BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

My real life story!

edited March 2013 in BoyzStories
Cerita Hidup Saya Yang Nyata!
Hai semua para pembaca, saya tidak tahu apa yang menjadi dorongan saya menceritakan cerita hidup saya ini kepada kalian semua, saya pun bingung harus memulainya darimana sekarang ini, benar-benar hal yang sulit bagi saya. Saya memang bukan penulis yang baik, namun saya akan berusaha memberikan yang tebaik dalam menceritakan apa yang terjadi dalam hidup saya ini dan yang menjadi kendala dalam hidup saya.
1. Perkenalan.
Okay, saya akan melanjutkan cerita saya, nama saya Firman, saya lahir disebuah pulau yang namanya saya rahasiakan, tepatnya pada tanggal 09 Juli 1990 tapi yang penting termasuk dalam wilayah pulau Sumatera, sampai sekarang kami masih tinggal disini meskipun saya sekarang sudah jauh berada. Saya lahir dalam keluarga yang sederhana, saya memiliki satu abang, kakak, dan adik laki-laki. Dalam keluarga, wanita hanya dua orang yaitu mama dan kakak saya. Ayah saya seorang kontraktor dan jarang ada dirumah, sedangkan mama saya adalah seorang guru, dia sudan PNS. Jarak kelahiran kami bersaudara antara satu tahun saja, tidak terlalu jauh-jauh amat. Ayah saya juga tidak terlalu tua, karena ayah dan mama saya menikah di usia muda. Latar belakang pendidikan mereka berbeda, kalau mama saya sudah sarjana pendidikan, dan sekarang dia sudah tersertifikasi. Sedangkan ayah hanya tamatan SMA, namun dia begitu lincah dalam mencari dan memenuhi kebutuhan kami. Tapi pada kenyataannya saya perhatikan, ayah memang kurang memperhatikan kami semua, baik anak-anaknya maupun mama sendiri. Rumah kami pun sederhana, kamar ada 5 ruangan, dan ada ruang tamu, dapur, kamar mandi bersama, dan juga ruangan serba pakai ajalah, disana ada perangkat elektronik, seperti televise, dvd, receiver digital, piano, ps dan perpustakaan kecil. Ruangan itu biasanya menjadi tempat favorit kami sekeluarga. Di ruangan inilah kami sering bertemu dan juga saling bercerita satu sama lain, dimana ayah menonton, abang main ps, si adik juga menonton dan kakak belajar, mama juga belajar seperti menyelesaikan perangkat pengajaran dan tugas tugas sekolah lainnya. Sementara saya? Saya bermain piano, saya memang suka bermain piano, biola, drum dan alat music lainnya, itu pula yang membuat saya menjadi sangat dikenal disekolah karena beberapa prestasi yang telah saya capai karena bakat musik saya tersebut. Biasanya kami bertemu diruangan itu ketika malam tiba, meskipun si ayah kadang tidak bisa bergabung karena ada tamu atau kerja di daerah yang jauh. Biasanya kami akan meninggalkan ruangan itu ketika kami telah usai berdoa bersama, maka kami pun meninggalkan ruangan itu satu persatu, ada yang tetap tinggal dan ada yang duluan masuk ke kamar untuk tidur. Kebiasaan selama ini adalah, kakak duluan masuk, baru mama dan ayah, kemudian abang, lalu saya dan adik. Adik biasanya sudah tertidur di sofa karena menunggu saya, dia takut masuk kamar sendirian, waktu itu pun adik masih kecil. Merupakan peraturan bahwa kami semua harus masuk kamar jam 10 malam, tidak boleh lebih. Kalian pasti bingung, kalau diruangan yang sama ada yang nonton, main ps, piano, apa yang belajar tidak terganggu,, ehhehhe tidaklah, karena ruangannya memang cukup besar dan kita yang main music dan game pakai headset, jadi tidak kedengaran di luar.
