It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@diarlied u know me so well #mendadakSmash haahaha. makasih bro tp gw gak selalu buat calvin pov, cuma dibeberapa part aja buat memeperjelas cerita,
MAAF Tarik kalian @andhi90 om bro @erickhidayat @diarlied @greenbuble @kimo_chie @darrenhat @shuda2001 @zhar12 @b_hyun @binyolgnatius @aicasukakonde @adzhar @esadewantara88 @flowerboy @boyzfath @2mocin @bintang69 @ardi_cukup @hikaru @congcong @pokemon @kim_kei @ssyeoull dan READER/PEMBACA LAIN yang minta di mention.
Happy Read “I hope”
______________________________________________________________________________
Day 1
Ini hari pertama aku berpasangan dengan Calvin di project playful couple. Kurasa aku harus mengenalnya terlebih dahulu sebelum memulai semuanya, yah, bagian penulisan memang Calvin dan kurasa bagian ku membuat ini jadi menyenangkan.
8.15 am
Selama 7 hari ini aku dan peserta penulis lainya di bebaskan untuk tidak masuk kantor, kuliah ku pun tidak begitu padat. Aku rasa membolos 1 atau 2 kali pertemuan di kelas tidak akan menurunkan nilaiku.
Matahari pagi sudah cukup terik terlihat sinarnya menyembur masuk dari sisi jendela yang tidak tertutupi horden, aku enggan membuka jendela karena aku tidak menyukai cahaya matahari. Memang tidak ada riwayat alergi cahaya matahari atau sejenisnya di keluargaku, hanya saja mataku tidak tahan dengan silaunya cahaya matahari. Dari zaman sekolah pun aku lebih memilih berdiam diri di dalam kelas saat jam istirahat dari pada harus keluar dan sampai sekarang pun aku memilih diam tenang dalam ruangan dari pada kepanasan.
Aku mengambil smartphone ku yang sudah kuletakan di atas kasurku, memeriksa recent update atau memeriksa pesan masuk, dan ini adalah kebiasan pagi ku sebelum melaksanakan aktifitas apapun
Leo "1st date, gonna be fun"
"Ah curi start duluan ni anak" kataku
Erika "what will happen yah sama C #poke Rendra"
Me : “pm lu ka?”
Erika : “apah dra?”
Erika : “udah ngapain aja sama Calvin|
Me : “nothing, lu ada pin nya gak? Gue minta?”
Erika : “cieh cieh, dia gak pake bb, tapi gue ada no dia nih”
Yah, Aku sudah mendapatkan nomor telpon, lalu apa yang harus aku lakukan. Baiklah sepertinya aku memang harus lebih agresif di banding dia, jadi kurasa tidak akan ada masalah kalau aku yang menghubunginya terlebih dahulu.
"Tuuut. Tuuut. Tuuut" tidak di angkat Calvin.
"Mungkin aku harus mengirimkan pesan dulu"
Me : “vin, ni gue Rendra, lu dimana?”
Tidak di balas, dan ini sudah lebih dari 15 menit tidak di balas pesan ku. Sedari tadi aku mengotak-atik ponsel ku dan menghubungi beberapa teman penulis di penerbitan, hal yang mengejutkan tidak ada dari mereka yang mengetahui Calvin selain namanya. Apa Calvin tidak memiliki teman di kantor?
"Cring" ponsel ku berbunyi ada sebuah pesan dari Leo.
Leo: “gue barusan dari kampus Anya bro. Td gue liat Calvin masih di kampus. Lu peduli amat ama couple lu dra. Haahaha”
Me : “none of ur business bro. Hahahaa”
9.40 am
Aku tiba di kawasan kampus Calvin dan memarkirkan mobil di parkiran fakultas ekonomi, ya Calvin kuliah di jurusan ekonomi akuntansi, tapi tetap saja kesulitan mencarinya disini, tidak sedikit mahasiswa yang kuliah disini, apa aku harus mencarinya dari kelas ke kelas? Pasti tidak akan lucu. Dan dari tadi telpon dari ku tetap di angkat. Hampir 45 menit aku bersandar di depan pintu mobil walaupun cukup terik dan aku menunggu cukup lama, untung saja ada banyak pepohonan besar di area parkiran ini, setidaknya bisa matahari tidak langsung ke arahku.
"Ah itu Calvin" aku melihat Calvin menuju arah parkiran, sepertinya dia menyelesaikan salah satu mata kuliahnya.
Aku mencoba untuk menelponya kembali, tapi sepertinya dia tidak menghiraukan panggilan ku, terlihat dari tempat ku berdiri Calvin hanya melihat layar ponselnya dan tidak menghiraukanya sama sekali. Aku mengurungkan niat ku untuk menyapanya langsung, kali ini aku akan membuntutinya.
Calvin menyalakan motornya dan keluar dari kawasan kampusnya, tidak seperti mahasiswa lain yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu di kantin kampus atau tempat lainya, Calvin malah memilih pulang, sebelumnya aku sudah megetahui alamat Calvin dari Erika. Aku membuntinya sampai kearah gang rumahnya.
