BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

- Velvet on The Suite - 4rd Floor - Photocopied -

245

Comments

  • Ok deh @kyiskoiwai, selamat mudikkkk
  • Bagus..!!
    Mulai ada intriknya.. :D
    summon @mamomento..
    Jeung yg 1 ini coba di baca degh.. ;)
  • awal yg bagus.. Waiting for the next..
    Jgn sampai ada salah satu di antara mereka yg selingkuh ya cuma krna pisah 1 bulan..
  • makasih @Dakon_bek udah di mention.. iya bagus nih ceritanya buruan lanjut dong.. jgn bilang nanti steve selingkuh... oh nooooooooo *sok tau*
  • nemu cerita seru lagi ni,. Salam kenal bang te-es, cerita bagus, cara penggambaran, alur dan pemilihan katanya aku suka,. Cuma masih ada beberapa typo, ga mengganggu si cuma akan lbh baik kalo diperbaiki.. :) .. Ditunggu update berikutnya ya.. Kalo bisa aku dimention juga..
  • edited August 2013
    tiba2 muncul firasat buruk~ kuharap salah [-O<

    2nd floor ditunggu dengan tidak sabar... :P

    lanjuut :D
  • edited October 2013
    2nd Floor Ky’s Point of View




    “So, what’s going on between You and Andre?” Tanyaku kepada Zara yang telah duduk di atas sofa setelah berhasil ku bujuk untuk menginap di tempat ku.

    “He dumped me Ky!” Jawab Zara dengan rasa frustasi yang terlihat jelas.

    “I know. But why?” Balasku yan kini menggenggam segelas air putih untuknya.

    “Because...” Zara kemudian terdiam.

    “What?” Tanyaku makin penasaran ketika memberikan gelas yang langsung diminum Zara habis.

    Ku tatap sebentar Zara yang kini telah meletakkan gelasnya di atas coffee table, She looks horrible.

    “I’m tired Ky, I’ll tell everything tomorrow.”

    “Ok, tapi janji besok harus cerita se-detail mungkin. And wash your face, you look horrible.” Ucapku yang diikuti Zara dengan langsung bergegas menuju guest room.


    Ku letakkan gelas Zara yang telah habis ke dalam washing machine ketika iPhone-ku yang ada di counter island bergetar. Sebuah sms masuk dari Steve yang mengatakan kalau dirinya telah naik penerbangan kedua.

    Sedikit lega karena mengetahui Steve telah menaiki pesawat keduannya, namun kepala ini masih pusing karena masalah Zara dengan Andre.

    Setahuku mereka berdua tidak pernah memiliki masalah yang begitu serius hingga dapat menyebabkan perpecahan di antara mereka.

    Zara yang ceplas-ceplos sangat cocok dengan Andre yang pendiam.

    And everything about their relationship is going well, until last night.


    Ku langkahkan kaki menuju Patio yang malam ini menyuguhkan pemandangan kota Jakarta yang tenang.

    Dihiasi gemerlap lampu dari gedung pencakar langit yang tentu saja di isi para pekerja yang masih lembur.
    Namun tetap terasa tenang.

    Begitu tenang, hingga menghipnotis diriku untuk duduk di salah satu kursi santai rotan favorit Steve.

    “Thank you God.” Cuma itu yang bisa ku katakan ketika terbaring melihat indahnya langit malam yang terbentang luas di atas angkasa.

    ****


    Ku lihat sms dari Steve yang mengatakan kalau pagi ini dia sudah check-in untuk penerbangan lanjutan ke New York and some flirting text yang bikin ketawa geli di living room sembari memakan sereal ketika Zara datang menghampiri untuk ikut sarapan.

    Living room dengan sofa putih custom-yang telah menjadi saksi ketika Aku dan Steve tidak dapat mengontrol diri setelah ciuman kecil kami sepulang kerja-dipadukan karpet cut pile grey yang dominan memang selalu menjadi tempat pilihan kami menghabiskan waktu makan pagi-or love making-di akhir pekan yang tenang. Apalagi dengan Wood paneling di sisi dinding hiburan makin menambahkan suasana homey yang menenangkan buat kami berdua.

    Even kalau Zara kesini pun pasti ikut makan di livin room juga just like what she’s doing right now.


    “Udah baikan?” Tanyaku kepada Zara yang kini duduk dan melahap serealnya.

    “I’m fine, Steve sudah di New York?”

    “Baru check-in untuk flight ke New York. So, tell me about the bloody-dinner.” Ucapku to the point.

    “Bloody-dinner? Yeah...” Zara berhenti sejenak seperti tidak yakin dengan ucapannya.

    “What? you promised to me.” Paksaku kepada Zara yang kini menaruh mangkuk sereal-nya, seperti ingin mengatakan hal yang serius.

    “Tapi janji apapun yang terjadi jangan marah ya?”

    “Come on!”

    “Oke, last night when we ate the appetizer...” Zara kembali menghentikan perkataannya.