Oh ya, kami keluarga Kristen, dan di pulau saya pada umumnnya, kami memelihara hewan ternak, dan saya rasa kalian tahu apa nama hewan ternak tersebut. Oleh karena itu, kami pun punya lahan daun ubi di kebun yang agak jauh dari rumah, di tepi hutan yang besar namun tidak menyeramkan, bahkan kadang-kadang aku sangat merasa nyaman berada disana sendirian. Oleh karena itu, saya lah yang lebih sering kesana menemani mama atau kakak mengambil daun ubi untuk makanan ternak kami, biasanya kami pergi keladang pada saat selesai istirahat pulang sekolah, sekitar jam 3. Dalam rumah kami selalu bekerja sama, pagi pagi papa biasanya memberikan makanan ternak, mama memasak membantu kakak, dan saya serta adik menyuci piring dan baju, sementara abang menyapu rumah, pekarangan dan merapikan segala sesuatunya. Setelah semua beres, maka kami pun berdoa bersama lalu pergi kesekolah masing-masing. Mama pergi kesekolah SMA dimana ia mengajar, abang, saya, dan adik kesekolah yang sama juga, biasanya saya naik angkot sementara abang, kakak dan adik membawa motor. Dan ayah tinggal dirumah karena jadwalnya tidak menentu. Kami memiliki mobil truk pengangkut pasir sebanyak 2 truk, dan memiliki supir 2 orang dan kernek masing-masing 2 orang pertruk. Mereka biasanya datang ketika kami hendak berangkat ke sekolah, karena mereka pun tinggal di kampung kami dan juga dari kampung sebelah. Rata-rata mereka masih muda, hanya satu orang saja yang sudah menikah, namanya Arman, dia kira-kira 26 tahun. Kami memanggil mereka semua abang kalau mereka kerumah. Biasanya mereka datang kerumah lama yaitu minggu sore, karena mereka mendapat gaji dari ayah, atau lebih dikenal dengan istilah beretong. Kadang-kadang juga mereka masuk kerumah ketika mereka pulang kerja dan mengambil minum dalam rumah atau hendak ke kamar mandi. Jujur, kadang saya risih dengan mereka, karena mereka biasanya kotor dan berkeringat, sehinggga menimbulkan bau yang tak sedap.
Kami memiliki keluarga yang besar, yaitu saudara ayah ada empat orang, dua orang tante saya dan satu orang saudaranya laki laki yang tinggal di Jakarta. Sedangkan keluarga dari mama. Ada dua orang paman saya, dan semuanya sudah berkeluarga dan memiliki anak yang seumuran dengan kami. Tante saya yang lebih tua memiliki keluarga yang bahagia, karena suaminya adalah seorang Kepala Dinas di Pemerintahan setempat, dan tante sendiri adalah seorang dokter. Sedangkan tante saya yang bungsu, keuarganya tidak seperti keluarga saudaranya, dia lebih menderita menanggung beban hidupnya, karena suaminya kurang bertanggung jawab, sehingga anak-anaknya pun kadang kerumah kami untuk makan dan meminta uang sekolah, mereka jarang ke rumah tante sulung, karena tante kadang kurang merespon mereka karena terlalu sibuk.
Anak tante bungsu ada tiga, dua cowok dan satu cewek sedangkan tante sulung Cuma sepasang, cewek dan cowok. Mereka sering kerumah kami untuk sekedar bersilahturahmi ataupun kadang sampai menginap di rumah kami. Hal ini menjadi masalah besar buat saya, karena saya akan berbagi kamar dengan mereka jika mereka datang. Kami merupakan keluarga yang bahagia selama ini dan juga lengkap. Dalam keluarga kami sangat diajari untuk bekerjasama meskipun kami anak-anak sering melakukan pertengkaran kecil-kecilan. Tapi belakangan ini saya menganggap semuanya itu menjadi kenangan yang tak mudah dilupakan. Begitu banyak kenangan di dalam rumah kami tersebut, sehingga jika salah satu orang saja tidak ada dirumah, maka kami akan merasa sangat sedih. Baiklah, saya akan memulai isi cerita hidup saya ini dengan dimulai dari perkenalan orang sifat dari pada seluruh anggota keluarga saya. Cerita ini mulai saya tulis pada tanggal 1 Januari 2013, sekarang umur saya sudah 18 tahun, dan sudah duduk di perguruan tinggi ternama di sumatera utara. Saya mengambil jurusan kedokteran, saya masih semester 1. Cerita ini akan menjadi cerita yang sangat panjang, karena saya ingin mengingat semua apa yang terjadi dalam hidup saya sedari kecil. Dan cerita ini akan menjadi cerita bersambung, karena saya akan berbagi ketika saya sudah selesai menulis satu bagian. Baik, saya mulai dari perkenalan anggota keluarga saya.
