It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
jiahh... kayaknya gue bakalan ngulang setaun lg.
gue udah ngantuk beud, baru ngetik paling satu paragrap aja ga ada kyaknya.. hehee
Sudah malam ternyata. Hmm.. tidak terasa yah aku sudah 3 hari di rumah ini. Dirumah megah kepunyaan temanku ini. Walaupun di rumah ini hanya ada kita berdua, tapi menyenangkan. Kita selalu mengisi kekosongan dengan hal-hal seru dan menyasyikan tentunya.
Apa kalian kangen kepada Sebastian?.. Err.. aku tidak.
Setiap hari bertemu denganya di sekolah membuatku jengah saja. Dan setiap kali aku berpapasan dengannya, pasti dia akan mencubit pipiku. Entah dia mendapat petuah dari mana sehingga melakukan hal seperti itu. Tentunya aku juga dapat mengantispasinya. jika aku melihat dia mendekat, segera aku menutupi pipiku dengan kedua tanganku. Well, itu tidak terlalu berguna sih., tidak bisa mencubit pipiku kemudian dia malah beralih ke hidungku. Dia benar-benar menyebalkan.
Gio?. Gio sedang berada di sampingku sekarang ini. Di tepi kolam renang.
Dia tidak pernah lagi mengungkin-ungkit tentang pernyataan rasa sukanya kepadaku tempo hari lalu. Hmm… sebenarnya aku ingin mendengar dia menyampaikan rasa sukanya itu kepadaku sekali lagi, rasanya tuh,,, deg-degan.. mungkin aku juga menyukai sahabatku yang satu ini. Well, aku memang sudah gila.
Aku; kau tak lapar?
Gio; apa sebegitukah parahnya penyakit pikunmu sehingga kau lupa kalau kita baru saja menyantap hidangan makan malam kita?… (Errrr.. bodohnya diriku.)
Aku; hehehe.. maaf maaf.. emm.. kau merindukan keluargamu?? (dia sempat menghentikan aktivitasnya bermain air dan melanjutkanya kembali. Sekilas aku melihatnya tersenyum kecut. Ya.)
Gio; bohong jika aku tidak merindukan mereka. Kau tidak pernah tahu betapa aku sangat merindukan keluargaku. Hehe aku bahkan merindukan saat-saat ibuku ngomel-ngomel karena kenakalanku.
Aku; apa mereka sama sekali tak pernah mengunjungimu?
Gio; ya. Sama sekali tak pernah. Setiap bulannya ibuku hanya mengirimi sejumlah uang untukku, itupun dititipkan kepada tetangga sebelah. Yahh.. setidaknya mereka masih memikirkanku. Itu sudah cukup. (Nah. aku sekarang sudah tahu kenapa dia itu mempunyai banyak uang padahal dia hanya hidup sendiri. Kemarin2 malah aku mikirnya dia itu miara tuyul??)
Gio; dan. Dengan adanya kamu di sampingku saat ini, itu sudah sedikit mengurangi rasa kangenku terhadap adikku. (adik?. Dia bilang apa tadi. Adik?. Dia menganggapku adik?. Ohh ayolah, aku bahkan belum melupakan kejadian beberapa hari yang lalu saat dia menyatakan cintanya kepadaku. Apa dia benar-benar menganggapku adik?)
Gio; kenapa kau memandangiku seperti itu..
Aku; kau menganggapku adik? Tidak lebih? (ohh.. aku melakukan hal bodoh lagi. Memang apa yang aku harapkan?. Bodoh.)
Gio; maksudmu?. Kau itu spesial.
Aku; emm.. ehh,.. a.. ak..aku hanya. Mmm.. mungkin aku menyukaimu. (aku tak yakin dia mendengar ucapanku barusan. Aku sendiri juga meragukan apa yang ku ucapkan tadi. Ohh aku memang sudah sangat gila !.)
Sekarang dia benar-benar menghentikan aktivitasnya dan memandangiku. Kemudian di bangkit dari duduknya dan melangkah pergi dari hadapanku tanpa sepatah katapun.
