It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Adi_Suseno10
Suka ceritanya,,,
@b_hyun : uuuuu
@rihdoilham : waaaa
@lulu_75 : wow
@happyday : uuuu
@haha_hihi12 : waaaa
@riyand : aaaahhh
@rizal_91leonardus : uuuu
@banaaaaabaaaa : wow
@adi_suseno10 : uuu
@lebes : waaa
@lostfaro : uuu
@sky_fall : wow
@algibran26 : waaa
@cevans : uuuu
@yuliantoku : wow
@lintang1381 : waaa
@cute_inuyasha : uuuu
@silvestr : lockyyy
@idans_true : lockyyy
@city_hunt3r : sayang gw gak ada fb.
@05nov1991 : thx
@dodiewirdy : mention
@dityadrew2 : ya ilang
@yandichan : makasiiihhh
@okki : waaa
@farrel_pratama : thanks...
***
Chapter Kesekian
Sudah dua hari Rizky pergi. Dan ini hari ketiga. Gw dan dia nggak banyak komunikasi. Palingan pagi dan menjelang tidur doang. Jadinya gw lumayan kesepian. Terlebih lagi ini malam minggu. Biasanya kalo nggak ketemuan, gw sama dia video call. Sebenarnya sih gw mau sih teleponan sama dia. Tapi tadi pagi dia bilang malam ini ia sama rombongan bakalan jalan-jalan malam keliling kota. Ya jadilah sekarang gw terdampar sendiri di pojokan kamar.
Hmmm... Gw ngapain nih? Nonton teve gw malas, baca juga lagi gak mood. Dengar lagu juga bosen. Browsing juga bingung mau browsing apa. Hadeehhh, kok segitunya sih???
Tiba-tiba kamar gw diketuk. Ketemu orang juga gw males. Kecuali brondong mateng gw tentunya. Dia mah pengecualian. Gak pernah males ataupun bosan kalo sama dia. Ky... I need youuuu...
Tok...! Tok...!
Siapa siihh???
Gw menyeret langkah menuju pintu kamar dengan malas.
Tok...! Tok...!
"Sebentaaaarrr...!!!" teriak gw kesal.
Hufh!
"Maaf, Al---"
Gw memicingkan mata, menajamkan pendengaran. Ini suara---Kak Fredo???
"Kak Fredo ya?" tanya gw sambil memutar gagang pintu.
"Ya, Al. Kakak ganggu ya?"
"Sorry tadi gw teriak," kata gw setelah pintu terbuka.
Di hadapan gw berdiri Kak Fredo dengan dandanan rapinya. Celana jeans biru dipadu kemeja yang lengannya digulung seperempat. Wanginya semerbak. Gw yakin banyak cewek dan gay yang klepek-klepek sama dia. Percaya deh gw. Yang cewek langsung ngangkang, yang gay top langsung melirik bubble butt-nya dan yang gay bot langsung nungging! Xixixix.
Eits! Kecuali gw tentunya. Gw cuma buat berondong mateng seorang!
"Ada perlu apa, Kak?" tanya gw.
"Kamu lagi apa?"
"Nggak ada."
"Mau jalan nggak?"
"Kemana ya?"
"Sekarangkan lagi pasar malam nih di lapangan. Mau kesana?"
Gw nggak langsung jawab. Pergi nggak ya?
"As a friend. Tenang aja," kata Kak Fredo berusaha menghilangkan keraguan gw.
"Ya. Lu tunggu di bawah. Gw ganti pakaian dulu," kata gw.
"Oke!" Kak Fredo senyum.
Cuma butuh lima menitan buat gw supaya tampil kece (narsis, hihihi) setelah itu langsung menemui Kak Fredo yang lagi ngobrol sama Bang Albert di ruang tamu.
"Pergi sekarang?" tanya gw.
Kak Fredo dan Bang Albert noleh ke gw.
"Ya. Ayok! Tapi kamu nggak pake jaket?" tanya Kak Fredo bangun dari duduknya.
