurut tambahku lagi, Aku menyamai skornya sekarang, 

    Bergegas aku lari ke kamar istirahat,, sudah hampir sepekan namum hanya beberapa awak kapal yang aku kenal.

    Ku rebahkan badanku di dipan mini, seperti biasa ruangan ini selalu berayun mengikuti gelombang ombak samudraBeberapa awak kapal telah lebih dulu beranjak tidur, kecuali mereka yang jam jaga kemudi dan layar.Kembali ku terngiang hari-hariku bersama keluargaku, aku tertawa kecil sejenak dan mendadak terdiamAku ingin tahu akan seperti apa semua ini berlanjut, yang sekarang aku tahu tak hanya aku seorang yang terpisah dengan orang tercinta hanya karena beberapa orang petinggi berkepentingan,

     Huft.... Konsep kehidupan memang serba tidak pernah pasti, seperti halnya sekarang aku tak pernah bermimpi akan berpetualang sejauh iniTak seperti ilmu fisika yang diajarkan Mr. Lukas yang akan serba pasti dan presisi disetiap rumus dan hasilnya
  • Surabaya
    ____________________________________________________________
    ____________________________________________________________

    Kakak diam saja. Hanya memandang. Lurus. Kosong, jauh.
    Lebih-lebih kalau duduk depan jendela. Angin kadang
    memburai-burai rambutnya sampai masai, namun kakak bergeming.
    Matanya terus menerawang ke cakrawala. Wajahnya tambah putih,
    kian lesi. Tidak jarang air matanya merambat sepanjang pipi.
    Bulu mata yang dulu lebat dan lentik seakan layu karena
    kesedihannya terhanyut dalam pedihnya perpisahan, setelah 4
    tahun bertunangan Tuhan berkehendak lain

    Kabar kalahnya pejuang nusantara meluluh-lantakan harapan kak
    Tuti berpelamin dengan sang pujaan

    Bang prasetyo sudah satu bulan dikebumikan bersama beberapa
    pejuang lainnya, tapi kesedihan kakak tak runtuh jua dari
    jiwanya, dari berita radio Hindia-Belanda 

    Jepang meng-invasi Borneo dan Manado 2 hari setelahnya mereka
    berhasil menguasai kedua Bandar kota tersebut

    Surabaya yang telah lebih dulu diduduki Jepang, sebagian dari
    district tak terjangkau invasi menjadi tempat bersembunyinya
    para kompeni

    3 February 1942_ sebulan yang lalu,

    Jepang mengebom kota Surabaya memulai serangannya dari udara
    dari kapal- kapal besi terbangnya, sasaran pusat pusat
    pemerintahan Hindia-Belanda.

    ___________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________

    Andy tercenung saat ku berbalik menatapnya, dia terdiam
    memperhatikanku mandi sedari tadi pasti

    "Kau mencari sesuatu Andy?" Dia menggeleng tanpa berkedip

    "A...aku, ingin buang hajat Tu...Tuan," jawabnya seperti anak
    kecil yang ketahuan mencuri manisan kawannya.

    "Bukankah tempat buang air besar bukan disini, melainkan di
    skat sebelah Andy??, sedikit otak jailku bereaksi

    Apa kau sedang mengintipku mandi? Kau bisa menggosokkan
    punggungku, tanganku tak sampai jangkau..." Aku berdiri Masih
    dengan keadaan telanjang bulat, Andy mundur satu langkah

    Ku maju, kuraih tangannya perlahan serat kelapa yang kupegang
    kini telah ditangannya

    Aku berbalik duduk di bangku kecil saat kumenyiram badan tadi

    " kau bisa mulai menggosok punggungku Andy, jika kau tak
    keberatan itu akan sangat membantuku... Aku berterimakasih

    Perlahan kurasakan telunjuk tangannya menyentuh punggung, dia
    berguman kubiarka saja

    Aku ingin tahu apa seseorang di kapal ini punya rasa special
    seperti aku selama ini

    "Kulit anda terlihat seperti milik perempuan, mungkin ini
    karena anda peranakan?, dia terkekeh kecil...

    Menurutmu aku tampan Andy? Atau siapa Menurutmu pria tertampan di dalam kapal saat ini?, aku mencairkan suasana yang ku buat canggung sendiri tadi...

    "Anda sangat tampan Tuan muda, saya rasa Anda pria muda tertampan di dalam kapal saat ini, kecuali satu jam kemudian ada peri yang menyulapku menjadi seperti anda, mungkin anda bukan satu-satunya yang tertampan hehehe, dia kembali terkekeh masih dengan serabut kelapa yang digosokkan membujur pada punggungku...

