It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
suka backpack jg? Kmn aja?
Mas @dilemma_man I think I knew U before..
Ternyata setelah kuingat2, kamu adalah org yang kisahnya kubaca, kuhayati, serta larut bersama kegalauan yang mas rasakan.
Klo ga salah mas yang bikin trit ada bromance ama cowo strit, trus menjauh, trus ada lg yang lain, trus ga juga. Gitu yah..
Maaf klo salah org.
Soalnya trit itu begitu menghantam dalam benakku, sampe aq terngiang2 terus.
Minggu, 5 Mei 2013 | 11:55 WIB
+
Oleh HARRY SUSILO dan SYAMSUL HADI
KOMPAS.com - Mentari beranjak tinggi saat Hendri Reskyono (49) dan sejumlah polisi hutan menyusup ke rerimbunan hutan akasia di kawasan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Sepatu bot dan golok tebas melengkapi perjalanan mereka.
Tak lama kemudian, ”Braaak...!” Sebatang pohon berdiameter sekitar 20 sentimeter pun tumbang. Aksi penebangan ini bukan perusakan lingkungan. Itu bagian dari aksi menyelamatkan ekosistem savana di Baluran yang terus tergusur akibat masifnya pertumbuhan akasia (Acacia nilotica).
”Supaya tidak tumbuh lagi, bekas tebangan pohon akasia ini harus dilumuri cairan herbisida,” ujar Hendri, Rabu (17/4/2013).
Apa yang dilakukan polisi hutan ini adalah bagian dari upaya mempertahankan jati diri Baluran. Sebagai salah satu taman nasional tertua di Indonesia, Baluran lekat dengan julukan ”Africa van Java”.
Hamparan savana, satwa liar, dan sengatan mataharinya yang terik, membuat pesonanya bak alam liar Afrika. ”Suhu saat musim kemarau bisa 40 derajat celsius,” kata Kepala Taman Nasional Baluran Emy Endah Suwarni.
Berjarak 253 kilometer dari Surabaya, Taman Nasional (TN) Baluran cukup mudah dijangkau karena terletak di tepi jalur pantai utara Jawa Timur. Letaknya di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, berbatasan dengan Banyuwangi.
Dari luas TN Baluran yang mencapai 25.000 hektar, awalnya sekitar 10.000 hektar di antaranya berupa savana yang terbentang di berbagai penjuru taman nasional. Savana menjadi habitat banteng jawa (Bos javanicus), rusa timor (Cervus timorensis), hingga kerbau liar (Bubalus bubalis).
Salah satu savana terbesar di Baluran adalah savana Bekol, seluas 300 hektar. Dari pintu gerbang taman nasional, pengunjung hanya perlu menempuh jarak 12 kilometer untuk masuk ke Bekol. Gunung Baluran setinggi 1.247 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjulang kokoh di hadapan savana ini.
Namun, savana di Baluran, termasuk Bekol, kini terancam oleh ekspansi akasia. Pesatnya pertumbuhan akasia di Baluran berawal ketika seringnya kebakaran melanda Baluran pada akhir tahun 1960-an. Pihak TN Baluran kemudian berinisiatif menanam akasia yang berfungsi sebagai sekat bakar untuk mencegah api menjalar.
Akasia yang tumbuh berjajar mengelilingi savana berhasil menjadi sekat bakar yang efektif. Namun, tanaman yang semula kawan ini menjelma menjadi gulma karena pertumbuhannya invasif dan tak terkendali. Tak hanya api yang diredam, savana pun turut dihabisi.
Luas savana yang semula 10.000 hektar kini tinggal 3.000 hektar. Khusus savana Bekol yang awalnya seluas 500 hektar menyusut menjadi 300 hektar. Penyusutan savana ini diikuti berkurangnya populasi hewan, terutama banteng jawa.
Berdasarkan sensus satwa TN Baluran tahun 1996, populasi banteng jawa mencapai 338 ekor. Namun, sensus tahun 2012 menyebutkan jumlahnya tinggal 26 ekor. ”Menyusutnya savana membuat sumber air dan pakan bagi banteng makin terbatas,” ucap Emy yang belum pernah melihat langsung banteng jawa.
Tahun 1986, pengunjung dan petugas dapat dengan mudah menemukan kerumunan banteng dari atas menara pandang. Namun, saat ini, banteng sangat sulit ditemui.
Daya tarik wisata
Meski berpacu dengan waktu menghadapi dahsyatnya akasia, Baluran tetap menjadi magnet bagi pengunjung. Hal ini terlihat dari peningkatan angka kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun. Jumlah pengunjung tahun 2010 sebanyak 15.188 orang, kemudian melonjak menjadi 28.851 orang pada 2011 dan 32.674 orang pada 2012.