1. Ayah.
Sekarang ayah berumur 49. Dia adalah ayah yang sangat saya banggakan dan jujur, saya sangat senang dengan ayah saya, saya tidak bisa mengkategorikan itu adalah rasa cinta atau ketertarikan secara seksual atau nafsu, tapi karena rasa kagum akan seorang charisma yang dimiliki oleh seorang ayah. Meskipun ayah saya hanyalah seorang pemborong atau kontraktor namun dia memiliki keahlian yang menurut saya patut diancungi jempol. Semua kebutuhan kami bahkan dari gajinya ayah, kelebihan ditabung mama di BANK. Sedangkan gaji mama semuanya ditabung di BANK. Saya pernah melihat buku tabungan mama, dan jumlahnya cukup fantastis, lebih satu M men, hehhe. Ayah memang baik sekali dan pintar mengatur keuangan keluarga kami. Meskipun uang kami sudah dalam kategori besar menurut saya, namun ayah masih tetap mempertahankan kami untuk hidup sesederhana mungkin dan tidak suka berfoya-foya atau menghabiskan uang untuk ini dan itu. Yang dibeli hanya yang penting-penting saja. Dia selalu mengontrol keuangan kami, namun yang menjadi suatu kendala dalam pikiran saya adalah karena saya merasa ayah sangat cuek kepada saya. Bahkan saya merasa ayah tidak perhatian sama saya. Perhatian yang ia berikan kepada kami semua anak-anaknya sangatlah berbeda, dan menurut saya ini terjadi atas saya saja. Itu adalah perasaan saya, karena saya sangat memperhatikannya dalam hal-hal yang kecil, sampai hal-hal yang kadang membuat saya menjadi kecil hati, sedih, bahkan saya pernah menangis sejadi-jadinya.
Contohnya ni ya: ayah lebih sering membawa abang, adek dan kakak keluar rumah hanya untuk sekedar jalan-jalan. Atau misalnya ayah sedang ngobrol dengan kami, dia lebih cenderung berbicara dengan saudaraku yang lain, kadang saya merasa beberapa panggilan tak terjawab ketika kami sedang ngobrol. Kemudian, ayah lebih sering berkomunikasi dengan saudara saya yang lain daripada saya. Tak jarang pun saya dibentak dan ditampar oleh ayah, meskipun dengan kesalahan yang kecil, sementara kalau saudara yang lain ayah tak begitu dia permasalahkan. Tapi yang lebih membuat saya kadang menangis yaitu, ketika saya ingin memeluk ayah seperti saudaraku yang lain, ayah sering menepis tangan saya atau badan saya. Saya sangat merasakan itu, sangat dan sangat. Saya tidak percaya dengan perasaan yang mengatakan bahwa saya adalah bukan anak kandung ayah saya karena saya pun sangat mirip dengan ayah saya. Bahkan pernah waktu malam tahun baru, ketika saya baru masuk SMA, saya ingin menyalam dan mencium ayah saya untuk mengucapkan selamat tahun baru, namun ayah hanya menyalam saya namun tidak mencium saya. Sementara saudara yang lain dia salam dan dia cium. Tuhan, malam itu saya benar-benar tertekan. Bahkan malam itu saya tidak mengikuti mereka keluar rumah untuk bermain kembang api dan mercon, saya memilih untuk menyendiri di dalam kamar sambil memetik gitar. Saya tidak bhong, saya mengeluarkan air mata dan pada akhirnya menangis, yang bisa saya lakukan hanya itu, yaitu menangis.