    _________________________________________________________________

    Aku menghisap permen jahe pemberian Ridwan, saat Andy memanggilku untuk makan malam

    Saat adegan mandi tadi aku merasa senang, Andy bersikap biasa sajaMemperlakukanku layaknya orang yang sakit keras, aku sempat melarangnya, tapi ia tak hirau seakan tak mendengarDia terkekeh kecil, andai Tuan perempuan puan pastilah aku awak kapal pertama yang akan berusaha mengambil hati Tuan, Dia benar benar memandikanku bak seorang tua pada anak kecil...
    Aku yang niatnya menjahil tadi, menjadi tak dapat berkata kata, rambutku ia beri klerek (semacam buah yang dapat digunakan sebagai sabun) berbusa harum khas tanamannya menyeruak hidungku, sedikit perih di sudut mataku.
    Sepertinya dia memang cekatan mengurus orang sakit, meski saat ini aku tidak sakit
    Kami makan diruang tengah, sebagian telah selesai mengisi perut saat aku dan Andy masukKu dengar dari percakapan sudut tadi sepertinya besok pagi kapal layar ini akan bersandar di Kendari selama setengah hari untuk mengisi bahan makanan dan air bersihKu lihat Ridwan duduk dengan santapan malamnya di sudut ruangan,, sepertinya dia memang tak biasa bicara banyak terlihat dari sekitarnya dia lebih sering sendiriAku mengisi piringku dengan nasi, beberapa ikan goreng tumis kangkung dan sambal... Terlihat begitu menggoda, aku benar - benar laparKuhampiri Ridwan yang masih khusuk dengan santapannya, seakan tak ada orang di sekitarnya ia masih saja tak tertarik menoleh ke arahku yang duduk berpapasan di depannya, 

    "Aku dengar besok pagi bisa dipastikan kita sandar, Ridwan? Tanyaku, sambil mulai mengunyah makananku, Hmmmm.... Enak sekali, aku semakin bersemangat melahap dengan buasnya makan malamkuAku lupa bahwa sedang mengajak bercakap Ridwan tadi, sampai aku tersedak begitu mengingat...

    "Tuan tidak apa? Pelanlah tak apa, awak koki masih punya banyak makanan, tak perlu Tuan tergesa"
    Sambil menyodorkan air putih dari muk,
    HeheheAku tersenyum,

    "maaf sepertinya muntahan tadi siang memang menguras isi perutku" Aku berkata jujur, Entah sejak Kapan Andy tiba saja sudah duduk di sebelahku dengan teh hangat

    "Minum ini Tuan, sepertinya efek mabuk laut Tuan belum sepenuhnya hilang, minuman hangat akan membantu anda cepat pulih" seloroh nya

    Terimakasih Andy, kau baik sekali timpalku

    "Dia hanya tersedak Andy, jangan berlebihan toh dia pria muda yang terlihat sehat dan tak sedang sakit keras" Ridwan menimpali kami berdua"Andy teruskan makanmu, aku tak apa Seperti yang perwira bilang aku hanya tersedak" dengan nada sedikit ku buat kesalAndy menurut dengan cepat dia menyelesaikan makannya, dengan beberapa tegak air, ia bersendawa
    "Maaf, aku tak sengaja" katanya
    Kulihat pipinya memerah menahan malu, Aku selesai, saat ku meminum teh yang dibawa andy tadi rasanya memang lebih nyaman saat perut terasa hangatSebentar sebelum aku hendak meletakkan muk ku, "Biar saya yang membereskan Tuan, Anda bisa kembali ke Tempat tidur" tanpa menunggu persetujuanku dan tanpa menoleh ke arah Ridwan.
    "Huft, dia tidak sedang sakit Andy, kurasa dia juga cukup punya tenaga membawa piring kosong itu, kau tak perlu berlebihan"  dengus RidwanSeakan tak mendengarnya Andy melenggang pergi ke pencucian piring, kurasa meraka sangat cocok, aku terkekeh kecil saat berjalan menuju kamar istirahat.

    "Apa? Merasa jengkelku diperhatikan bak lelucon tak jadi"Kau manis saat tersenyum" seloroh Ridwan tanpa ekpresiKontan membuat pipiku panas, Kau juga terlihat lebih manis lagi saat pipi mu memerah, tambahnya lagiSepertinya kau dan Andy cocok Ridwan, selorohku tak mau kalahKalian seperti kakak beradik, aku terkekeh dalam hati kegirangan melihat pipinya tak kalah merah denganku,, bukannya Andy itu manis dan penurut tambahku lagi, Aku menyamai skornya sekarang, 

    Bergegas aku lari ke kamar istirahat,, sudah hampir sepekan namum hanya beberapa awak kapal yang aku kenal.

    Ku rebahkan badanku di dipan mini, seperti biasa ruangan ini selalu berayun mengikuti gelombang ombak samudraBeberapa awak kapal telah lebih dulu beranjak tidur, kecuali mereka yang jam jaga kemudi dan layar.Kembali ku terngiang hari-hariku bersama keluargaku, aku tertawa kecil sejenak dan mendadak terdiamAku ingin tahu akan seperti apa semua ini berlanjut, yang sekarang aku tahu tak hanya aku seorang yang terpisah dengan orang tercinta hanya karena beberapa orang petinggi berkepentingan,

     Huft.... Konsep kehidupan memang serba tidak pernah pasti, seperti halnya sekarang aku tak pernah bermimpi akan berpetualang sejauh iniTak seperti ilmu fisika yang diajarkan Mr. Lukas yang akan serba pasti dan presisi disetiap rumus dan hasilnya
  • lama juga perjalanan naik kapal laut jaman dulu ya ...
Sign In or Register to comment.