BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

SIAPA YANG LEBIH BAIK DARI PADA JOKOWI?

123468

Comments

  • apa itu jokowi,, jellleekkknya, sukax cengengesan ndag jelllaazzz..

    klw ku pilih bj.habibie jd presiden & jusuf kalla wakilx..
  • apa itu jokowi,, jellleekkknya, sukax cengengesan ndag jelllaazzz..

    klw ku pilih bj.habibie jd presiden & jusuf kalla wakilx..

    @aldhy_virgo‌

  • setuju kalo soal disetir ato merubah imej partai itu cuma kekhawatiran.
    kita semua tau kalo jkw elektabilitasnya terbilang cukup tinggi karena sosok dia di mata masyarakat. percuma kita yg paham seluk beluk atau sepak terjang capres selama ini berdebat sedangkan masyarakat "biasa" sudah terbuai akan sosok jkw yg memang memasyarakat ditambah jkw juga media darling yg satu2nya jendela masyarakat untuk tau sosok capres2 saat ini,,
  • edited April 2014
    apa itu jokowi,, jellleekkknya, sukax cengengesan ndag jelllaazzz..

    klw ku pilih bj.habibie jd presiden & jusuf kalla wakilx..

    Hanya bisa menjelek-jelekkan jokowi, (cengengesan). Dan sayangnya sama sekali gak relevan dalam konteks memilih capres. Sorry to say, alasan yang jauh di bawah cerdas.
    Ada banyak orang yang lebih baik, tapi MEREKA BUKAN CAPRES. Jadi rasional saja deh. @aldhy_virgo
    Cc: @lightsaber @jack_white5 @levicorpus
  • sinjai wrote: »

    Om @the_rainbow yang terhormat, saya mohon di ingatkan jika salah. Karena tentu setiap orang punya potensi salah dan benar. Kedua saya memohon untuk mengambil tindakan kepada @boljugg , karena sebelumnya saya sebagai TS sudah memperingatkan dengan jelas tapi seperti nya diabaikan. Mohon dengan hormat kebijaksanaan nya.


    udah di warning koq, kalo mau posting suruh baca dulu biar ga salah thread. jangan main posting.
    udah pada gede, masa ga tau etika?

    dan ya kenapa musti pake jokowi kalo memang mau bahas pilpres?

