It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Selamat datang kak
Iya ini lagi menulis
Selamat datang kak, iya sip laksanakan
Iya kak, minmal ada waktu untuk rilex sesaat
Makasih kak Tarry, lagi libur ya kak ?
iya kak ini lagi menulis
Tetapi mimpiku kok tentang Kantin REMBULAN di mall tadi waktu kami makan bakso. hahahah. Ga apalah yang penting masih ada kata-kata BULAN
mbak... tolong bakso dua mangkok lagi, temanku ini susah makan ! jadi akan kupaksa menghabiskan bakso ini. Satu mangkok tambah dua mangkok, jadi nya tiga mangkok. Seperti itu Jala menemani mimpiku. Tiga mangkok ? kejamnya dikau, huwaaa ... bagaimana ya cara lari dari mimpi ini ?. , mimpi apaan ni ! belum pernah dalam sejarahnya aku makan lebih dari satu mangkok
"Kenyang, kenyang" suara menggema di telingaku. Ada juga suara pintu dibuka, serta langkah kaki orang
terngiang lagi, kenyang, kenyang. Iya aku kenyang HUWAAAAAAAAAAAA, aku serta merta terduduk dan menjauh dari mimpi yang aneh
Terdengar lagi suara yang sangat aku kenal yang sedang berbincang, itulah suara si Wandi. Oh mereka sudah balik dari bersenang-senang. Sekarang mereka tentunya akan lebih bersenang-senang menikmati sisa malam. Kuperkirakan mereka bersih-bersih diri dulu, setelah itu baru bertempur.
Secepat kilat aku ke meja belajar dan melihat ke monitorku. Lalu ku tekan tombol record ! siiip
Ku tinggalkan monitor itu. Tidak ada niat untuk MENONTON adegan seronok, asiknya nonton rame-rame ditemani seperti setahun yang telah berlalu. Namun memasuki semester ini aku total meninggalkan semua kegiatan hura-hura. Sebagai hadiah dari Tuhan karena aku mulai berbuat baik, aku dipertemukan Nya dengan Jala. hahaha selalu mengucap syukur sajalah !
Ganggu Jala dulu ah ! aku call nomor Jala, hahaah
nada dering terdengar, lalu
"oh masih ada yang belum tidur ! hampir jam sebelas malam ini" kata Jala
"Iya, kamu kenapa juga belum tidur ?" balasku
"Baru selesai bantu mama bikin jualan, ini aku lagi menyusun bungkusan itu untuk di bawa besok pagi ke sekolah" jawab Jala. Oh hingga jam segini, Jala belum istirahat ! sedangkan aku ? tidak perlu ditanya lagi mengapa Jala memiliki pribadi yang dapat diandalkan.
"habis ini langsung istirahat ya" kataku
"iya, makasih. Hari ini kamu betul-betul mendampingiku dari pagi hingga malam begini" sebuah kalimat yang tak terduga meluncur dari bibir Jala
"hahah Jala, iya sekarang giliran aku yang nyuruh kamu mimpiin domba putih, akulah si pengembalanya" kataku
"hehehh iya. Sampai ketemu besok Daya" kalimat terakhir dari Jala
Mengingat kembali DOMBA yang akan dimimpiin jala, membuat otakku rilex. Aku coba menghitung domba putih yang serupa semua, 1, 2, 3, 4 .... diantara mereka ada yang melompat-lompat sulit untuk dihitung. Lalu kuhitung ulang 1,2,3,4,5,6 .... dan jadinya aku tertidur kembali
Aku terbangun jam 04.30 pagi, lalu kucuci muka, pipis, dan gosok gigi. Setelah itu aku selesaikan PR matematika yang akan dikumpulkan jam 10.30 setelah istirahat. Mungkin saja Jala ga sempat bikin PR karena aktivitas malamnya yang padat mulai dari mengantar adiknya difisioterapi, makan bakso dengan ku, dan menolong membuat jualan dengan mamanya.