Nama Baluran bahkan telah mendunia. Turis asing pun silih berganti mendatangi tempat ini. Contohnyai Jack (39) dan Imagine (39), pasangan kekasih dari London, Inggris, yang singgah ke Baluran dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Bali. ”Kami ingin lihat binatang liar dan savana. Ternyata sangat menyenangkan,” kata Jack.
”Serasa di alam liar. Itu baru saja lihat rusa saat safari malam,” ujar Berbudi Bintang Pratama (17), siswa kelas XI SMA Madania Bogor, Jawa Barat. Bintang bersama 48 siswa jurusan Biologi SMA Madania mengunjungi Baluran dalam rangka studi lapangan.
Seorang polisi hutan, Siswanto, mengatakan, tidak setiap saat satwa liar di Baluran dapat dengan mudah ditemui. Untuk itu, pihak taman nasional sengaja membuat kubangan sebagai tempat minum satwa sehingga mereka berkumpul.
Binatang buas, seperti macan tutul dan kucing bakau, sebenarnya masih ada meski sulit sekali ditemui. Jauh sebelum ditetapkan sebagai taman nasional pada 1982, kawasan ini terkenal dengan binatang buas yang berkeliaran di padang ilalang.
Penjelajah Inggris, John Joseph Stockdale, dalam buku Island of Java menuliskan, jalan dari Ketapang, Banyuwangi, menuju Panarukan tahun 1805 pada kedua sisinya diapit oleh ilalang yang rapat. Dalam perjalanannya, dia melewati gurun, padang rumput, dan sungai. Jejak harimau pun mudah ditemui.
Sebagai areal yang dilindungi, Baluran terbagi atas tujuh zona, yakni zona inti seluas 6.920 hektar, zona rimba (12.604 hektar), zona perlindungan bahari (1.174 hektar), zona pemanfaatan (1.856 hektar), zona tradisional (1.340 hektar), zona rehabilitasi (365 hektar), dan zona khusus (738 hektar). Kebanyakan satwa berada di zona inti dan rimba.
Baluran juga memiliki hutan pantai, mangrove, hutan rawa asin, hutan payau, hutan hujan tropis pegunungan, hutan musim, padang lamun, dan gugusan terumbu karang.
Sejumlah ekosistem itu membuat Baluran memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Taman nasional ini dihuni setidaknya oleh 461 spesies flora, 28 jenis mamalia, dan 225 jenis burung. Belum lagi beragam jenis ikan dan reptil.
@dundileo
Namun, kekayaan flora dan fauna ini terancam tenggelam jika bumi Afrika di Jawa ini kehilangan identitasnya, yakni ekosistem savana. Inilah pergulatan akibat kekeliruan masa silam.
sesuatu berhubungan dgn Ris;
hahaaa...
...
ni trit masi exist jebul;
gw knp gk di colek yah;
kan bisa gw tambah2 apdet an cerita hantu hahaa...
http://travel.detik.com/readfoto/2013/06/07/111500/2195928/1026/5/baluran-benar-benar-rasa-afrika-di-pulau-jawa
detikTravel Community -
Rusa yang berkeliaran bebas, hamparan savana, hutan lebat da gunung di Baluran, Jatim menyiratkan petualangan liar. Taman nasional ini benar-benar seperti Afrika!
Taman Nasional Baluran terletak di Situbondo, Jawa Timur. Taman nasional ini dijuluki sebagai Africa van Java. Ya, suasana dan pemandangan di Taman Nasional Baluran mirip dengan Afrika.
Hamparan savana terlihat jelas ketika Anda menapakan kaki di Taman Nasional Baluran. Jangan berkedip dan perhatikan sekeliling. Kawanan rusa terlihat berlarian membelah savana.
Tak hanya itu, aneka hewan lain seperti merak dan monyet juga berkeliaran di Taman Nasional Baluran. Taman nasional seluas 25 ribu hektar ini pun mempunyai Gunung Baluran dan Pantai Bima. Bila beruntung, Anda bisa bertemu macan tutul di sini.
http://monjournalaventure.wordpress.com/2013/07/11/lost-in-baluran-afrika-van-java/
[img][/img]
[img][/img]
LOST IN BALURAN, AFRIKA VAN JAVA
July 11, 2013
Mau jalan-jalan di padang rumput Afrika? Ga usah jauh-jauh ke Afrika. Cukup datang ke Taman Nasional Baluran, kalian akan seperti merasa berada di Afrika. Percaya deh. Ya, alhamdulillah, beruntung saya bisa berkesempatan mengunjungi Baluran dipenghujung tahun lalu. Thanx for invite me, my bro. Hehe. Ya, karena kesempatan tak akan datang dua kali, selagi bisa berjalan, menjelajah, kenapa tidak?
