It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
itu ngapain ajaaa? ya ampuuun rizky nwkat yaaa. ckckck
Sebentar lagi subuh. Seisi rumah akan bangun! Rizky harus keluar dari sini!
"Ky..., bangun! Udah siang!!!" gw mengguncang-guncang tubuh Rizky dengan sedikit keras.
"Ungg..."
"Udah siang. Kamu harus pulang. Kalo nggak, kamu gak bakal bisa keluar. Kamu harus sekolah."
"Engg..."
"Ayo!" gw menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya.
Tubuh telanjang Rizky tersuguh di depan mata gw. Gw menahan nafas sebentar. Gw baru sadar semalam kita berdua tidur tanpa busana.
Rizky menggeliat. Ia meringkuk menahan dingin.
"Sayang, banguuunnn..." gw mencubit pinggangnya.
Rizky tiba-tiba menarik lengan gw sampai gw terjatuh di atas tubuhnya.
"Aku masih ngantuk, Sayang..." gumamnya sambil memeluk gw erat-erat.
"Sebentar lagi subuh. Kamu gak bisa keluar ntar."
"Biarin. Aku gak mau keluar... Aku masih mau sama kamu..."
"Jangan bikin masalah baru deh..."
Rizky gak menjawab.
"Bangun!!!" gw mencubit nipple cokelat kemerahannya.
Cubitan gw itu membuat matanya langsung terbuka.
"Ayo bangun!"
"Kamu masih bugil, Yang?"
"Emang kenapa?"
"Main lagi yuk?"
"Eh! Semalam itu suatu kesalahan ya. Aku khilaf!"
"Morning erection, Yang..." Rizky sengaja banget mempertontonkan miliknya yang berdiri menjulang.
"Eksibisionis!"
"Mau nggak?" Rizky menggenggam miliknya.
"Aku juga punya," gw sengaja memalingkan wajah dari Rizky. Gw gak mau kena bujukan dia lagi.
"Tukeran aja gimana?"
"Lu kata barang pake tukeran."
"Kamu mainin yang aku, aku mainin yang kamu, hehehe..."
Gw turun dari ranjang dan menuju kamar mandi. Lebih baik gw dinginkan kepala dulu supaya pikiran kotor keluar dari kepala gw ini.
"Kamu ngajakin aku main di sini?" Rizky udah berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Sekalian aja kamu langsung mandi di sini. Biar nyampe di rumah ntar tinggal ganti seragam," kata gw mengalihkan topik pembicaraan.
Rizky manghampiri gw. Ia memeluk gw dari belakang.
Gw gak ngasih respon apa-apa. Rizky merebahkan kepala ke tengkuk gw. Sementara ia sengaja menempelkan selangkangannya ke pantat gw. Bagian tubuhnya yang keras sangat terasa dan itu kembali membuat gw terbakar.
"Semalam itu sangat dahsyat, Sayang..."
"Udah, Ky. Aku nggak mau kita ngelakuin itu lagi," desis gw pelan.
"Kenapa? Kamu nggak suka?"
"Suka. Cuma kayaknya kita udah berbuat kelewat jauh."
"Tapi kita kan cuma---"
"Ini yang mungkin ortu aku takutkan. Aku pacaran kelewat batas..."
Perlahan Rizky melepas pelukannya. Gw langsung berbalik. Kita berdua jadi berhadapan sekarang.
"Kamu gak usah merasa bersalah. Aku yang seharusnya merasa bersalah karena aku yang lebih tua..." gw membelai wajah Rizky.
"Aku yang godain kamu..."
"Aku suka. Cepat atau lambat kita juga bakal ngelakuinnya kok..."
Rizky manyunin bibirnya.
"Emang ada sesal di hati aku, tapi aku senang aku ngelakuinnya sama kamu," gw menjatuhkan tangan ke selangkangan Rizky.
Pupil mata Rizky membesar. Tubuhnya langsung tegang.
Gw nyengir.
Rahang Rizky mengeras. "Aku udah 'dingin' malah di 'bangunin' lagi..."
"I love you so much. Your tool too..." bisik gw.
"Jangan salahin aku kalo aku serang kamu..." geram Rizky.
"Hehehe. Brondong aku nafsunya gede banget ih... Udah, mandi gih. Biar otaknya gak ngeres lagi..." gw menepuk pantatnya.
"Mandi bareng..." rengek Rizky.
"Mandi sendiri-sendiri aja. Takut ntar kita 'kecelakaan', Sayang..."
Rizky terkekeh.
