BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Gay Manly VS Gay Sissy

1810121314

Comments

  • Boyorg wrote: »
    Gay lebih milih yang manly berkaitan denga sex appeal. Laki-laki seganteng apapun, kalau pas ngomong bibirnya di menyon-menyonin, terus tangannya ngetril , sex appealnya turun hampir 100% hehehe

    di mata lo. di mata orang lain, beda lagi.
  • Gay lebih milih yang manly berkaitan denga sex appeal. Laki-laki seganteng apapun, kalau pas ngomong bibirnya di menyon-menyonin, terus tangannya ngetril , sex appealnya turun hampir 100% hehehe

    Aku ga suka cowok manly. Malah lebih suka cowok agak lembut. Berarti aku bukan Gay dong?
    OMG!
  • Tapi di medsos banyak yang bilang "no sissy" hehehe . Ya mungkin aja ada segelintir Gay yang suka sama cowo kemayu, yang suka nari-nari meniru diva hehehe.
    jiddenpark wrote: »
    Boyorg wrote: »
    Gay lebih milih yang manly berkaitan denga sex appeal. Laki-laki seganteng apapun, kalau pas ngomong bibirnya di menyon-menyonin, terus tangannya ngetril , sex appealnya turun hampir 100% hehehe

    di mata lo. di mata orang lain, beda lagi.

    Gw bicara rata-rata ya. Kalau kamu suka cowo yang suka menari-nari ballet ala balerina internasional , berarti kamu adalah gay yang ga main stream hehehe.
    D_D wrote: »
    Gay lebih milih yang manly berkaitan denga sex appeal. Laki-laki seganteng apapun, kalau pas ngomong bibirnya di menyon-menyonin, terus tangannya ngetril , sex appealnya turun hampir 100% hehehe

    Aku ga suka cowok manly. Malah lebih suka cowok agak lembut. Berarti aku bukan Gay dong?
    OMG!

  • Itu mah namanya men-generalisasi. Taunya cuma di medsos doang sih. Gue juga gak ada kenalan pasangan gay, tapi gue pernah liat di dunia nyata (cuman gue gak kenal aja) ada yang manly pacaran sama yg sissy. Ada di deket kampus gue dulu. Kampus seni gitu. Biasanya LGBT di sana pada gak nutup diri.
    Itu di Indonesia lhooooo.

    Gue malah tadinya gak bisa bayangin, sissy pacaran sama sissy. Sampai akhirnya gue nonton serial tv amerika di mana ada pasangan gay yang dua duanya sissy, cuma beda kadar. Dan itu gue ngeliatnya seneng banget malah. Karna kehidupannya asik, penuh warna, dan tetep saling melengkapi. Sissy kan hanya pembawaan luar tubuh.

    Trus, ngeliat gay ganteng tapi sissy sex appeal turun hampir 100% ?????? Well... Memang ada yang gitu tp gue percaya banyak yang nggak. I mean, almost 100% ??? ALMOST ONE HUNDRED PERCENT ??!!! REALLY?!

    Gue sendiri memandang gay ganteng tapi sissy malah menarik. Kenapa? Karna mereka lucu dan menebarkan aura positif.
    Yang penting buat gue adalah bagaimana gay ganteng sissy ini bersikap. Mereka rata rata drama queen, tapi di sisi lain kepeduliannya bisa WOW banget!!
    Lalu yang penting kedua adalah bagaimana diri gue sendiri menyikapi gay sissy. Ngapain malah mikirin orang orang di medsos yang mencantumkan no sissy??? Selera mereka, cara pandang mereka yaaa suka suka mereka lah!!
  • Pernyataan itu benar klo rata-rata populasi ditentukan dri "di medsos banyak yg bilang". sayangny seorang analyst bakal lgsg d pecat klo bicara seperti itu.

    Ga salah sih, tpi jga ga bener. lagian gays will be gays, why the need to pit one trait with another.
  • udah gak jaman menli sama sisi..
  • edited October 2015
    Kalau bukan di medsos di mana lagi? , sungguh sulit untuk mendeteksi gay di dunia nyata, kecuali si gay itu keliatan ngondek.
    Itu mah namanya men-generalisasi. Taunya cuma di medsos doang sih. Gue juga gak ada kenalan pasangan gay, tapi gue pernah liat di dunia nyata (cuman gue gak kenal aja) ada yang manly pacaran sama yg sissy. Ada di deket kampus gue dulu. Kampus seni gitu. Biasanya LGBT di sana pada gak nutup diri.
    Itu di Indonesia lhooooo.