"Nggak usah," jawab gw.
"Ntar kedinginan..."
"Nggaklah. Kan nggak hujan... Lagian lu aja nggak."
"Jaket aku ada di motor..."
"Nggak usah," gw kekeuh.
"Ya udah..."
"Aisshh, perhatian banget siihh..." goda Kak Fredo.
"Apaan sih lu!" semprot gw.
Kak Fredo cuma tersenyum tipis. Sementara Bang Albert senyum nyebelin.
"Ntar gw sama Vida nyusul!!!" seru Bang Albert.
Setelah pamit sama Papa-Mama, kita berdua langsung ke lapangan mengendarai motornya Kak Fredo.
"Semoga aja nggak hujan ya," kata Kak Fredo.
"Tenang aja. Udah pake pawang hujan," kata gw.
"Kayaknya sih iya. Belakangan ini kan hujan terus tiap malam. Tapi semenjak pameran nggak pernah hujan," kata Kak Fredo.
"Hebat banget yah tuh pawang hujan. Dipindahinnya ke mana ya hujannya?"
"Tau tuh..."
Gak lama kemudian kami sampai di pasar malam. Suasana rame banget.
"Kamu mau ikut permainan apa?" tanya Kak Fredo.
"Nggak ada."
"Mau masuk rumah hantu?"
"Nggak. Hantunya nggak serem."
"Sok banget. Ntar ketemu hantu beneran lari terbirit-birit," kata Kak Fredo.
Gw terkekeh.
Kami berdua berjalan dari satu stan ke stan lainnya seraya mengobrol. Ternyata muter-muter di pasar malam bikin capek juga. Kak Fredo akhirnya ngajakin gw makan. Gw pun mengiyakan.
"Kok Bebet belum datang juga ya?" tanya Kak Fredo.
"Iya kali dia bakal datang... Kalo pun ke sini nggak mungkin gabung sama kita," kata gw.
"Iya sih. Pasti sibuk sama Vida."
"Better dia gak ada sih..." kata gw.
"Kalian berdua masih sering berantem ya..." Kak Fredo geleng-geleng kepala. "Udah pada gede masih aja nggak akur..."
"Nggak bakal pernah akur kayaknya," kata gw enteng.
Gak berapa lama kemudian pesanan menu kami datang.
"Capek juga ya muter-muter," kata gw.
"Iya. Kamu sih diajak main nggak mau... Cuma muter-muter doang..."
"Gw udah pernah coba semua permainannya..."
"Oh ya?"
"Iya. Emang lu belum?"
"Ada sih yang belum."
"Apaan?"
"Istana boneka."
"Ya ampuunnn! Plis deh..."
Kak Fredo terkekeh.
"Walaupun lu mau juga nggak bakal dibolehin sama yang punya," kata gw.
"Iya. Hihihihi..."
"Dari pada masuk istana boneka, mendingan masuk ke istana cintaku..." kata gw spontan.
"Hah...? Beneran...?"
"Nggak usah langsung baper gitulah..." goda gw.
Kak Fredo nyengir kuda.
"Oh, ya gimana tuh kabar Bang Victor?"
"Nggak tahu. Udah jarang komunikasi juga..."
"Dia masih di kost-an lu dulu?"
"Kayaknya sih masih..."
"Terus mantan lu?"
"Mantan yang mana? Kamu kan mantan aku juga..."
"hahahaha. Yang di Palembang..."
"Ah, cuma sebentar kok sama dia. Nggak cocok."
"Walaupun sebentar, meskipun cuma satu hari tetap juga namanya mantan..."
"Nggak tahu. Nggak mau tahu juga."
"Segitunyaaa...."
"Udah, nggak usah ngomongin dia."
"Iya deh. Padahal gw penasaran loh sama mantan lu."
"Penasaran kenapa?"
"Penasaran aja. Gimana fisiknya, kepribadiannya, kerjanya... Kok lu bisa kepicut sama dia."