    sebenarnya sebagai TS aku memberi kesempatan member lain menyebutkan calon nya dan apa keunggulan nya. Selain itu kenapa jokowi di page awal, karena ingin menunjukkan di sisi mana aku berdiri. Selain itu sudah ada trit yang hanya menyerang salah satu calon yaitu jokowi. Jadi biar informasi yang masuk juga berimbang, ku buatlah trit ini.
    @the_rainbow
    Cc: @edmund_shreek @edwardlaura
  • Salah mensen, turut mengundang dalam diskusi @edmun_shreek
  • Memang dalam pemilu presiden kita bebas untuk memilih siapapun juga yang kita suka. Baik itu Jokowi, Prabowo, maupun Abu Rizal. Masing-masing punya alasannya sendiri. Tapi untukku track record memegang poin paling penting. Rekam jejak Jokowi yang bersih bagiku sudah cukup untuk mendukungnya. Jokowi cukup tegas meskipun tak bertampang garang. Lagian kalau pilih presiden hanya karna inginkan kewibawaan di mata negara tetangga belum terlalu penting bagiku. Masalah kita lebih kompleks dari hal itu. Emangnya kalau perang enak ya? Masalah internal perekonomian rakyat Indonesia jauh lebih penting daripada gengsi di mata dunia. Prabowo rekam jejak dimasa lalu terlalu kelam. Tragedi kemanusiaan masa peralihan orde baru ke reformasi masih meninggalkan kenangan jelas. Penculikan aktivis dan pembantaian di di dili tak bisa dilupakan begitu saja. Ketidak-jujuran serta ketidak becusan mengurusi rumah tangga. Dalam ruang lingkup kecil saja gagal apalagi skala nasional. Ditambah lagi emosional dan psikopat. Jadi untuk saat ini jika hanya itu pilihan yang ada aku memilih yang aman. Jokowi
  • (Foto: dok.ist)
    data yang akurat berdasarkan indeks dari
    KPK Watch update Maret 2014.
  • Ini untuk mengimbangi copas diatas... Hiruk pikuk pemilihan umum yg akan
    diselenggarakan dalam waktu dekat ini semakin
    memanas. Partai yang merasa posisinya terjepit
    melakukan manuver dan serangan verbal
    kepihak lawan. Ada yg melalui media massa,
    media online bahkan di kampanye-kampanye
    terbuka. Dari yg mengeluarkan pernyataan
    terbuka sampai yang ber-sajak ria. Memang
    menarik, tapi inilah dinamika alam demokrasi.
    Yang ingin penulis tekan-kan dalam edisi tulisan
    ini adalah mengajak pembaca melihat secara
    jernih ADA APA sebenarnya yg menjadi bahan
    yg dipakai pihak-pihak lawan yang ingin
    menjauhkan PDIP dari pemilihnya.
    Untuk memulai topic ini pertama-tama, marilah
    kita kembali ke masa-masa akhir Orde Baru dan
    awal reformasi. Titik kulminasi dari kehancuran
    Orde Baru adalah kehancuran total di sector
    ekonomi yg berakibat kerusuhan rasial dimulai
    dengan letupan kecil di Situbondo sampai yang
    dahsyat terjadi di Medan, Jakarta dan Solo pada
    medio April – Mei 1998. Ekonomi Indonesia
    berada di titik nadir. Rupiah menembus angka
    Rp.16.000 per-US Dollar dan roda ekonomi
    berhenti. Maka jatuh-lah Suharto dan lahirlah
    era Reformasi. Saat itu interim-presiden Habibie
    dengan Timor Timur fiasco-nya dan aroma Orba-
    nya yg terlalu menyengat tidak mendapatkan
    vote confident dari rakyat. Dengan demikian
    diputuskan untuk diselenggarakan Pemilu 1999.
    Saat itu kembali ekonomi yg sempat stabil sesaat
    kembali terguncang.
    Pemilu 1999 yang menjadi tonggak sejarah
    reformasi berakhir dengan kecacatan fatal.
    Keblunderan manuver politik yang dimotori
    Poros Tengah (PAN, PBB, PPP) jilid satu ini
    berimbas sampai bertahun-tahun kemudian.
    Penulis sendiri masih mengingat jelas disaat itu
    begitu gegap gempitanya massa PDI-P
    memerahkan Indonesia. Rakyat muak, rakyat
    marah terhadap Orde Baru dan Golkarnya dan
    bisa ditebak akhirnya PDIP-lah keluar sebagai
    pemenang karena rakyat melihat . Yang berhak
    maju sebagai presiden secara de-facto adalah
    yang memenangkan pemilu. Namun sayangnya,
    adalah segelintir oknum tokoh politik dengan
    agenda-nya sendiri melakukan intirk-intrik kotor
    atas nama konstitusi dengan mencari celah
