BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Religions

1235

Comments

  • Saya yakin terhadap agama saya dan saya Cintai Allah swt
    saya yakin dan seyakin"nya saya ada pada jalur yang benar
    bersyukur dengan semua ini
    bagi saya agama bukan sekedar surga atau neraka
    atau akhirat
    tapi memiliki Tuhan sebagai jiwa kita
    pegangan disaat kita bahagia dan lemah
    bagaikan Orang tua,Tuhan itu yang menciptakan kita
    tapi belum pernah kita lihat
    tujuan kita hidup 1 kok mati
    sekalipun mati nanti kta gk tau apa yg sebenarnya
    tp saya gak nyesal hidup dalam kebaikan di bawah kepercayaan akan Tuhan

    RT
  • untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
    beres dah.

    elu elu, gue gue

    Dalam beberapa ayat lain ya juga berbunyi demikian :

    “Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” (QS. Al Isra’: 84)


    Dan


    “Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41)


    Serta


    “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal- amalmu.” (QS. Al Qashshash: 55)
  • yang threadnya udah di tutup *telat*
    walkride wrote: »
    Kalau tuhan membenci sesuatu, kenapa ia menciptakannya? Bukankah ia dengan mudah melenyapkannya? Lalu, jika tuhan maha kuat dan perkasa, mengapa ia butuh sosok malaikat sebagai "pembantu" nya? Jika tuhan maha pengasih dan penyayang mengapa ia menciptakan surga dan neraka untuk "membalas" makhluk ciptaannya? Apa motif tuhan "membalas" apa yang ia ciptakan sendiri? Apa ia begitu emosional?

    ini juga salah satu yang gw pikirin dari sisi kitanya, pas nanya ke guru agama, ya tuhan itu maha mengetahui, dia tau apa yang dilakukan, hal tsb jauh diluar jangkauan akal manusia. Itu bukan jawaban yang gw harapkan sebenernya.

    gw dari sekolah islam, (dulu) rajin bgt ibadah ga pernah bolong, hapal juz amma dll. Mikir sendiri sih, kalo misalnya gw dilahirin sebagai agama lain, pasti sekarang gw jadi kaum agama tsb yang taat. Tapi di dunia lain nanti, apakah hanya ada satu agama yang benar, dengan ritual yang benar? gimana sama penganut agama lain yang kurang beruntung karena tidak pernah diperkenalkan sama agama "yang benar" tersebut? ataukah semua agama yang mengajarkan kebaikan adalah 'benar'?

    sampe akhirnya ya gw begini (plu) ga pake accident, ga pake ada yang mempengaruhi, ya langsung begini dari kecil. Kalau di agama dilarang, kenapa gw diciptain begini? atau gw emang diciptakan buat berjuang merubah diri? ya no one knows, yang gw tau, 'katanya' tuhan ga bakal ngasi cobaan yang melebihi kemampuan manusianya
  • Kalau di salah satu agama yang diakui di Indonesia, agama yang paling sedikit penganutnya di sini, semua itu ada jawabannya bro @gladiousta. Kalau pengen sekedar cari tahu, coba deh cek dan telusuri sendiri.
  • alco wrote: »
    As a human being. Bagi gw, ibarat rumah, agama itu adalah pondasinya, landasan dan pedoman hidup gw. Kuat ato gk nya pondasi yg gw punya, akan menentukan hidup gw seperti apa. Jadi mau setinggi apapun rumah itu dibangun, selama pondasinya kuat, kecil kemungkinan goyang ato runtuh.

    As a gay man, bagi gw agama adalah reminder dan border, yg memberi gw rasa 'takut' untuk berbuat 'lebih jauh' mengikuti nafsu gw sebagai seorang gay. Karena as simplest way I know, lust is the hardest thing to break and the most difficult to satisfy. Dan sampai kapan pun, rasa takut itu akan tetap gw pelihara. Karena gw sadar betul, penyesalan gk pernah dateng di awal. Gw gk mau menjadi bagian dari penganut sex bebas, public facilities cruisher atopun 'escort and their stuffes' customer. Karena 'skenario terburuk'nya, gw sudah paham akan berakhir bagaimana dan seperti apa. Mereka yg jadi bagian orang2 yg gw sebutin di atas adalah orang-orang yg mebutakan hatinya sendiri terhadap rasa takut itu. Menganggap kalimat "kalo tidak pernah dicoba, ya selama gk akan pernah tahu rasanya seperti apa" sebagai pembenaran atas tindakannya tersebut. Gw gk harus makan (maaf) tai terlebih dahulu agar tahu kalo tai itu gk enak dimakan. Mungkin kalimat tadi berlaku di segi kehidupan lain yg lebih positif tp gk untuk hal-hal seperti itu. Gpp gw gk punya mantan pacar atopun partner sex yg bnyk, gk masalah wlpn gw gk punya pengalaman masuk 9M dan sejenisnya, dan gk masalah wlpn gw gk tahu sensasi 3sum, orgy, sex di public area dan lain sebagainya. Karena hal-hal tersebut gk akan meningkatkan kualitas hidup gw sbg gay, apalagi sebagai manusia ciptaan Tuhan.