"Kamu cari aja di IG."
"Nama IG-nya apaa???"
"Semangat banget..."
Gw terkekeh.
"Kepo..."
"Apa? Apa?? Namanya apa?"
Kak Fredo nyebutin nama Instagram mantannya itu. Gw langsung buka instagram. Setelah gw buka, gw langsung lihat foto cowok cakep, putih dan klimis. Setipe kayak Kak Fredolah. Sepertinya orang kantoran juga.
"kayaknya lu cocok sama dia..."
"Buktinya nggak cocok."
"Gaya kalian beti. Beda Tipis. Orang kantoran juga?"
"Iya. Orangnya serius. Ngebosenin..."
"Lu kan juga serius orangnya."
"Tapi nggak ngebosenin kan?"
"Kadang-kadang."
"Iihh...!"
Gw terkekeh.
"Udah ah. Kita cabut yuk!" ajak Kak Fredo.
"Oke. Pulang?"
"Ke Distro dulu mau ya?"
"Mau beliin gw T-shirt?"
"Buat aku lah," jawab Kak Fredo lalu membayar makanan kami.
"Jahaatt. Masa gw nggak dibeliin???" tanya gw setelah dia bayar makanannya.
"Baju yang aku beliin aja nggak pernah kamu pake juga..." gerutu Kak Fredo.
Saat ini kami berjalan menuju parkiran.
"Sekarangkan musim panas. Masa gw pake sweater?"
"Kaos MY ALL dulu juga nggak pernah kamu pake."
"Masih ingat aja..."
"Kamu kemanain? Udah ilang?"
"Ada..."
"Kok nggak pernah dipake?"
"Sebelum dipake, gw udah keburu lu putusin."
"Baju itu aku kasih jauuuhhh sebelum kita putus."
"Hihihi..."
"Kamu buang?"
"Nggak. Ada, ada."
"Pakek dong kalo gitu."
"Nggak boleh sama Rizky."
"Emang dia tahu itu baju dari aku?"
"Tahulah. Gw kasih tahu."
"Terus apa kata Rizky?"
"Bajunya jelek."
"Serius...???"
"Kidding, hahaha."
"Rizky sendiri pernah ngasih kamu hadiah nggak?"
"Pernah. Bukan cuma aku, tapi mama juga pernah dikasih hadiah."
"Apa?" tanya Kak Fredo sambil nyalain mesin motornya.
"Gw pernah dikasih bedcover."
"Bedcover?"
"Iya. Bedcover itu sekarang yang gw pake," jawab gw sambil naik ke boncengan.
"Uhmmm..."
"Kenapa? Dia pernah cerita kalo lu pernah minta pendapat ke dia mau ngasih hadiah ultah apa ke gw. Ingat?"
"Iya. Aku ingat."
"Kita keburu putus. Akhirnya gw dapat hadiah bedcover itu dari dia, bukan dari lu."
Kak Fredo tak menjawab. Sementara sekarang motor kami sudah menjauh dari arena pasar malam.
"Itu saat-saat pertama gw jatuh cinta sama dia. Sebelumnya gw hancur banget pasca putus..."
"..."
"Rizky, orang yang dulunya gw benci karena selalu gangguin gw, tapi ternyata dia yang bikin gw move on...heheh... Udah lah, gak usah dibahas. Btw, lu mau beli baju buat apa? Kantor? Atau santai?"
"Belum tahu. Liat-liat aja dulu..."
"Ooohhh..."
Gak berapa lama kemudian kita sampai ke Distro langganannya Kak Fredo.
"Kamu bantuin milihan ya?"
"Siap. Asal bukan bantuin bayarnya juga."
Kak Fredo terkekeh. "Kalo mau sih ngg---"
"Nggak!"
"Belum juga kelar ngomong..."
"Gw udah tahu lu mau ngomong apa. Cus,, buruan pilih dipilih... Dipilih...!!!"
