It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
gak ketinggalan or lupa karna baru nemu
lu yoga apa ronald? kayanya yoga sih heehw
mudah2an yoga berubah ya dengan kepolosan ronald
-Ronald PoV-
Susah diungkapkan apa yang baru saja terjadi pada diriku. Aku susah mengeluarkan sesuatu yang membuat diriku hanya bisa menangis. Aku dicium cowok. Tak pernah terbayangkan sampai sejauh ini terjadi. Aku merasa bagai di depan pintu 'kenikmatan' duniawi.
Di sisi lain, sikap Yoga yang menenangkanku, menjadikanku merasa ada seseorang yang kini dekat denganku. Beberapa hari ini aku mulai merasakannya. Percakapan yang cukup intens membuatku merasa tak kesepian lagi.
Ah. Aku terlalu banyak berpikir. Di depanku saat ini yang sedang sedikit aku peluk saat diboncengi motornya menuju pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta.
Dia memakirkan motornya di seberang mall, depan ruko kios mainan Jepang lebih tepatnya.
Yoga: "Ron, kita ke sini dulu ya" Katanya sambil menuntun tanganku memasuki kios mainan Jepang tsb.
Ron: "Iya", kataku mencoba kembali biasa setelah kejadian tadi dan melepaskan tuntunannya. Dia sibuk bertanya dan mengitari jejeran robot gundam. Sedangkan aku terpaku melihat action figure doraemon dan tersadar ketika Yoga merangkulku untuk keluar kios tsb.
Yoga: "ngga ada yang gua cari Ron, belum dateng katanya", kali ini dia menarik lenganku menyebrangi jalan masuk ke dalam Mall. Sampailah kami di toko buku dan mulai mencari apa yang harus aku cari. Dalam toko tersebut kami cenderung bercengkrama membahas buku buku yang kami lihat. Sesuatu dalam hatiku mulai mencair dan menenangkan perasaan gundah yang masih tersisa atas kejadian tadi. Ternyata, tidak ada yang aku cari. Saat makan siang kami berhenti di salah satu tempat makan junkfood. Dia yang memesan dan mengantarkan ke meja. Dalam diam kami makan. Dan lagi lagi dia yang membuka pembicaraan.
Yoga: "Gimana dong bukunya ngga nemu"
Aku: "Yaudah ntar gue tanya anak yang satu fakultas"
bersamaan dengan itu, ada sms dari dosen muda itu, pak Angga.
Pak Angga: "makannya jangan sambil ngobrol, ntar ngga kenyang. Jangan lupa berdoa. Bilang ke temanmu juga. Selamat makan Ronald, tugas masih ditunggu sampai besok"
Deg. Pak Angga kok bisa smsku seperti ini? Jangan jangan diantara orang-orang lalu lalang ini ada pak Angga. Aku beranjak dan mencari-cari sosok dosen muda tersebut.
Yoga: "Lho, kenapa lo berdiri?"
Aku: "ngga apa apa. Eh gue udah selesai makannya", kataku tak fokus ke Yoga. Hal tiba-tiba lakukan kepadaku msmbuatku beku sejenak. Dia menyentuh pipiku dan bicara:
Yoga: "Lo lagi uring-uringan, tenang ya. Yuk", katanya sambil menarik tanganku menjauh dari tempat makan. "Kita balik aja, lo terlihat ga tenang", katanya lagi. Aku hanya terdiam melihat sikap Yoga terhadapku. 30 Menit kemudia aku sudah kembali di kamar Yoga. Dia memamerkan keyboard musiknya kepadaku sambil membuka buku not lagunya. Membuka lagu yang pas dan memaikannya lalu memberi kode kepadaku untuk bernyanyi. Aku malu membuka suaraku dan akhienya disambung oleh suara Yoga. Kami tertawa bersama setelahnya. Yoga kembali membaringkan tubuhnya di kasur. Bengong menatap langit. Aku tertegun melihatnya. Kemudian dia menyambangiku langsung mengusap pipiku.
Yoga: "Kita temenan ya Ron, gue ga akan ninggalin lo".
Mukanya makin mendekat ke arah mukaku. Entah apa yang aku rasakan, mukaku refleks mendekat juga. Dia kembali melumat bibirku dengan lembut. Aku hanya diam. Bingung. Inj adalah kali pertama aku berciuman. Tak tahu apa yang aku harus lakukan kecuali diam. Dalam hatiku bergejolak antara harus menerima perlakuannya atau melakukan pergolakan. Aku tetap diam. Pikiran "senangkanlah teman dekatmu supaya dia tidak meninggalkanmu" akhirnya menang. Yoga semakin dalam melumat bibirku dan aku melepaskannya sambil berkata, "maaf, gue ga ngerti caranya ciuman". Dia tertawa kecil sambil memberi kode untuk tetap diam dan menikmati perlakuannya. Aku menurutinya. Kemudian dia memelukku. Erat. Aku membalasnya. Erat pula. Beginilah rasanya di peluk seakan semua beban menghilang. Aku berucap, "Terima kasih Ga, udah mau jadi temen deket gue". Yoga melepaskan pelukannya dan tersenyum kepadaku. Entah senyuman kemenangan atau senyum tulus pertemanan. Aku melihat jam dan meminta izin untuk pulang. Setelah sholat dengan selimutnya sebagau sajadah, aku diantar dia menuju halte bis yang kosong. Kami bercanda setiap saat, seperti kawan lama yang terpisah sejak lama dan bertemu kembali. Debu jalanan membuat mata yoga kemasukan debu dan dia memintakubuntuk meniupkannya. Bisnya lama. Sambil menunggu aku mendengarkan lagu fox rain dan Yogapun ikut mendengarkannya melalui headset sebelahnya. 10 menit berlalu akhirnya bisnya datang. Aku pamitan dan melambaikan tangan ke Yoga yang terlihat sedih berpisah denganku.
Bsbeapa saat aku mendapat pesan di whatsapp.
Yoga (online)
Yoga: sedih liat lo naik bisa dan dadah ke gue.
Aku: Hehe jangan sedih. Makasih ya Ga.
Yoga: Masih ada bekas sujud di selimut gue yang lo pake buat sajadah. Hati hati ya Ron.
Aku: hehe iya Ga, jangan sedib lagi salam hoi-hoi.
Yoga: Hoi-hoi
Contohin dong )
*plak * rewel gak msu repot )
@d_cetya hoi hoi cinta L-)