It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@ricky89 klo gitu ak siap2 dlu *pake dress pink *pasang wig *tamplok bedak *poles lipstik
gmn kalo skrg? ;;)
waow.. @greenbubles lg nungging! enak'y qta apain yah bang @ricky89?? #evilgrin
betweeh si @greenbubles udah nungging yah, ayoh ambil lpg 3kg kita sulut api #error
kamu pinter bgt sihhh ... #kecupdengkul... hahaha
@Taylorheaven uhmmmm mungkin aja sh,,, klo kmu bisa memikat hatiku,,, #ngeekkk hahahahaha
@Ricky89 alamak kamu,, jahat sama aq,,, nanti aq ga kasih pinjem kebaya pelangi nusantara aq lgi,,, wkwkwkwk #cipokbanjir....
@pokemon ya digilir cinta,,, oen sdgn bersush payah mencari ssorg yg bener2 bisa menerima apa adanya dirinya...
nnti kalau aq mmng ad wktu lagi akan aq ceritakan ttg anjas dan blaine,,,,
maafkan diri ini yg tidak hebat menulis,,
aq dsini sekaligus berbagi kisah ttg oen dan yg lainnya...
apapun itu terima kasih ya kawan2 baik yg komen2 di sini dan sudah bersedia membaca juga,,,
thanks to all of you guys,,,
also
@Ricky89
@Ozy_Permana
@caetsith
@pokemon
@Syeoull
@abang_jati
@yan_to0
@ramadhani_rizky
@n0e_n0et
@Yogatantra
@Taylorheaven
Oen yang tidak menyadari itu, terperanjat karena Tata menarik paksa tangan Oen untuk menjauh dari tempat mereka sedang melihat-lihat beberapa kain untuk dijadikan kostum.
“Kenapa aku ditarik seperti ini?”
“Tidak ada apa-apa, ayo kita cari ke tempat lain saja.” Tata bersikap biasa dan tidak membuat Oen curiga.
Kemudian mereka menyusuri kembali area pasar dan sampai akhirnya mereka menemukan apa yang mereka cari. Setelah puas berbelanja mereka memutuskan untuk pulang dan mencari makan siang.
Saat diparkiran Oen masih belum menyadari bahwa tidak jauh dari mereka, sosok Iki dan perempuan itu sedang melihat-lihat beberapa baju di sebuah toko.
Ketika ia mengalihkan pandangannya ke beberapa sudut, Oen tersentak dan menaikkan alisnya. Oen seakan-akan benar-benar merasa sakit, amat terasa sakit. Bahkan air matanya langsung menggenang dipelupuk matanya. Panas dan basah sekali. Tidak bisa Oen menahan sedikitpun air matanya. Akhirnya jatuh juga.
“Hujan.?” Tata masih tidak sadar.”
“Nggak?”
“Kakak? Menangis? Astaga!!” Tata baru sadar dan melihat ke arah pandangan Oen. Dan saat itu pula Iki menoleh dan melambaikan tangannya.
Tata hanya tersenyum dan Oen langsung bergegas mengeluarkan motornya dari antrian parkir, dan menangis sejadi-jadinya di sepanjang jalan. Oen memutuskan untuk pulang ke rumah dan tidak jadi makan siang. Ia merasa tidak nafsu makan dan benar-benar pusing. Itu kah yang selama ini ia rasakan? Cinta bertepuk sebelah tangan tanpa ada kejelasan dan akhirnya kejelasan itu harus terjadi seperti ini?
Kejadian di pasar tadi adalah cukup bagi Oen untuk kembali tersakiti. Memang itulah adanya, dan Oen sendiri tidak bisa menghindari kejadian ini. Lambat atau cepat Oen akan menyadari bahwa ia memang tidak bisa bersama Iki. Kemesraan yang ditampilkan di depan matanya, begitu jelas dan tidak ada alas an bagi Oen untuk bertahan mempertahankan perasaannya yang hanya bertepuk sebelah tangan.
Di rumahnya Oen mengambil boneka kecil yang pernah diberikan oleh Iki. kemudian dipikiran Oen ia akan memberikan boneka ini kepada sepupunya yang paling kecil berumur masih 3 tahun.
Kembali Oen merenungkan kejadian demi kejadian yang ada pada dirinya. Mencintai seseorang yang memang belum jelas kepastiannya akan seperti ini. Bahkan yang sudah pasti saja masih bisa menyakiti hati Oen, apalagi yang seperti ini. Akan beresiko besar untuk menjadi boomerang terhadap Oen sendiri.
Sepanjang perjalanan tadi Tata hanya terdiam, tidak bisa mengatakan hal apapun. Tata hanya bisa mengelus punggung sang seniornya dan berusaha untuk menjadi adik yang bisa meringankan beban kakak seniornya.
