It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
MAAF Tarik kalian bro @andhi90 om bro @erickhidayat bro @diarlied bro @greenbuble @kimo_chie @darrenhat @shuda2001 @zhar12 @b_hyun @binyolgnatius @aicasukakonde @adzhar @esadewantara88 @flowerboy @boyzfath @2mocin @bintang69 @ardi_cukup @hikaru @congcong @pokemon @kim_kei @syeoull mb @vbear @caetsith @galihsetya14 @ el_crush @joenior68 @the_angel_of_hell @obay dan READER/PEMBACA LAIN yang minta di mention.
Happy Read “I hope”
_______________________________________________________________________
Day 2
Me : "aku jemput di kampus yah"
Calvin : "aku masih ada kelas dra"
Me : "udah bolos aja, aku tunggu di parkiran
Calvin : "tapi.."
Belum sempat Calvin berargumen aku menutup telfonya, setelah hari pertama Calvin sudah mau mengangkat telfon dariku, pesan ku pun di balasnya, seperti malam tadi aku menelfonya untuk rencana hari, aku rasa aku me mendapat respon positif. Banyak rencana dalam otak ku untuk hari ini, semakin menarik hal yang aku lakukan dengam Calvin kurasa akan jadi tulisan yang menarik juga, dan di hari terakhir aku akan pacaran dengan Erika. Ini akan menguntungkan untukku. Mungkin??
Sesuai permintaanku Calvin sudah menunggu di area parkir kampus nya, wajahnya cukup manis hari ini, kemeja merah dengan dalaman kaos putih, jeans hitam dan dia semakin terlihat menarik di mataku, entahlah, mungkin karena aku sedikit lebih mengenalnya
"Seandainya Calvin itu cewek, jangankan 7 hari 7 tahun juga aku mau jadi pacarnya"
Lagi-lagi aku mengahayal hal yang tidak-tidak, dan sekali lagi aku tidak memungkiri kalau Calvin memang manarik perhatianku.
"Masuk Vin, pangeran tampan datang menjemputmu"
"Pangeran tampan----" Calvin mengerutkan dahinya. "Baiklah, mau kemana kita?" Tanya Calvin sembari memasang seat beltnya
"Day 2, kita bakal nge-date, lovely dating for you" jawabku tersenyum
Sebelumnya aku sudah menelfon Leo untuk meminjam alat panggang, dan untuk itu aku harus mengorbankan CD Maroon 5 favorit ku sebagai ganti aku meminjam alat pangangnya, aku berencana akan mengajak Calvin ke rumah ku untuk makan, masak bersama, dan aku rasa barbeque jadi pilihan terbaik, lagi pula aku juga sendirian di rumah jadi tidak ada salahnya mengajak Calvin untuk makan. Setibanya di rumah Leo aku sudah di suguhkan senyum iseng Leo.
"Mana CD nya?" Leo menadahkan tanganya
"Kalian berdua date keman hari ini?" tanya Leo, Calvin hanya tersenyum membalas pertanyaan Leo.
"Bukan urusan lu" jawabku ketus
"Padahal gue punya rencana double date sama kalian"
"Hey, kami bukan pasangan kebanyakan yah"
"Pasangan maho kan? Lu pasti malu buat nunjukin ke orang-orang" Leo tertawa.
Sebenarnya aku pribadi tidak merasa risih dengan perkataan Leo, tapi raut wajah tidak nyaman di tunjukan Calvin dengan sedikit senyum risih, walaupun dia gay sepertinya dia cukup risih dengan sebutan itu. Sedikit banyak aku tidak menyukai situasi seperti ini, aku tidak banyak menghabiskan waktu di rumah Leo, aku meminta bantuan Calvin untuk memindahkan alat panggang iti ke bagasi mobil dan memilih untuk langsung pergi.
14.30
Di mobil
"Vin, kamu gak apa?" Aku sedikit merasa tidak nyaman, sejak meninggalkan rumah Leo, Calvin lebih banyak ambil sikap diam.
"Gak Dra"
"Ayolah Vin, aku gak suka kalo tampang kamu kayak gini, ilang cakepnya"
"Dra?"
"Ya"
"Kamu gak malu gara-gara project ini kamu juga di anggap gay sama orang-orang?" Calvin serius dengan pertanyaanya.
"Aku.. gay... malu... aku rasa gak, kalo memang iya, yang jalanin kan aku bukan orang lain"
"Kenapa?" Aku heran melihatnya tersenyum mendengar jawabanku.