Ayah memang saya akui sangatlah tampan. Walaupun dia sudah bekepala empat, namun perutnya tidak buncit seperti orang tua yang lainnya. Rambut ayah hitam lurus dan jatuh kebawah, sangat halus, seperti yang sudah diribonding, hidungnya mancung matanya kecoklatan. Dan tingginya kalau tidak salah seratus delapan puluhan. Dia tidak gemuk dan juga tidak kurus. Ayah perokok, namun masih dalam batas pemakaian yang wajar. Badan ayah tidak bau sama sekali, bahkan sangat harum, seperti yang saya tahu sekarang dari teman-teman bau seperti itu namanya maskulin. Suara ayah sangatlah kebapakan, berkharisma. Dia juga memiliki kumis dan jambang, kalau boleh saya deskripsikan ayah memiliki kemiripan yang sangat besar pada pemain film dan sinetron di Indonesia, kalau ga salah dia dulu pernah main dengan agnes monica di sinetron bunga perawan sebagai ayah Steve Emmanuel. Ini saya katakan bukan karena saya merasa nafsu birahi, tapi karena saya sangat kagum dengan ayah saya.
“Ayah”, sebuah kata yang sampai sekarang saya rindukan untuk memberikan kasih saying yang sepenuhnya sama seperti saudara saya yang lain juga. Namun sampai sekarang, itu hanyalah mimpi, yang sampai sekarang masih belum saya dapatkan. Masih banyak lagi kejadian yang menurut saya sangat berlebihan untuk diceritakan kepada orang lain. Inilah ayah saya
2. Mama.
“Mama”, mama adalah orang yang sangat adil dalam mendidik dan membesarkan kami. Saya merasa bahwa, kasih saying yang diberikan mama kepada saya sangatlah sama dengan saudara-saudara saya yang lain.
Mama sekarang 48 tahun, mama juga tinggi hampir sama dengan ayah, dengan badan yang ideal, ramping dan kulit bercahaya di usia yang sudah tua. Mama memiliki rambut yang pendek seperti model rambut ayah, mama memang lebih suka berambut pendek dengan alasan supaya mama bisa bebas bergerak di dalam kelas. Mama berkulit putih seperti kulit orang korea, dan juga berlesung pipi. Mama mengajar setiap hari di salah satu di SMA di kotaku, menurutku dia adalah guru yang sangat pintar dan sangat kreatif, ini ditandai dengan beberapa media dan perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh mama di rumah. Jurusan mama yaitu seni, dia lulusan seni di UNIMED. Mama juga sudah PNS dan sudah tersertifikasi sehingga mama mendapat tunjangan sertifikasi yang lumayan jumlahnya setiap enam bulan. Yang penting, setiap mama menerima sertifikasi, dia selalu membawa kami belanja, seperti baju, mmainan, buku, peralatan sekolah dan pastinya makan-makan. Hehhehe
Saya senang dengan mama, dia selalu membagi kasih sayangnya dengan kami secara adil, tidak seperti ayah. Dalam penyelesaian masalah pun sangatlah adil sehingga membuat saya menjadi sangat senang dengan mama. Mamalah yang mengatur keuangan dalam keluarga kami, mama juga yang mengatur semua kebutuhan di rumah, dia memang super mama.
Saya lebih sering berbagi cerita dengan mama karena mama lebih dekat dengan kami bertiga. Kami selalu membantu mama dalam pekerjaannya sehingga mama tidak begitu merasa kesulitan dalam mengerjakan semua pekerjaan rumah. Mama juga memberikan kami uang jajan yang sama setiap harinya. Waktu kami masih duduk dibangku SD, kami diberi jajan sebanyak Rp. 3.000/orang setiap harinya, dan waktu SMP kami diberi jajan sebesar Rp. 5.000/orang. Dan pada saat menginjak SMA kami deberi jajan sebesar Rp. 6.000/orang. Meskipun begitu, kami bertiga tidak pernah membelanjakan uang tersebut semua setiap harinya, dari kecil mama mengajari kami untuk menabung. Kami pun menjadi bersemangat dengan melihat hasil daripada tabungan kami pada saat pertama kali kami memecahkan celengan masing-masing. Pada hari itu kami memecahkan selengan pertama yaitu pada sehari sebelum tahun baru, kami menyimpan selama setahun penuh. Jumlahnya lumayan, yang paling besar tabungannya yaitu punya saya, yaitu berjumlah, Rp. 505.600, sementara yang paling kecil yaitu abang. Abang agak kurang senang dengan saya waktu itu, karena jumlah tabungan saya lebih besar dari pada tabungannya.
