BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Hujan Salju di Sore Hari

1222325272856

Comments

  • Jangan" ayahnya sasuke itu, adalah orang yg selama ini di cari habibi ? Siapa tuh namanya lupa :D


    Sok tau nih @YogaDwiAnggara :-P

    Aku juga nebaknya gitu.
    Namanya Yamada Hachiro kan?
    Kalo iya hmmm
    Kalo nggak berarti .... uhhhhh
  • * * * Akio * * *


    Pria itu membuka matanya yang masih terasa berat, lalu ia mengangkat tangan menutupi mata dan mengerang pelan. Sinar matahari yang menembus jendela kaca kamar tidur menyilaukan matanya. Ia menguap lebar sambil merenggangkan lengan dan kaki dengan posisi yang masih terbaring di tempat tidurnya. Ia meraih jam weker berwarna biru berbentuk gitar yang terletak di sebelah kanan tempat tidurnya. Jarum jamnya menunjukkan pukul delapan lewat sembilan belas menit. Ia memaksa tubuhnya untuk bangkit dari tempat tidur lalu melangkah dengan kaki diseret - seret menuju meja tulis di dekat jendela.

    Di meja itu terdapat sebuah kotak kado berwarna coklat permen yang terletak manis diatas meja. Kemarin, setelah dari tempat pamannya ia pergi ke Shibuya untuk membeli hadiah yang akan ia berikan pada Habibi. Meskipun Natal sudah dua hari berlalu, tapi suasananya masih kental terasa. Masih banyak toko - toko yang memajang hiasan natal. Pohon natal pun masih terlihat indah dengan pernak - pernik yang menghiasi pohon yang berasal dari pohon cemara itu. Belum terlambat untuk memberinya hadiah. Pikir Akio.

    Setelah sampai di depan pintu apartemen Habibi, ia menjadi ragu untuk menemuinya. Malam sudah larut, ia yakin kalau tetangganya itu sudah terlelap. Ia khawatir akan mengganggu waktu istirahatnya. Ia akan menemuinya besok pagi.

    Ia menyalahkan dirinya sendiri. Seharusnya setelah sampai di apartemen, ia langsung menemui Habibi di apartemennya dan memberikannya hadiah. Tapi, ia malah singgah di apartemen Haruka. Wanita itu menahannya cukup lama disana dan mengajaknya menggobrol panjang lebar. Wanita itu sangat senang menerima hadiah dari Akio, ia terus saja mengucapkan terima kasih pada pria incarannya itu hingga beberapa kali sampai Akio merasa bosan untuk menbalas ucapannya.

    Selain Haruka, ia juga memberikan hadiah natal kepada Katsuo, kakek dan nenek Hiroshi. Akio sangat beruntung mempunyai tetangga yang baik. Ia sangat betah tinggal di apartemennya. Meskipun tempatnya sederhana dan jauh dari kesan mewah dan berkelas. Tapi suasananya sangat nyaman, penghuninya ramah dan bersahabat.

    Akio memutar tubuhnya dari meja tulis di dekat jendela menuju lemari pakaian, lalu membukanya dan meraih handuk biru yang terletak rapi diantara barisan pakaian lalu menutupnya kembali. Setelah itu ia berjalan kearah pintu kamar mandi.

    Untuk yang kesekian kalinya, ia memandangi cermin untuk mengecek penampilannya yang sudah oke. Ia mengecek rambutnya yang tertata rapi, memastikan penampilannya terlihat bagus namun tidak berlebihan. Ia juga senyum - senyum sendiri memandangi ketampanannya dari pantulan cermin. Sudah beberapa hari ini, ia merasa aneh dengan sikapnya sendiri. Ia sangat ingin terlihat sempurna di hadapan tetangganya itu. Belakangan ini, ia merasa jantungnya selalu berdebar kencang bila berhadapan dengan Habibi.

    Ia memandangi kado yang ada ditangannya, berharap Habibi akan menyukai hadiah pemberiannya. Setelah menarik napas dalam - dalam dan membuangnya perlahan, ia menggerakkan kakinya menuju pintu apartemennya. Jantungnya tiba - tiba berdetak kencang. Rasa gugug dan grogi mulai menyerangnya. Ia memegang dadanya yang rata. Sebelumnya ia tidak pernah merasakan hal ini pada laki - laki manapun bahkan pada Daniel Weasley sahabat gaynya.

    Ia agak terkejut dengan dahi mengerut ketika membuka pintu apartemennya. Ia melihat Habibi tengah tergesa - gesa sambil menggandeng tangan seorang anak kecil.

    "Mengapa ia tergesa - gesa? Mau kemana dia? Siapa anak kecil yang bersamanya?" tanyanya bingung pada dirinya sendiri.


    * * * Habibi * * *


    Habibi sangat terkejut menerima telepon dari Ishikawa Hiro. Ia segera mengalihkan pandangannya kearah Sasuke yang sedang meminum susu hangat yang tadi dibuatnya. Pandangan anak itu kemudian tertuju kepadanya lalu segaris senyuman tergambar indah di wajahnya, memamerkan gigi kecilnya yang putih tersusun rapi.