***
Kelar nemenin Kak Fredo beli beberapa potong pakaian, kami berdua langsung pulang. Kebetulan waktu udah nunjukin pukul sepuluh malam lewat.
"Aku langsung pulang ya..."
"Nggak mau mampir dulu? Mungkin Bang Bebet udah pulang..."
"Nggak usah. Udah malem."
"Ya udah. Gw masuk ya. Hati-hati!"
"Ya..."
Setelah motor Kak Fredo menghilang, gw langsung masuk ke rumah. Sambil jalan gw ngecek HP. Gak ada pesan dari Rizky.
Dia lagi ngapain ya? Udah pulang belum dari jalan-jalannya???
Ugh!
Gw langsung tidur aja deh. Nggak ada kerjaan juga.
Pagi harinya sekitar pukul enam pagi, HP gw berbunyi. Gw yang lagi ngulet di tempat tidur meraih HP dengan malas. Tertera nama Brondong Mateng di layar.
"Ada apa?" tanya gw.
"Kok gitu? Kamu nggak suka aku telepon?"
"Aku masih tidur..."
"Bangun gih. Udah jam enam."
"Tau. Tapi ini hari libur."
"Kamu kenapa sih? Kok gak antusias gitu?"
"Nggak apa-apa..."
"Beneran?"
"Beneran. Gimana jalan-jalannya semalam?"
"Seru sih..."
"Pantesan nggak ngasih kabar."
"Oohh, jadi karena itu kamu ngambek ya? Semalam kami pulangnya udah jam sebelas. Mau telepon kamu, takutnya kamu udah tidur."
"Ya udah, gak apa-apa."
"Kamu ngapain semalam?"
"Pergi ke pasar malam."
"Ohh. Sama siapa?"
"Temen."
"Seru dong?"
"Lumayan."
"Ya udah, aku mandi dulu ya. Bentar lagi mau latihan."
"Oke. Semangat!"
"Hehehe... Iya. Love youuuu..."
"Love you too..."
***
Siang harinya gw dapat SMS dari Kak Fredo. Dia ngajakin gw kondangan. Gw sih sebenarnya mau nolak. Tapi diajak juga sama Bang Albert. Kita pergi bertiga. Kebetulan juga yang kawinan itu temannya Bang Albert dan Kak Fredo, namanya Kak Erwin. Gw kenal juga sama dia. Gw juga diundang. Meskipun cuma lewat facebook sih.
Kita bertiga pergi pake mobil yang disopiri sama Bang Albert tepat ketika jam makan siang. Di mobil kita bertiga wefie. Agak aneh sih sebenarnya kenapa Bang Albert mau foto. Apalagi ini dia yang ngajakin. Setahu gw, dia paling malas berpose depan kamera kalo bukan untuk hal yang penting banget. Dia cuma mau foto untuk foto ijazah, KTP, SIM atau saat wisuda. Di luar itu foto dia bisa dihitung pake jari. Di facebook dia aja foto profilnya cuma dua. Ganti foto profil cuma dua kali semenjak buka akun facebook sembilan tahun lalu sampai sekarang. Kalaupun ada fotonya dia, kebanyakan foto dia itu diambil secara candid sama pacarnya Mbak Vida. Sama Mbak Vida foto itu diunggah dan di-tag ke akunnya Bang Albert.
"Tumben lu mau foto?" tanya gw.
"Baru kali ini kita bertiga kondangannya barengan," jawab Bang Albert.
"Terus? Penting gitu?"
"Ya. Nah, sekarang lu berdua yang foto. Sini gw fotoin," kata Bang Albert.
Gw menyernyitkan dahi. Setahu gw juga nih ya, dia paling males dijadiin juru foto. Kok hari ini mau? Pake nawarin lagi!
Kak Fredo langsung merangkul bahu gw, "Senyum, Al," katanya.
Gw tersenyum.
"Satu... Dua...Tiga...!"
Blitz!
"Sekali lagi," kata Bang Albert.
Gw dan Kak Fredo kembali senyum di depan kamera.