Mama juga membiasakan hidup sehat kepada kami, mama selalu mengajak kami untuk makan sayur, minum susu, dan makanan bergizi lainnya. Tak heran pun kami tumbuh dengan pesat, sehat dan rata-rata pintar. Jujur dalam bidang pendidikan atau dalam bidang sekolahan, saya lebih pintar dari kedua saudara saya, sehingga saya lebih sering mendapat juara umum di sekolah, utusan sekolah untuk lomba ke daerah, profinsi bahkan sampai ke tingkat nasional pun pernah, meskipun kalah karena bertemu dengan anak-anak yang ada di Jakarta sana. Kuakui, mereka lebih pintar daripada saya. Dengan prestasi ini, saya sering mendapat hadiah dan tropi serta piagam dalam prestasi, itu semua saya koleksi dan saya simpan di lemari kaca di dalam kamar saya.
Mama pun sangat bangga dengan saya, karena prestasi saya. Dan itulah mama saya.
3. Abang.
Nama abang saya adalah Raffi. Umurnya sekarang adalah 21 tahun dan masih semester 6. Dia kuliah di ITB sekarang ini. Sudah 3 tahun dia kuliah disana dan hanya pulang ketika libur semester saja ataupun pada saat natal dan tahun baru seperti ini. Biasanya abang pulang dengan dijemput oleh ayah dan mama di bandara, begitu juga ketika berangkat, kadang kakak dan adik ikut, kalau saya, saya lebih memilih tidur dirumah daripada harus mengantar abang saya. Meskipun sebenarnya saya sangat merasa kesepian dengan kepergian abang saya. Abang pintar dalam hal teknologi, seperti computer, otomotif, mesin dan lain-lain yang hampir sama dengan itu. Dia juga lebih cenderung ke olahraga, seperti sepak bola, volley ball, badminton, dan lain-lain. Sangat berbeda jauh dengan saya yang lebih cenderung dengan seni, music, belajar sains.

Abang memiliki tinggi yang sama dengan ayah, tetapi memiliki muka yang tdak sama dengan ayah, abang lebih mirip dengan mama sehingga ia lebih memiliki muka seperti bayi (baby face). Hidungnya juga mancung, kulitnya putih bersih, jarang bulu di kaki dan tangan. Badannya lebih besar daripada saya, terbentuk juga karena dia sering olah raga. Abang orangnya bersih dan tidak suka kotor-kotoran. Kamarnya nampak tertata rapi dan bersih. Yang lebih menarik dari abang adalah giginya yang tertata rapi dan putih bersih. Serta dia memeliki lesung pipi mama yang lebih membuatnya terlihat lebih manis ketika tersenyum. Bang raffi juga memiliki banyak teman karena dia memiliki sifat yang supel, banyak teman-temannya dating ke rumah waktu SMA yang kadang membuat saya tidak nyaman dalam rumah. Abang lebih suka keluar rumah jalan-jalan bersama dengan teman-temannya, seperti main bola, ngeband, mancing dan lain-lain. Kegiatan itu membuat saya dan dia sering berantem, karena semua pekerjaannya sering aku yang mengerjakan.
Hubungan saya dengan abang saya bisa dibilang tidak dekat, kami sering berantem dan cekcok. Perbedaan pendapat sering terjadi di antara kami, baik dari hal kecil sampai yang besar, tonjok-tonjokan juga pernah.

Ngantuk,,, anytime i continue!
«13456716

Comments

  • thanks borneo, salam kenal
  • Salam kenal kembali"... Keluarga yg komplit
  • ya brooo, tpi merasa bersalh saya karena kepribadian yg beda
  • thanks afif,,,
  • Lanjut ya @romyzey .. Aku akan baca ini sampai tamat, tapi jgn mogok (´̯.̮.̮`̯ )
  • cakeeppp......

    mana poto artis kembaran ayahmu?

    ...
  • lanju donk...
  • @boljugg wah kalo ada yg mirip artis langsung nyamer hahahahaaaa

    @RomyZey jangan patah semangat ya harus dilanjut sampe tuntas...tas...tas....