***
Malam yang 'panas' bareng Rizky nggak bisa lepas dari benak dan kepala gw. Semuanya terasa berbeda sekarang. Entah kenapa gw jadi susah mengendalikan nafsu gw. Biasanya kalo horny, tinggal lari ke onani, beres. Sekarang nggak. Onani itu nggak cukup dan nggak memuaskan. Gw butuh partner yang bisa melayani gw. Gw butuh Rizky. Gw butuh apapun yang pernah Rizky lakukan ke gw waktu itu.
Kalo gw pikir-pikir, apa yang gw inginkan dari Rizky terasa mudah gw dapetin. Berbeda saat bersama Fredo. Jangankan 'main', untuk ngeliat bulgenya doang gak pernah kesampaian sampai saat ini. Ada aja halangannya. Mungkin karena dia bukan orang yang tepat untuk gw, sehingga Tuhan gak ngebolehin gw cuci mata ke orang lain kecuali Rizky, xixixix.
Gw bersyukur banget bisa punya pacar kayak Rizky. Meskipun dia masih brondong, tapi dia tergolong dewasa buat remaja seumurannya. Tapi dengan catatan kalo manjanya lagi gak kumat. Kalo manjanya lagi kumat, ampun-ampunan deh. Semua keinginannya harus dipenuhi kalo nggak dia ngambek. Untung sejauh ini keinginannya gak neko-neko amat. Paling banter pengen 'mesra-mesraan'. Kalo udah gitu dia bakal nekat malam-malam datang ke rumah.
Sebenarnya gw udah wanti-wanti ke dia supaya berhenti datang malam-malam ke rumah. Gw takut ketahuan. Tapi dasar si Rizky, brondong bangor, hari ini dia bilang nggak bakal ngulangin, besok lusa dilakuin lagi. Tapi meskipun begitu, gw gak bisa marah sama dia. Bahkan gw makin sayang sama dia.
Meskipun kita berdua gak bisa bebas ketemuan, tapi bukan berarti kita putus komunikasi. Di zaman serba canggih kayak sekarang, kita berdua tetap bisa pacaran. Tiap malam gw sama Rizky skype. Gak cuma pacaran aja, tapi gw juga nge-les dia lewat skype. Sebenarnya gak efektif sih. Tapi lumayanlah bantu dia. Untungnya si Rizky nggak otak udang. Diajari sebentar dia cepat paham.
Dan malam ini brondong gw yang 'nakal' itu kembali datang ke rumah untuk yang kesekian kalinya. Dan seperti biasanya, gw masih aja ngomel dan was-was sama aksi dia. Tapi meski begitu gw tetap nyuruh dia masuk.
Sesampai di kamar, Rizky langsung buka jaketnya. Tanpa sungkan ia menghampiri gw, meluk gw dan mengecup bibir gw. Gw tabok dia. "Makin kurang ajar lu, ya!" gerutu gw.
Rizky terkekeh. Ia melompat ke tempat tidur.
"Aku ngantuk, mau langsung tidur," kata gw sambil rebahan di samping dia.
"Kode nih?" ia merubah posisinya menjadi miring menghadap gw.
"Kode apaan, eh?"
"Pengen ditidurin."
"Isi otak kamu tuh ya... Ckckck..."
"Wajar dong, aku kan normal."
"Normal?! Kalo normal gak mungkin kamu suka sama aku."
"Normal demen seks maksudnya. Semua orang butuh seks. Iya kan?"
"Kalo udah waktunya. Dan kamu belum waktunya."
"Oh ya??? Aku udah tujuh belas tahun, Sayang."
"Masih di bawah umur. Menurut hukum Indonesia, remaja itu di atas 17 tahun."
"Wah, berarti selama ini kamu pedofil dong?"
"Situ bocah?!"
"Hehehe."
"Udah, ah. Jangan macam-macam! Aku gak mau dilaporin dengan kasus pencabulan anak di bawah umur!"
"Kalo anaknya yang minta gimana...?" goda Rizky.
"Tetap aja..."
"Anaknya gak bakal ngelaporin kok..."
"No! Lagian kamu tuh pikirannya ke selangkangan mulu."
"Maklum lagi masa pubertas, Sayang..."
"Eh, emang cuma kamu doang yang ngalamin masa pubertas? Aku udah ngelewatin masa itu. Gak gitu-gitu amat kok..."
"Karena waktu itu kamu jomblo. Jadi mau ngajak siapa?"
"Cih! Banyak yang punya pacar, mereka juga gak kayak kamu."
"Karena pacarnya cewek. Kalo ngapa-ngapain resikonya gede."