Bodoh bodoh bodoh ! lihat apa yang kau lakukan rega !. dia marah?. Dia benar-benar marah !. tapi.. kenapa dia marah?. Apa aku salah?. aku sendiri tidak bersikap begitu ketika dia menyatakan cintanya.
Dengan ragu aku mengikuti jejak kemana gio pergi. Yah. Aku sih yakin dia melangkah ke ruang tamu.
Itu. Dia sedang berdiri di depan sebuah kalender. Kalender?.
Kali ini aku benar-benar ragu untuk mendekat.
‘’kau marah?’’ aku sudah berdiri di belakangnya sekarang. Dia memutar tubuhnya menghadapku. Dan. Errrr… ini terlalu dekat. Aku salah memperhitungkan langkahku sendiri rupanya.
Gio; tidak. Lihat kalendernya.. (dengan sedikit melongok-kan kepalaku. Aku melihat. Mm. melihat.. tanggalan? Haha. Aku memang bodoh. Itu. Tepat di tanggal 10. Hari ini. Terdapat lingkaran, emm bukan lingkaran. Bentuk hati berwarna merah yang menutupi angka tersebut dan ada tanda panah yang mengarah pada tulisan… ‘DIA MENYUKAIKU’.. apa yang dimaksud ‘dia’ itu aku?. Ohh.. dia mendengar ucapanku ternyata.)
Gio; aku hanya menandai kalender itu. Hari ini kan kita jadian.
Aku; heh! Kau itu seenaknya sendiri. Aku kan hanya bilang menyukaimu. Bukan mau menjadi pacarmu.
Gio; tidak bisa. Kau sudah menjadi milikku sekarang. Mau tidak mau. Kau sudah menjadi pacarku. (aku melongo. Ehh bengong. Mmm sebenarnya aku tak bisa membedakan yang mana yg bengong dan yang seperti apa yg melongo. .)
Dia membalikan posisi tubuhnya sehingga aku sekarang yang membelakangi tembok, dan,, dengan perlahan dia mendekatkan kepalanya, ohh.. aku benar-benar merasa terpojok.
Bibirnya Semakin mendekat kearah bibirku.. semakin dekat.. semakin dekat dekat.. semakin dekat dekat dekat.. semakin dekat dekat dekat dekat.. dan..
Aku; apa yang kau lakukan heh !!!.
Telapak Tanganku berhasil menutup bibirnya yang hampir saja menyentuhku dan mendorong kepalanya untuk menjauh. Apa-apaan dia.
Gio; kau itu sungguh paling jago merusak suasana. (lihat bibir manyun-nya itu. sangat menggemaskan. Sekarang malah aku yang ingin menciumnya. #loh.)
Gio; sekali saja. dan itu tidak lama kok. Hanya sebentar, tidak lebih dari itu. Ya?.( tanpa sadar aku menganggukan kepalaku. Bodoh. Apa yang kulakukan.)
Pelahan-lahan dia mendekatkan lagi bibirnya. Aku tidak tahu sejak kapan aku menutup mataku. Yang pasti sekarang aku merasakan hembusan nafasnya menerpa wajahku, semakin terasa, semakin terasa terasa, semakin terasa terasa terasa. Tiba-tiba..
‘’TING..TONG’’ bel berbunyi.. aku membuka mataku karena kaget, begitupun dengan gio. Kita saling pandang sejenak dan kemudian menghela nafas.
Bener-bener deh. Dari kemarin-kemarin aku mengiinap di sini, ga pernah ada satupun tamu yang datang (kecuali ‘dia’. ‘dia’ itu tidak pantas di sebut tamu).
Dan sekalinya datang,, itu diwaktu yang sangat tidak tepat. Bagaimana dia bisa masuk ke halaman rumah ini sih, sepertinya aku tidak mendengar pintu gerbangnya mengeluarkan suara. Tamu yang tidak sopan. Ehh aku termasuk tidak??.
Gio; sebelum membuka pintu, ada baiknya kita menyelesaikan yang tadi dulu.
Aku; ogah.. aku buka pintu dulu..
‘’ckrekk’’ pintu ini terbuka dann…
Ohhh… dia memang benar-benar pengganggu !!!.