"Gak, hanya saja. Apa yang kau katakan menunjukan dirimu"
"Maksudnya aku gay juga gitu?"
****
Lagu-lagu Michael Bublé di album Crazy Love mengalun merdu menemani perjalanan ku dan Calvin, aku tidak tahu apa lagu kesukaan Calvin, tapi Calvin menikmati lagu kesukaanku bahkan dilagu Haven't Meet You Yet Calvin bisa mengikuti di bagian reff nya. Dengan wajah Calvin yang manis itu kupikir dia lebih menyukai lagu-lagu dari penyanyi perempuan, dan saat ini kurasa itu hal yang bagus dia menyukai pilihan lagu ku.
Sebelum pulang kerumah aku menyempatkan diri untuk membeli bahan pelengkap barbeque di supermarkat. Calvin sempat mengatakan ini barbeque pertama untuknya, tapi saat di supermarket Calvin tahu apa yang perlu dan yang tidak di perlukan untuk acara barbeque. Pilihan daging dengan kualitas yang bagus, entah itu sirloin atau tenderloin dimataku daging semua sama "rasa daging", sosis, beberapa pilihan sayur, jus, soda, bumbu pelengkap. Kurasa persiapan Calvin lebih matang dariku. Dalam fikiranku barbeque cukup dengan alat panggang, arang dan daging, di lumuri kecap... voila... ternyata lebih rumit dari itu.
Aku menyiapkan alat panggang di backyard rumahku, suasana disini sangat menyenangkan, walaupun tidak ada pepohonan disini, dengan adanya rumput hijau yang tertata rapi dan beberapa bunga hias milik ibuku tidak membuat pemandangan gersang disini.
"Vin arangnya sudah jadi nih, tinggal di panggang aja dagingnya" aku berteriak memanggil Calvin yang tengah berada di dapur.
Calvin menyiapkan bumbu BBQ, aku tidak mengetahui ternyata banyak sekali bahan yang di perlukan untuk membuat bumbu BBQ. Aku kira hanya menggunakan kecap manis, ternyata Calvin menggunakan berbagai macam kecap, kecap manis, kecap inggris, kecap asin, saos dan bahan lain yang tidak aku ketahui namanya. Jika di tanya bumbu dapur apa yang aku ketahui dengan bangga aku akan menjawab “garam”.
***
"Plak" Calvin memukul tanganku.
"Masih belum matang Dra"
Jujur saja aku tergoda melihat warna dan aroma daging di pemanggang itu, dan aku juga tergoda melihat Calvin yang menggunalan approm dan sedikit berkeringat di sekitar dahi dan lehernya.
"Manis sekali" aku melamun melihat wajahnya
"Ini Dra" Calvin membawakan ku piring penuh irisan daging yang menggugah selera, potongan wortel, kentang, ada beberapa sosis yang di potong juga.
"Sluurp" aku meminum jus orange yang tersaji di depan kami.
"Enak Dra?"
Aku mengangguk dan tersenyum
"Buku mulutmu Vin ... aaaaa"
"Ngapain Dra?" Calvin menampik tanganku
"Biar seperti pasangan gitu Vin, ayo ... aaaa"
Calvin enggan menolak permintaanku untuk menyuapinya, cukup lucu memang aku menyuapi seorang laki-laki. Wajahnya memerah tersipu malu, terkadang dia salah tingkah ketika aku memandanginya. Aku jadi ingin tahu apa yang difikirkanya saat ini ketika melihatku memandangnya seperti ini.
"Ada yang salah denganku Dra?"
"Huuuuuuh" aku menarik panjang nafasku
"Kenapa kau semenarik ini Vin"
Lagi-lagi Calvin salah tingkah, kali ini bahkan dia sempat menumpahkan sedikit jus ke bajunya.
"Aku kedapur dulu" Calvin meninggalkan meja, dan berjalan ke arah dalam rumah.
Aku mengikutinya sampai ke dapur lalu meraih tanganya.
"Ada apa Dra?" Calvin cukup jengah dengan kelakuanku, dia melepaskan genggaman ku. Dibalik wajahnya yang manis, Kuakui tenaganya lebih besar dari ku.
"Apa jadinya kalo aku benar-benar menyukaimu Vin"
"Awwwww"
Calvin menjentik kening ku.
"Sakit Vin" kataku, aku menggosok bekas jentikan Calvin dikening, dan ini benar-benar meningalkan bekas merah.
"Jangan terbawa suasana Dra, ingat ini hanya project 7 hari, dan kamu bukan gay sepertiku"
Aku hanya cemberut, memonyongkan bibirku seperti anak kecil.
