Rifal berlari kecil menghampiriku,
wajahnya bersinar diterpa cahaya
mentari, senyumnya merekah
menampakan gigi giginya yang kecil namun rapi, tangannya yang mungil namun kokoh
menggenggam sesuatu, suaranya tertahan
hingga akhirnya dia benar benar telah
sampai di depanku
"Frans liat apa yang ku temukan! !!"
Teriaknya antusias
aku hanya bengong sambil menunjukan raut penasaran
Rifal membuka genggamannya dan
menunjukan segumpalan cacing coklat
yang sudah benyek terhimpit tangannya,
hoekkk cacing cacing itu masih
menggeliat dengan lincah di tangan mungilnya
" menjijikan! Buang mereka "
pintaku sambil memalingkan wajah, tak
kuasa menatap lama lama benda tersebut
"Apa yang kau katakan bodoh! Ini
barang bagus, bisa kita gunakan untuk
ngerjain si anak babu itu! " cicitnya
seraya menyungginkan senyum,
seyuman licik seorang rifaldy dionardo
" yah terserah kau sajalah aku tidak
mau ikut.."
Tiba tiba Rifal mendorongku ke tembok dan menahan tubuhku dengan satu tangannya, Wajahnya berubah bengis sambil menatap tajam mataku
tubuhku seakan lemas merasakan
nafasnya yang menerpa wajahku
"Ku bilang kau harus ikut, apapun
yang aku lakukan kau harus ikut, musuhku adalah musuhmu dan musuhmu adalah musuhku juga,
sekarang kau pilih ikut denganku,
atau cacing cacing di tanganku ini akan
pindah ke perutmu" ancamnya
Aku begidik ngeri seraya mengangguk
beberapa kali, dia tidak bisa di tentang..pikirku
Rifal kembali tersenyum dan
melepaskanku dari himpitannya, aku
segera mengambil udara banyak banyak
untuk mengisi paru paruku karena sejak tadi aku hanya bernafas sedikit Rifal menarik tanganku dengan cepat, membawaku bersama menuju korbannya
Uhh...semoga dia tidak keterlaluan
pada anak itu..
Comments
Rifal yang nakal
ngg peduli bnk yg dukung apa tidak ttp pasti sy selesaikn sebgai arsip sya sendiri, betul tidak ? xixixi
lanjuut^^/
Aku pun langsung terbelalak kaget , pegang ? Yang benar saja !?
Buru buru aku aduk aduk tas sekolahku dan merobek secarik kertas sebagai upayaku
" cepat ah lama nih " gerutunya tak sabar
Kemudian Rifal menaruh cacing cacing itu dalam wadah kertas, ku lipat kertas berisi cacing itu hingga tak ada celah dan menaruhnya ke dalam tas ku dengan ngeri
"isshkk lama benar si babu itu keluar !" makinya
"memang kau mau berbuat apa dengannya ?"
"pokoknya seru dan spetkakuler frans!" serunya asik
"spektakuler kali..." ujarku
"euisshh diamlah si babu udah muncul tuh !"
Rifal segera lari menuju Arya yang dia sebut babu itu, aku tak suka Rifal menyebutnya begitu, itu terdengar kasar dan menyakitikan. Rifal selalu bertingkah semaunya, dia sering berkelahi dengan anak laki laki seusainya bahkan lebih tua dan menang, Rifal juga sering bertengkar dengan anak perempuan, dia tidak pernah mau nurut. Semua orang memusuhinya dan takut padanya, temannya hanya aku, yaah...entahlah kenapa aku bisa jadi satu satunya orang yang paling dekat dengannya, nanti akan aku ceritakan
Rifal merangkul Arya dan membawanya ke taman belakang sekolah yang cukup sepi dan ada pohon cherrynya yang tinggi menjulang, biasanya sebelum masuk sekolah aku dan Rifal selalu memanjat pohon ini berdua
Aku bilang aku tidak bisa memanjat pohon, tapi Rifal terus memaksa dan alhasil aku pun ikut ahli memanjat pohon seperti dirinya
"kita mau main apa kesini Rifal ? Tapi jangan lama lama yah, nanti ibuku khawatir" kata Arya si anak malang itu malu malu
"yaa tenang aja, mau jadi teman kami kan ?" ujarnya
Arya mengangguk pelan
"nah gitu dongg !"