    Batin Habibi menangis mengetahui kenyataan kalau anak kecil berwajah malaikat itu kini menjadi seorang yatim piatu. Ishikawa Hiro menelepon untuk mengabarkan kalau ayah Sasuke baru saja meninggal dunia. Kini jenazahnya sedang diurus oleh pihak rumah sakit. Setelah itu jenazahnya akan di bawa pulang kerumah ayah Ishikawa Hiro.

    Habibi mendekati Sasuke yang sudah selesai menghabiskan susunya.

    "sudah habis paman." sahutnya polos sambil menunjukkan gelas kosong kepadanya. Habibi segera memeluknya dengan erat. Airmatanya tak mampu lagi di bendungnya. Di usianya yang masih sangat kecil, ia sudah harus kehilangan kedua orang tuanya.
  • rasa gugug dan grogi mulai menyerangnya.

    gug gug gug
  • Saat ia dan Sasuke tiba, rumah besar nan mewah itu sudah mulai di penuhi oleh orang - orang yang datang melayat. Banyak mobil - mobil mewah dan berkelas terparkir di halaman luas rumah ayah Ishikawa Hiro.

    "Paman, kenapa banyak orang dirumah kakek?" tanya Sasuke yang berada disamping Habibi. Tangannya mengenggam tangan kanan Habibi.

    Habibi dan Haruka saling memandang bingung. Jawaban apa yang akan mereka berikan. Haruka jongkok di depan anak kecil berwajah malaikat itu lalu tersenyum kepadanya.

    "Kakek lagi kedatangan tamu, sayang." jawabnya lalu mendongak kearah tetangganya. Habibi tersenyum walau raut wajahnya sedih.

    "Pamaaan..." seru Sasuke berteriak memanggil Ishikawa Hiro yang tak jauh di depannya. Ia melepaskan genggamannya dari tangan Habibi lalu berlari kearah pamannya. Ishikawa tersenyum lebar menyambut tubuh mungil keponakannya. Ia mengecup keningnya.

    "Paman, kenapa banyak sekali orang? Tanyanya masih penasaran. Ishikawa diam sesaat memandangi wajah keponakannya.

    "Bagaimana rasanya tinggal dengan paman Habibi? Menyenangkan?" tanyanya mengalihkan pertanyaan Sasuke. Ia mendekati Habibi dan Haruka.

    "Menyenangkan paman." jawab Sasuke senang.

    "Apa saja yang kalian lakukan?"

    "Banyak. Main kuda - kudaan. Paman Habibi jadi kudanya. Paman juga membuatkan makanan enak." jawabnya riang. Ketiga orang dewasa itu tertawa mendengar ocehan Sasuke.


    *****


    "Bagaimana nasib Sasuke kedepannya, oneechan?" tanya Habibi pada Haruka yang ada disampingnya.

    Mereka tengah duduk di salah satu kursi taman berwarna kayu yang ada di halaman rumah Ishikawa Hiro. Kursi itu cukup untuk menampung mereka bertiga. Mereka memutuskan untuk tidak masuk kedalam rumah karena khawatir pada Sasuke. Meskipun Sasuke belum mengetahui apa yang terjadi pada ayahnya. Tapi mereka khawatir akan timbul berbagai pertanyaan di kepala kecilnya.

    Cuaca pada hari ini lumayan cerah, walau mereka masih harus memakai jaket extra tebal untuk melindungi kulit mereka dari hawa dingin. Salju masih ada dimana - mana. Sekumpulan anak - anak kecil tengah bermain disebrang sana. Beberapa diantara mereka ada yang bermain kejar - kejaran, ada yang saling melempari salju ke temannya dan ada juga yang sedang membuat boneka dari salju.

    "Entahlah, aku juga tidak tahu." jawab Haruka lemah.

    "Menurut oneechan, apakah Ishikawa sempai akan merawat Sasuke atau akan memasukkannya ke panti asuhan?"

    "Aku rasa dia akan merawat Sasuke. Tidak mungkin dia tega memasukkan keponakannya sendiri ke panti asuhan." jawab Haruka yakin.

    "Aku juga berpikiran yang sama dengan oneechan." jawabnya.

    "Aku juga akan ikut membantu Ishikawa sempai merawat Sasuke."

    "Kau?" tanyanya heran. Habibi mengangguk.

    "Kenapa?"

    "Entahlah, aku hanya ingin merawatnya."

    "Kau tidak perlu melakukannya. Aku tahu kau menyenangi anak kecil, tapi bukan berarti kau harus ikut merawatnya. Itu bukan tanggung jawabmu, maksudku masih ada paman dan kakeknya yang akan merawatnya." ujar Haruka memberikan pendapatnya.

    Habibi menghela napas lalu membuangnya.