    Gw jg yakin Tuhan gw melalui agama-Nya, gk akan menilai gw yg seorang gay karena ke'gay'an gw tersebut, tapi yg akan dinilai adalah bagaimana sikap dan tindakan gw terhadap ke'gay'an gw. Apakah dirilis gt aja (-), dikontrol sedemikan rupa (+/-) ato dikekang (+). Terus terang gw gk mau merilisnya gt aja dan gw jg gk bisa mengekangnya 100%, yg bisa lakukan adalah sebisa mungkin gw kontrol supaya gw gk terlalu jauh dari jalan yg seharusnya.

    moga jd trit plig rame dikunjungi bulan ini ya.. :)
  • alco wrote: »
    As a human being. Bagi gw, ibarat rumah, agama itu adalah pondasinya, landasan dan pedoman hidup gw. Kuat ato gk nya pondasi yg gw punya, akan menentukan hidup gw seperti apa. Jadi mau setinggi apapun rumah itu dibangun, selama pondasinya kuat, kecil kemungkinan goyang ato runtuh.

    As a gay man, bagi gw agama adalah reminder dan border, yg memberi gw rasa 'takut' untuk berbuat 'lebih jauh' mengikuti nafsu gw sebagai seorang gay. Karena as simplest way I know, lust is the hardest thing to break and the most difficult to satisfy. Dan sampai kapan pun, rasa takut itu akan tetap gw pelihara. Karena gw sadar betul, penyesalan gk pernah dateng di awal. Gw gk mau menjadi bagian dari penganut sex bebas, public facilities cruisher atopun 'escort and their stuffes' customer. Karena 'skenario terburuk'nya, gw sudah paham akan berakhir bagaimana dan seperti apa. Mereka yg jadi bagian orang2 yg gw sebutin di atas adalah orang-orang yg mebutakan hatinya sendiri terhadap rasa takut itu. Menganggap kalimat "kalo tidak pernah dicoba, ya selama gk akan pernah tahu rasanya seperti apa" sebagai pembenaran atas tindakannya tersebut. Gw gk harus makan (maaf) tai terlebih dahulu agar tahu kalo tai itu gk enak dimakan. Mungkin kalimat tadi berlaku di segi kehidupan lain yg lebih positif tp gk untuk hal-hal seperti itu. Gpp gw gk punya mantan pacar atopun partner sex yg bnyk, gk masalah wlpn gw gk punya pengalaman masuk 9M dan sejenisnya, dan gk masalah wlpn gw gk tahu sensasi 3sum, orgy, sex di public area dan lain sebagainya. Karena hal-hal tersebut gk akan meningkatkan kualitas hidup gw sbg gay, apalagi sebagai manusia ciptaan Tuhan.

    Gw jg yakin Tuhan gw melalui agama-Nya, gk akan menilai gw yg seorang gay karena ke'gay'an gw tersebut, tapi yg akan dinilai adalah bagaimana sikap dan tindakan gw terhadap ke'gay'an gw. Apakah dirilis gt aja (-), dikontrol sedemikan rupa (+/-) ato dikekang (+). Terus terang gw gk mau merilisnya gt aja dan gw jg gk bisa mengekangnya 100%, yg bisa lakukan adalah sebisa mungkin gw kontrol supaya gw gk terlalu jauh dari jalan yg seharusnya.

  • Most will immediately face cognitive dissonance when facing sensitive topics like these....
  • The more reason, enjoy it while we can kan?

    Pertanyaan besarnya:
    sebenernya apa alesan kalian mempercayai agama itu?

    Sedikit background bwt sudut pandang gw d beberapa paragraf ke depan. gw a bit loner, bungsu, lahir d keluarga yg cukup religius. praying ngga obligated upon tapi lebih ke encouragement ato lead by example. intinya, gw d besarkan dgn persepsi bahwa religion itu bukan suatu beban ato kekangan, tapi lebih ke direction. the thing that directs one's life.

    karena di bwt d bf gw yakin te es nya pengen highlight religion vs homosexual kan? uniknya gw ga pernah menyalahkan siapapun termasuk Tuhan dan agama gw atas kondisi gw skrg-penyuka sesama jenis-red. Dari SD mgkn kalo gw udah pny tendensi sama dunia, gw pasti udah ngerasa beda. meskipun perasaan itu baru gw explore SMP, tapi somehow gw ga pernah mencampuradukkan antara fate bahwa gw gay sama agama gw. contrary, yet both walk hand-in-hand inside my conscience. no self-judgement, cuman ada tawakkal dan carpe diem.