Lokasinya di Kabupaten Situbondo, Jatim. Perjalanan berawal dengan naik kereta dari Stasiun Ps. Senen menuju Surabaya Gubeng. Jam 11 saya dan kakak meluncur dari rumah ke Ps. Senen dengan taksi. Bersama sohibnya, kami bertiga naik kereta Gaya Baru Malam yang berangkat jam 1 siang. Waktu tempuh yang panjang, jadi sebaiknya bawalah sesuatu, entah buku, mp3, atau apa saja yang bisa menemani perjalanan kalian. Sekitar jam 4 pagi kami tiba di Surabaya.
Inikah gayamu kalau di kereta?
Sampai di Surabaya, saya sempat singgah ke rumah pakde yang tak jauh rumahnya dari stasiun, di Ngagel Dadi tepatnya. Sudah lama ga main, jadi mumpung dekat, jadilah saya dan kakak ke sana. Di rumah beliau kami sempat tidur dan bersih-bersih diri, kemudian sekitar jam 7.30 kembali ke stasiun untuk melanjutkan perjalanan.
Di sini saya bertemu dengan kakak2 cantik, baik hati, dan tidak sombong. Sebagian menganggap diri mereka bagian dari ’Berrys’ -entah salah benar penulisannya- yang akan menjadi teman di beberapa perjalanan. Awalnya saya sok2 jaim ke mereka. Tapi karena mereka rada ‘gokil’, topik pembicaraannya seputar zodiak, mainannya abc 5 dasar, dan saya kerap di-bully mereka, eh lama lama dekat juga akhirnya. Hihi.. #pasrah. Actually, they’re very nice. I’m happy to know u all
Nah, dari Surabaya Gubeng, sambung lagi naik kereta menuju Banyuwangi. Berangkat jam 9 dan tiba jam 4 sore. Dari sini kami carter angkot sampai ke Baluran. Perjalanan puaannjang, saat itu kami terjebak macet luar biasa karena banyaknya truk besar menuju pelabuhan Ketapang. Dari depan pintu masuk menuju pos Pantai Bama lumayan jauh, sekitar 2 jam. Melewati hutan tropis dan savana di malam hari itu rasanya.. Subhanallah, luar biasa.
Ups, ada modelnya..
FYI, di Baluran ada 2 spot penginapan. Pertama di Bekol, satu lagi di Bama. Karena di Bekol sudah penuh, akhirnya kami ke Bama. Kami memilih penginapan yang persis di depan pantai. Dan ternyata, wuiih.. Mendengar deburan ombaknya di malam hari jadi seperti tafakur alam. Bisa tinggal di sini itu, one exemple of simple life banget ga sih..
Setelah beristirahat semalaman, kami diberi kejutan. Here they are..
Best spot, best moment
Perfect!
Siluet pagi
Di Pantai Bama ini banyak pengunjung snorkeling-an loh.. Jadi kalau kalian punya di rumah bisa dibawa alat2 snorkelingnya, plus kamera underwater
Ga ikut snorkeling-an, jadinya jalan-jalan aja deh
Waspadalah..
Hutan mangrove
#Eeaa
Setelah mandi dan sarapan, kami pun siap menjelajah savana Cuaca saat itu panas. Menyengat.
Kering euy..
Sekitar 2 jam perjalanan dari Bama menuju Bekol.. Jalan kaki loh. #sambil foto2
#Uhuk2..
Abang es doger yang cerdas. Kami semua beli loh.. Pas buat penghilang dahaga.
#Ehem
Puanassnya mantep
Memang ekspetasi kami tidak sepenuhnya benar. Ya, awalnya kami kira, akan ada banyak satwa liar yang berkeliaran. Tapi sayangnya tidak. Hanya sesekali kami melihat sekawanan rusa, kerbau, merak, dan ayam hutan. Hm, tapi kami cukup takjub dibuatnya. Oya, kalau mau liat banteng ada sebenarnya, tapi jaraknya cukup jauh.
Rusa dari jauh
Merak..
Dari menara pandang
Mount Baluran, tingginya 1.240 m. Minat naik ke sini?