  • Lanjutan tentang abang!
    abang sering membawa teman-temannya kerumah,, ad cewek, ada juga cowok, kadang belajar bareng, main volly dan lain lain,, kedatangan mereka kadang membuat saya tidak nyaman, karena biasanya abang pasti mengambil barang-barang saya tanpa permisi dan memberikannya kepada teman-temannya untuk dipakai. Pernah waktu itu kejadian karena celana temannya kotor, abang mengambil celana saya dan meminjamkan celana itu kepada temannya yang sampai saat ini tidak pernah kembali lagi. Itu pun sempat membuat bahan pertengkaran antara saya dan abang.
    Hubungan saya memang 75% kurang bagus ketika bersama-sama tetapi kadang menjadi sangat perhatian terhadap satu dengan yang lain.
    Abang saya juga merupakan anak kesayangan di dalam keluarga kami, terbukti dengan banyak hal yang kadang membuat saya memiliki rasa cemburu terhadap abang saya! Yang saya tahu abang semasa SMA memiliki banyak teman wanita yang disebut dengan kata "Pacaran". Pernah suatu ketika abang ketahuan pacaran sama mama, trus mama memberitahukannya sama papa, tapi papa tidak marah, malah papa sangat senang mendengar kabar tersebut dan menyanyakan hal itu kepada abang raffi,,,, membuat saya menjadi semakin tidak senang! Abang paling tidak suka jika kamarnya dimasuki oleh saya dan kakak saya perempuan, juga adik saya. Kami pun bisa dihitung berapa kali kami saling memasuki kamar yang lain dalam 1 tahun. Abang selalu merasa yang paling tua dalam keluarga dan selalu membanggakannya dan menjadikan alasan untuk menyuruh-nyuruh kami bertiga, sungguh menyebalkan. Tapi ada juga kisah-kisah yang membuat saya menjadi terharu ketika bersama dengan abang saya. Pernah suatu ketika kami hanya berdua dirumah ketika ayah, ibu, kakakn dan adik tidak ada dirumah karena kerumah nenek untuk satu minggu dan saya dalam keadaan sakit, abang kelihatan sangat khawatir dan peduli dengan saya. Mama papa tidak bisa dihubungi karena di kampung nenek tidak ada signal. Abang pun sendiri mengantar saya kerumah sakit, memasak makanan, menyuapi saya dan mengompres kepala saya dan juga melap badan saya. Waktu itu saya sangat senang, karena abang memperhatikan saya. Saya bahkan ingin sakit terus dan ingin abang saya merawat saya terus. Jujur, sebenarnya saya sangat ingin mendapatkan kasih sayang dari abang dan ayah, tapi mereka seperti tidak mengerti perasaan saya sehingga membuat saya menjadi seperti ini, kekurangan kasih sayang yang membuat saya menjadi insan yang mencari kesayangan itu namun malah menciptakan saya menjadi individu yang lain.
    Saya mengakui bahwa abang saya ganteng, kenapa begitu? Karena saya tahu jati diri saya seperti apa. Tapi jujur, sya memang memiliki perasaan yang beda terhadap abang saya, mungkin itu perasaan suka, atau ketertarikan secara seksual, dan saya baru tahu ini ketika saya duduk di kelas satu SMA dan abang duduk di kelas 3, karena saya mengetahui apa perasaan yang saya miliki ini. Saya rasa para pembaca semua tahu perasaan itu apa?
    Saya rasa disini saya bisa bercerita bebas, tanpa merasa jaim, munafik atau bagaimana…. Tapi saya masih menutup diri untuk tidak memberitahu dengan orang-orang terdekat saya tentang siapa saya sebenarnya. Jujur, saya masih belum berani menerima resiko ketika ayah, ibu dan saudara-saudara saya tahu saya ini seperti apa?
    Maaf, ada kesalahan dari cerita saya diatas, sekarang abang saya berumur 25 tahun,,,,, bukan 21 tahun.
  • abangmu udh lulus dong;

    dan udah kerja...

    ya?...
  • Belum bro, sekarang baru semester VI
  • 4. Kakak
    Nama kakak saya Martha, sekarang dia berumur 24 tahun dan kuliah di Jakarta, Kampus ternama di Indonesia bos,,, kagumlah ma dia,,, sekarang IPK nya 3,46, luar biasa kan?