Jam 05.15 aku seperti biasa akan menuju taman belakang di samping ruang tamu. Tiba-tiba dengan berpapasan, si Wandi keluar dari pintu kamar bibiku. Terlihat di dalamya mas Joe lagi tidur tertelentang dadanya telanjang, kakinya ngangkang, sehingga tercetak dari boxernya daging gemuk padat di pagi hari
"Daya, ane diantar pulang ya, mau ganti seragam dulu" rengek si Wandi. Ih najissss, mana dia berjalan dengan pantat kesakitan seperti itu
"ada apa dengan pantat ente ? kak jalannya mengot-mengot gitu" kecurigaanku
"ga pa, mau tau aja ente" kata Wandi
"Ih haram ane deket-deket ente ! sana pakai taxi saja" hardikku
"ongkosnya mana ?" palak si Wandi
"hahah, ongkos ? ya mintalah sama mas Joe, ini kan servismu untuk mas Joe" jawabku
"total servisnya untuk sehari kemaren, sekarang kan dah beda hari jadi bayarannya di luar hari yang kemaren" katanya
"serah ente deh, cuci muka dulu, gosok gigi dulu, bau naga gini ente berani deket-deket ane" jawabku ga peduli sama si tukang palak ini
"Daya, ane minta please sama ente" Wandi terus merengek hingga menyusulku ke halaman belakang
Disana sudah ada bi Surti dan pak supir olah raga pagi
"Hehhhhh, gue sangka elu langsung pulang ternyata elu nginap ga minta izin gue !!!!!" bi surti jadi kayak orang syok gini cara ngomongnya
Pak supir memerhatikan dengan teliti
"udah malam mana berani ane pulang sendiri" katanya
"terus elu tidur di dalam kamar den Daya ?, gue panggilin satpam elu ye" ancaman bibi
"tidak,tidak, ane tidur dengan mas Joe" kata Wandi
"Nah sekarang tunggu apa lagi ?
"ayo pulang ! " paksa pak supir sepertinya dia mau menolong
"jangan lama, den Daya juga mau berangkat sekolah" ancam bi surti
"ga apa bi, aku sama mobil papa saja" jawabku
"tuhkan kamu lihat, semua orang jadi repot sama ulahmu" komentar dari bibi
Wandi langsung membalikkan badan dan dia berjalan lagi menuju tangga. Pantatnya mengot-mengot mirip menghina bi surti gitu, hahahah
"ehhh sialan, elu berani sama gue ? pakai mengot-mengotin pantat segala !" protes bi surti
"hahahh sudah ah bi, mungkin dia lagi sakit pantat, kebelet ee eekk" kataku
"elu juga ya ! awas kalau ketahuan tidur sama dia, gue laporin pak Imam" bibi masih ga terima dengan kejadian pagi ini
"siapa lagi yang mau tidur sama dia" protesku
"siapa tahu saja dan yang pasti ini berita bagus untuk nak Jala" giliran pak supir yang masiiiiiiiih dendam setelah kemaren dia kupaksa gigit jari lagi dan lagi hahahah
"masih marah, ga bakalan Jala mau sama bapak" jawabku
"si tua bangka ini suka sama nak Jala ???? kira-kira dong pak" bi surti agak heran
"nah tu pak, makin banyak saingan bapak untuk dapetin Jala" godaku