"Udah. Hasilnya bagus. Kalian berdua cakep banget," komentar Bang Albert lalu menyodorkan HP ke gw.
Gw dan Kak Fredo melihat hasil jepretan Bang Albert. Iya sih. Bang Albert bener. Ketampanan kami bertiga memang tak terbantahkan. Xixixix. Narsis abis!
"Ntar di kondangan aku mau nyanyi," kata Kak Fredo.
"Oh ya?"
"Lagu apa, Do?" tanya Bang Albert.
"Lagu apa ya? Belum tahu nih. Ada ide nggak, Al?"
"Dangdut atau pop?" tanya gw.
"Apa aja."
"Sebujur bangkai mungkin?"
"Njiirrr! Yang bener doongg..."
Gw ngakak.
"Zainal?"
"Hah? Kok...?"
"Iya. Tinggal lu ganti aja sama nama gw atau siapa gitu."
"Emang lagu siapa?"
"Rita Sugiarto."
"Masa iya aku nyanyi lagu cewek? Tahu juga kagak lagunya..."
"Hahahaha. Pasti heboh deh kalo lu nyanyi itu..."
Bang Albert ikutan ngakak.
"Emang kamu tahu lagunya, Bet?" tanya Kak Fredo.
"Tahu lah. Mama suka play lagu itu."
"Oohhh..."
"Masa sih lu gak pernah dengar? Itu lagu hits tahu..."
"Lagunya kayak gimana sih?"
Gw langsung buka youtube dan search tuh lagu.
"Busyettt!!! Ya kali aku nyanyi ini..."
"Susah tahu."
"Nyanyi lagu kekinian aja, Do," saran Bang Albert.
"Lagu apa?"
"Ed Sheeran."
"Lagu Barat? Susah ah. Belum tentu juga pemain musiknya bisa."
"Mau yang mudah? Lu nyanyi aja topi saya bundar hinggap di jendela..."
Kak Fredo nyengir.
***
Bukan cuma sekedar omong kosong, Kak Fredo beneran nyanyi saat di kondangan. Dia ternyata bawain lagu Adera yang berjudul Lebih Indah.
Gw ditarik ke masa lalu. Ya, lagu itu pernah menjadi lagu 'kita'. Kita, antara gw dan Kak Fredo. Gw pernah tergila-gila padanya saat ia mempersembahkan lagu itu untuk gw dulu.
"...Dan kau hadir merubah segalanya menjadi lebih indah..."
Kak Fredo menatap ke gw saat melantunkan syair-syair lagu itu. Gw yakin itu bukan cuma perasaan gw aja. Dia memang melakukannya. Untuk gw?
Entah kenapa gw jadi sedikit salah tingkah. Dia sudah merencanakannya? Dia sengaja membawakan lagu ini. Kenapa? Apa dia sengaja pengen membangkitkan masa lalu kami? Tanpa gw sadari gw membuka HP gw dan mencari di playlist rekaman suara Kak Fredo. Rekaman itu nggak ada.
Tiba-tiba HP gw bunyi. Ternyata Rizky yang calling. Gak gw angkat. Sebagai gantinya gw chat yang isinya kasih tahu kalo gw lagi kondangan dan suasananya berisik banget. Gw bakal kasih tahu kalo udah pulang.
Setelah Kak Fredo selesai nyanyi, gw ngajakin mereka salaman ke pengantin dan pulang. Tapi ternyata Bang Albert nungguin Mbak Vida dulu.
"Kenapa nggak barengan aja tadi sih?" tanya gw.
"Mbakmu ada acara dulu. Baru kesini."
"Oohhh..."
"Ntar kalian yang bawa mobil ya. Abang sama Mbak Vida. Kalian jalan-jalan gih..."
Gw langsung menghela nafas. Ini pasti akal-akalannya Bang Albert supaya gw akhirnya berduaan sama Kak Fredo.
***
Di mobil sepulang kondangan, gw langsung balik telepon Rizky.