Aku terdiam sambil menunggu apa yang akan Rifal lakukan, semoga baik baik saja...
"coba kesinikan tas mu ! " perintah Rifal
"buat apa fal ?" tanya Arya ragu, tapi dia tidak membantah dan menyerahkan tasnya pada Rifal
"toko emas surya jaya " ucap Rifal membaca tulisan di tasnya Arya
"ppfff...bhahahaha !!!"
Rifal tertawa terpingkal pingkal usai membacanya
Ku lirik Arya dia diam saja, tapi wajahnya sangat merah
"wah mamah kamu baru beli emas yah ? Hebat sekali mamah kamu kerja jadi pembantu sudah bisa beli emas yah " seru Rifal
"i..iya ibu kerja keras dan membeli emas sebagai tabungan, katanya untuk biaya sekolahku..." terang Arya
"udah yuk fal kita pulang aja..." ucapku tak kuasa, Rifal malah melototiku, kemudian aku diam lagi
Rifal menumpahkan semua isi tasnya Arya hingga isinya jatuh berserakan
"fal apa yang kamu lakukan ?!?" pekiknya
"anak miskin seperti kamu tuh ngg pantas sekolah ! Apalagi berlaga pintar didepan guru guru! Tau diri donk dasar anak babu!"
Rifal menginjaki barang barang milik Arya hingga kotor dan rusak
Ada pensil kayu tak bermerek yg dililiti karet,1 buah pulpen baru, sepertinya dia baru beli karna menurut cerita teman temanku Arya tidak jajan seminggu buat beli pulpen baru, beberapa hari ini dia hanya pinjam pulpen Anton, tapi Arya anak yang pintar dan terkenal sama guru guru, dia rajin dan tidak mudah putus asa, kalau masuk sekolah dia dulu yang paling duluan datang, walau anak dari keluarga tidak mampu, Arya berpotongan sangat rapih, dia juga berwajah lumayan tampan dan garis wajahnya tegas , baju seragamnya limis semua dan tidak ada kerutan, warnanya selalu terang seperti baru, dan sepatunya mengkilat, mungkin ibunya sangat perhatian, beda sekali sama Rifal yang bajunya selalu kotor akibat berkelahi
Arya mencoba melindungi barang barangnya tapi Rifal menendang bahunya hingga dia tersungkur di atas kubangan dan membuat bajunya kotor semua
Rifal menarik tasku dan mengeluarkan bungkusan cacing yang tadi aku selipkan
"ini hadiah buat mu ! " kata Rifal
Arya terpekik kaget, Rifal menaruh gumpalan cacing itu ke dalam celana Arya, dan aku yakin cacing cacing itu masih menggeliat dan hidup
Hoekkk, bulu kudukku merinding dan perutku mual membayangkannya
"ayok kita pulang !"
Rifal menarik tanganku dan membawaku pergi dari tempat itu meninggalkan Arya yang masih histeris
" kamu keterlaluan fal !" ujarku
"biar aja dia pantas mendapatkannya lagi !" jawab Rifal enteng
"memangnya dia salah apa sih sama kamu !? Kasian si Arya jangan gitu sama dia-"
Ucapanku terpotong karena lagi lagi tatapan mengerikan itu
Poor Arya..