    Gue malah tadinya gak bisa bayangin, sissy pacaran sama sissy. Sampai akhirnya gue nonton serial tv amerika di mana ada pasangan gay yang dua duanya sissy, cuma beda kadar. Dan itu gue ngeliatnya seneng banget malah. Karna kehidupannya asik, penuh warna, dan tetep saling melengkapi. Sissy kan hanya pembawaan luar tubuh.

    Trus, ngeliat gay ganteng tapi sissy sex appeal turun hampir 100% ?????? Well... Memang ada yang gitu tp gue percaya banyak yang nggak. I mean, almost 100% ??? ALMOST ONE HUNDRED PERCENT ??!!! REALLY?!

    Gue sendiri memandang gay ganteng tapi sissy malah menarik. Kenapa? Karna mereka lucu dan menebarkan aura positif.
    Yang penting buat gue adalah bagaimana gay ganteng sissy ini bersikap. Mereka rata rata drama queen, tapi di sisi lain kepeduliannya bisa WOW banget!!
    Lalu yang penting kedua adalah bagaimana diri gue sendiri menyikapi gay sissy. Ngapain malah mikirin orang orang di medsos yang mencantumkan no sissy??? Selera mereka, cara pandang mereka yaaa suka suka mereka lah!!

    Ada berapa gay yang masih belum punya medsos?, Hanya sedikit jumlah gay yang tidak punya medsos, jadi cukup terwakili lah hehehe
    Giovan wrote: »
    Pernyataan itu benar klo rata-rata populasi ditentukan dri "di medsos banyak yg bilang". sayangny seorang analyst bakal lgsg d pecat klo bicara seperti itu.

    Ga salah sih, tpi jga ga bener. lagian gays will be gays, why the need to pit one trait with another.

  • Just kidding, don't take it too hard
    Potensi sissy/banci?
    Shame on you.

  • Kalo bukan di medsos yaaa dunia nyata dong. Ngapain harus mendeteksi? Kan internet gak cuma gay apps. Searching aja soal komunitas gay dan coba gabung. Atau setidaknya come out ke orang yg punya akses ke sana. Gue baru aja beberapa hari come out ke temen dan ternyata memang dia punya temen yg ikut komunitas gitu. Gue agak ragu, tp gue memutuskan untuk coba minta dia bawa temennya yg udah coming out ke banyak orang sampai ikutan komunitas gay, trus dikenalin ke gue. Supaya gue gak melulu berpatokan ke dunia maya dan memastikan lagi bahwa apa yang gue pahami memang ada.

    Hanya sedikit gay yang punya medsos ini juga survey darimana? Kalo udah bicara banyak-sedikit sangat sangat gak bisa kalo cuma mengandalkan yang dilihat secara kasat mata.
    Gay memang banyak yg punya medsos kayak path, instagram, twitter, dll. Tp belum tentu yg punya jack d, grindr, atau bahkan tau boyzforum itu juga banyak.

    Udah cukup LGBT disingkirkan. Dianggap lain oleh masyarakat. Trus di kalangan LGBT sendiri masih bikin kotak kotak sendiri gitu? Contoh dalam kasus ini, gay sebaiknya yaaa gak menganggap cowok sissy itu "gay yang lain" yang bisa dinilai lebih rendah dari yang manly.

    Sorry ya kalo gue salah, sorry banget, tapi gue mikir kayaknya lo itu termasuk sissy dan sebenernya gak suka dipandang rendah sama yang manly. Susah dapet temen (atau gebetan atau pacar) di medsos, tapi ragu untuk come out.

    Pada akhirnya medsos hanyalah dunia sempit yang cuma selebar genggaman tangan. Pilihannya tinggal mau jadi diri sendiri atau ngikutin selera orang. Gay sissy itu punya banyak temen sampai akhirnya punya pacar (entah manly atau sissy juga) yaaa karna mereka terima kondisi mereka sendiri dan bodo amat apa kata orang. Malah beberapa gay sissy punya pengalaman pacaran yg lebih awet. Setidaknya begitu di kantor gue. Dan mereka justru gak pernah bikin ilfeel orang. Dibilang ngondek sih pernah, tapi yaaaa gimana, orang mereka fine fine aja. Karna mereka sadar bahwa apa yang dibilang orang yaaa emang bener.