    memakai taktik SARA. Saat itu penulis masih
    nge-kost di wilayah Kemanggisan Jakarta Barat
    dan selebaran yang dengan jelas memainkan
    kartu agama dan dikaitkan dengan gender
    pemenang pemilu terpampang jelas dipintu
    warung-warung di sepanjang tempat tinggal
    penulis.
    Megawati yang seharusnya menjadi pemenang
    ditelikung oleh Poros Tengah dengan memajukan
    Gus Dur sebagai presiden. Untunglah, Megawati
    adalah tokoh politik yang sangat negarawan.
    Beliau mampu mengendalikan akar rumputnya
    demi keutuhan NKRI. Ini adalah fakta nyata.
    Namun sayangnya, ketidak puasan Poros Tengah
    berlanjut dengan manuver politik versi kedua yg
    jelas-jelas merongrong konstitusi melakukan
    “impeachment” terhadap presiden yang sah dan
    yg nyata-nyatanya tidak ada dalam konstitusi
    Negara saat itu dengan alasan yg sengaja dibuat.
    Gus Dur hanya diberi kesempatan mengemban
    kepresidenan tidak lebih dari satu setengah
    tahun. Dan dengan menjilat ludah-nya sendiri,
    kelompok oportunis Poros Tengah ini menaikkan
    Megawati sebagai presiden RI menggantikan Gus
    Dur. Seharusnya, kalau Poros Tengah gentlemen,
    apa tidak sebaiknya malah mengusulkan pemilu
    ulang ? Inilah yg penulis mengibaratkan Poros
    Tengah ini dengan pepatah “ Nafsu besar tapi
    tenaga nang hodong !!”. Yang menjadi
    korbannya pihak oportunis ini bukan saja
    presiden-presiden berikutnya, namun juga
    rakyat-lah yang dikorbankan !!
    Jadi sudah jelas dari kronologi events diatas dari
    awal gonjang-ganjing krisis ekonomi Asia 1997
    sampai Juli 2001, Indonesia selalu kehilangan
    momentum untuk recovery ekonominya. Sebagai
    imbasnya, kas Negara dalam kondisi kosong.
    Disamping itu, Letter of Intent yang ditanda
    tangani Suharto dengan IMF membuat Negara
    ini semakin sengsara.
    Keadaan saat itu adalah suatu mimpi buruk bagi
    siapa-pun presiden-nya. Mari kita berpikir
    secara jernih sesuai fakta kondisi bahwa
    kesulitan yang dihadapi Megawati yang
    sedemikian tinggi itu sangat beruntung sekali
    dapat dipecahkan oleh team-nya yang kuat.
    Mari kita pelajari kambali beberapa hal yang
    menjadi sasaran tembak partai lain mengenai
    kebijakannya saat itu seperti:
    Swastanisasi Aset Negara
    Ini topik favorit bagi para politikus oportunis
    yang lebih mengutamakan kata bombastis
    daripada fakta kebenaran. Apakah benar
    Megawati melakukannya secara membabi buta ?
    Mari kita perhatikan fakta ini. Masa sistem
    persidensial saat itu merupakan warisan Orde
    Baru yang dimana presiden itu adalah
    MANDATARIS MPR. MPR menelurkan ketetapan-
    ketetapan dimana Presiden diinstruksikan untuk
    menjalankannya. MPR yang dimotori oleh Poros
    Tengah menelurkan TAP MPR no.10 tahun 2001
    menugaskan Presiden sebagai mandataris MPR
    untuk untuk tetap melanjutkan kebijakan yang
    tidak pro rakyat. Dalam bidang ekonomi dan
    keuangan, Tap MPR ini menugaskan kepada
    Presiden untuk segera menyusun rencana tindak
    swastanisasi. Tap MPR No. X tahun 2001 ini juga
    menugaskan kepada Presiden untuk melakukan
    penjualan aset-aset yang dikelola oleh Badan
    Penyehatan Perbankan Nasional (BBPN).
    Jadi disini terlihat jelas, siapa sebenarnya yg
    memotori penjualan asset bukan? Ini semua
    terjadi karena saat itu ketidak becus-an para
    anggota MPR dari masa dua presiden
    sebelumnya yg tidak berani mengeluarkan TAP
    yg meneriakkan ketidak adilan ini. Sebagai
    presiden saat itu Megawati dihadapkan ke suatu
    kondisi “DAMN YOU DO IT, DAMN YOU DON’T”.
    Perlu digaris bawahi disini, adalah presiden
    setelah Megawati menikmati alam kebebasan
    tirani IMF, kenapa? Karena di masa
    pemerintahan Megawati lah, Keputusan
    pemerintahan Megawati untuk mengakhiri
    seluruh paket kebijakan IMF pada Desember
    2003 ini sesungguhnya telah meletakkan
    landasan dan menjelaskan mengapa