Rifal keterlaluan bgt dah
mash Sd ath hee, nnti dikasih tau yh
thanks udh reading gan
lahihh><
@Gabriel_Valiant
@3ll0
@Dan1_shy
maksih yh udh mampir2
Sekarang usiaku 7tahun dan naik kelas dua, aku sudah 4 kali pindah sekolah dan aku harap ini adalah sekolah terakhir bagiku, aku sudah tidak naik kelas di tahun kedua kemarin, ini semua karena orang tuaku
Keluargaku broken home, ayahku sangat keras dan sering mabuk mabukan, dia sering jahat sama mamah, ayah suka memukul mamah, waktu kami masih bersama sama aku sering lihat mamah menangis, tapi ayah tidak jahat padaku dia sangat baik dan selalu mengabulkan permintaanku walawpun itu aneh aneh, makanya aku tidak benci ayah, aku sayang ayah dan mamah
Tapi mereka sering bertengkar tapi aku tidak peduli yang penting kami bersama
Aku anak tunggal, kata teman teman lebih asik punya adik, tapi menurutku punya piaraan lebih asik ketimbang punya adik, karena kalau aku punya adik aku musti membagi mamah dan ayah dengan adikku, yang lebih parah lagi gajian ayah akan habis di gunakan macam macam oleh adikku, aku tidak ingin itu terjadi
Tapi nyatanya sekarang mereka bercerai, hakim di pengadilan waktu itu berkata aku harus ikut mamahku dulu selama lima tahun, kemudian lima tahun lagi bersama ayah dan seterusnya
Kemarin aku tinggal dengan ayah dan mamah Sonya, mamah tiriku. Dia masih muda dan cantik, dia juga baik dan selalu menyuapiku makan, tapi aku rindu mamahku, karena mamahku ngg akan ninggalin aku sendiri untuk anak orang yang lebih lucu
Kemudian aku pernah tinggal dengan tanteku karena mamahku kerja menggantikan ayah
Tapi tante sama sekali tidak peduli padaku, aku seperti hidup seorang diri
Sekarang aku tinggal bersama nenekku, dia baik dan sayang padaku tapi wajahnya banyak keriput...dia juga agak galak kalau sedang marah, tapi aku sayang nenek
Ayahku menikah lagi dengan seorang janda berambut panjang sepinggang, dia sudah tidak sama mamah Sonya, Ayah sering bilang dulu mamah Sonya tidak bisa diatur seperti mamahku, lain kali cari istri jangan yang cantik cantik, yang biasa biasa saja asal bisa di atur
Oh ya mamahku juga menikah lagi dengan seorang duda, ayah tiriku itu berbadan tinggi dan berotot, kulitnya kuning keputihan dan bersinar, wajahnya tampan tapi agak sangar, dia baik padaku tapi tidak pada teman temanku, berkat dia aku tidak punya banyak teman serta tak ada yang mau main ke rumahku
Kemudian mereka bercerai, karena ayah tiriku itu ketahuan main perempuan, sekarang mamahku sendiri lagi
"Hi perkenalkan nama saya Haris Francist, biasa dipanggil Frans, saya pindahan dari SD X di kota Y, mudah mudahan saya banyak teman disini"
Suasana kelas masih hening usai aku memperkenalkan diri
"selamat datang Frans, tentu semua akan menerima kamu dengan baik yah " ujar bu guru pada seluruh kelas
"benar Frans, selamat datang yaah" satu kelas serempak menyambutku
Aku tersenyum lebar, semuanya baik baik dan berwajah ramah, ku rasa aku akan menyukai sekolah baruku
"silakan Frans duduk di sebelah situ yah dengan Rifaldy " pinta bu guru
Aku pun melangkahkan kakiku menuju bangku yang disebutkan bu guru, semua mata teman teman memperhatikanku, ntah apa yang ada di otak mereka dengan anak baru, memangnya aku pragawan ? Jalan saja musti diperhatikan
Anak yang akan duduk di sebelahku bernama Rifaldy ? Nama yang lumayan bagus, ku harap anaknya baik dan ramah
Ku letakkan tasku dibangku sebelah anak yang bernama Rifaldy itu
"hi apa kabar, perkenalan aku Frans !" ujarku berusaha ramah pada calon teman sebangkuku itu
"Rifaldy" jawabnya singkat tanpa menoleh padaku seakan papan tulis di depan lebih menarik ketimbang berkenalan denganku
Huh dasar sombong, pantas saja tak ada yang mau duduk dengannya
Seprtinya aku sedang sial duduk dengannya
lanjuuutt^^/
" kenapa Frans ?" tanya bu guru
INI BU SI RIFALDY NYUBITIN AKU TERUS, SURUH AJA DIA PINDAH BU ATAU KELUAR AJA DARI SEKOLAH, AKU BENCI BANGET SAMA DIA !!