    Aaahh kepanjangan (lagi) kan -_-
  • Kalo bukan di medsos yaaa dunia nyata dong. Ngapain harus mendeteksi? Kan internet gak cuma gay apps. Searching aja soal komunitas gay dan coba gabung. Atau setidaknya come out ke orang yg punya akses ke sana. Gue baru aja beberapa hari come out ke temen dan ternyata memang dia punya temen yg ikut komunitas gitu. Gue agak ragu, tp gue memutuskan untuk coba minta dia bawa temennya yg udah coming out ke banyak orang sampai ikutan komunitas gay, trus dikenalin ke gue. Supaya gue gak melulu berpatokan ke dunia maya dan memastikan lagi bahwa apa yang gue pahami memang ada.

    Hanya sedikit gay yang punya medsos ini juga survey darimana? Kalo udah bicara banyak-sedikit sangat sangat gak bisa kalo cuma mengandalkan yang dilihat secara kasat mata.
    Gay memang banyak yg punya medsos kayak path, instagram, twitter, dll. Tp belum tentu yg punya jack d, grindr, atau bahkan tau boyzforum itu juga banyak.

    Udah cukup LGBT disingkirkan. Dianggap lain oleh masyarakat. Trus di kalangan LGBT sendiri masih bikin kotak kotak sendiri gitu? Contoh dalam kasus ini, gay sebaiknya yaaa gak menganggap cowok sissy itu "gay yang lain" yang bisa dinilai lebih rendah dari yang manly.

    Sorry ya kalo gue salah, sorry banget, tapi gue mikir kayaknya lo itu termasuk sissy dan sebenernya gak suka dipandang rendah sama yang manly. Susah dapet temen (atau gebetan atau pacar) di medsos, tapi ragu untuk come out.

    Pada akhirnya medsos hanyalah dunia sempit yang cuma selebar genggaman tangan. Pilihannya tinggal mau jadi diri sendiri atau ngikutin selera orang. Gay sissy itu punya banyak temen sampai akhirnya punya pacar (entah manly atau sissy juga) yaaa karna mereka terima kondisi mereka sendiri dan bodo amat apa kata orang. Malah beberapa gay sissy punya pengalaman pacaran yg lebih awet. Setidaknya begitu di kantor gue. Dan mereka justru gak pernah bikin ilfeel orang. Dibilang ngondek sih pernah, tapi yaaaa gimana, orang mereka fine fine aja. Karna mereka sadar bahwa apa yang dibilang orang yaaa emang bener.

    Aaahh kepanjangan (lagi) kan -_-
  • Kalo bukan di medsos yaaa dunia nyata dong. Ngapain harus mendeteksi? Kan internet gak cuma gay apps. Searching aja soal komunitas gay dan coba gabung. Atau setidaknya come out ke orang yg punya akses ke sana. Gue baru aja beberapa hari come out ke temen dan ternyata memang dia punya temen yg ikut komunitas gitu. Gue agak ragu, tp gue memutuskan untuk coba minta dia bawa temennya yg udah coming out ke banyak orang sampai ikutan komunitas gay, trus dikenalin ke gue. Supaya gue gak melulu berpatokan ke dunia maya dan memastikan lagi bahwa apa yang gue pahami memang ada.

    Hanya sedikit gay yang punya medsos ini juga survey darimana? Kalo udah bicara banyak-sedikit sangat sangat gak bisa kalo cuma mengandalkan yang dilihat secara kasat mata.
    Gay memang banyak yg punya medsos kayak path, instagram, twitter, dll. Tp belum tentu yg punya jack d, grindr, atau bahkan tau boyzforum itu juga banyak.

    Udah cukup LGBT disingkirkan. Dianggap lain oleh masyarakat. Trus di kalangan LGBT sendiri masih bikin kotak kotak sendiri gitu? Contoh dalam kasus ini, gay sebaiknya yaaa gak menganggap cowok sissy itu "gay yang lain" yang bisa dinilai lebih rendah dari yang manly.

    Sorry ya kalo gue salah, sorry banget, tapi gue mikir kayaknya lo itu termasuk sissy dan sebenernya gak suka dipandang rendah sama yang manly. Susah dapet temen (atau gebetan atau pacar) di medsos, tapi ragu untuk come out.

    Pada akhirnya medsos hanyalah dunia sempit yang cuma selebar genggaman tangan. Pilihannya tinggal mau jadi diri sendiri atau ngikutin selera orang. Gay sissy itu punya banyak temen sampai akhirnya punya pacar (entah manly atau sissy juga) yaaa karna mereka terima kondisi mereka sendiri dan bodo amat apa kata orang. Malah beberapa gay sissy punya pengalaman pacaran yg lebih awet. Setidaknya begitu di kantor gue. Dan mereka justru gak pernah bikin ilfeel orang. Dibilang ngondek sih pernah, tapi yaaaa gimana, orang mereka fine fine aja. Karna mereka sadar bahwa apa yang dibilang orang yaaa emang bener.