    pemerintahan berikutnya tidak lagi terjebak oleh
    kondisi dan persyaratan yang dipaksakan oleh
    IMF.
    BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)
    Ini juga merupakan topic favorit bagi pihak-
    pihak tertentu yang seakan-akan Megawati-lah
    yang mengucurkan bantuan tak terkendali itu.
    Kebijakan BLBI ini adalah ekses dari salah satu
    kesepakatan IMF dimana diperkuat dengan TAP
    MPR juga. Oleh TAP MPR jugalah Presiden
    diinstruksikan untuk memberikan kejelasan
    hukum terhadap pengusaha yg terlibat BLBI.
    Maka saat itu dikeluarkanlah keputusan SP3 oleh
    kejaksaan.
    Banyak masyarakat Indonesia tidak tahu
    sesungguhnya Megawati bahkan telah
    mengeluarkan suatu perintah untuk mengambil
    tindakan hukum kepada pihak pengusaha yang
    tidak menyelesaikan kewajibanannya. Instruksi
    Presiden No. 8 tahun 2002 yang dibuat oleh
    Megawati secara tegas telah menugaskan kepada
    pimpinan Polri dan Kejaksaaan Agung sebagai
    lembaga utama penegak hukum di Indonesia
    untuk mengambil tindakan bagi para debitur
    yang tidak menyelesaikan atau tidak bersedia
    menyelesaikan kewajibannya kepada BPPN.
    Inpres ini tidak pernah dicabut dan tentu saja
    seharusnya tetap berlaku sebagai landasan
    ketentuan hukum untuk memaksa pemerintahan
    pasca Megawati mengambil tindakan-tindakan
    hukum.
    Sipadan dan Ligitan
    Kasus sengketa regional ini sudah terjadi cukup
    lama bahkan dijaman puncak-puncaknya Orde
    Baru. Kekalahan ini tidak ada sangkut pautnya
    dengan pemerintahan masa Megawati. Patut
    disesalkan lemahnya diplomasi RI dalam hal
    sengketa ini. Disinilah titik awal dari keberanian
    dan kekurang ajaran Malaysia terhadap Negara
    kita ! Tentunya ini tidak seberapa sakitnya
    disbanding dengan apa yg dilakukan oleh
    pemerintahan transisi BJ Habibie yg
    mengakibatkan Timor Timor lepas dari ibu
    pertiwi.
    Penjualan Gas Tangguh
    Ini juga merupakan sasaran tembak empuk
    pihak lawan yang sayang sekali dengan nyaman
    menutup fakta dan kenyataan kondisi saat itu.
    Ingat, tahun 2002 adalah tahun dimana ekonomi
    masih sangat compang camping karena
    keblingeran para politisi busuk. Fakta yang
    terlupakan adalah disaat itu harga jual gas
    masih terpatok dengan harga minyak yang pada
    decade itu masih tidak setinggi sekarang dipasar
    dunia. Satu liter bensin di kota Ottawa ditahun
    itu hanya sekitar $0.45 dan bandingkan dengan
    saat ini yang $1.35 per-liter !!
    Perlu diperhatikan juga saat itu market untuk
    gas dunia adalah pasar pembeli bukan penjual.
    Dimana produsen itu didikte harga dari pasar
    pembeli. Penjualan dengan system Spot market
    ini sangat lemah dan salah satu target Indonesia
    saat itu adalah menambah kas APBN. Hubungan
    yang terjalin antara Indonesia dengan RRT
    dimulai dari penghujung era pemerintahan
    Suharto, dan semakin akrab di pemerintahan
    Gus Dur, membawa hawa positif dalam bidang
    ekonomi. RRT bersedia menjadi pembeli Gas
    Tangguh yang dimana di mata Indonesia saat itu
    sangat desperate untuk mengaet kepercayaan
    pihak luar demi economy recovery. Akhirnya
    memang tidak sia-sia dengan berhasilnya
    menarik pembeli dari Korea Selatan dan Mexico
    setelah berhasil menggaet RRT.
    Persoalan dikemudian hari mengenai lonjaknya
    harga gas dunia itu memang sedari awal tidak
    ada pihak manapun yang bisa memprediksi
    demikian. Terlepas dari itu, kontrak jangka
    panjang itu bukan-lah suatu hal yang mengikat
    kuat. Kontrak ini terbuka celah dimana antara
    produsen dan konsumen terbuka untuk re-
    negosiasi. Ini adalah hal yang lumrah dan
    terjadi dinegara mana-pun. Kenyataan
    pemerintah SBY di tahun 2006 gagal
    merenegosiasi harga tersebut disinyalir adanya
    mis-trust diantara kedua pemerintahan ini
    dengan apa yang terjadi dengan mis-handling