ingin rasanya aku berteriak begitu, tapi tentu tidak ku lakukan, Rifaldy bisa saja berbuat lebih lagi
Sudah seminggu aku disini, aku sudah punya banyak teman tapi hari hariku sangat buruk, aku malas pergi sekolah, itu semua karena Rifaldy si anak badung itu
Aku benci padanya
Dia anaknya nakal sekali, semua orang nggk ada yang mau jadi temannya
Dia sering menabrakku dengan sengaja saat pulang sekolah
Aku pulang naik sepeda, tapi Rifaldy pulang jalan kaki, kata teman teman Rifal punya sepeda bagus di rumahnya tapi dia tidak pakai sepeda ke sekolah karena tidak bisa mengendarai sepeda, ha ha dasar bodoh !! Memang ayahnya tidak mengajarainya !?
Sudah 2 kali dia selama seminggu dia menumpahkn bekal makan siangku yang sudah cape cape nenekku buat, Rifal tidak bawa bekal makan siang, dia bilang hanya anak perempuan saja yang boleh bawa bekal, aku benci sekali padanya. Menurutku dia sok tau
Dia sering membuat anak perempuan menangis dan berkelahi dengan semua anak laki laki, satu kelas takut pada Rifal
Tapi ada satu anak, dia bernama Arifin, anaknya baik sekali, dia suka menolong dan ttersenyum pada semua orang, walaupun dari keluarga mampu Arifin tidak pernah sombong, kalau bicara suaranya halus dan pelan
Rifaldy tidak pernah jahat pada Arifin, dia selalu mendengarkan kata kata Arif, cuma Arif yang mau dia dengar, mereka berteman baik, aku sangat heran kenapa mereka bisa berteman ? Kenapa Arif mau berteman dengan anak badung itu ? Sungguh tidak masuk akal
Pernah aku di ajak Arif main ke rumahnya, dia dan mamahnya sangat ramah, Arif memelihara kura kura 2 ekor
Arif bilang Rifal juga sering main kerumahnya, dia bilang sebenarnya Rifal anak yang baik hanya cara bertemannya saja yang berbeda
Huh dia hanya membela, lagi pula apa peduliku
Arif bilang Rifal suka menolong dia membersihkan kolam kura kuranya, tapi Rifal tidak main hari ini karena adiknya sedang sakit, sebenarnya Arif ingin menjenguknya tapi mamahnya Arif melarang Arif untuk main terus, Arif disuruh belajar terus. Tapi kalau ada temannya yang main barulah Arif boleh main, walaupun bosan juga terus terusan main dirumah, tapi Arif cerita kalau sama Rifal tidak akan bosan
Pantas saja kulitnya Arif sangat bersih dan warnanya terang, dia jarang main keluar rupanya
Arif banyak cerita kalau baru aku dan Rifal yang pernah main kerumahnya, dia juga bilang kalau dia sangat iri pada aku dan Rifal yang bisa terus main tanpa dimarahi
Aku suka berteman dengan Arif, dia baik sekali dan baunya harum
Setelah agak sore pamit untuk pulang, Arif memintaku agar sering sering main, nanti main juga bareng Rifal, aku bilang aku nggk mau main kalau ada Rifal, Arif cuma tertawa menanggapinya tapi dia tidak berkata lagi dan aku pun pulang ke rumah sambil mengayuh sepedaku