    “Seriously? Don’t play that game to me, I’m your best fiend Zara!”

    “Aku bilang mau ajak kita berempat hangout, and he asked me about your relation with Steve and I just said he is you BF.”

    “And then?” Tanyaku binung.

    “He’s a homophobe Ky! He hate You and Steve for loving each other. And the worst is...” Zara mulai meneteskan air mata. “Dia... suruh Aku pilih jadi teman Kamu atau pacar Dia.” Dan seketika tangisan Zara pecah.

    Aku terdiam sejenak ketika mendengar perkataan Zara.

    “Come here. Give me a hug.” Bujuk ku setelah mulai bisa mencerna semua informasi yang ada.

    Seketika itu juga Zara memelukku dengan erat, seperti ingin membuang semua masalah yang semalaman menumpuk memenuhi pikirannya.

    “I’m sorry Zar, karena aku kamu jadi begini.” Ucapku ketika memeluk Zara lebih erat, yang tanpa sadar mata ini juga mengeluarkan air mata.

    ‘It’s not your false, Ky.” Ucap Zara tersedu, meninggalkan kesunyian diantara kami yang sedang memeluk satu sama lain.

    “But you do love him, right?” Tanyaku pelan.

    “Yes, I do.” Pelukannya sudah tak sekuat tadi.

    “So why you didn’t choose him?”

    “I can’t lose our friendship.” Jawabnya sambil mengusap air matanya.

    “He’s dick!” Lanturku kesal.

    “Yeah, and we love dick! Don’t we? Cetusnya sambil tertawa kecil menanggapi lanturanku. She’s such a good actress.

    “Yes we do.” Jawabku tertawa meniggalkan kesedihan yang sempat menyelimuti kami berdua.


    Zara mulai dapat mengontrol emosinya, dan melanjutkan memakan sereal miliknya.

    Dirinya layaknya tabah dengan apa yang terjadi semalam, malah cenderung menerimanya dengan positif hari ini.

    “Jangan bilang ke Steve ya Ky.”

    “Why?” Tanya Ku bingung dengan mulut penuh sereal.

    “I don’t want Andre get fired just because of me.” Jawabnya yang sudah mulai tenang, and she’s got a good point. And baik banget kan Zara jadi manusia?

    “Yeah, your right. We should keep this thing from Steve.” Jawabku ketika alart incoming e-mail dari Steve muncul di layar iPhone-Ku.

    Steve C. Lance
    8/10/13 : 6.56 am

    Ky, I forgot to inform you that someone from New York’s branch will replace me temporary.
    He’ll come Monday, and you have to accompany him. So be nice and good with him.
    Have nice weekend honey!

    Love you,
    Steve

    P.S. I’ll Skype you letter, need to catch a lot of things.


    “Kenapa?” Tanya Zara yang kini telah menghabiskan serealnya.

    “Nothing serious, Steve cuma bilang kalau mulai senin bakal ada yang sementara gantiin Dia.”

    “Cowok?”

    “Buset, inget baru putus, jadi masih dalam masa Iddah.” Jawabku tertawa.

    “Ngarang, emang ada apa Iddah buat wanita putus cinta? Dari cabang mana?”

    “New York, kayaknya sih cowok. Aku mau ke gym, ikut?”

    “Oke!”

    Dan kami pun langsung turun menuju gym dengan mangkuk dan gelas yang masih menumpuk di atas coffee table.

    ****


    I found God
    On the corner of First and Amistad
    Where the west
    Was all but won
    All alone
    Smoking His last cigarette
    I said, "Where you been?"
    He said, "Ask anything."

    Where were you
    When everything was falling apart?
    All my days
    Were spent by the telephone
    That never rang
    And all I needed was a call
    That never came
    From the corner of First and Amistad

    Lost and insecure
    You found me, you found me
    Lying on the floor
    Surrounded, surrounded
    Why'd you have to wait?
    Where were you, where were you?
    Just a little late
    You found me, You found me

    In the end
    Everyone ends up alone
    Losing her
    The only one who's ever known
    Who I am
    Who I'm not, and who I want to be
    No way to know
    How long she will be next to me

    Lost and insecure
    You found me, you found me
    Lying on the floor
    Surrounded, surrounded
    Why'd you have to wait?
    Where were you, where were you?
    Just a little late
    You found me, You found me

    Early morning
    The city breaks
    I've been calling
    For years and years and years and years
    And you never left me no messages
    You never sent me no letters
    You got some kind of nerve
    Taking all I want

    Lost and insecure
    You found me, you found me
    Lying on the floor
    Where were you, where were you?

    Lost and insecure
    You found me, you found me
    Lying on the floor
    Surrounded, surrounded
    Why'd you have to wait?
    Where were you, where were you?
    Just a little late
    You found me, You found me

    ****

    You Found Me by The Fray menemani setiap langkahku dia atas treadmill yang telah bergerak sekitar 5 menit.