"ya gini aja deh, jangan harap ada mobil kalau elu berduaan lagi dengan Jala" kata pak supir
"ok saja, ada ojek, ada angkot, ada mobil papa, aku sih santai saja" jawabku menyudahi gerak tubuh di pagi hari yang sejuk seger ini
Aku masuk lagi ke dalam kamar, mandi dan berpakaian sekolah. Kususun buku dan perlatan sekolah. Sempurna
Setelah itu, aku menuju dapur, ada bunyi-bunyian di perutku, hahahhh aku agak lapar karena hanya bakso dan gorengan yang kumakan tadi malam
"Bi aku minta pop mie ya, aku agak lapar" kataku
Lalu dengan cepat bibi menyiapin nya beserta segelas susu hangat
"sudah berangkat Wandi bi ?" tanyaku sambil makan pop mie
"sudah ! bibi benar-benar ga suka anak itu den !" kata bibi
"dia nemani mas Joe shopping, sebelumnya aku yang disuruh" jawabku
"loh, kok seenaknya gitu ! emang dia siapa ? minta-minta waktu orang. Elu belajar saja, itu yang penting demi masa depan, bukan ngantarin orang shopping !" bi surti agak kecewa
"ga apalah bi, semampuku aja. Kalau sibuk ya aku ga ada waktu ! seperti itu perjanjiannya" jawabku untuk menenangkan bi surti ga usah terlalu khawatir
"aku berangkat ya bi" kataku saat pintu pagar dibukain satpam penjaga malam yaitu si Isa
Ku pacu mobil papa menuju rumah Jala
Berbarengan sekali, pas Jala nongol di gang
Biasanya dia yang menunggu
"hari ini nyetir ya ?" tanya Jala
"Iya Jala ! ayo silahkan naik" ajakku
Pas Jala naik, mobil Natasya juga datang. Lalu ia turun
Dia tampak kecewa sekali
"ya ga usah dianggap serius Daya, ga ganti mobilpun, Jala akan tetap naik mobilmu" sindir Natasya.
Ada apa dengan dia ? dia ga ngerti kenapa aku harus nyetir mobil papa ini, kenapa aku ga diantar pak supir, karena ada si tukang kacau
"terserah Nat, apapun tanggapanmu" jawabku kalem dan tenang karena lagi di depan Jala
"bodo" sergah Natasya
"Natasya, sudah lama aku ingin bilang, ga ada untungnya bagiku merusak namamu. Apa anggapan teman kalau aku berduan dengan kamu ? kita tidak ada hubungan apa-apa tapi masa depanmu tertutup untuk cowok yang suka kamu" tolong diartikan sendiri nasehat dari Jala. Hmmmm Jala Jala, terlalu baik dan menimbang semua hal bahkan untuk masa yang akan datang dia bisa fikirkan
Sebenarnya kalau Jala jahat bisa saja dia pura-pura suka Natasya, dan memlplorotin dia. Tapi Jala bukanlah Wandi
Natasya kali ini mengeluarkan air matanya
Serta merta supirnya ke luar dan menenagkan Natasya
Jala duduk di sampingku, dan aku melajukan mobil ini menuju halaman parkir sekolah. Masih pagi sekali, halaman parkir masih setengah terisi. Leluasa ku parkir mobil papa yang agak besar dibanding mobil lain. Kebanyang kalau dah rame, banyak anak-anak yang lalu lalang masjk gerbang, banyak mobil lain yang parkir.