"Alesan! Kamunya aja yang gak bisa tahan nafsu."
"Nah, itu dia. Nafsu brondong kamu ini gede banget semenjak pacaran sama kamu. Jadi salah siapa dong???"
"Salah nafsunya kenapa gede."
"Salah kamunya kenapa nafsuin..." desis Rizky.
"Udah, ah. Lama-lama pacaran sama kamu porno banget ih. Aku pengen kita pacaran sehat gak melulu mikirin isi celana. Kalo kamu mau sama aku cuma karena itu, mendingan kamu cari partner seks aja sono."
Rizky mangut-mangut.
"Paham nggak? Kamu bisa cari orang lain yang bisa muasin nafsu kamu."
"Tapi kita kan cuma oral..."
"Ya. Terus lama-lama kamu minta lebih."
"Kalo kamu mau sih..."
"Tuh kan!" gw keplak palanya.
"Seks itu kan salah satu cara mengekspresikaan cinta..."
"Ngeles aja."
"Aku kayak gini cuma sama kamu aja."
"Emang harusnya gitu. Kalo sama semua orang, udah lama lu mati di tangan gw!"
Rizky nyengir.
"Udah! Kalo kamu masih mau sama aku, kita tidur sekarang!" pungkas gw.
"Aku pipis dulu."
"Pipis atau onani?"
"Pipis..."! Gerutu Rizky sambil turun dari ranjang.
Gw tersenyum geli.
Gak berapa lama kemudian, Rizky kembali. Terlihat wajahnya basah. Kayaknya ia juga cuci muka. Supaya pikirannya segar dan gak mikirin selangkangan lagi kali.
"Ayo tidur."
Rizky naik ke tempat tidur dengan muka manyun.
"Kok mukanya ditekuk begitu?"
Rizky diam aja.
"Kamu masih tegang?"
"Gak usah ngomong tegang-tegang."
"Masih tegang kayaknya..."
"Udah dibilang jangan ngomong---"
"Iya, sorry. Kita tidur aja yuk..." gw meluk Rizky yang tidur terlentang.
Rizky mematung.
"Aku pegang ya juniornya biar gak tegang lagi...?"
Tanpa gw sangka Rizky dengan gerakan kilat langsung nindih gw.
"Kamu bego ya, eh?!"
"Kenapa...?"
"Pura-pura bego. Kalo dipegang tambah keras!"
"Gitu ya...? Hehehe..."
"Cobain aja!"
"Nggak, nggak. Kita bobok aja yuk...?"
"Dasar...." gerutu Rizky.
"Udaah... Jangan ngambek..." gw acak-acak rambutnya.
"Cium dulu biar nggak ngambek..."
"Ntar kalo dicium 'bangun' lagi gimana?"
"Tinggal tidurin aja lagi."
"Hehe..." gw mendekat dan mencium pipi Rizky. "Udah. Sekarang kita tidur. Besok kamu telat bangunnya."
"Ya." Rizky merebahkan kepalanya di leher gw.
"Berat. Jangan tidur kayak gini," gw Berusaha menyingkirkan tubuh Rizky yang masih nindih gw.
"Ogaahhh..."
"Berat."
"Biarin..."
"Ky..."
"Engg..."
"Ayo turun."
"Og..aah..."
"Ky..."
"Eengg..."
Ya udah lah. Gw biarin dia tidur nindih gw. Gak bakal mati kehabisan nafas kan gw???
***
Gw iseng-iseng buka lemari pakaian saat gw nemuin satu buah kaos yang bertuliskan My AL[L]. Gw membentangkan baju itu. Satu-satunya hadiah dari Fredo. Seingat gw, gw belum pernah pake baju ini. Dan kayaknya gak bakal gw pakai deh. Jadi gw lipat dan masukin ke lemari.
Hingga suatu hari, Rizky yang masih secara diam-diam ngapelin gw tengah malam datang. Dia yang saat itu pake kemeja langsung gw suruh ganti baju buat tidur. Saat gw buka lemari, gw langsung tertuju sama baju itu. Walhasil, baju itu gw kasih ke Rizky.
"My AL[L]...?" komentar Rizky saat membaca tulisan di baju itu.
"Emang kenapa?"
"Ini baju buat sendiri ya?" tanya Rizky sambil memasukkan kepala lewat leher baju.
"Iya. Itu sebenarnya hadiah."
"Hadiah dari siapa?" tanya Rizky sambil naik ke tempat tidur.
"Mantan."
"Mantan? Fredo?"
"Kok kamu langsung tahu?"
