It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Tringgggg, terasa ada lampu pijar di atas kepala, ad aide bagus nih #tersenyum mesum. Apa lagi kalau bukan si ratu gossip, dekati dia lagi ahhhh, hmmm bukan mau mamfaatin loh, Cuma nggak ada pilihan, memang si ratu gossip itu paling tajir, selain itu nggak pelit lagi, siapa lagi yang bisa di minta traktir selain dia? Lalalalallaa, rasanya hati ini kembali riang, awan kelabu sudah melayang.
Selesai sarapan nasi goreng yang terasa asin banget ini (ada sentimen negative dari Bik Isah) aku cepat-cepat mengeluarkan motorku dari bagasi
“Pagi pangeran” sapa seseorang dan dari suaranya aku sudah tahu kalau itu James, aku masih ngambek sama dia, jadi aku nggak ingin pedulikan dia pagi ini
“Ehhh ehh ehhh, kok cemberut aja? Nggak kangen sama pangeran kodokmu?” degggg rasanya ada panah menusuk ke dada, dari mana dia tahu kalau aku menganggapnya pangeran kodok? Karena aku masih marah, aku cuekin dia aja
“Ehhh tunggu gw ikut” langsung saja dia naik ke motorku, tanpa babibu lagi, aku yang kesal nggak lagi peduliin dia, ku gas motor dengan kecepatan super dan sepertinya dia kaget, reflek dia langsung memeluk pinggangku erat, aku yang di pelukpun menjadi tersipu, kecepatan motorku turun drastic
“Ehhh loe kenapa sih? Jangan ngambek lagi dong, iya gw minta maaf” katanya lagi dari belakang, terdengar suaranya memelas
“Kamu sudah nggak lagi tinggal di Jakarta, jadi jangan ngomong pake loe gw loe gw, aku nggak suka” kataku sewot
“Lho, apa salahnya, kan nggak harus di Jakarta kan?” katanya membela diri
“Ya terserah kamu lah” kataku ketus dan kembali melanjutkan laju motorku dengan kecepatan sedang, James melepaskan pelukannya dari pinggangku, kayaknya aku salah strategi, mumpung dia masih tahu aku marah sama dia, ku kembali melajukan kecepatan motorku lebih kencang, hitung-hitung memamfaatkan kesempatan, kapan lagi aku di peluk sama pangeran tampan itu
“Sudah sampai” kataku saat tiba di parkiran dan dia masih memeluk erat pinggangku, ada rasa malu dan juga deg-degan di saat yang sama, sebenarnya aku berharap jarak antara sekolah dan rumahku lebih jauh lagi, apa daya, hanya perlu sepuluh menit waktu yang di butuhkan, apalagi dengan kecepatan tadi, 5 menit juga sudah sampai
“Ehhh sudah sampai?” tanyanya dan langsung bergaya sok cool, turun dari motorku dan berjalan meninggalkanku di parkiran, dasar orang aneh yang sulit untuk di tebak, sepertinya dia memiliki kepribadian ganda, aku sama sekali nggak bisa menebak apa yang dia pikirkan, sifatnya bisa berubah setiap saat, dari saat pertama bertemu sikapnya sangat dingin dan nggak peduli pada apapun, tiba-tiba saja sikapnya menjadi hangat, kadang nyebelin dan kembali lagi aneh, ahhhh duniaku kenapa harus di penuhi sama orang-orang aneh sih?