    pembelian pesawat Merpati dan Pembangkit
    Listrik 10.000 MW. Sekali lagi re-negosiasi
    adalah hal yang lumrah dan bisa diusahakan !!
    PDI-P Partai Terkorup
    Oke, memang PDI-P tidak terluput dari kubangan
    korupsi, namun apakah benar tembakan yang
    menyatakan partai terkorup ? Sesuai versi siapa
    laporan ini ? Setahu penulis, yg pertama
    melemparkan isu ini tidak lain adalah SBY yang
    saat itu partai-nya terguncang maha dahsyat
    karena kasus mega korupsi Hambalang. Beliau
    dengan kalap berusaha untuk mengalihkan
    perhatian. Mari kita pelajari data yang akurat
    berdasarkan indeks dari KPK Watch update
    Maret 2014 dibawah ini:
    Ternyata oh ternyata, pohon beringin dengan
    setan-setan-nya masih berdiri kokoh ! Secara
    logika, PDI-P tidak mungkin menjadi partai
    terkorup, Kenapa ? Sebagai partai oposisi sejak 2
    pemilu lalu, kendali pemerintahan dipegang oleh
    partai pemenang dan pendukungnya dan
    otomatis, kesempatan lebih besar ! Kalau
    memang sekiranya ada anggota PDI-P yg terjerat
    maka tidak lain hanyalah oknum saja karena
    secara garis partai yang lebih memilih menepi
    dari pihak penguasa, sudah pasti akan lebih hati-
    hati dengan berusaha tidak membuat partai-nya
    semakin melorot dimata rakyat.
    Penjualan Dua Kapal Tanker Pertamina
    Ini juga topic yang sangat menarik dijadikan
    sasaran empuk. Perlu diluruskan disini bukan-
    lah penjualan fisik asset sebenarnya. Ini adalah
    pengalihan hak pembelian kapal yang sedang
    dalam tahap produksi di Korea Selatan.
    Tentunya, ini atas persetujuan pihak pembuat
    kapal tersebut. Pengalihan dan pembatalan
    pembelian ini sering terjadi juga di dunia aviasi
    dimana hak pembelian order pesawat terbang
    kadang harus dibatalkan atas alasan ekonomi
    tertentu dan hak belinya dialihkan ke pihak lain
    yang lebih membutuhkan saat itu.
    Adalah ide mulia dari Dirut Pertamina saat itu
    yang bernama Baihaki Hakim yang posisinya
    dipilih sendiri oleh presiden Gus Dur untuk
    mandiri dalam hal transportasi tanpa harus
    didikte oleh kartel tanker. Tidak salah, karena
    sesuai prinsip ekonomi kalau mampu beli
    kenapa menyewa ? Secara jangka panjang toh
    ini menguntungkan sekali. Sebagaimana Gus
    Dur, Dirut satu ini memiliki visioner yang
    cemerlang. Namum apa daya, kadang visioner
    itu melupakan hal yang mendesak yaitu realitas
    ekonomi saat itu ! Ibarat anda memikirkan masa
    depan yang indah sedang kehidupan hari dan
    besok belum tentu terlewatkan dengan baik.
    Perubahan status BUMN yang menjadi Persero
    menjadikan Pertamina dibebankan untuk meraih
    laba. Jadi dengan demikian Direksi baru
    melakukan re-posisi perusahaan dengan
    memfokus-kan diri ke hal-hal inti dari core
    business Pertamina ini. Perlu diingat juga, sejak
    jamannya Ibnu Sutowo Pertamina itu selalu
    melebarkan diri ke sector bisnis yang tidak
    berhubungan dengan core businessnya. Alhasil,
    perusahaan plat merah ini kelimpungan dengan
    beban hutang yang membengkak dari sector
    bisnis yg merugikan seperti perhotelan, biro
    perjalanan dll.
    Belajar dari pengalaman itulah direksi baru
    memutuskan untuk menjual hak pembelian kapal
    tanker ini dan dengan demikian dapat
    memperkuat struktur keuangan perusahaan,
    juga untuk memfokuskan kepada bisnis inti,
    yakni eksplorasi minyak dan gas bumi (migas).
    Memang benar, Pertamina diiming-imingkan
    pembelian yang tidak perlu dibayar dulu karena
    kredit dari Bank Exim Korea Selatan. Namun,
    sesuai analisa direksi baru, walaupun tanpa
    keluar se-senpun namun ini termasuk suatu
    beban hutang perusahaan jangka panjang.
    Disamping saat itu kebutuhan masih belum
    mendesak untuk pemakaian tanker VLCC ini.
    Pasalnya, selama ini bidang perkapalan tidak
    termasuk bisnis inti Pertamina tetapi hanya
    pendukung dari kegiatan produksi migas. Meski
