It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
naik rinjani. tempatnya bagus dan nggak dingin (paling penting ini). Klo ada kesempatan sebenernay pingin ke sana lagi
Akhirnya setelah berencana mendaki gunung Merbabu dari April, kemarin sekitar tanggal 1 dan 2 agustus 2015, saya beserta 4 teman lainnya berhasil menjelajahi gunung yang berada di utara gunung Merapi.
Tim kami berisi 5 orang, terdiri dari saya, @haphap93 , @kirangan , mbak kurni dan satu member BF yang namanya ga mau ditulis disini *sebut aja si cengok*(pffft). Kami berkumpul dikos ane dan langsung ketempat persewaan dan kemudian menjemput mbak kurni di terminal Jombor. Sekitar Jam 9 pagi kami berangkat dari Jogja melalui Muntilan-Sawangan-Ketep dan Selo.
Sekitar jam 11an akhirnya kami sampai di basecamp Selo dan langsung registrasi, membayar tiket masuk seharga 15rb per orang kemudian makan siang sejenak dan leyeh2 untuk aklimatisasi. Saat cek kelengkapan barang, ternyata headlamp yang disewa haphap dan kirangan tertinggal di tempat persewaan, akhirnya mereka pun membeli senter bocah pramuka di basecamp seharga 10rb, fufufu.
Pada pukul setengah satu kami pun langsung memulai penanjakan, pada sepuluh menit pertama dada mbak kurni penuh sesak dan merasa mual, entah itu mountain sickness atau kondisi tubuhnya yang masih kaget dengan lingkungan pergunungan, akhirnya beberapa barang mbak kurni dibagi-bagi ke kami dan si cengok membawakan tas carrier mbak kurni (awww~~). Perjalanan dari basecamp ke pos 1 penuh dengan tanjakan dan sesekali medan landai, dikanan kiri hanya ada hutan pegunungan beserta jalan yang dipenuhi abu. Setelah 2,5 jam perjalanan kami pun sampai di pos 2 dan beristirahat sejenak dan melanjutkan lagi ke pos 3.
Perjalanan ke pos 3, jalan makin curam penuh abu dan medan mulai terbuka lapang, minim pepohonan.Sekitar pukul setengah 6 kami sampai di Pos 3, hari mulai gelap, kami pun bertanya kepada pendaki sekitar, apakah lebih baik mendirikan tenda di pos 3 atau di sabana 1, mereka pun menyarankan untuk membuka tenda di pos 3 karena perjalanan menuju sabana 1 yang sangat terjal.
Menuruti saran mereka kami pun membuka tenda kemudian memulai memasak sayur sop dan menanak nasi, perut kenyang kami pun beranjak tidur, semalaman ane susah tidur karena makin malam banyak pendaki datang ke pos 3, jadi terdengar suara obrolan mereka, ga berisik sih, tapi emang rada susah tidur klo ada orang disamping hahah, oia btw mbak kurni setenda sama kita, lol doi cuek2 aja setenda sama homo2.
Pukul setengah 3 pagi, kami pun bangun untuk siap2 menanjak ke puncak merbabu, sebelumnya kami menyeduh jahe hangat dan sekitar jam 3 pagi kami berangkat menuju sabana satu dan hanya membawa 1 tas carrier berisi roti, 2 buah aqua 1,5 L dan cokelat, semua barang kami tinggal di tenda. Benar saja ternyata medan menuju sabana 1 dari pos 3 sangat terjal dan penuh abu, kemiringannya pun hampir 80 derajat, jadi kami sering merangkak keatas, sesekali bergantung pada akar dan batang pohon agar tetap seimbang. Sesampainya sabana satu, mbak Kurni mulai kewalahan dan dia urung melanjutkan perjalanan ke puncak dan kami pun “menitipkan” mbak kurni ke pendaki di sabana satu.
Dari sabana satu kami melanjutkan ke sabana dua yang memiliki daerah lebih luas dan lokasi favorit pendaki untuk ngecamp. Dari sabana dua ke puncak jalanannya penuh abu dan relatif mudah ketimbang tanjakan menuju sabana satu, dari sini kami bisa melihat view gunung merapi yang gagah.
Setelah 3 jam perjalanan kami pun sampai di puncak Kenteng Songo dengan ketinggian 3142 meter dari permukaan laut, istirahat sejenak kami makan cokelat dan menikmati suasana dari puncak. Dari atas sini bisa terlihat gunung Merapi di selatan, gunung Lawu di timur dan gunung Sumbing, Sindoro beserta datara tinggi Dieng di barat.
Puas diatas kami pun menuruni puncak, sesakali kami main perosotan dr rumput dan pasir, kemudian menjempur mbak Kurni di Sabana satu dan balik ke camp di pos 3. Kemudian kami membagi tugas, saya dan mbak kurni memasak mie, nugget, sosis dan kornet, kirangan mencuci peralatan makan dan masak sedangkan cengok dan haphap menutup tenda. Setelah puas makan pagi, sekitar jam 1 kami langsung turun gunung. Haphap dan kirangan mulai berjalan cepat dan sekitar dari pos 1 mereka berlari2 menuju camp, hahaha. Kemudian cengok mulai menyusul mereka berdua dan saya pun menemani mbak kurni berjalan pelan karena kondisi beliau yang kurang fit. Sekitar pukul 5 sore kami pun sampai di basecamp, dan langsung bersih2 pakai tisu basah, berganti pakaian dan langsung cus balik ke Jogja. (oia sebelum pulang, ane beli Emblem taman nasional Merbabu, maklum ane ngoleksi buat dipasang di jaket, nemenin emblem baluran dan semeru, hehe)
Overall, gunung Merbabu via Selo relatif aman untuk pendaki pemula namun tracknya penuh dengan tanjakan kecuali dari sabana satu ke sabana dua. Disarankan per orang minimal membawa 3 botol aqua 1.5 L karena disana ga ada sumber air. Jangan lupa masker karena track banyak sekali debu gunung. Next trip mungkin Merapi atau Alas Purwo, let's see
Bonus
--deleted, sorry--
“I walked slowly to enjoy this freedom, and when I came out of the mountains, I saw the sky over the prairie, and I thought that if heaven was real, I hoped it was a place I never had to go, for this earth was greater than any paradise.”
― Daniel J. Rice, The Unpeopled Season: Journal from a North Country Wilderness
cc @senjahari
ya ga?
masa sih? saya hanya pakai sandal kalo sepatu basah atau jalan-jalan di puncak/sekitaran tenda. Sepatu selain lebih enak, juga melindungi kaki dr dingin, rumut/batu tajam, dll. Sandal gunung tipe jepit bikin kaki sela jempol-telunjuk sakit saat turun. Kalo sepatu gunung yg bagus dan agak mahalan enak kok baik naik maupun nanjak. Pletak! #tiarap dr lemparan bakiak, haha
Pas hiking di luar negeri saya sengaja pake sepatu gunung meski ribet di bandara (yg saya pakai saat itu ada cover pelindung jari kaki dr besi shg harus dilepas saat lewat pemeriksaan). Di sana medannya hutan tropis basah, shg dpt melindungi kaki dr pacet/gigitan ular/sengatan kalajengking yg mungkin kesenggol/keinjak saat jalan.
anuu ummm menurut ane nggg (jgn dibully ya) kalo turun gunung pke sepatu, ujung jempol suka kepentok bagian depan sepatu,,,jadi atiitt hahhhaa, pas kmrn coba turun pke sendal pnya temen, wooosshh woooshh ane turunnya lancyaaarr..ce em i i we