"Halo, ada apa?" tanya gw.
"Kamu kondangan sama Fredo?"
"Kok kamu tahu? Dia bilang?"
Kak Fredo melirik gw dari spion dalam.
"Dia aplod foto kalian di IG."
"Oohh..."
"Semalam yang kamu bilang pergi sama teman itu sama dia?"
"Ada juga fotonya di sana?"
"Iya."
"Hmmm... Ya udah, sekarang aku lagi jalan. Ntar aku hubungi lagi," kata gw.
Selesai menutup telepon, gw langsung bilang ke Kak Fredo, "Kak langsung pulang ya..."
"Oke. Rizky yang telepon ya?"
"Iya."
"Kalian berantem?"
"Nggak.
Kak Fredo mangguk-mangguk.
Selama dalam perjalanan pulang gw dan Kak Fredo banyak diamnya. Sesampai di rumah gw langsung turun.
"Mobilnya kakak bawak aja. Lu kesini nggak bawa kendaraan kan?"
"Aku pulang pake ojek aja."
"Udaaah, pake aja. Tinggal lu bilang aja kan sama Bang Bet kalo mobilnya di rumah lu..."
"Oke. Have a nice weekend, Al..."
"Thanks..." jawab gw lalu langsung masuk ke rumah.
Gw kembali menghubungi Rizky seraya berjalan menuju kamar.
"Halo..." sapa Rizky.
"Kamu nggak latihan?"
"Ntar sore."
"Ooo... Oke, mengenai semalam, awalnya yang pergi bukan cuma kami berdua, tapi ada Bang Bet dan pacarnya. Tapi entah kenapa mereka malah nggak jadi datang. Kayaknya sengaja..."
"Pasti kalian seru-seruan banget..."
"Nggak juga. Lebih seru kalo kita yang pergi berdua..."
"Oh, ya, Abang kamu baru aja posting video Fredo nyanyi di kondangan..."
Gw menghela nafas.
"Suaranya bagus ya..."
"Iya. Lumayan."
"Kamu pasti pernah dinyanyiin sama dia."
"Kamu benar. Kamu bisa nyanyi nggak?"
"Bisa."
"Bagus?"
"Nggak."
Aku terkekeh.
"Lagu yang dia nyanyiin buat kamu?"
"Yaaa..., nggak tahu. Dia nggak bilang itu buat aku."
"Dia pernah nyanyiin kamu lagu apa?"
"Lagu itu."
"Lagu itu? Lagu apa?"
"Lagu yang diposting Bang Bet itu."
"Berarti itu lagunya buat kamu dong!"
"Maybe yes... Tapi lagunya aku kasih buat kamu aja."
"Kamu mau aku pacaran sama dia?"
"Ya, nggak!" Gw masih ingat kalo Rizky pernah bilang kalo Kak Fredo pernah suka sama dia.
"Kamu pasti senang dinyanyiin sama dia..."
"Kamu mancing pengen kita berantem?"
"Nggak..."
"Aku kondangan juga karena diajak sama Bang Bet. Teman Bang Bet itu teman kita bertiga."
"Aku baru ingat, kita berdua belum pernah kondangan bareng."
"Jelas. Teman-teman kamu rasanya belum ada yang merried. Gimana mau kondangan bareng?"
"Kamu nggak pernah ngajakin aku---"
"Ya kali aku ngajak kamu. Apa nggak aneh..."
"Aneh? Aneh apanya..."
"Sudahlah. Kita lagi jauh-jauhan nih. Aku nggak mau kita berantem. Mendingan kamu istirahat dan latihan yang bener biar bisa jadi juara..."
"Dan kamu bisa senang-senang sama Fredo!"
Rizky menutup teleponnya.
Gw menggertakkan gigi kesal.
***
coba flashback ke page 207 208, mulai dari sana albert mulai jodohin al sama fredo, kalo sama fredo sih si albert setuju dibandingkan al sama rizky