‘’rega, siapa yang da…tang. Sebastian?. Apa yang kau lakukan malam-malam di sini?” ya. Itu memang Sebastian. Sudah kubilang sejak awal, dia itu memang pengganggu.
Sebast; aku ingin berkunjung. Dan.. apa aku tidak boleh masuk?? Aku rindu dengan ikan-ikan koi-mu. ( Dia kemarin berkunjung ke sini. Pulang sekolah. Dia membuntutiku. Ya. Membuntutiku. Dan setibanya di rumah gio, aku baru sadar kalau ada Sebastian di belakangku. ‘ck’ dan terakhir, Dia memecahkan guci di rumah ini. Errrr… pengrusak. Tentu saja langsung ku usir. Dia juga sempat membuat ikan-ikan koi peliharaan gio mabuk dengan mengobok2 kolam ikannya.)
Aku; tidak. Kau tidak boleh masuk. kau pulang saja. ini sudah malam. aku akan senang kalau kau pulang.. hus hus hus…
Sebast; heh.. ini kan rumah gio. Lebih baik kita bertanya kepada sang tuan rumah terlebih dahulu. Tuan gio,, apakah diriku ini boleh memasuki kediamanmu?. (Errr.. mendengar cara berbicaranya barusan. Mengingatkanku kepada,, kepada siapa yah?.. pokoknya mengingatkanku kepada seseorang lah. aku lupa namanya siapa.)
Gio; hmm.. ya. Tentu. silahkan masuk. kau duduk saja. aku buatkan minuman untukmu.
Sebast; kau dengar sendiri kan??.. (gio.. kenapa kau mengijinkan orang seperti ini sih. Kau itu terlalu baik.)
Coba lihat kelakuannya itu, orang disuruh duduk malah kelayapan entah kemana. Dan kalau aku boleh nebak sih dia pergi ke kolam ikan.. ohh tidak ! aku harus menyelamatkan ikan-ikan malang itu. Bisa jadi malam ini adalah malam terakhir ikan-ikan itu berenang di air.
Wuaaa… benar. Dia sedang berjongkok menghadap kolam dan, di tangannya itu,,,, sebilah kayu??. Kya. Dia akan memanggang ikannya.
Aku; hey hey hey. Mau kau apakan ikan-ikan itu.
Sebast; kau mengagetkanku.
Aku; biar !. jawab saja pertanyaanku. Mau kau apakan ikan-ikan itu. Apa kau mau,, memanggangnya??
Sebast; hahaha… kau itu. Aku tidak akan tega memakan ikan secantik ini. (hooo… aku lega sekarang.)
‘’kalian disini rupanya.. aku cari-cari di dalam tidak ada.’’ Ah. Aku hampir saja pingsan mendengar suara yang tiba-tiba ada di belakangku.
Ohh tuhan.. apa tidak terlalu cepat bagimu untuk memberikan karma?. Dan gio,, kenapa dirimu tega membuat pacarmu ini hampir terkena serangan jantung.
Sebast; ehh tuan muda. Hmm.. sepertinya tidak seru jika mengobrol di sini. Lebih baik kita bertolak ke ruang tamu. Yuk.. ayo ayo jangan malu-malu. Anggap saja rumah sendiri. (gio !!! cepat usir makhluk ini dari rumahmu !!!.)
*****
23.10
Jam berapa ini hah??. Dasar tamu tak punya otak. Jam segini malah masih asyik main PS, lihat saja gio itu, dia malah sudah terlelap di sofa. Aku ?. aku sedaang mengawasi makhluk aneh di depanku ini. Yahh walaupun mataku ini sudah sangat ingin terpejam. Siapa tahu dia membakar rumah ini ketika aku dan gio sedang tidur?. Mungkin.
Aku; kapan kau akan pulang? (ini mungkin pertanyaan paling tidak sopan yang pernah aku lontarkan. Tapi untuk Sebastian sih. pantas ! pantas banget malah)
Sebast; hmm.. aku akan menginap. (hah? Bicara apa dia tadi?)
Dia memandang sejenak jam dinding klasik yang terletak tak begitu jauh dan kemudian beranjak dari duduknya., dia melangkah menuju tangga, ehh mau kemana dia?..