"Ting... Tong"
Suara bel depan berbunyi, saat aku membuka pintu. Tamu yang tidak Yang tidak kuduga, Ria. Mau apa dia datang kesini.
"Ria"
"Apa kabar lu Dra? Boleh masuk?"
Aku membiarkanya masuk ke rumah, kami duduk diruang tamu.
"Lu masih marah sama gue dra?"
"Gak kenapa?" Aku jawab ketus
"Lu udah gak sayang lagi ama gue?"
"Gini yah Ria, gue tipe cowo yang gak sulit buat move on, dan kita juga gak lama jadian, satu hal lagi, sekarng gue udah ada pacar yang lebih baik dari lu Ria"
Okey, kata-kata ku lumayan kasar ke Ria, tapi ini lah aku, kurasa butuh waktu yang tidak sebentar untuk sayang dengan seseorang, aku berpacaran dengan Ria kurang dari 1 bulan, alasan ku pacaran dengan dia juga karena dia yang mendekatiku lebih dulu, kupikir dia perempuan yang cukup baik, tapi selama jalan dengan nya aku merasa hanya di manfaatkan saja. Bisa dikatakan aku sedikit bersyukur bisa putus denganya.
"Denger ya Dra, gue gak mikirin lagi ego gue buat datang kesini, tapi gue gak terima perlakuan lu ke gue, lu bakal menyesal karna ini Dra"
Ria cukup kesal, dia mengambil tas bermereknya dan berjalan ke arah pintu.
"Hati-hati yah" aku melambaikan tanganku dan tersenyum puas
"Sadis banget kamu dra"
Rupanya Calvin dari tadi memperhatikan ku dari belakang, dia bersandar di tembok, kedua tanganya dimasukanya ke saku celana.
"Apa kamu gak kasihan sama dia Dra?"
Aku menghampiri Calvin, berdiri tepat dihadapanya, wajah kami hanya berjarak kurang dari sejengkal, aku bahkan bisa merasakan nafas Calvin, aku semakin mendekatkan wajahku ke telinganya dan berbisik.
"Apa kau rela jika aku menduakanmu"
"Hey"
Aku berjalan ke arah ruang tengah sambil tertawa puas.
***
7.40 pm
"Dra hp mu bunyi" kata Calvin.
Ternyata panggilan dari Erika.
Me : “halo ka”
Erika : “gimana hari ke dua lu?”
Me : “fun ka, tumben lu nelpon, kangen yah, udah gak sabar jadi pacar gue ka”
Erika : “uhuuk. apa?, gak salah denger gue, kalo tulisan lu bagus ya, gue mau jadi pacar lu,”
Me : “gue super duper optimis ka”
Erika : “what ever, Calvin disana kan, gue mau ngomong sama dia”
Me : “lu kenal dia ka?”
Erika : “satu kantor juga, udah kasih ke dia”
"Vin, nih Erika pengen ngomong"
"Oh"
Sedekat apa Erika dan Calvin, kenapa aku tidak mengetahuinya, Calvin agak sedikit menjauh saat berbicara dengan Erika, apa yang mereka bicarakan? Aku sedikit penasaran, apalagi wajah Calvin menunjukan rona bahagia saat mereka berbicara, apa Calvin menyukai Erika? Apa mungkin?
"Antar aku balik dra, udah malam"
8.10 pm, aku mengantar Calvin kembali kerumahnya, apa yang di bicarakanya dengan Erika? Aku memberanikan diri untuk menanyakanya.
"Tadi ngomong apa sama Erika Vin?"
"Gak banyak, gak terlalu penting juga"
"Terus kamu kok seneng banget"
"Cemburu Dra?"
"Boleh kan" kataku
Daripada di bilang cemburu sepenuhnya, mungkin aku sedikit banyak penasaran dengan obrolan mereka, selama ini aku belun pernah lihat Erika bergaul dengan Calvin walaupun mereka satu divisi, yah, walaupun aku tidak menghabiskan seluruh waktuku di kantor, tapi aku tau dengan siapa Erika biasa bergaul, yah, coba berfikir positif mungkin saja obrolan sesama penulis.
Rumahku dan rumah Calvin memang sedikit jauh, butuh waktu sekitar 30 menit sampai tiba di rumahnya. Ini juga pertama kalinya aku mengantarnya pada malam hari, suana disini sekali lagi terasa sepi, walaupun melewati jalan utama, hanya ada beberapa mobil atau kendaraan bermotor lain yang lewat, penerangan di ruas sisi jalan pun tidak maksimal, hanya ada beberapa lampu jalan yang masih berfungsi dengan baik, sebagian lagi sudah rusak, mungkin karena faktor cuaca atau memang tidak ada perawatan rutin di daerah ini.