    Sekarang dia semester 4. Memang, kami semua masing-masing terlambat dua tahun masuk kuliah, itu terjadi karena disengajai oleh ayah, supaya biayanya agak irit dan tidak terbentur dengan yang lainnya. Yang paling murah biaya kuliahnya, ya kuliah kakak saya ini, karena dia memenangkan beasiswa. Sebenarnya saya memenangkan beasiswa dulu, notabene saya yang aling encer otaknya, lebih encer daripada kakak, tapi karena ayah dulu tidak mengizinkan saya mengambil beasiswa tersebut makanya saya mengurungkan niat saya.
    Kakak saya lumayan cantik, tinggi badan kami sama, muka kami hamper sama, tapi yang membedakan adalah kulit, kulitnya putih bersih seperti abang dan mama…. Kakak juga memiliki kelebihan yang lain, yaitu ia pantas membawa diri dalam segala sesuatu, ini membuat dia memiliki banyak teman. Dia orang yang sangat rapid an sensitive dengan masalah kebersihan dan kesehatan, dia rapid an juga telaten dalam mengerjakan semua pekerjaan rumah kami yang menjadi bagiannya. Kalau lagi belajar, ia tidak mau diganggu atau disuruh oleh siapapun kecuali sama nenek kalau nenek lagi di rumah kami. Hubungannya dengan abang juga baik-baik saja, tidak seperti saya dengan abang. Kakak lebih dewasa dari saya dan juga dari abang, mungkin karena dia nyaman dengan mama dan juga nyaman dengan ayah. Mama lebih banyak berkomunikasi dengan kakak, ini terjadi mungkin karena sesame wanita sehingga hubungan komunikasi pun saling lancar.
    Kalau lagi hari minggu, kakak pasti akan memasak makanan yang enak bersama dengan mama. Kakak juga pandai berdandan dan berbusana, makanya setiap kami ke gereja, saya suka membonceng kakak,,, karena kakak biasanya jadi pusat perhatian jemaat yang lain di gereja. Kakak biasanya kalau belajar menggunakan teknik menghafal dari a-z. Saya tidak mampu melakukan seperti yang ia lakukan.. Kalau belajar si, kami sering berbagi ilmu. Dia lebih sering bertanya sama saya tentang mata pelajaran bahasa inggris dan juga fisika, kimia, dan matematika. Biasanya saya juga bertanya tentang mata pelajaran biologi dan juga PPKn,,, dia suka ilmu politik mennnn!!!
    Kakak bukan seperti gadis yang lainnya , yang manja, feminism 100%, ga. Kakak biasa saja, dia sopan dan kamarnya juga tidak begitu norak seperti kamar sepupu saya yang dipenuhi dengan boneka pink dan gambar-gambar aneh menurut saya. Kamar kakak hanya berisikan lemari, meja rias, ranjang dan juga peralatan yang lainnya. Saya sering masuk kek kamar kakak, karena saya dan dia sering belajar bersama. Kalau kami belajar bersama di luar, biasanya ada virus! Siapa? (TUAN RAFFI Yth.)
    Kakak aktif di kegiatan sanggar seni sekola kami, dia salah seorang penari tarian budaya yang dipentaskan di tingkat nasional, beberapa tropi daerah, profinsi juga dia raih selama masih SD, SMP, dan SMA. Kakak cita-citanya ingin menjadi pengacara yang handal makanya sekarang ia kuliah di fakultas HUKUM. Di Jakarta, dia tinggal bersama dengan saudara mama yang di Jakarta, jadi disana dia aman dan pergaulannya terkontrol, meskipun begitu saya tidak perlu khawatir dengan dia, karena saya tahu kakak saya seperti apa. Dia orang yang ingin menggapai cita-citanya, belajar, belajar, dan belajar. Sewaktu masih SMA saja, saya tidak pernah melihat kaka pacaran hhe.