“Windraaaaaaaaaaaaa”teriak seseorang. Kenapa sih orang-orang pada hobby teriakin namaku, aku tahu kok kalau aku cakep, namaku keren, aku luar biasa #upsss (ketularan Bik Isah) dank u tahu dengan pasti suara itu dari Rini, ternyata nggak perlu di deketin, nih cewek datang sendiri
“Windra” sapanya dengan senyum geniit dan langsung merangkul tanganku dan sedikit menyeretku ke depan
“Kenapa?” tanyaku ketus, kayak aku pembantunya saja
“Tadi kamu sama James ya?” tanyanya dengan mata berbinar-binar, hmmm ada gelagat nggak beres yang tercium dari cewek ini
“Iya kenapa?” tanyaku, dan hilang judesku karena aku melihat dia menyeretku ke tempat paling menarik di sekolah, apalagi kalau bukan kantin, wajahku langsung sumringah, mumpung jam masuk masih 20 menit lagi nih
“James itu kayak gimana sih? Maksudku kesehariannya gimana? Dia suka makan apa? Terus dia suka nggak ya cewek tipe kayak aku?” pagi-pagi aku sudah di cecar pertanyaan yang hampir saja membuatku muntah
“Hmmmm gimana ya?” aku menimang-nimang
“Kalian tetangga kan? Pasti kamu tahu banyak tentang dia, buktinya aja tadi kalian datang bareng, pake pelukan lagi, pasti akrab banget kan? Please tell meeee” katanya yang bukan terkesan manja tapi malah seperti anak kecil merengek, kurang lebih seperti Dony yang suka merengek minta di beliin es krim
“Hmmmm, gimana ya?” tanyaku lagi, aku melihat-lihat sekeliling memberi kode
“Iya, iya, kamu boleh makan apa aja yang kamu suka” kata Rini yang sepertinya sudah membaca sinyal yang ku berikan, mumpung aku memang masih laper gara-gara nasi goreng asinnya Bik Isah
“Bik, sotonya 1 plus jus jeruk ya” dengan semangat aku teriakin ibu Kantin
“So, gimana nih?” Tanya Rini kayaknya sudah terburu-buru
“Iya iya sabar napa? Makanan aja belum dateng kok, iya deh aku cerita. Aku sama James baru tetanggaan beberapa hari ini, jadi kami belum terlalu dekat” jawabku santai, sukses kulihat Rini terbelalak
“Kalau gitu aku masuk kelas deh, bye Windra” dengan seenaknya dia perfi meninggalkanku
“Riniiii, belum bayar” teriakku
“Bayar aja sendiri” katanya sambil berlalu
“James” teriakku yang sukses membuat Rini terdiam di tempat
“Mana? Mana James?” Tanya dia seperti orang kesetanan
“Kamu mau tahu tentang James kan? Aku bersedia menjadi detektifmu” kataku dengan tersenyum licik, lihat aja ku kerjain dia #hahahahahhaha
“Yang bener?” tanyanya dengan mata berbinar-binar
“Iya lah, kapan Windra pernah bohong” kataku lagi meyakinkannya
“Ihhh Windra imut deh” ratu gossip itu mencubit pipiku dan kembali duduk
“Bayarin, aku nggak dapat uang jajan nih”kataku
“Sip pak detekfif” katanya dengan penuh semangat
“Bik, ini uangnya, sekalian untuk Windra makan istirahat nanti” katanya ke pemilik kantin, dia memberikan lima puluh ribu ke Ibu kantin, asikkkk bisa makan sepuasnya nih nanti istirahat
“Aku masuk dulu ya Win, kamu makan sendiri nggak apa-apa kan?” Tanya Rini sambil berlalu, aku hanya mengacungkan jempol saja karena tangan aku juga sedang sibuk mengosongkan isi mangkuk soto ini.
bukannya elu nemenin rini ngegosip d kelas kak yuzz??
gw dong nemenin james ehem2 d toilet.. lol
#IFC-Isah Fans Club
si james kayanya suka tuh ma windra ..
ckkckckckc ayo semangat wind jadi detektifnya
Tak berapa lama berselang, terdengar bunyi lonceng, dan aku segera bergegas menuju ruang kelasku, kulihat banyak sekali orang berkumpul di kelas
“Wah sepertinya ada berita heboh nih” kataku dalam hati, dengan cepat aku masuk ke ruang kelas, kulihat cewek-cewek pada nggak bergeming, suara-suara ribut menggema, sepertinya ada yang berkelahi.
Dan astaga, aku melihat seorang pangeran duduk di bangku ku, dia tersenyum padaku dan pandangan semua kini terarah padaku, mungkin cewek-cewek itu pada iri melihat pangeran tampan itu tersenyum padaku, aku langsung kikuk seketika, rasanya ototku kelu
“Kamu?” kata-kata itu dengan spontan terucap di bibirku
“Duduk” katanya dan akupun seperti kerbau di cucuk hidung langsung menurut perintah dari pangeran tampan itu, bukan, dia bukan James, kulihat James masih duduk di bangkunya dan menatap tajam kearahku, tatapan sangar yang baru kali ini aku melihatnya, tapi dia?