"Dra berenti"
Aku memarkirkan mobil ke sisi kiri jalan.
"Kenapa Vin?"
"Matiin mobilnya Dra"
"Kenapa sih Vin"
"Di depan Dra"
Sial, itu preman kemarin, 3 diantara mereka tepat di depan gang rumah Calvin, tidak ada orang di sekitar sana, kami pasti akan babak belur, mungkin aku yang babak belur, Calvin bisa membela dirinya sendiri.
"Mau mereka apa sih Vin?"
"Entahlah Dra"
"Apa tidak di laporkan polisi saja"
"Gak perlu Dra, ini akan selesai"
"Maksudmu Vin?"
Calvin tidak menjawab pertanyaanku, aku masih belum mengerti apa yang di maksud Calvin. Hampir setengah jam kami menunggu di dalam mobil, sampai akhirnya preman-preman itu pergi. Aku cukup khawatir, dan aku memutuskan mengantar Calvin hingga kerumah, setidaknya berjaga-jaga jika ada apa-apa dengan Calvin.
"Belum mau cerita Vin" aku menarik tangan Calvin
"Cerita apa?"
"Aku tau kau menyembunyikan sesuatu"
"Huuuuuft" Calvin menghela nafas
"Aku tidak ingin kamu ikut terlibat Dra"
"Apa aku tidak memiliki hak untuk mengetahuinya Vin?"
"Project ini hanya permainan dra, aku tidak ingin kau terlibat lebih jauh dalam hidupku, aku tidak ingin dalam permainan ini kau atau aku melibatkan perasaan--- "
Belum sempat Calvin menyelesaikan kalimatnya, tanpa sadar aku mendekatkan wajahku ke arahnya, aku memberikanya kecupan kilat tepat di bibirnya, kupikir ciuman itu tidak sampai 3 detik, kenapa aku melakukanya? Entahlah. Itu hanya refleks ku saja untuk menghentikan argumenya mungkin. Tapi aku merasakan hal yang berbeda, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya setelah aku menciumnya, sensasi rasa manis yang kurasakan dibibir ku ini bisa membuatku salah tingkah, aku rasa wajahku memerah saat ini.
Calvin terdiam dan menyentuh bibirnya, kurasa dia kaget, karena aku menciumnya.
"Maaf" aku memecahkan keheningan.
"Ah" jawab Calvin singkat.
"Okey Vin, aku pulang dulu yah"
"Dra" Calvin menahan tangan ku.
"Gak, ketemu besok"
"Iya, ketemu besok"
Sepanjang aku melangkah di gang sempit itu, entah kenapa aku merasa diselimuti kesenangan dan rasa lega.
***
CALVIN POV
Aku masih menyentuh bibirku sambil memandang Rendra menyusuri gang rumah ku, kenapa dia menciumku, walaupun aku sangat senang saat ini sampai aku bisa merasakan jantungku berdetak kencang. tapi, sekali lagi aku meyakinkan diriku, Rendra hanya terbawa suasana, dia tidak mungkin benar-benar menyukaiku.
Saat tiba di kamar, aku hanya menghempaskan diriku di atas kasur yang masih berasa empuk, walaupun usia kasur ini sudah setengah dari umurku.
"Rendra kenapa aku bisa menyukaimu yang normal"
Jujur saja, aku masih enggan untuk membasuh wajah ku saat ini jika aku membasuhnya, bekas ciuman Rendra akan menghilang, aku masih ingin menikmatinya.
Aku berdiri dan berjalan ke arah lemari, mengambil figura yang berisikan foto wajah yang pernah mengisi hatiku.
"Riki, walaupun ini hanya percintaan 7 hari, aku rasa aku sudah bisa melangkah maju ke depan, yah, mungkin aku harus menceritakan tentang mu ke Rendra".
@erickhidayat hahaha, klo hamilnya hasil implan di perut om bro #emangbisa
Mkn oke aja bang, kisah rendra x calvin.. Penasaran k dpn'y gmn..
@just_pj okeeeh broh, gw lanjuut, makasih udah mampiirr
@kim_kei ia nih, rendra str8 curious atau gay in denial yak. hahahahaha #benerinMaskara
@caetsith iyah, aku akan selalu panggil kamug #eaaa
@syeoul seol ho oh, mereka udah kyk lolipop ato gak kembang gula jd manis gituuh