    SMA gw membuka diri bwt belajar ttg agama gw. Tuntutan lingkungan sih. Dan mgkn bwt yg mw belajar "tobat" ato kontrol diri. "educate urself" adalah frasa yg tepat sbg awalan. karena dengan edukasi, mata hati kita terguyur sama persepsi2 definitif yg bergerak di alam bawah sadar membisikkan dorongan2 yg mana yg "nyaman" dilakukan & yg mana yg tidak. perasaan bersalah tiap melakukan sesuatu yg bertentangan smakin besar.

    Masa kuliah, gw berhadapan sama realitas. berbenturan sama surga dunia. diberikan kebebasan yg selama ini gw ga pernah fully dapet. gw ga tw kalo ada ya tryt slama ini opsi bwt bersikap careless sama diri sendiri itu. ya enjoy aja life as it is, this exact moment, without having any fear towards the future. im not yet decided will it cost me dearly ato ngga. semoga ngga.

    dari pengalaman itu, toh semenyimpang apapun gw, d hati kecil gw selalu tersimpan space bwt religion. sejauh apapun gw keluar jalur gw selalu balik bwt ambil aer wudhu dan sujud ke pencipta gw. Keteguhan hati ini mgkn gw dapet dari satu pengalaman. i'tikaf di masjid waktu jaman SMP/SMA. Rasanya bener2 kecil. insignificant. sinful. rasanya kayak bicara sama something huge. something mighty. something ever-existing. gw ga pandai described. tapi ya itu sedikit yg gw rasain pas itu. something that someone NEEDS to experience at least once in his/her life.

    Kenapa gw percaya? kayaknya justru retoris ya? kalo gw udah sampe ke level percaya, bwt apa gw masih mempertanyakan kenapa. gw percaya sampe ke level yg ketika ada org laen meragukan dan bwt gw sedikit bertanya2, gw langsung cari tw dan selalu *underlined* mendapat jawaban yg memuaskan. like someone said, gw percaya karena gw mw percaya.

    Life is for me like a final exam/compre ya, were tested with all kinds of problems, some are hard, some are easy. but unlike formal test, besides us there lies a guidance/the key to all the problems, we only need to reach for it-open-read the answer-and copy it, yet most people wont make it to the last step. most even unable to see that so-called guidance. so, which ones are you?
  • Gw?
    Agama itu kebutuhan,
    Jadi homo itu keperluan.
  • just.. believe on your god.. on your heart... terkadang banyak orang, yang agama selain ini masuk neraka appalah inilah,
    tapi ada sebagian orang yang respek satu sama lain
    kan kalau orang tua kita agamanya "tersebut" kita juga masuk agama "tersebut"
    ya jadi sebenernya itu balik ke individu masing2,
    as long you feel safe, and believe on your god.. that wont be any problem...
  • Agama..lu dalami seluk beluk luar dalemny,,lu yakini dan lu jalani..

    Se simple itu kah??TIDAKK!!
    Jangan lupa..bahwa di semua ajaran agama apapun d bumi ini PASTI ad yg nmanya PERINTAH untuk mengajak kepada agama tsb.,dan memng salh stu sifat manusia adlah SALING MEMPENGARUHI SATU SAMA LAIN..
  • Gw percaya Tuhan itu ada...tp gw ragu ikut Nabi yang mana...krn dasarnya gw ga percaya bahwa Nabi C misalnya...ditunjuk oleh Tuhan...yang paling mendekati nurani gw sih ..pemahaman Tuhan yang ada dalam Bagawad Gita...tp gw ga mau masuk agama tertentu...gmn ya...haha
  • So one of these nights and about twelve o'clock
    This old world's going to reel and rock
    Saints will tremble and cry for pain
    For the Lord's gonna come in his heavenly airplane

    If God had a name, what would it be?
    And would you call it to his face,
    If you were faced with Him in all His glory?
    What would you ask if you had just one question?

    And yeah, yeah, God is great
    Yeah, yeah, God is good
    Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah

    What if God was one of us?
    Just a slob like one of us?
    Just a stranger on the bus
    Trying to make His way home?

    If God had a face, what would it look like?
    And would you want to see
    If seeing meant that you would have to believe
    In things like Heaven and in Jesus and the saints
    And all the prophets? And...

    Yeah, yeah, God is great
    Yeah, yeah, God is good
    Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah

    What if God was one of us
    Just a slob like one of us
    Just a stranger on the bus
    Trying to make His way home?

    (Just?) tryin' to make His way home
    Back up to Heaven all alone
    Nobody callin' on the phone
    'Cept for the Pope, maybe, in Rome

    Yeah, yeah, God is great
    Yeah, yeah, God is good
    Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah

    What if God was one of us
    Just a slob like one of us
    Just a stranger on the bus
    Trying to make His way home?

    Just tryin' to make His way home
    Like a holy rolling stone
    Back up to Heaven all alone
    Just tryin' to make His way home
    Nobody callin' on the phone
    'Cept for the Pope, maybe, in Rome
  • bapaaa
  • semua percaya tuhan itu ada ... agama adalah jalan untuk lebih dekat dengannya ...
Sign In or Register to comment.