"Sial mobil gak bisa masuk" kata ku sembari keluar dari mobil dan memilih untuk jalan kaki sekarang.
"Anjing lepasin gue!" Sontak aku keget ketika memasuki gang yang lumayan kecil itu, gang yang hanya memiliki lebar kurang dari dua meter itu. Calvin sepertinya sedang berkelahi, dia kalah jumlah, ada 3 orang yang berpenampilan seperti preman sedang berada di depan Calvin, satu orang lagi manahan tangan Calvin.
Sepertinya Calvin memang sengaja di cegat di gang itu, motor Calvin tergelatak jatuh, sementara keadaan sekitar sepi. Padahal masih pagi, tapi suasana sepi.
"Lawan gue satu-satu" bentak Calvin ke preman-preman itu.
Aku sendiri bingung apa yang harus aku lakukan, kalaupun aku menolong Calvin tetap saja kami kalah jumlah, jika menghubungi polisi sekarang sepertinya tidak akan sempat, Calvin sudah pasti babak belur duluan, lingkungan di sekitar juga sepi.
"Lepasin dia"
Akhirnya aku memberanikan diri, tanpa persiapan apa-apa.
"Gue udah ngubungin polisi, lebih baik lu semua pergi dari sini"
Okey, aku sudah berbohong tentang menghubungi polisi.
Dua orang preman itu menghapiriku, pukulan di perut sebagai pembuka dan itu terasa sakit, satu pukulan di rahang kiri ku membuatku terpental jatuh, salah satu preman menindihku dan memberikan pukulan lain di area pipi dan mata, semua kejadian begitu cepat, tubuhku terasa sakit sampai aku tidak bisa bereaksi sedikitpun, sampai Calvin menolongku. Aku tidak begitu melihat apa yang terjadi, tapi sepertinya preman-preman itu memutuskan untuk pergi.
"Bodoh sekali, apa kau bisa berdiri?" Calvin menarik tangan ku.
Calvin membopoh ku hingga kerumahnya, seperti yang kuduga di gang sepi ini hanya ada 3 rumah saja yang terlihat, dan rumah Calvin salah satunya. Kesan pertama masuk kedalam rumah Calvin menyenangkan, dinding rumah yang berwarna cream, marble dengan design minimalis, langit langit yang cukup tinggi membuat rumah ini terasa sejuk, lemari dari kayu jati sebagai pemisah ruang tamu dan ruang keluarga. Foto-foto Calvin dan keluarganya disusun rapi di ruang tamunya.
"Wajah Calvin sangat menyenangkan di foto itu" kataku dalam hati, terlihat senyum Calvin sangat bahagia, sepertinya Calvin anak tunggal karena di foto itu hanya ada Calvin.
Calvin menghampiriku dengan membawa kapas dan sepertinya alkohol untuk memgobati luka ku.
"Apa kamu membuntuti ku Dra?"
"Aw sakit Vin" terasa sedikit sakit ketika Calvin mengusap pipiku yang terkena pukulan.
Calvin tersenyum
"Makasih yang tadi"
"Seharusnya aku yang terimakasih ke lu-- eh kamu Vin"
Calvin merubah cara bicaranya dengan ku. Sedikit kagok memang, tapi aku rasa aku bisa membiasakan diri.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku Dra"
"Apanya?"
"Apa kamu membuntutiku?"
Aku tertawa kecil, walaupun menahan rasa sakit di area rahang dan mata kiri ku.
"Setidaknya aku harus tau apa yang dilakukan pacarku, lagian kamu juga tidak menjawab panggilan ku, seharusnya aku marah"
Calvin tertawa, ini pertama kalinya aku melihatnya tertawa setelah aku mengenalnya.
"Apa kau serius dengan ini Dra?" Calvin masih sedikit tertawa.
"Kenapa tidak?" Kataku tersenyum
"Baiklah, kita coba jalani ini" Calvin mengulurkan tanganya mengajaku bersalaman.
"Jadi gimana? Hari pertama aku jadi pangeran tampan menolong mu"
"Apa tidak terbalik Dra?"
Calvin kembali tersenyum, manis sekali fikirku expresi senyum yang sama di foto keluarganya.
"Tapi aku akan menulis hari pertama ku, aku ditolng kamu yang rela terluka untuk menyelamatkan ku"
"Terdengar bagus" kataku
"Kita akan pacaran selama 7 hari ini, dan aku berjanji akan membuat 7 hari ini akan menyenangkan"
Calvin hanya tersenyum, tapi sepertinya dia setuju dengan itu, banyak hal yang aku ketahui tentang Calvin, ternyata dia benar anak tunggal, orang tuanya pindah tugas kekota lain, tapi dia lebih memilih untuk tinggal disini di kota kelahiranya, aku dan Calvin ternyata seumuran. Ternyata Calvin tidak se-pendiam seperti yang aku bayangkan, obrolan kami berjalan 2 arah,
Siang ini Calvin mengajaku untuk makan siang di rumahnya, sepertinya semua hal di lakukanya sendiri. Calvin sangat mandiri.