    "Aku menyayanginya, oneechan. Kehidupannya hampir sama denganku. Kehilangan orang tua di usia kecil, bahkan ia jauh lebih menyedihkan dariku. Aku masih memiliki ayah, sedangkan dia sudah tidak ada." sahutnya iba. Haruka terdiam.

    "Aku menyayanginya oneechan. Aku tak tahu kenapa, mungkin karena kisah kami yang mirip. Tapi dari awal aku bertemu dengan Sasuke, aku merasakan sesuatu di hatiku. Aku seperti sangat mengenalnya. Seperti ada sesuatu yang menghubungkan antara aku dan Sasuke. Tapi kau jangan bertanya apa itu, karena aku sendiri pun tidak tahu apa jawabannya." Haruka mendesah panjang. Asap keluar dari mulutnya.

    "Baiklah, lakukan apa yang menurutmu itu baik." jawabnya.

    "Kalau kau perlu bantuanku, jangan sungkan untuk minta tolong. Oke." sambungnya cepat. Habibi mengangguk tersenyum.

    Habibi menunduk menatap anak kecil disampingnya. Mata Sasuke terfokus pada sekumpulan anak - anak kecil yang asyik bermain disebrang sana.

    "Apa Sasuke ingin bermain dengan mereka juga?" tanya Habibi menyadari keinginan anak kecil disampingnya. Sasuke mengangguk. Habibi menoleh pada Haruka. Wanita itu juga ikut mengangguk.

    "Ayo kita pergi." ajaknya.


    *****


    "Bagaimana acara pemakamannya? Apa Semuanya berjalan lancar?" tanya Habibi pada Ishikawa Hiro saat seniornya itu menghampiri mereka yang tenah asyik bermain salju.

    "Semuanya berjalan lancar." jawabnya.

    "Maaf ya, aku jadi merepotkan kalian berdua." sambungnya lagi.

    "Tidak apa - apa. Kami senang melakukannya." jawab Haruka.

    "Apa rencanamu selanjutnya tentang Sasuke?" tanya Habibi. Ishikawa memandangi kedua sahabatnya.

    "Aku dan ayahku akan merawatnya." jawabnya.

    "Aku akan membantumu merawatnya." sahut Habibi.

    "Aku juga." sambung Haruka. Ishikawa tersenyum haru.

    "Terima kasih." jawabnya.

    "Sudah jadi, boneka saljunya sudah jadi." seru Sasuke gembira.

    Ketiga orang dewasa itu tersenyum melihat keceriaan yang datang dari anak kecil berwajah malaikat itu. Mereka menghampiri Sasuke yang berlompat gembira.
  • Cowoq_Calm wrote: »
    Jangan" ayahnya sasuke itu, adalah orang yg selama ini di cari habibi ? Siapa tuh namanya lupa :D


    Sok tau nih @YogaDwiAnggara :-P

    Aku juga nebaknya gitu.
    Namanya Yamada Hachiro kan?
    Kalo iya hmmm
    Kalo nggak berarti .... uhhhhh


    Hhhmmmmm ... :-( ;-(
  • @Prince_Manager yah kepo dikit gpp lah :D

    Hadeeuhh ... :-(
  • @Zazu_Faghag YEESS aku bner :D
    @Prince_Manager minta hadiahnya, gk perlu uang ckup ktemu habibi:D
    #ngarep :)

    yap! Para Pemenang harap berbaris dg rapi. Karna hadiah akan d bgikan.-loh?-
    *Tarik @YogaDwiAnggara baris breng yuk!

    Haaah??
    @YogaDwiAnggara mau bagi hadiah?
    Aku juga mauuuu ....
    Ikut berbaris. :-D
  • Ayah nya adl org yg d caria2 habibie! TEEET!
    Benar sekali,anda mendapat 100jt! *minta ke @prince_manager

    yupz,
    hadiahnya minta sama @TigerGirls .
    Wkwkwkwkwkwk
  • awanwanku wrote: »
    adegan hot'y itu gk sebuah keharusan prince asal alur critany menyentuh hati,itu yg bakal di tunggu2../harusny begini-ni kalo update banyak...kalo bisa setiap hari jg boleh..hi..hi..hi..

    Makasih yah @awanwanku :-)
  • tarry wrote: »
    @Prince_Manager‌ trs mension yach :D

    siipz. :-D
  • awanwanku wrote: »
    adegan hot'y itu gk sebuah keharusan prince asal alur critany menyentuh hati,itu yg bakal di tunggu2../harusny begini-ni kalo update banyak...kalo bisa setiap hari jg boleh..hi..hi..hi..

    emang mau nyaaaa situ itu mah bukan HARUSNYA dalam kandungan makna yg benar hihihi

    hahahahaha ...
  • Kasian sasuke....:'(
    @Prince_Manager : aku kurang suka,sama sifat haruka, terlalau berisik ga bisa,tenang...^_^
  • waaahhh baru baca lagi. seru cerita nya
Sign In or Register to comment.