It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
thank you for keep reading this story
lanjut
Hehe.. Yes, thats right! Jadi jokerz kapan mau coming out :P
Update dikit dulu aja yaaa ...
=================
"Victo! Tunggu"
Aku menoleh ke arah datangnya suara yang memanggilku.
"Ya?"
"Tunggu, aku mau ngomong.." dia memegang pundakku dan menatap tajam ke arahku. Tumben banget si Sasha sampai serius begini.
"Ikut aku.."
Sasha menggeret lenganku ke kantin belakang sekolah, dan menyuruh aku duduk disitu. Aku belum paham kenapa dia nampak berbeda pagi ini.
"Duduk" pinta dia sembari buru - buru menggeser kursi ke sebelahku.
"Ish, kenapa sih kamu aneh banget pagi - pagi gini?" tanyaku
"Sudah sejauh mana hubunganmu dengan Dion?"
Aku menatapnya, aneh. Tumben-tumbenan dia nanya masalah ini, akhirnya dengan ogah-ogahan karena tidak punya pikiran macam-macam, aku mulai cerita pada sahabatku yang satu ini, semuanya aku certiakan dari awal, termasuk pengakuanku ke Mama tentang orientasi seksualku. Sasha hanya memperhatikanku, tanpa berkomentar apalagi memotong, tanpa ekspresi.
"Hanya itu?" selidiknya lagi.
"Iya, aku sudah cerita semuanya ke kamu, mestinya aku yang shock! bukan kamu yaaa! Kok kayaknya kamu biasa aja saat aku cerita kalau udah ngaku ke Mama!" sungutku karena merasa tak adil.
"Berarti ada suatu rahasia yang Dion nggak sampaikan kepadamu."
Aku semakin bingung dengan pernyataan dia, dan aku masih belum paham, masih banyak potongan adegan yang harus kususun di kepalaku.
"Aku minggu lalu, ketemu Mamamu, sama si Dion."
Deg! Aku tercekat, dapat kurasakan detak jantungku bekerja lebih cepat dari biasanya, apalagi ini?
"Setelah kejadian di Kost Dion waktu itu, ada kejadian lain yang terjadi, dan ini adalah salah satunya."
"Aku diajak sama Dion ketemu Mamamu, karena dia tau, aku udah lama kenal sama kamu. Kamu tahu kan kalau Dion itu tetanggamu dulu?" mimik wajahnya berubah serius, aku semakin gamang.
"I-Iya dia udah cerita, kenapa?" tanyaku was was.
"Iya, Dion meng sms mamamu, sekedar berbasa basi, ingin ngobrol karena udah lama nggak ketemu, dan akhirnya ngajak ketemuan. Dion mengajakku, tanpa aku tahu kalau dia mau ketemu sama Mamamu."
"Dan Dion nggak pernah ngasih tahu aku masalah ini??"
Sasha hanya menggeleng sambil memegang erat tanganku.
"Aku akan jelaskan semua, pembicaraan kami waktu itu tapi Janji ya, kamu nggak akan marah?" dia mengeluarkan tatapan melas yang tidak bisa kuartikan.
"Aku sudah marah! Pertama, untuk apa dia ketemu Mamaku? Kedua, dia Pakai ngajak kamu, Ketiga, dia nggak bilang sama aku, memang udah seminggu ini aku nggak ketemu sama dia, tapi kan bisa paling nggak dia cerita, telpon kek atau gimana! Sekarang malah aku dengar ini dari kamu, bukan dari mulut dia! Ini Gila namanya" aku mengoceh nggak karu-karuan.
Moodku yang sudah berada di puncak tiba-tiba harus terbanting di bawah hanya karena berita konyol seperti ini, aku mendadak nggak bisa berpikir, sekarang aku benar - benar marah, dan aku butuh penjelasan segera.
"Cerita, kalian ngapain aja!"
"Janji dulu nggak akan marah" dia mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
"Nggak bisa gitu lah, aku tetap marah, marah sama KAMU dan yang paling parah ya marah sama DIA."
Tak pernah kulihat Sasha setakut ini, biasanya aku yang selalu mengalah sama dia, tapi sekarang, kulihat nyalinya mengkeret, ntahlah. Aku semakin penasaran.
"Cepat cerita, atau aku balik ke kelas!"
"Eh iya, tunggu.. Duduk dulu." dia menarik napas panjang, dan kemudian mulai bercerita..
ayo lanjutkan...