Mirip Afrika ga? #versi editan
Bunga Bangkai
Dari savana Bekol, kami sewa pick up untuk menjelajah hingga menuju pintu masuknya. Namun ketika arah balik menuju pos Bama, pick up kami sempat bermasalah. Sempat berhenti cukup lama, dan itu maghrib. Wow, ‘terjebak’ di tengah hutan berasa di ‘the lost world’, hehe.. #lebay. Mungkin tepatnya, Lost in Baluran, as the title. Alhamdulillah, setelah bantuan datang, masalah teratasi dan kami pun balik kembali ke pos Bama.
Malamnya, kami siap-siap meninggalkan Baluran untuk bertualang kembali ke Kawah Ijen. Dua mobil carteran yang terjebak macet akhirnya datang, entah, mungkin saat itu jam 2 malam.. Lama kami menunggu, bahkan sempat tidur dulu. Finally, kami pun meninggalkan hutan Baluran di tengah derasnya hujan. What a dramatic scene.. Hehe. Gimana, seru kan yah? Wisata komplit lah di sini. So, jangan ragu untuk menjelajah Baluran, dijamin ga akan nyesel
.
uppss....
MOUNT RINJANI, LITTLE HEAVEN ON EARTH
July 6, 2013
Beautiful savannah at the base of Rinjani
God created this universe to be enjoyed, protected, and preserved by humans. One of the great ‘landscape painting’ is towering mountains. As we know, Indonesia is located at the meeting point of several tectonic plates. That makes Indonesia rich in volcanoes and is known as the Ring of Fire. Mount Rinjani is one of them.
Mount Rinjani is located in Lombok Island, West Nusa Tenggara. This is the second highest volcano in Indonesia, at the height of up to 3,726 meters. Administratively, it is located in the three districts, namely East Lombok, Central Lombok and West Lombok. Since 1997, our government established this Mount Rinjani National Park area.
Because of the amazing and beautiful natural scenery, Rinjani is not only admired by local climbers, but also foreign climbers. Overseas tourists who come to Indonesia, especially those who loves extreme activities like climbing, definitely they don’t miss this mountain. In fact, at any given moment, the number of foreign climbers could be much more than the local climbers.
How to get there?
Bali – Lombok
Don’t worry, there are several transportation alternatives for getting here. If you are low-budget backpacker, you can travel overland by bus or train (if you from Java), then cross to the Bali Island and Lombok by ferry. This is the alternative route if you have much time and want to more relax and enjoy the panoramic view of the Lombok Island. Definitely exciting!
Or, you can hunting for cheap flight to Bali flight, then cross to Lombok. Or you also directly go to the Lombok International Airport which started operation since 2011. It will more effectively. Believe me, how much the cost that you spend, it will be comparable to what will you see later.
Rinjani Trekking Route
Rinjani Map – from Lombok Eco Tour
There are three trekking routes to the peak of Rinjani : Sembalun, Torean, and Senaru. They have their own charateristic. But usually, the climbers prefer start from Sembalun and descend to Senaru. Sembalun route is not too slope as Senaru, dominated by vast savannas. We can find several cyprees trees in the mid of weeds. Feel the hot weather. But the exotic landscape like Africa desert will erase your tiredness.
Looks like in Africa, right?
Plawangan Sembalun – camping ground in the morning
We need about 8 hours from start to the Plawangan Sembalun, camping ground before the peak. But, you can adjust to the conditions of your team. Don’t force yourself ! Keep safety first, ok! From here, you can see the landscape of the Segara Anak Lake, Mount Rinjani Barujari and also the Rinjani peak from near. Lovely!
Mystery
Talk about Rinjani, the sacred mountain by the local people, as it is considered as the place of the gods, as well as Mount Agung and Mount Semeru. People say that the Hindu Balinese and Sasak tribe believe that the peak of Rinjani is the abode of Goddess Anjani, the queen of jinn. That’s why ordinary the local people here called the peak as Anjani.
From Plawangan Sembalun to the peak of Anjani can be reached during the 4-5 hours. This is the most challenging part. Rocky gravel, sandy slopes, dusty.. It’s not easy you know. You can sliding back a step every two you take. So, be carefull with your step!
When summit attack, usually the climbers start at 12 o’clock at night or early morning in order to see the sunrise from the summit. If at night the sky is bright, you will see the stars and moon clearly. Beautiful! You see them closely, maybe you can reach it, And after that, the sun will start appear from the horizon. Yes, an amazing sunrise!
Anjani Peak with friends..
If you feel tired in the middle of the track, just believe, you will reach the peak. You can take a rest for a while. And until you arrive at the peak, you can enjoy the sensation of land above the clouds, incredible! You will feel ‘small’ than our Creator.