‘’sudah malam. Aku mau tidur’’ hah?. Dengan seenak udelnya dia membiarkan barang-barang ini tergeletak begitu saja di lantai, bahkan dia meninggalkan sang tuan rumah yang tertidur disofa. Ohh tuhan. Semoga besok Sebastian kesiangan. ehh Tidak usah bangun saja sekalian. Lebih bagus malah.
Seharusnya ini menjadi malam pertama untukku dan gio.. #haishh.
@locky @Adith69 @ularuskasurius @fansnyaAdele @aries77 @PrinceOFBlackSoshi @ArcClay @chi_lung @Chocolate010185 @pokemon @AwanSiwon @joenior68 @Kevin_aditya @kutu22 @arry_toki @Marukochan @rey_drew9090 @Amaurysilli @obay @ardi_cukup @wooyoung @Diyo_D_Y @DItyadrew2
apa masih kurang panjang???..
:> :-*
Saya akan menjawab pertanyaan yang telah anda lontarkan di akhir part cerita ini..
Dan jawaban saya adalah..Masih kurang panjang!!!
Terimakasih...
Ciao. Wassalam
'ck' saya telah gagal menjadi calon sekertaris. #loh.
besok deh dipanjangin lagi. satu paaragrap aja ye. sip.
\(☉mmmmmm☉)ʃ rawrr !!(•͡˘˛˘ •͡)
ohh tidakk!!!!!!!.... saya menyesal telah memberikan embel-embel di akhir part.... (
ya jelas lebih gantengahn gue lah... :> :-?
telpn 911 ]
di iyain aja.
‘errrhh’ aku terbangun dari tidurku karena merasa seperti ada sesuatu yang menindihku. Berat. Mmm.. aku mengerjapkan mataku dan memastikan siapa yang ada di atasku ini.. karena kamar gio pasti sekarang sudah di tempati Sebastian yang tak punya tata karma, akhirnya aku lebih memilih membawa gio tidur di ruang tamu. Di sini jauh lebih nyaman. Menurutku.
Aku; gio? Sedang apa kamu?
Gio; aku hanya melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda tadi malam. Hmmm, Sebenernya ini kalung apa sih ?. kau suka keong?.
Aku; kan dulu aku sudah pernah bilang. Kalau kalung ini tuh dapet nemu.
Aku; errrr.. bisakah kau beranjak dari tubuhku? Kau itu berat !.
Aku; sekarag jam berapa?
Gio; jam 5. (aku semakin sesak nafas dibuatnya. Memangnya dia tidak ingat bobot tubuhnya apah. Malah masih asyik nangkring di atas tubuhku. Dan. Ini. Sejak kapan aku tidak memakai baju?. Apa yang telah dia lakukan selama aku tertidur?.)
Aku; ohh ayolah. Apa ini yang dimaksud dengan serangan fajar?. Sudah. Hentikan aksimu menciumi leherku itu. Aku mau solat subuh. Dasar mesum !.
Akhirnya aku dapat menghirup udara bebas juga. *’ck’ kayak yg abis di penjara ajah*.
Sekarang saatnya mengambil wudu *’ich’ ini yg bener wudu, wudlu, apa wudhu sih?.*
Kemuadian melaksanakan solat subuh. Setelah selesai solat, dilanjutkan dengan membuat sarapan, dilanjutkan dengan mencuci piring bekas makan semalem,dan dilanjutkan dengan beres-beres rumah. ‘ck’ aku benar-benar sudah seperti pembantu rumah tangga.
07.00
Aku kembali ke kamar dan menemukan gio yang masih tertutup rapat oleh selimut. Padahal hari ini harus sekolah. Dasar pemalas.
‘’bangun ! bangun ! bagun !.’’ teriakku tepat di depan telinganya. haha.. lihat itu. Dia selalu tampak menggemaskan ketika di kagetkan. Mmm.. tuhan, kau tidak akan memberikan karma lagi kan seperti semalam?. Ohh ayolah, niatku kan baik.
Gio; kau ! mengagetkanku saja. kebiasaanmu itu di hilangkan saja lah. Tiap pagi teriak-teriak. Bisa budek aku.