    Komunikasi saya dengan kakak juga lancar. Pokoknya saya dan kakak benar-benar saudara yang sangat akur hehhehe
  • 5. Adik
    Nama adik saya Jun,,, adik imut, lucu dan manja,,, itulah dia waktu kecil. Sekarang dia sudah besar dan membuka usaha perabotan di kotaku. Sekarang ia tinggal bersama ayah dan ibu saya. Saat ini dia memiliki aktifitas yang sangat banyak, kemarin tanggal 2 maret kami telfonan, dia bilang sama saya kalau dia sekarang dimasukin les sama mama. Sekarang dia les bahasa inggris, matematika dan IPA. Semuanya untuk modal melanjutkan kuliah nantinya
    Memang, adik saya ini memiliki kekurangan dalam mata pelajaran di sekolah formal, tapi dia memiliki talenta di bidang computer, dan juga dalam bidang pertukangan hehehhe. Dirumah dia banyak membuat perabotan dari kayu, seperti kursi kecil, mainan dari kayu, asbak rokok dari tanah, lukisan dari daun, dan juga yang lain-lainnya. Tapi jangan coba Tanya ma dia tentang rumus segitiga atau hukum Archimedes,,,, yang ada dia bakalan nyanyi dan bersiul. Apalagi kalau ditanya soal tense,,, mukanya marah meriah. Adik saya mirip dengan paman, dia sepertinya bakalan lebih tinggi, sama seperti abang. Mungkin masih belum kelihatan karena dia sekarang masih kecil.
    Sebenarnya adik saya tidak ingin melanjutkan kuliah, dia lebih ingin menjadi pengusaha seperti ayah tapi dibidang furniture. Tetapi mama selalu mengingatkan dia bahwa ia harus kuliah,,, dia akan dikuliahkan sesuai dengan kemampuannya dan bakat yang ia miliki. Makanya ia tidak bisa menolak.
    Di kotaku usahanya sudah semakin lancar, banyak yang ia jual dari hasil karyanya. Seperti meja hias, lemari, kursi, vas bunga dan masih banyak lagi sampai peti mati pun dia jual hehehhe (bener lo). Di usahanya itu, dia memperkerjakan 5 orang temannya waktu SMA dulu… pokoknya dia sukses lah. Menghasilkan duit sendiri sekarang dan juga memiliki mobil truk kecil sendiri sekarang untuk mengangkut material ataupun pesanan dan barang yang sudah terjual. Dia juga menyediakan seperti tenda ketika ada yang mengadakan acara dan juga kursinya (Seperti EO) tapi tidak sampai dengan konsumsinya. Padahal waktu kecil dia itu sangat meragukan, di otaknya cuma ada game, jajan, jalan-jalan, main kelereng dan bersepeda. Memang bakat setiap orang itu berbeda-beda.
    Komunikasi saya dengan adek sya baik, mungkin karena dari dulu kami sekamar sehingga membuat kami sangat dekat, dulu waktu kecil ketika tidur saya sering dia bangunkan untuk mengantar dia ke kamar mandi, minta air, mengerjakan pr, menggaruk punggung dan lain-lain. Saya pun sangat senang melihat ketika adik saya sekarang sudah dewasa dan tidak manja seperti dulu lagi. Dari dulu kebiasaan buruknya yaitu kencing di sembarang tempat. Pernah waktu itu pada malam hari dia kencing lewat jendela, karena malas ke kamar mandi, kencing di depan rumah, samping, belakang… wah dimana aja deh…
    Dimana-mana kami selalu bersama, kesekolah, ke gereja juga, dan juga kalau ke lading dia sering ikut-ikutan. Adik saya memang sangat menyenangkan. Sekarang dia sudah menjadi pria yang gagah perkasa, lebih berotot dari pada saya. Mungkin karena pekerjaannya yang secara tidak sengaja membuat badannya seperti itu. Makanan kesukaanya yaitu telur matasapi, digoreng pakai minyak makan biasa, bukan pakai margarin. Dia suka dengan segala yang berkaitan dengan kungfu, dan juga komik dora emon… sampai-sampai rak buku kami di kamar dihiasi banyak dengan komik dora dan juga komik kungfu.
    Tapi biasanya ayah dan ibu selalu mengajak adik kemana-mana ketika bepergian. Tapi buat sya tidak apa-apa, saya tidak merasa cemburu… tetapi ketika abang yang diajak, saya merasa kecemburuan yang begitu besar…. Itulah Jun,, adik saya
Sign In or Register to comment.