It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
MEDAN - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengaku siap merobohkan bangunan Centre Point di Jalan Jawa, meskipun mengeluarkan biaya sangat mahal.
Bahkan, PT KAI menegaskan tidak akan ada negosiasi antara PT KAI dengan Pemko Medan ataupun PT ACK selaku penyerobot lahan negara. “Sebenarnya, rencana eksekusi bangunan itu sudah lama sekali sejak ada putusan inkrah dari Pengadilan Negeri (PN) Medan. Ada lima putusan yang memenangkan PT KAI pada tahun 2000. Tapi kami tidak bisa melaksanakan eksekusi, karena kami tidak memiliki biaya. Maklum, tahun 2000 PT KAI masih merintis. Sekarang, berapa pun biayanya, kami siap,” ungkap Humas PT KAI Divre Sumut– NAD, Rapino Situmorang, Selasa (5/5).
Rapino mengungkapkan, DPRD Kota Medan mempertanyakan kenapa aset PT KAI yang saat ini ada bangunan Thamrin Plaza dan Yang Lim Plaza tidak persoalkan. Hal itu dikarenakan pemilik bangunan tersebut tidak berupaya menguasai aset PT KAI. Selain itu, hubungan antara pemilik bangunan dan PT KAI cukup baik dan sering menjalin koordinasi. “Ada 26 juta meter persegi aset PT KAI di Sumut. Tapi tidak semuanya kami tertibkan dalam waktu bersamaan.
Dari semua aset, kasus Centre Point yang paling krusial, karena bersinggungan langsung dengan PT KAI, dan tidak pernah melakukan koordinasi yang baik dengan PT KAI. Bahkan, dulu tidak hanya Jalan Jawa saja yang mau diserobot, Kantor PT KAI pun mau dikuasai PT ACK,” ungkapnya. Ironisnya, sambung Rapino, pada 13 Agustus 2013, Kantor PT KAI juga hendak dieksekusi PT ACK, namun PT KAI melakukan perlawanan.
“Akhirnya, eksekusi dibatalkan. Thamrin Plaza dan Yang Lim tidak seperti itu. Mereka kami anggap dalam kondisi yang tenang. Tidak ingin menguasai aset (hak) dari pihak lain. Karenanya, sebagai pemilik aset, kami pasti pertahankan lahan Jalan Jawa itu. Soal biaya, berapa pun kami siapkan, tinggal menunggu instruksi dari pusat saja,” ujarnya. Disinggung siapa yang akan bertanggung jawab dengan pegawai yang sudah terlanjur bekerja di Centre Point, Rapino berujar, hal itu bukanlah tanggung jawab PT KAI.
Menurutnya, yang paling harus bertanggung jawab adalah PT ACK dan perekrut tenaga kerjanya. “Kenapa harus bertanya ke PT KAI, yang membangun bangunan itu siapa, yang merekrut tenaga kerja siapa. PT ACK jangan mencari-cari alasan dan menjadikan PT KAI penyebab kalau mereka tidak bekerja lagi,” ujarnya.
Mengenai Pemko Medan dan DPRD Kota Medan yang terkesan mempermudah proses pembangunan Centre Point dengan rencanamengeluarkanizinperubahan peruntukan menurut Rapino, bisa jadi pihaknya akan menggugat kepada keduanya. “Bisa saja ke depannya kami gugat, karena mereka sudah ada upaya memperlancar pembangunan Centre Point,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD Kota Medan, Ahmad Arif, menyerahkan persoalan Centre Point kepada Pemko Medan. Berlanjut tidaknya proses perizinan untuk Centre Point pascakeluarnya putusan PK dari Mahkamah Agung (MA), semuanya terpulang kepada Pemko Medan.
Dia pun sempat mempertanyakan aset PT KAI yang saat ini berdiri Thamrin Plaza dan Yang Lim Plaza, namun tidak dipersoalkan PT KAI. Namun, saat KORANSINDO menghubungi kembali, Ahmad Arif enggan mengonfirmasinya. “Maaf, saya sedang di Jakarta,” katanya sambil menutup telepon selulernya.
koran-sindo.com
belum lama saya dan pasangan melakukan itu, dan pada saat berhasil menemukan jejak/bekas rel rasanya tuuhh kayak nemu harta karun )
#yukrumpi
Terjadi senggolan antara KA 56 Bangunkarta(Jkt-Sby) dengan KA 2502 Pipa Gas Baja di St. Waruduwur tadi Maghrib.
Turut berduka cita atas apa yang telah terjadi.
Pernah, tapi bukan di kota gw, tapi di bandung. Jalur cikudapateuh-ciwidey, tepatnya di daerah dayeuhkolot. Jalurnya udah berubah jadi gang antara perkampungan penduduk. Bekas stasiunnya udah jadi warung. Sayang sekali jalurnya sudah nggak aktif, padahal bisa mengurangi kemacetan jalan di bandung selatan menuju kota bandung..
menghapus nama rangkaian kereta
"Sriwedari" menjadi "Prambanan Ekspres II"
akibat adanya pemberlakukan sistem satu
tarif. Tarif yang sebelumnya ditetapkan
sebesar Rp 13.000 untuk satu penumpang
sekali jalan akan diturunkan menjadi Rp 8.000
atau sama dengan tarif yang selama ini
ditetapkan untuk Prameks relasi Yogyakarta-
Solo.
Yah jadi gak ada lagi seat yang fix dong. Harus rebutan selalu.
gila ya, pas kelas 1 smp ama temenku di prambanan -,-
tapi tenang, batunya nggak pernah bisa jatuh tepat di atas besinya kok :P
Jakarta ; Aku mencium wangimu dari atas jalan layang sembari mencarimu di balik kabut debu dan kemacetan lalu lintas yang bertambah panas.
Yogyakarta ; Di kota yang tidak lagi mengenal namamu, ada bisikan-bisikan akrab yang kutangkap dari dinding-dinding. Ada rasa asing yang tidak asing.
Bandung ; Ada yang datang, ada yang hilang. Engkau menarikku dan memberiku begitu banyak kisah untuk disiramkan ke dalam kenanganku.
- Di suatu gerbong kereta.