Kami menuju kantin. Bu kantin senyum cerah, ihhhh ketahuan ini ibu kantin seperti apa mainnya hahahhhhh tapi biarlah, mungkin ini cara dia untuk ambil untung lebih. Tetapi ini kurang baik menurutku, akan ku perbaiki suatu hari nanti sehingga Jala dapat untung lebih banyak, dan bu kantin dapat rezki yang halal
"Daya duduknya agak nyandar ke kursi ya, aku ngantuk. Boleh ga aku tidur di pahamu ?" pinta Jala
"hahahah jangan Jala malu dilihat orang. Yang di dalam resleting ku agak sensitif kalau ada yang menindihnya" kata ku untuk memancing birahi Jala
Ia melihat gelembung resleting celana ku
"hahaha Daya, ada-ada aja. Kalau ga boleh pinjam paha, boleh ga aku pinjam PR matematika ?" pinta Jala
"boleh Jala, ini dia PR nya, aku dah selesaikan jelang berangkat sekolah" kataku pada Jala
"ah rajin nya Daya" kali ini Jala memujiku, hmmmmmm asik, biasanya dia muji : kamu rapi deh, kamu cakep hari ini, gitu aja
"ah malasnya Jala hari ini, kkkkkk" ketawaku pecah
"iya ! pagipun aku masih harus memasukkan jualan ini pada banyak kantong" kata Jala
"oh ya ?" ketakjubanku pada Jala
"bagus sih, aku akan lebih malas, biar kamu yang rajin belajar jadi ga ada waktu untuk si mas Joe dan si Wandi" selidik Jala
"jadi maksud kamu ? heheheh" kataku lihat wajah Jala kali ini lucu dan membahagiakan jika dipandang lama-lama
"ya waktumu untuk belajar dan untuk aku" Jala kali ini lebih pasti
Kuambil tangan kirinya, dan kemudian dia menggenggam jari tanganku itu degan tangan kirinya. Tangan kanan Jala asik menyalin PR matematika itu.
Aku bergeser ke bangku wawan, hari ini aku sebangku dengan dia, sementara Jala sebangku degan Dika.
Sampai jam istirahat datang
Tidak terlihat adanya Natasya, kemana Natasya ya ? sedemikian kecewanya kah Natasya dengan omongan Jala ?
Keesokan harinya, setelah Jala berkata dengan jujur untuk kebaikan Natasya. Hari inipun Natasya tidak hadir di sekolah
Jam istihat kali ini, Jala lagi ke kamar mandi
Ada teman dekat Natasya yang ku lihat memasukan sebuah buku ke dalam tas Jala. Katanya itu buku tugas Jala, ia meminjam tadi untuk mencatat tugas tersebut.
Main basket pas istirah terasa asik sekali hari itu. Jala masihlah jala hahahah, namun pesonanya jangan ditanya, para cewek-cewek teman SMP ku itu terhipnotis melihat Jala menshoot bola. Baju seragan jala agak terangkat, dan perut serta puser Jala kelehatan. wah..... merinding.....
Apa lagi melihat isi dalam celana Jala, hahahah tambah deh merindingnya dan mabok kepayang
Siangnya kami langsung balik ke rumahku. Hanya ada satu kelas bimbel hari ini dan ga penting, lebih penting menyiapkan rumah untuk belajar bersama, ini adalah hari terakhir kami belajar bersama.
Besok kami akan melaksakan perang sungguhan dengan guru fisika itu.
Tidak tampak kegamangan sedikitpun di mata Jala, soal yang teramat sulitpun sudah kami persiapkan bersama. Berupa soal gabungan dari beberapa pusat bimbel.
anak-anak pun sudah tidak khawatir. Bukan perang yang mereka fikir. Bisa fisika seperti ini aja sudah membuat mereka happy. Sebelum kedatangan Jala mereka tidak ada feel untuk menjawab soal. Mereka hanya menghafal cara menjawabnya, gitu saja !
Sampailah di rumah
Padat acaraku hari ini
Selama ada Jala disampingku, aku akan semangat jalani sisa hari
"Punk, si isa kok ga nyuci mobil papa ? kata elu ia akan mencucinya ?" tanyaku sedkit protes
"ya elaaahhhhhh, mobil elu pakai gimana caranye dia mencuci" balas Ipunk
hehehhh Jala tersenyum lebar lihat ulahku
"sekarang cuci aja sendiri, karena pak Imam benaran akan datang" kata si satpam
"datang ? asikkkkkk !!!! kebetulan kartu kreditku dah terkuras nih setelah tante Hana ke Palembang" kataku
"itu mah urusan elu, ayo di cuci ! biar pak imam benaran mau memenuhi segala tagihan di kartumu" saran ipunk
Jala tertawa lebar, mungkin dia mikir mau dapat gaji harus kerja, tapi Jala tidak begitu lah, malah dia berkata
"ayo kita cuci" ajak Jala
"oh makasih atas kebaikan mu Jala" heeheh pujianku atas niat baik Jala
Aku mengambil shampoo spesial dan kain flanel khusus yang digunain papa mengelap mobilnya. Semua alat itu ada di kamar papa.