Anaphalis Javanica
Descending from the top, just look around. See edelweis flowers, especially if they are blooming, beautiful! Well, after enjoy the panorama of peaks and Plawangan Sembalun, you can go to the Segara Anak Lake and Plawangan Senaru. Build your tent at Segara Anak and you will feel the peace here. Maybe this is one of little heaven on earth. Yes, feels like live in paradise.
Segara Anak Lake from peak
Anyway, here, there is a pool of hot water if you want to relax your legs for a moment. In addition, fishing is one of the favorite activities of the climbers here. Interesting, right?
Down to the Senaru, prepare the water as much as possible because often just a little water left at source. You have to be carefull while going down, the slope very steep. But it was shady coz we were surrounded by forest. We need about 8-9 hours to get Senaru village.
Ayam Taliwan and Plecing Kangkung, photo taken by travbuddy.com
After you have a rest from that gruel climbing, don’t move from this villages. Just complete your trip to enjoy the Sendang Gile waterfall. Passing hundred of stairs during 15 minutes, you will arrive at this tourist area. And also, taste the famous culinary of Lombok, Ayam Taliwang, spicy Indonesian chicken, and Plecing Kangkung. Spicy but delicious, right?
Some tips for you
- Hire a porter to lighten your luggage
- Don’t climb on rainy season, May to August is the best time
- Bring up the required equipment, such as gloves, sleeping bag, mattress, and a thick jacket. The temperatures can reach below 10°.
- Bring sunblock in order to maintain your face from the sun.
- Use a trekking pole or stick, it helps you along the trails, especially in the sandy track to the summit.
Enjoy climbing!
*Sorry if my english is not very good This is translation of my article on DetikMagz
[img][/img]
[img][/img]
No comments
Afrika Mini sebutan untuk Taman Nasional Baluran yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur.
Taman Nasional Baluran ini merupakan salah satu Taman Nasional di Indonesia yang memiliki luas yaitu; 25.000 ha dan terdapat satu gunung besar bernama Gunung Baluran.
Taman Nasional Baluran ini memiliki padang savana yang sangat luas dan banyak habitat flora fauna yang masih terjaga. Taman Nasional ini mirip seperti di Afrika, apalagi jika musim kemarau karena Padang Savana menjadi sangat tandus dan gersang.
Selain Padang Savana, Afrika Mini ini juga terdapat sebuah pantai yang tidak kalah indah yaitu Pantai Bama.
Di Taman Nasional Baluran terdapat 2 spot untuk menikmati Afrika Mini :
- Spot 1 adalah Bekol, nama tempat yang terkenal dengan Padang Savana dan ada menara pemantau
- Spot 2 adalah Pantai Bama, pantai pasir putih yang paling cocok untuk melihat sunrise dan snorkeling.
Jarak dari Pintu masuk Taman Nasional Baluran ke Bekol atau Padang Savana 12 km dan dari Bekol ke Pantai Bama berjarak 3 km.
Tiket masuk Rp. 2500/orang , Restribusi motor Rp. 3.000 dan mobil Rp. 6.000
Cukup terjangkau untuk menikmati Afrika Mini.
Untuk penginapan harganya berkisar Rp. 35.000 & Rp50.000/orang untuk di daerah Bekol dan Rp.75.000/orang untuk di daerah Pantai Bama.
Jika dengan keluarga besar bisa menyewa Bungalow di Pantai Bama Rp300.000
Listrik disini hanya menyala pada jam 17.00 - 23.00 WIB, jika membutuhkan listrik semalaman, di sediakan tenaga surya yang sudah disimpan dengan biaya Rp150.000,- dan listrik menyala sampai pagi.
Akses menuju Afrika Mini :
- Dari Banyuwangi : arahkan kendaraan menuju Surabaya sebelum memasuki jalan raya Baluran, terdapat pintu masuk Taman Nasional Baluran. Waktu tempuh tempuh adalah 45menit sampai Pintu masuk.
- Dari Surabaya : arahkan kendaraan menuju Banyuwangi, setelah melewati jalan raya hutan Baluran atau keluar dari hutan Baluran di kiri jalan terdapat pintu masuk Taman Nasional Baluran. Waktu tempuh dari Surabaya adalah 6-7 jam samai di pintu masuk.
Dari pintu masuk menuju Bekol atau Padang Savana sekitar 45 menit dan dari Bekol ke Pantai Bama sekitar 30 menit.
Posted
Kepuasan mencapai puncak.
Rasa kerdil dihadapan alam dan Sang Pencipta.
Indahnya sunrise dan gugusan awan berarak di sejajaran kaki.
*nostalgia*