"Emang mantan kamu ada berapa orang, eh?" ledek Rizky.
"Ish!"
"Terus kenapa kamu kasih ke aku?"
"Belum pernah aku pakai baju itu."
"Terus kenapa kamu suruh aku pakai hadiah dari mantan kamu? Aku tersinggung tahu."
"Oh ya?"
"Apa coba maksudnya?"
"Gak ada. Buat kamu aja."
"Aish! Bener-bener..."
"Jangan salah paham. Kalo kamu gak suka sini lepas. Ntar aku buang."
"Gak masalah, Sayang. Cuma baju aja kok..." Rizky merebahkan tubuhnya.
"Aku aja baru ingat kalo pernah dihadiahi baju itu..."
"Aku jadiin baju tidur aja deh tiap ke sini."
"Terserah kamu aja."
"Eh, tapi, tunggu dulu! Jangan bilang ini cuma akal-akalan kamu aja ya?"
"Maksudnya?"
"Kamu nyuruh aku tidur pakai baju pemberian Fredo, supaya kamu bisa berkhayal kamu lagi tidur sama dia?"
"Mana ada! Kepikiran juga nggak."
"Beneran?"
"Ya, beneran. Tapi setelah tadi kamu bilang, boleh juga. Kamu pakai baju itu dan aku bisa ngerasain pura-pura tidur sama dia..."
"Shit!" Rizky langsung bangun.
Gw terkekeh.
"Ya udah aku lepas!"
"Becanda. Lagian kamu suka aneh-aneh..."
Rizky rebahan lagi.
"Ngapain mikirin hal begituan? Udah mantan juga..."
"Siapa tahu aja kamu punya obsesi terpendam yang belu kesampaian..."
"Kamu lihat bedcovernya. Ini hadiah dari kamu.... Aku cuma pengen tidur sama kamu doang."
"Tidur sama aku doang atau...?" mata Rizky membelalak.
"Apalagi???"
"Atau jangan-jangan pikiran kamu mesum. Ngimpiin kita bertiga threesome?!"
"Kamu yang mesum!!!" gw keplak pala dia.
Rizky terkekeh.
"Iya kan?! Ngaku!"
"Nggak. Aku gak suka seks rame-rame. One by one aja. Dan itu juga cuma maunya sama kamu..."
"Boong."
"Beneran kok. Aku gak mau orang lain selain kamu."
"Kecil-kecil udah jago ngegombal..."
"Hehehe. Eh, aku mau kita foto pake baju ini, Yang..." kata Rizky tiba-tiba.
Gw ngernyitin dahi.
"Iya. Aku pake baju ini dan nunjuk ke kamu... Gimana?"
"Buat apa?"
"Siapa tahu nanti ada gunanya."
"Terserah..."
Kita berdua akhirnya selfie pake timer. Duduk sebelahan di ranjang. Rizky pake baju bertuliskan MY AL[L] itu dengan telunjuk ngarah ke gw dan kita berdua tersenyum ke arah kamera.
***
Gw lagi browsing saat tiba-tiba ada pesan WA yang masuk. Pesan dari nomor yang gak ada di kontak gw. Siapa nih???
Noname : al kamu bneran jadian sm Rizky?
Gw : siapa nh?
Noname : kontak aku km delete?
Gw ngernyitin dahi. Siapa ya kira-kira? Mana Depe-nya kartun lagi.
Gw : di hp satu lagi kayanya.
Noname : ooh. Ini Kak Edo.
Oohh, Kamfred. Kalo nomer lu mah, positif udah di hapus, kata gw dalam hati.
Gw : oh, kak edo. Tumben nge-chat? Ada apa?
Noname : Rizky bilang kalian pacaran.
Gw : hahaha. Si Rizky dasar...
Noname : boong ya dia?
Gw : bener dong (gw ngikik pas nulis ini)
Noname : beneran?
Gw : kalo iya knp? Kalo nggak knp?
Noname : gpp. Cm kamu bilang dia bkn tipe kamu. Kalo kmu pcaran sm dia berarti sm aja km jilat ldh sendiri.
Gw mengerutkan kening. Apaan sih nih orang? Sekali-kali nge-chat ngejudge gw...
Gw : itu dulu. Tp setelah gw perhatikan, Rizky punya bibit jd brondong berkelas. Makanya gw pacarin.
Noname : gak konsekuen. Katanya gak suka brondong.
Ish! Napa dia yang sewot ya?