"Mau makan apa Dra?" Tanya Calvin
"Terserah aja, aku makan apapun yang berbentuk makanan"
Calvin cukup lihai di dapur, dalam waktu yang tidak lama beberapa menu sudah di sajikan di atas meja. Tidak ada bahan mentah yang harus di beli keluar, kulkas Calvin penuh dengan bahan makanan, sepertinya untuk persediaan 2 atau 3 hari, di dapurnya pun semua tersusun dengan rapi, bumbu dapur, alat masak, semua tersedia lengkap disini, semua terorganisir dengan baik. Tidak ada alasan untuk tidak melahap makanan yang tersaji, tampilan makanan yang menarik sesuai dengan rasanya "yummy" walaupun bekas pukulan tadi masih berasa, tidak akan mempengaruhi nabsu makanku.
"Vin, kok preman tadi mukulin kamu?"
"Masalah kecil aja kok"
"Bukanya mau ikut campur Vin, kayaknya kamu musti lapor polisi"
"Iyah, bisa aku selesein kok"
Calvin sepertinya enggan membahas masalah ini. Aku ingin sekali menanyakan tentang kehidupan gay Calvin, tapi kurasa aku harus mengurungkan niatku. Pasti butuh proses yang tidak sebentar untuk lebih mengenal Calvin lebih dekat lagi. Aku tidak tahu sejauh mana teman-teman kantor mengetahui tentang Calvin, saat Calvin menyebutkan dia gay yang kuingat hanya aku yang kaget mendengarnya.
4.30 am
Aku menghabiskan siang ini di rumah Calvin, duduk di ruang tengahnya, menggenggam bantal di tangan, mengganti channel TV dan terkadang blank, sedangkan Calvin sibuk dengan kegiatanya sendiri, setelah membereskan sisa makan siang tadi Calvin hanya duduk tenang dengan notebook nya. Terkadang aku mencuri pandang memperhatikanya. Tapi, Calvin seakan tidak memperdulikan ku.
"Vin, apa notebook itu pacarmu?"
"Hmmmm" Calvin masih tidak memperdulikan kata-kataku.
Okey, apa pesona ku kalah dengan alat elektronik yang di pegangnya, aku tidak ingin hari pertama Calvin menulis "setelah Rendra di pukuli, babak belur, dan sekarang di biarkan bengong" jadi aku memutuskan untuk mendekatinya,
"Prak" Calvin menutup notebooknya
"Pelit amat Vin, nonton bokep ya?"
"Mungkin" jawabnya singkat
"Bokep gay? Boleh aku liat?"
"Aww"
Calvin menjentik keningku, sedikit sakit dan mungkin meninggalkan bekas merah.
"Pelit! Aku balik aja Vin" kataku sambil berdiri
"Hey" Calvin menarik tanganku.
"Satu hari belum selesai Dra"
"So? Aku tidak mau menyerahkan keperjakaan ku Vin"
Calvin kembali tertawa, ini kedua kalinya dia tertawa lepas, apa yang salah denganku, yah tapi ini juga menyenangkan melihat sisi lainya. Lebih cerah, lebih menyenangkan.
"Let's do this, what do you think bout me?, maksudku 1st impression kamu tentang aku Dra"
"Apa kamu ingin menulis ini ke cerita kita"
"Yups"
Akhirnya aku mengurungkan niatku untuk pulang dan memilih duduk di sebelahnya.
"Calvin. Hmmmmm. Pernah nyadar gak kamu vin, kalu kamu itu cowok berpenampilan menarik tapi gak pernah mau show off, kamu itu juga cantik untuk ukuran cowok. terlalu pendiam, tertutup, gak mau berteman, walaupun satu tempat kerja lebih dari satu tahun, yang aku tau cuma nama kamu"
"Apa aku seperti itu?" Calvin sedikit terkejut.
"But the good parts of you Vin, kamu itu membuat orang penasaran dengan kamu."
"My turn" katanya.
"Please"
Okey, aku sudah mempersiapkan diri mendengar hal baik tentangku.
"Rendra, kamu itu cowok metrosexual dan to much talking, tapi itu membuat suasana jadi lebih cerah, seorang player juga kan? Sering tebar pesona, dan penampilanmu itu gak cuma memikat cewek, cowok juga"
"Jadi kau tertarik dengan ku juga Vin" aku tersenyum usil
"Aku punya standar ku sendiri"
"Apa aku tidak masuk kriteriamu" aku mendekatkan wajahku kedekat wajahnya, expresi lain aku dapatkan dari Calvin, wajahnya memerah.
"Hahahaha" aku hanya tertawa melihatnya seperti itu.
“Awwww”
Calvin kemabali menjentikan tanganya ke dahiku.
udah apdet bro, gw salah ketik nm lu bro. haha
@erickhidayat curious str8 turn gay om bro. hahaa
Awal yg bagus utk sebuah hubungan...
@the_angel_of_hell kita lebih panaskan lagi ntr bro