Aku; biar ! kalau tidak begitu, mana mungkin kau akan bangun. Sudah. Cepat mandi terus sarapan. Ini sudah terlalu siang. Nanti kita bisa terlambat ke sekolah.
Gio; hoammm.. oke oke.
*****
‘’hmm.. mana sebastian’’ itu. Suara gio yang tengah sibuk memakai sepatu. Ohh, aku bahkan lupa kalau ada Sebastian dirumah ini. Apa dia masih tidur?. Biar saja lah. Ternyata do’a-ku semalam dikabulkan.
Gio; kau bagunkan dia lah.
Aku; biarkan saja. orang seperti dia itu tidak penting. Ayo kita berangkat. Kita tinggal saja dia di sini.
Gio; apa tidak apa2?.
Aku; mungkin. Yah kita bisa minta ganti rugi kalau dia berulah lagi.
Gio; ternyata pacarku ini sangat kejam yah.
‘cup’ dia mencium pipiku tanpa izin. Membuat aku yang sedang memakai dasi tiba2 saja
menghentikan aktivitasku.
Gio; ayo berangkat. Kenapa bengong.
*****
@night
Sebel sebel sebel. Tau gak tadi pagi itu gimana?. Aku yang sudah sangat sangat senang karena mengira Sebastian tertinggal di rumah gio, ehh.. begitu nyampe sekolahan itu anak malah udah duduk manis di bangkunya. Kapan dia pulangnya sih?. dasar setan !. tuyul !. medi !.
Tamu kurang ajar. Pulang ga bilang2. Bodohnya aku yang tadi tidak melongok dulu ke kamar gio. Ahh.. pokoknya sebel.
Ini juga. Kenapa gio belum pulang. Tadi katanya mau ke supermarket sebentar. ini sih bukan sebentar, tapi lama. Emm, Lama banget.
Dari pada bête sendirian di ruang tamu, mending aku nunggu gio di kamarnya aja deh. Siapa tahu dia punya film bagus. Yah film yang begituan lah maksud aku. Mm.. ya ampun, sejak kapan aku jadi mesum begini.. aku pasti sudah terkontaminasi sifat mesumnya gio. mungkin jika Muhamad Puguh Setiawan tahu kebejatan anaknya ini,, Errrrr.. aku tak berani membayangkannya.
Saat aku sedang mengubek-ubek isi lemari pakaian kepunyaan gio (emm.. kalian tahu lah,, kebanyakan barang seperti itu kan di sembunyikan di tumpukan baju. Ohh.. aku sudah sangat sok tahu ternyata.) aku seperti melihat…. Bingkai foto?..
Tunggu tunggu tunggu. Sepertinya aku mengenal sosok yang ada di dalam bingkai ini. Seorang wanita yang mungkin sudah menginjak kepala 4, ehh tapi ini terlalu muda untuk di bilang kepala 4. jika dilihat dari penampilan dan wajahnya sih kayaknya kepala 3. Hmm tapi masih tidak cocok untuk di bilang kepala 3. emmm mungkin lebih cocok kepala 3setengah. Ya.
Wanita ini seperti… ohh.. ya tuhan. Apa ini ibu-nya gio?. Tidak. itu tidak mungkin. Tidak mungkin gio memiliki seorang ibu seperti dia. Tidak mungkin.
Aku merasa tanganku gemetar memegang bingkai ini saat mengingat masa kecilku.
‘ckrek’ pintu kamar terbuka. Itu gio.
Aku; siapa nama ibumu?
Gio; Proboretno Siregar. Kenapa? (rasanya tanganku sudah sangat tidak kuat memegang bingkai foto ini..)
Aku; siapa nama ayahmu?
Gio; Prayoga Yulis Siregar.
‘’Pyarrrrrr…..’’
@locky @Adith69 @ularuskasurius @fansnyaAdele @aries77 @PrinceOFBlackSoshi @ArcClay @chi_lung @Chocolate010185 @pokemon @AwanSiwon @joenior68 @Kevin_aditya @kutu22 @arry_toki @Marukochan @rey_drew9090 @Amaurysilli @obay @ardi_cukup @wooyoung @Diyo_D_Y @DItyadrew2