Gw : hidup ini dinamis. Semuanya bs brubah. Yg katanya cinta bisa aja tiba-tiba bilang benci. (jawab gw sekaligus nyindir dikit)
Noname : menurut kk, dia msh terlalu muda buat km. Kamu aja msh butuh diemong. Kalian gak bakal lama.
Kampret! Dia nyumpahin.
Gw : hehehe. Ksh doa yg bagus dong...
Gak dibalas. Gw tunggu sampe setengah jam gak juga ada balasan. Bahkan sampai 1 x 24 jam juga gak ada. Pengen rasanya gw lapor ke pihak keamanan setempat, xixixix.
Saat teleponan sama Rizky, gw kasih tahu perihal Kak Fredo yang nge-chat gw tiba-tiba itu.
"Aku yang kasih tahu kalo kita pacaran. Nggak apa-apa kan, Sayang?" suara Rizky terbesit nada cemas.
"Gak apa-apa kok."
"Aku juga gak secara langsung ngasih tahu ke dia. Dia baca status BBM aku kayaknya."
"Emang status kamu apa?"
"My AL [L]."
"Oohh... My AL[L] kan kreasinya dia..."
"Ya karena itu mungkin dia langsung respon."
"Dia bilang apa?"
"Katanya : kayaknya kata-kata di status kamu gak asing."
"Kamu jawab apa?"
"Aku jawab : maksudnya?"
"Terus?"
"Dia balas : Aku penah buat kaos bertuliskan nm itu buat Al."
Aku terkekeh.
"Terus, terus aku balas pake gambar. Aku kirim foto kita berdua yang aku pake kaos yang dia maksud. Aku kasih keterangan : baju ini yg lu maksud?"
"Ish, dasar..."
"Dia kaget. Dia langsung telepon."
"Segitunya..."
"Beneran. Dia nanya kenapa sampai aku pake kaos itu. Apa hubungan kita. Aku jawab baju itu udah jadi milik aku. Kamu yang kasih. Dan status kita sekarang pacaran."
"Kamu bikin aku gak enak hati sama dia. Hadiah dia aku kasih ke kamu."
"Tenang aja. Aku bilang aku yang maksa kamu buat ngasih baju itu ke aku."
"Oooh, ya udah. Saat chat tadi dia gak nyinggung tentang kaos itu."
"Kayaknya dia gak suka kita jadian."
"Aku mikirnya juga gitu. Soalnya dichatt tadi dia kayak nyumpahin kita hubungannya gak bakal awet."
"Dia nyumpahin kita??"
"Aku nangkepnya gitu isi chat-nya tadi. Biarin ajalah."
"Kamu tahu kenapa dia gak suka kita jadian?"
"Gak suka lihat kita bahagia kali," jawab gw asal.
"Mungkin, hahaha. Yang jelas dia gak suka sama kamu."
"Aku juga gak suka lagi sama dia."
"Maksudnya, dia gak suka kamu pacaran sama aku."
"Masa bodoh."
"Aku belum cerita ya..."
"Cerita apa?"
"Kalo Fredo pernah ngerayu aku?"
"Hah?!"
"Dia kayak mau ngajakin aku sama dia TTM-an."
"What?! Kapaaan??? Saat kita udah pacaran?"
"Sebelum kita pacaran."
"Saat aku sama dia masih pacaran dong berarti?"
"Sehabis kalian putus."
"Bener-bener deh... Dasar gatel!"
"Udah, gak usah dibahas lagi."
"Gak bisa dong! Aku harus tahu. Dia sering goda kamu? Sekarang masih nggak?"
"Nggak. Karena nggak aku ladenin."
"Berarti masih dong tapi nggak kamu ladenin aja. Iya kan???"
"Dia nggak segatel yang kamu pikirkan, Sayang..."
"Ketahuan belangnya sekarang. Nggak suka aku pacaran sama kamu dengan alasan inilah, itulah... Ternyata dia yang mau sama kamu."
"Udah, udah. Sekarang dia udah tahu status kita. Dia gak bakal ganggu lagi kok."
"Who knows? Dasar gay in denial... Kalo dia macam-macam kasih tahu ya. Biar aku yang bilang!"
"Iya, iya. Gak usah esmosi gitu dong. Kamu takut banget kehilangan aku kayaknya..."
"GE-ER. Aku cuma gak mau ada orang yang mengganggu hubungan kita."
"Ngeles aja terus."
"Hihihih. Iya deh. Aku takut kehilangan kamu, My brondong paling tampan sejagat raya..."
"Seriously?"
"Huum."
"You make me horny, beb..."
"Go fvck your self!"
"I wanna fvck your tight hole, Beb..."
"Go to hell!"
"With you."