###
Suatu ketika Oen memeriksa kontak BBM Blackberry nya. Oen mendapati sesuatu yang janggal karena kontaknya berkurang, dan pada saat itu juga, Oen menuliskan nama “Iki Ahmad” nama itu tidak ada lagi di daftar kontak BBM Oen. Menangis lah Oen sejadi-jadinya. Dan menurut Oen ini adalah akhir dari cinta bertepuk sebelah tangannya yang tragis.
###
Adit? Siapa dia? Adit adalah teman sekolah sewaktu Oen SMA. Ia pun tidak pernah menyangka bahwa awal kuliah dulu pernah terlibat cinta bertepuk sebelah tangan Adit. Kejadian apa yang membuat kisah Iki dan Adit menjadi sama? Ya, Oen mendapati kenyataan bahwa Adit telah mempunyai pacar setelah ia membuat Oen pun begitu teras terbang di atas angin. Bahkan menurut Oen, Iki dan Adit sama-sama kejam. Iki dan Adit sama-sama meninggalkan Oen tanpa kata-kata.
Iki tidak pernah lagi terlihat pada hari Jumat dan Sabtu. Apabila bertemu Iki bahkan tidak pernah lagi bersikap yang konyol atau apapun. Datar, tanpa senyuman dan godaan bahkan candaan konyol yang biasa Iki lakukan. Adit pun pernah melakukan hal sama. Setiap Adit ke rumah menemui kak Fadly, dia jarang sekali mau berlama-lama jika ada Oen. Entah apa alasannya namun Oen merasakan perubahan itu. Biasanya dia mau saja berbincang meski sebentar, tapi ini sudah berbeda. Adit bahkan tidak mau melihat wajah Oen. Semacam terpaksa atau apalah itu tidak bisa dimengerti.
Suatu ketika Adit sedang berada di rumah dan Oen baru saja datang dari suatu tempat, Adit pasti akan bergegas bahkan terlihat terburu-buru padahal Oen mendengarkan percakapannya dengan kak Fadly pasti akan lama dia berada di rumah. Tapi melihat perubahan ekspresinya ketika Oen datang dan ketergesaannya maka Oen menyimpulkan bahwa dia tidak ingin dekat lagi dengan Oen.
Oen tidak bertanya kenapa perubahan sikap mereka begitu, karena menurutnya itu akan sia-sia dan tidak akan merubah apapun tentang dirinya. Dan sekali lagi Oen harus pasrah dan menyerah dengan keadaan bahwa Iki dan Adit adalah kakak beradik yang tak sedarah, memiliki kemiripan dari segi fisik bahkan sifat dan tindakan mereka.
###
Sampai dengan satu bulan berlalu Iki, dan Oen tidak pernah bertegur sapa, bahkan Oen sekarang lebih membatasi diri untuk tidak memperhatikan Iki. Kenapa? Karena perubahan sikap dari Iki yang seakan enggan untuk menatap kea rah Oen. Mungkin tidak ada sedikitpun minat untuk menatap sebentar.
Apapun itu adalah hak masing-masing dan Oen tidak akan pernah protes dengan keadaan yang terjadi saat ini. Memikirkannya saja Oen tidak sanggup. Setiap kali bertemu dengan Iki ingatannya selalu terhubung dengan Adit. Masa lalunya dengan seorang straight yang pernah mengisi hari-hari Oen yang menurut Oen dulu itu adalah Indah namun berakhir menyesakkan dada. Lagipula siapa yang bisa mengatur akhir dari pertemuan. Oen dan Iki hanya pelaku sedangkan mereka mengikuti aturan main yang dialognya tidak terlihat.
###
Hari ini 28 Agustus 2013, Oen bersama teman-temannya berangkat ke USA tepatnya di Washington DC, mereka akan berada di sana selama 2 minggu, untuk memenuhi undangan dari KBRI di sana. Mereka akan menghibur penduduk Indonesia yang tinggal di sana.
###
Hari sebelumnya mereka berkumpul di Museum untuk melaksanakan hajatan keberangkatan dengan mengundang beberapa teman-teman yang kenal di Museum seperti grup Blaine dan Anjas, serta Iki dan Rapid.
Tidak ada hal yang begitu menyenangkan, semuanya datar ketika Iki dan Oen bertemu, sedangkan Oen dengan Rapid tetap dengan kekonyolannya meski terkadang sesekali Oen teringat dengan kejadian sebelumnya.
Iki dan Oen bersalaman, jabatan tangan yang singkat dan tak bermakna sama sekali.
“Selamat jalan, semoga selamat sampai tujuan ya.” Iki berucap.
“Ya. Terima kasih.”
“Sukses di sana ya, jangan lupa oleh-oleh.” Kata salah seorang teman dari Iki, Baim.
“Oke, siap.”
Ketika Oen hendak menuju tempat parkir motornya, Iki memanggil sambil mendekati Oen yang sudah bersiap untuk mengendarai motornya.
“Maaf atas semuanya.” Iki tampak bersalah, tapi itu sudah terlanjur.
“Uhmm.”
Oen memalingkan wajahnya dan mulai berjalan meninggalkan Museum dengan air mata yang menetes sempurna di wajah putih Oen.
###