BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

MAKNA HIDUP ( SEDEKAH SUSU )

13»

Comments

  • @galau_er apa iya, aku gak tau ko
  • @azrulgana itu tau darimana kalo rigil/ragil *lupa* nitip salam ?
  • @galau_er sms... Dulu wktu PM Gw minta nopenya
  • @azrulgana oooohh dari sms,, yaudah salam balik hahaha
  • @azrulgana thanks udah share crita2 yng menghrukan ini, aku malu coz jadi mewek wkt bca cerita ini.

    oya share link ny donk.
  • @kikiriel cara ngeshare link itu gimana tow
  • @azrulganaazrulgana ya kamu copas aja webnya terus bagikan disini.,
  • Suami : "Abi sayang banget sama
    ummi. Tapi kenapa ummi tidak
    sayang sama abi?" Istri : "Eh, ummi sayang kok
    sama abi. Kenapa abi ngomong
    begitu?" Suami : "Ummi sengaja
    menginginkan abi masuk neraka
    kan? Jujur sama abi, please.." Istri : "Abi, ummi mau masuk
    surga sama-sama dengan
    abi." [nangis] Suami : "Istri abi ini cantik bila
    menangis. Kalau ummi mau masuk
    surga sama abi, ummi harus
    tutup dada bila pakai jilbab ya?!
    Pakai baju juga jangan yang
    ketat-ketat.. Jangan posting pic yang abi tidak suka.. Abi sayang
    banget sama ummi..!" Suami yang baik tidak akan
    menyakiti hati istri ketika
    menegur. Dan begitu juga istri
    yang baik janganlah membuat
    suami cemburu dan marah dalam
    hati
  • Kisah yang diceritakan oleh
    seorang Kiai Madura, D. Zawawi
    Imran, ini bisa membuat bulu
    kuduk kita merinding. >>>> NENEK dan DAUN <<<< Dahulu di sebuah kota di
    Madura, ada seorang nenek tua
    penjual bunga cempaka . Ia menjual bunganya di pasar,
    setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid
    Agung di kota itu. Ia berwudhu,
    masuk masjid, dan melakukan
    salat Zhuhur. Setelah membaca
    wirid sekedarnya, ia keluar
    masjid dan membungkuk-bung kuk di halaman masjid. Ia lalu mengumpulkan dedaunan
    yang berceceran di halaman
    masjid. Selembar demi selembar
    dikaisnya. Tidak satu lembar pun
    ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia
    membersihkan halaman masjid
    dengan cara itu. Padahal
    matahari Madura di siang hari
    sungguh menyengat. Keringatnya
    membasahi seluruh tubuhnya. Banyak pengunjung masjid jatuh
    iba kepadanya. Pada suatu hari
    Takmir masjid memutuskan untuk
    membersihkan dedaunan yang
    ada sebelum perempuan tua itu
    datang. Pada hari itu, ia datang dan
    langsung masuk masjid. Usai
    salat, ketika ia ingin melakukan
    pekerjaan rutinnya, ia terkejut.
    Tidak ada satu pun daun
    terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan
    menangis dengan keras. Ia
    mempertanyakan mengapa daun-
    daun itu sudah disapukan
    sebelum kedatangannya. Orang-
    orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku,”
    kata nenek itu, “Berikan
    kesempatan kepadaku untuk
    membersihkannya .” Singkat cerita, nenek itu
    dibiarkan mengumpulkan
    dedaunan seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta
    untuk menanyakan kepada
    perempuan itu mengapa ia
    begitu bersemangat
    membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau
    menjelaskan sebabnya dengan
    dua syarat: pertama, hanya Kiai yang
    mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh
    disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal
    dunia, dan Anda dapat
    mendengarkan rahasia itu. “Saya ini perempuan bodoh, pak
    Kiai,” tuturnya. “Saya tahu
    amal-amal saya yang kecil itu
    mungkin juga tidak benar saya
    jalankan. Saya ini tidak mungkin
    selamat pada hari akhirat tanpa syafaat dari Kanjeng Nabi
    Muhammad saw.... Setiap kali saya mengambil
    selembar daun, saya ucapkan
    satu salawat kepada Rasulullah
    saw... Kelak jika saya mati, saya ingin
    Kanjeng Nabi saw..menjemput
    saya. Biarlah semua daun itu bersaksi
    bahwa saya membacakan
    salawat kepadanya.” Kisah yang diceriterakan oleh
    seorang Kiai Madura, D. Zawawi
    Imran, ini bisa membuat bulu
    kuduk kita merinding. Perempuan tua dari kampung itu
    bukan saja mengungkapkan cinta
    Rasul dalam bentuknya yang
    tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan
    hati, kehinaan diri, dan
    keterbatasan amal di hadapan
    Allah swt. Lebih dari itu, ia juga
    memiliki kesadaran spiritual yang
    luhur: Ia tidak dapat mengandalkan
    amalnya. Ia sangat bergantung
    pada rahmat Allah. Dan siapa lagi
    yang menjadi rahmat semua alam
    selain Rasulullah saw? Wanita Tua inilah Sosok Bidadari
    Surga...... ”Allahumma Shollii Alaa Sayyidina
    Muhammad wa ‘Alaa Aali
    Sayyidina Muhammad
Sign In or Register to comment.