“Kamu kenapa?” Tanya dia lagi, teman-teman semua sudah duduk di bangku masing-masing
“Ngg Nggak apa-apa” jawabku terbata, bagaimana ini bisa terjadi? Ini sinetron? Tapi ini nyata, nyata senyata nyatanya
“Selamat pagi” sapa Bu Endang guru kesenian yang centil itu sudah masuk ke kelas, guru yang selalu memuji diri sendiri dengan membandingkannya dengan lukisan monalisa itu
“Pagi bu” teriak seisi kelas, aku hanya terpatung melihat dia yang duduk di sampingku
“Ehhhh ada murid baru ya?” gaya centil Bu Endang sudah langsung keluar di pagi indah ini
“Wah dua orang cowok manis lagi” katanya lagi
“Pantas saya mendengar dari guru-guru kalau ada 2 orang siswa baru di kelas XI 2, dan ternyata yang datang pangeran” seisi kelas riuh
“Kamu yang duduk di belakang, nama kamu siapa ganteng?” Tanya Bu Endang dengan gaya seperti Mpok Nori yang lagi dandan jadi anak SMA di OVJ
“James Buk” jawab James tegas
“Aduh ganteng banget, terus kamu yang duduk dengan Windra siapa namamu?” Tanya Bu Endang nggak kalah centil dengan Bik Isah
“Saya Nando bu” jawabnya, dan kali ini aku yakin, si buruk rupa ini sudah menjadi seorang pangeran, bagaimana bisa? Kulirik lagi ke samping, dia bukan Nando, bagaimana bisa Nando berubah menjadi Rezky Aditya?
Rambutnya, nggak lagi di belah tengah yang di ejek rini sebagai belah pantat, kaca matanya sudah nggak lagi di matanya dan kulihat dia menggantinya dengan soft lense hitam besar, bajunya nggak lagi di kancing sampai di leher, dengan sedkit aksesoris dan wajah yang bersih, dimana kawat giginya? Hilang!
Ahhhh serasa meleleh aku duduk di samping pangeran ini, dan aku mulia menyadari, mungkin style Nando memang seperti ini, dan di awal dia berlagak menjadi orang jelek, tapi aku nggak mengerti apa maksudnya, mungkin dia sengaja ingin mencuri perhatian siswa-siswa disini, tapi dia terus tersenyum padaku. Kulirik belakang, meski aku tidak terlalu menolehkan kepala, tapi aku yakin sekali James menatap kea rah kami dengan tatapan setajam silet.
“Aduh cakep banget, saya Ibu End Dhang” katanya dengan aksennya Cinta Laura, dia tersenyum genit dan kembali melanjutkan
“Kamu juga bisa panggil saya ibu Monalisa, karena saya secantik monalisa” katanya dengan PEDE, semua murid langsung riuh pada saat itu juga
Aku masih seakan tak percaya dengan apa yang aku lihat disini, ada 2 orang pangeran tampan yang masuk ke kelasku, dan keduanya tinggal dekat dengan rumahku, ahhh bahagianya hari ini
Jam istirahat tiba, dan dengan cepat kembali cewek-cewek centil itu kembali mengerubungi bangku ku, tetapi bukan aku yang mereka kerubungi, tetapi Nando yang berubah dari pangeran buruk rupa menjadi pangeran tampan menawan
“Ikut aku” tiba-tiba tanganku di tarik oleh seseorang dan aku yakin itu James, dia sedikit kasar menarikku
Saat aku hampir berdiri tanganku yang satu di pegang lagi dari samping, ku lirik, ternyata Nando, bagaimana ini? Mereka berdua menarik tanganku, lepaskan oiiiiiii aku bukan boneka yang seenaknya di tarik, kulihat mereka saling bertatapan tajam sekali, semakin yakin ada hal yang terjadi di antara mereka, karena nggak tahan dengan keadaan ini aku menghempaskan tangan keduanya dan keluar ke kantin, aku nggak suka mereka memperlakukanku seperti ini, aku malu