Huwaaaaaaaa, ada papa yang lagi sibuk dengan laptop menghitung laba usaha dagangnya, hahahah. Aku kalap teganya si iPunk, katanya akan, tetapi ini telah datang !
"ada apa Daya, mau mijitin papa ?" goda papa
"mau ambil alat pemebersih mobil papa" jawabku agak takjub
"oh rajin kamu ! terima kasih sekali. Papa ga bisa bantu, harus selesain ini sebelum jam 3 sore" kata papa
"ya papa kerjain aja itu, tapi masih basah dong mobilnya kalau mau dipakai jam 3" protesku
"papa ga niat nyetir hari ini, diantar Tamam saja !" kata papa
"Ok, eh papa dah kenalan dengan sepupu tante hana ?" kataku
"sudah, kalau di Magelang, Papa sering dibantunya berbisnis !" jawab papa, tapi sungguh aku merasa seperti kerbau dungu
"Papa akrab ya sama keluarga tante Hana ? kok ga pernah cerita ?" protesku
"ya...elah.... cuci sana tuh mobil, banyak tanya amat kamu" balas papa
Sesaat kemudian, asiklah kami mencuci mobil putih yang bagus itu. Tidak terlalu kotor, disemprot pake air bersih saja, semua debunya dah pada rontok, apa lagi dikasih shampoo yang lembut (khusus untuk mobil) tambah kinclong lah mobil itu.
Basah baju dan celana tidak bisa dihindari kalau sedang mencuci mobil begini.
Jala tidak peduli, dia tulus menolongku. Padahal, habis ini dia juga harus mengajar teman-teman. Yang paling berat dia harus melindungi mental teman-teman untuk tidak takut menghadapi perang dengan pak guru arogan
"wiih, mantab. Papa berangkat dulu ya" suara papa
"eh papa dah mau berangkat ? pak supirnya dah datang ?" tanyaku
"sudah" kata papa
"oh iya pa, ini Jala temanku" aku perkenalkan Jala dengan calon mertuanya
"waahhhh kalian basah-basah gini, makasih ya" tanggapan papa
"aku Jala pak" kata Jala dengan tangan terulur dan senyum Jala sungguh manis
"saya papa nya Daya" papa menjabat tangan Jala dan terpana dengan senyum serta wajah Jala, tuh kan !
"nah tangan papa jadi basah" alasan ku untuk cepat-cepat mengusir papa
"ga apalah, moga rezki papa juga tambah basah" canda papa
"amiiiin" kata Jala
Oh pergi juga akhirnya si papa. Setelah itu kami hentikan basah-basahan ini. Kami segera berebutan ke kamar mandi untuk mempersiapkan diri, karena sebentar lagi anak-anak akan berdatangan.
Aku mandi di kamar mandi papa, dan Jala di kamar mandiku.
Tidak terlihat mas Joe siang ini. Mungkin dia melanjutkan mesumnya dengan Wandi. Tapi papa ternyata kenal baik dengan mas Joe. Dunia bisnis telah membuat mereka lupa akan urusan yang lain. Teruslah berbisnis papa, aku hanya ingin menikmati hasil bisnis itu. Mengapa aku tidak tertarik untuk berbisnis ? jawabnya : karena aku hanya tertarik pada Jala, hahaaahh
BERSAMBUNG
@Yohan_Pratama , @YogaDwiAnggara, @dafaZartin, @tarry, @bayumukti , @Tsu_no_YanYan , @alfa_centaury , @darwin_knight , @d_cetya , @arieat , @onewinged_bird