    pengadaan tanker penting, hal itu bukan
    merupakan bisnis inti.
    Jadi ini sama sekali adalah keputusan bisnis
    semata sesuai keadaan situasi keuangan
    perusahaan saat itu dan perbedaan pendapat
    antara direksi lama dengan kebijaksanaan
    direksi baru yang kemudian hari dipakai pihak
    tertentu di internal untuk menggoreng menjadi
    suatu kasus. Fakta juga berbicara sesuai dengan
    pengakuan Wasekjen KPK sendiri saat itu yang
    bernama Erry Riyana Hardjapamekas dari
    pemeriksaan yang telah dilakukan pihaknya itu
    diakui memang terdapat perbedaan argumentasi
    antara direksi lama pimpinan Baihaki Hakim
    dan direksi Pertamina saat ini Ariffi
    Nawawi.Namun, semua itu wajar saja. Sejauh ini
    belum ada indikasi ke arah korupsi.
    Sebagai penutup, penulis ingin menggaris
    bawahi lagi, janganlah kita menelan secara bulat
    pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh
    para politisi yang ingin mencuri panggung
    dengan mengaburkan fakta dan kenyataan
    dengan memelintirkan kata.
    PDI-Perjuangan walau bukan partai malaikat,
    tapi adalah partai yang konsisten dengan
    menunjukkan dirinya berada dijalur oposisi dan
    BELAJAR ! Belajar akan pentingnya regenerasi
    kepemimpinan, dan kedewasaan berpolitik.
    Partai yang tidak perlu berkoar-koar “Say NO to
    Corruption” tapi dengan aksi nyata melahirkkan
    tokoh kepemimpinan yang bersih seperti Jokowi
    dan Risma. Jadi wajar kalau partai ini kembali
    diberi kesempatan untuk mengendalikan bangsa
    ini. Time almost running out for this nation, the
    time is NOW or NEVER !! Kita membutuhkan
    pemimpin yang lurus dan jujur dari partai yang
    dewasa ! Pemerintahan yang kuat adalah
    pemerintahan yang tebebas dari politik dagang
    sapi. @sumber: kompasiana
  • jokowe psti jd presiden, jeleknya dia mencle2 ga tegas, presiden bgsnya yg tegas, ga perlu pinter, krna smua nya di urus sm staff ahli n.mentri2nya, cuma cukup yg tegas n mau bertindak cepat itu. syg nya bkn jokowe bgt
  • jokowe psti jd presiden, jeleknya dia mencle2 ga tegas, presiden bgsnya yg tegas, ga perlu pinter, krna smua nya di urus sm staff ahli n.mentri2nya, cuma cukup yg tegas n mau bertindak cepat itu. syg nya bkn jokowe bgt
  • Thanks Bang @edmun_shreek
    aku anggap artikel tadi sebagai penyeimbang artikel kopas sebelumnya.
    Ini rule nya
    Sebutkan calon presiden yang km pilih beserta alasan kenapa dia lebih baik dan layak
    Dari awal sudah ku ulang ulang, hal yang mudah untuk mencari kejelekan capres yang ada, dan seperti nya jokowi merupakan sasaran empuk karena apa? Banyak yang khawatir n POKOKNYA tidak setuju jika jokowi jadi presiden. Tapi siapa yang lebih baik dari jokowi? Belum ada yang bisa jawab beserta alasan alasannya. Untuk om @jack_white5 masih hutang alasan kenapa prabowo lebih baik.
    PS: agar adil sebagai te es, saya persilakan dan saya perbolehkan kopas sumber/ referensi KELEBIHAN CAPRES YANG KM PILIH.
  • what can I say? aku RT aja bang @edmund_shreek heheeu

    bang admin @the_rainbow bisa liat juga trit yg isinya full of hate buatan boljugg.. tanpa diskusi jelas dan cuma copas copas berita ga berimbang.. nah skrg kita disini mau diskusi cerdas, dia malah copas lagi berita yg ga nyambung XD
  • Kalau gua mah simpel ja. Seandainya bakal capres nanti Jokowi, ARB and Prabowo, gua mau golput ja. Toh pilih merekapun ga bakalan merjuangin nasib gua yang berbeda. Hahaha
  • ABI_Manyu wrote: »
    Kalau gua mah simpel ja. Seandainya bakal capres nanti Jokowi, ARB and Prabowo, gua mau golput ja. Toh pilih merekapun ga bakalan merjuangin nasib gua yang berbeda. Hahaha

    golput bukanlah pilihan..
    jgn protes sama presiden aja nanti kalo suatu saat ada apa2 yg terjadi, toh dikau lebih memilih untuk tidak memilih.. ;)

    ulasan singkat prabowo td bener bgt. simplenya, walopun jd presiden dia udah cacat. siapa yg jadi ibu negara?
Sign In or Register to comment.