    Gym atau fitness center memang menjadi tempat bukan hanya Aku dan Zara, tapi juga tempat tongkrongan favorit Steve. Tapi kalau ditanya siapa yang lebih sering ke sini, I can say Steve, karena jam kerja Dia yang fleksibel dan bisa 3 jam betah ngejogrok disini, ya tapi sepadan lah dengan hasilnya.


    “He’s watching your butt!” Ucap Zara yang dengan brutalnya mencopot headset-ku dengan kekuatan maksimal.

    “Who?”

    “The man on the bench behind you!”

    Mendengar ucapan Zara kepalaku otomatis menengok ke arah belakang.

    And she’s right, pas aku nengok seorang pria yang berada di bench menatapku, yang of course langsung pura-pura fokus ke exercise-nya lagi setelah nyadar kalau aku nengok.

    Lucu sih liat expresinya yang kaget karena ketahuan.

    He is handsome, with his dirty blond hair and five O’clock shadow yang 11-12 sama Steve, tapi kalau Dia istilahnya lebih santai ketimbang Steve yang memang seriously tidy. Tapi bukan berarti Aku suka ya, kalau lust mungkin.

    Cause my hearth is only for Steve untuk urusan cinta.


    “Inget Steve lagi nyari duit di negeri nan jauh di mato.” Ucap Zara dengan nada yang lumayan kencang menyela lamunanku.

    Aku hanya tertawa. “I know Zar. Abis ini mau langsung pulang?”

    “I need to take care of my cat. So yeah!” Ucapnya dengan gestur drama queen khas miliknya.

    “Oke, but I want to stop by at the Starbucks Melawai.”

    “Why? Pacific Place juga ada kali.”

    “I don’t know, lagi pengen kesana aja.”

    “As your wish. He is looking at your butt again!”

    “Just ignored that pervert.” Jawabku yang diikuti tawa Zara yang bahagia.

    “He is not a pervert. He just know how beautiful your ass is, and He’s cute.” Ucap Zara sambil meminum botol airnya.

    “Cute? Sounds like your type. Tembak aja, siapa tahu bisa mengisi hatimu yang kosong.”

    “He is gay, kalau Dia ngeliatin pantat ku baru normal. Lagian kalau diperhatiin mirip Kevin McKidd. Idola mu itu loh.” Jawab Zara yang memuatku langsung membayangkan wajah aktor dalam serial Grey’s Anatomy itu.

    And damn, she’s right again. Mirip banget, mulai dari rambutnya yang dirty blond sampai five O’clock shadow-nya itu sama dan oonnya Aku baru sadar. Padahal kalau nonton Grey’s Anatomy Aku paliing seneng liat mukanya Kevin McKidd, menyegarkan *Eh

    “Hahaha, tau aja, Aku aja baru ngeh.” Jawabku santai sambil mematikan mesin treadmill.

    “Ya, of course lah, Aku kan IMDb berjalan.”

    “Ayo cao.”Ajakku ketika menuruni treadmill.

    “Oke, tapi kasihan Dia nanti gak bisa liat pantat lo lagi Mo!”

    “Wush, udah ah. Ayo cepetan udah bau nih badan.”

    “Oke Mo!” Balas Zara dengan riang dan kami pun meninggalkan area gym menuju shower room-yang absolutely beda.

    She’s heal so fast, pikirku kepada Zara yang kini masuk ke area shower wanita dengan muka sumringah.
  • edited September 2013
    Sebelumnya sorry karena seminggu lalu sibuk jadi gak bisa keupdate ceritanya, dan insyaallah 3rd floor-nya juga bisa menyusul. Tapi tetep mau ngucapin Terima Kasih buat yang pada baca dan mampir atau niggalin komen, its worth a lot for me.
    So enjoy the 2nd floor :)

    @FendyAdjie_; Terima Kasih lo dipromosi-in lapakku :)

    @mamomento; spoiler alert - Steve gak selingkuh kok :)

    @Kim_Kei; Terima Kasih, memang Aku paling sering typo di bagian kata dgn huruf g dan suka ke split, untuk kedepannya Aku usahain lebih baik lagi :)

    @Tsu_no_YanYan; setengah salah setengah betul deh kayaknya firasatnya :) Thanks ya sudah mampir

    @adinu
    @steve_hendra
    @Dakon_bek

  • akhirnya diupdate jg :) , makin menarik dan suka sama cerita ni,. Salut sama Zara yg lebih milih Ky sahabatnya drpd Andre si homophobic idiot,. Penasaran sama pengganti Steve yg dr NY, apa jgn" si pervert yg ada di gym? Ditunggu updatenya, jgn lama" dan perhatikan typo ya.. :D
  • andre mutusin zara karena sahabatan sama gay couple, alasan putus yg asal!
    jangan2 pengagum pantat itu pengganti steve di kantor. ;-)
  • Jangan lama- lama yaaa...
    Ditungguu
  • Ceriitanya cukup menarik untuk permulaan :)
    Bisa mention kan kalau update? :)
  • Nice and light story
  • nice... mention me :)
Sign In or Register to comment.