Tapi sejujurnya dari hatiku terdalam, aku merasa aneh dengan sikap mereka serta senang karena ada 2 pangeran tampan yang seakan memperebutkanku #ngarep
Dengan kesal aku menghempaskan pantatku di kursi kantin dengan memesan semangkok bakso dan es jeruk, kulahap sampai habis dengan penuh tanda Tanya di benakku
“Win” panggil Rini saat aku hendak beranjak saat makan
“Sepertinya aku jatuh cinta lagi” katanya dengan wajah berseri-seri. Gubrak, tanpa dia jelaskan aku sudah tahu maksud nya pasti Nando
“Bukannya kamu kemarin mengejeknya dengan bilang rambutnya belah pantat” kataku, wajahnya memerah
“Lho, kok kamu tahu yang aku maksud Nando?” tanyanya dengan wajah tersipu-sipu mirip ikan sapu-sapu
“Ya tahulah’ jawabku ketus
“Aduh bagaimana ini? Satu sisi ada James yang cakep, satu sisi ada Nando, ahhhhhh aku bingung” wuekkkkkkk serasa mau muntah aku dengarnya, nggak akan aku biarkan pangeran-pangeran itu kau dapatkan
“Win, kok bengong” kata Rini lagi
“Ehh nggak apa-apa” jawabku asal
“Bantuin aku ya Win, please!”pintanya dengan wajah berseri-seri
“Iya” aku hanya menjawab asal dan dia sudah senang seperti dapat mobil baru
“Ikut aku” tanganku kembali di tarik lagi olehnya di koridor kelas, kali ini aku nggak bisa berkutik dan mengikuti dia ke belakang sekolah, serasa de javu karena dia juga melakukan hal yang sama kemarin saat memintaku menjadi pembantunya
“Kamu kenapa sih?” Tanya ku menghempaskan tanganku yang di tariknya
“Sakit tahu” kataku lagi, dia hanya terunduk dengan wajah suram, entah kenapa dai hari ini, rasanya James itu punya kepribadian yang sungguh misterius
“James, sebenernya kamu kenapa sih?” tanyaku lagi
“Kamu ingat syarat yang aku bilang kemarin?” dia berbicara juga akhirnya
“Iya, dan aku sudah putuskan aku terima tawaranmu untuk menjadi pembantumu sebulan” jawabku lagi,
“Baik, itu bagus, dan kali ini syarat kedua” katanya dengan memandang lurus ke mataku, aku serasa di interogasi polisi
“Jauhi Nando, pindah ke tempat dudukku” katanya dengan nada yang flat
“Tapi James” aku mau membantah tetapi kulihat wajahnya sangat serius, jujur ada ketakutan yang menjalar sehingga mulutku tak dapat berucap dan hanya mengangguk, kulihat dia tersenyum.
“Apa syarat ketiga?” tanyaku lagi
“Nanti” jawabnya dan meninggalkanku sendiri, dasar,, seenaknya dia menarikku kesini dan seenaknya dia pergi begitu saja
“Jangan turuti permintaannya?” suara itu terdengar datar, dan dia muncul di hadapanku dengan tatapan tajam, kenapa harus tatapan itu lagi yang kulihat
Nando berdiri di depanku saat James pergi, dia mengepalkan tangannya, terlihat wajahnya merah pertanda kemarahan yang memuncak
“Jangan turuti permintaannya” lagi-lagi dia berkata hal yang sama. Apa yang harus aku lakukan?
1. Dia ada untuk menggoda windra memberikan cerita ini semacam kompetisi untuk mendapatkan windra.
2. Dia ada sebagai tokoh antagonis, dibalut semua ketampanan dan charm nya.
Akan lebih seru lagi kalo fungsi tokoh nando nantinya lebih jelas lagi.
“Ikut aku” tanganku kembali di tarik lagi olehnya di koridor kelas, kali ini aku nggak bisa berkutik...
Nggak ada jedanya, kukira si Rini.