    Aaahh kepanjangan (lagi) kan -_-
  • sejatinya gay manly hanyalah mitos karena pasti ada sifat feminim di diri dia meskipun se upil
  • wacana 2000 lampau, membentur-benturkan manliness vs. sissy-ness.
  • edited October 2015
    Aku hanya berkata apa yang aku rasakan, mungkin benar dan mungkin juga salah...

    Ya pasti harus dibuktikan dengan pengambilan sampel dan pengolahan data yang mumpuni agar penarikan kesimpulanya bisa benar secara statistik. Tapi ya bagiku buat apa cape2 bikin penelitian soal gay...

    Kalau saya bilang *susah ya nemu gay yang manly di dunia nyata, setiap yang saya suka secara kebetulan bukan homo lagi bukan homo lagi, ya sudah lah saya cari di medsos lagi medsos lagi*...Terus ada yang bilang * Ohh jangan salah, saya banyak nemuin gay yang cakep dan manly di kantor saya*, ya no problem , kalau sedikit envy wajar lah ya hehehe

    Sedikit curcol ya...saat ini aku hanya berharap semoga aku tidak berbuat yang aneh-aneh lagi seperti grepe-grepe OB di kantor.

    Kalo bukan di medsos yaaa dunia nyata dong. Ngapain harus mendeteksi? Kan internet gak cuma gay apps. Searching aja soal komunitas gay dan coba gabung. Atau setidaknya come out ke orang yg punya akses ke sana. Gue baru aja beberapa hari come out ke temen dan ternyata memang dia punya temen yg ikut komunitas gitu. Gue agak ragu, tp gue memutuskan untuk coba minta dia bawa temennya yg udah coming out ke banyak orang sampai ikutan komunitas gay, trus dikenalin ke gue. Supaya gue gak melulu berpatokan ke dunia maya dan memastikan lagi bahwa apa yang gue pahami memang ada.

    Hanya sedikit gay yang punya medsos ini juga survey darimana? Kalo udah bicara banyak-sedikit sangat sangat gak bisa kalo cuma mengandalkan yang dilihat secara kasat mata.
    Gay memang banyak yg punya medsos kayak path, instagram, twitter, dll. Tp belum tentu yg punya jack d, grindr, atau bahkan tau boyzforum itu juga banyak.

    Udah cukup LGBT disingkirkan. Dianggap lain oleh masyarakat. Trus di kalangan LGBT sendiri masih bikin kotak kotak sendiri gitu? Contoh dalam kasus ini, gay sebaiknya yaaa gak menganggap cowok sissy itu "gay yang lain" yang bisa dinilai lebih rendah dari yang manly.

    Sorry ya kalo gue salah, sorry banget, tapi gue mikir kayaknya lo itu termasuk sissy dan sebenernya gak suka dipandang rendah sama yang manly. Susah dapet temen (atau gebetan atau pacar) di medsos, tapi ragu untuk come out.

    Pada akhirnya medsos hanyalah dunia sempit yang cuma selebar genggaman tangan. Pilihannya tinggal mau jadi diri sendiri atau ngikutin selera orang. Gay sissy itu punya banyak temen sampai akhirnya punya pacar (entah manly atau sissy juga) yaaa karna mereka terima kondisi mereka sendiri dan bodo amat apa kata orang. Malah beberapa gay sissy punya pengalaman pacaran yg lebih awet. Setidaknya begitu di kantor gue. Dan mereka justru gak pernah bikin ilfeel orang. Dibilang ngondek sih pernah, tapi yaaaa gimana, orang mereka fine fine aja. Karna mereka sadar bahwa apa yang dibilang orang yaaa emang bener.

    Aaahh kepanjangan (lagi) kan -_-

  • Sebagai gay tentu wajar jika bilang *saya suka cowo yang manly, tidak kemayu, kalau jalan tidak megal-megol, kalau ngomong tangannya ga ngetril, yang tegar dalam menghadapi masalah, atlet basket di sekolahan, drummer terkenal di kampus, rekan kerja yang banyak digodain sama cewe-cewe di kantor" . Why?, because they look so damn sexy! , the way they speak, the way they ride their motorcycle, the way they walk...

    Tapi dalam dunia gay...saat gw ditanya "suka cowo seperti apa?" gw bilang suka cowo manly , lalu dengan cepat si penanya bertanya lagi *emangnya situh manly juga?" . Gw kemudian terlalu malas untuk menjawabnya dan chat pun tidak berlanjut lagi....

    ........
Sign In or Register to comment.