It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
pake hidexy.com om , ntar masukin link boyzforum.com ke kolom nya itu..
oke sipplh,,, astga jgn d pnggl om, pnggl dex aj haha,, msih brondong nih haha
“James?” Tanya Windra yang sepertinya dia curiga dengan ku dan Nando
“It is not your problem” aku berjalan melewatinya dan masuk ke kelas, rasanya aku nggak bisa melewati hari-hari lagi, disaat aku putuskan untuk kembali menjadi James yang dulu, mengapa ada hal seperti ini lagi yang terjadi
“Kamu akan tetap dalam pengawasanku” kata Nando padaku saat berjalan mendahuluiku dan tersenyum penuh arti entah kenapa aku merasa ada hal buruk yang akan terjadi, siapa dia? Bagaimana bisa dia ada disini, bagaimana bisa dia mengenal Boni. Orang yang paling ingin aku lupakan sekarang
Jam pelajaran hari ini terasa begitu lama, apalagi dengan tidak beresnya perasaanku, kulihat sedari tadi Nando sering menatap kearahku dengan tatapan sinis, tetapi tatapan itu menjadi berbeda saat dia menatap Windra, senyumnya terlihat hangat saat dia berbicara kepada Windra.
Bel yang di tunggu-tunggu akhirnya berbunyi juga, aku segera meninggalkan ruang kelas dan member secarik kertas di depan meja Windra
‘aku tunggu di parkiran’ isi dari pesanku, aku tersenyum melihat wajah kagetnya di balik jendela
Tak berapa lama kulihat dia menuju ke parkiran, beberapa teman yang lain melihat ke arahku, termasuk juga Nando, tapi aku nggak ingin memperdulikan dia, biarlah semua kenangan Boni terkubur, kukubur dalam di hatiku.
“Kamu kenapa disini?” Tanya Windra tak mengerti
“Apa ingatanmu sepayah itu? Kamu masih ingat dengan syarat pertama yang aku bilang tadi pagi kan?” tanyalku dengan penuh senyum kemenangan
“Tentang harus menjadi pembantumu selama satu bulan” Tanya di polos Windra
“Nah itu tahu, ayo pulang, aku udah laper” perintahku, lalu aku duduk saja di motornya nggak perduli dengan matanya yang melotot kaget itu.
**************************
##Windra POV##
“Ahhhhhhhh kenapa nasibku begini? Dirumah harus ketemu si kecoa yang suka semena-mena, lalu kenapa harus ada pangeran yang kejam seperti ini” keluh ku dalam hati, saat ini aku sedang bersama pengeran, tapi bukan pangeran kodokku, dia pangeran kecoa, mungkin cocok di sandingkan dengan ratu kecoa si Rini atau anak kecoa adikku Dony, malangnya nasibku harus menjadi pembantunya selama sebulan, dan itu baru syarat pertama, masih ada lagi syarat kedua dan ketiga, kalau di piker-pikir kan kesalahanku Cuma sepele, kenapa mau juga aku jadi pembantunnya
“Dretttttttttttttttttttt” motorku rem mendadak, hampir kami berdua jatuh
“Anjittttt… kenapa rem mendadak” marah James
“Udah aku putuskan, aku nggak mau jadi pembantumu, terserah kalau kamu nggak mau maafin aku, tapi aku nggak mau tahu lagi syarat-syarat itu” bentakku, kulihat James kebingungan dengan sikapku
“Ehhh nggak bisa gitu dong, sebagai laki-laki janji ya harus di tepati” James tak mau kalah
“Pokoknya aku nggak mau, silahkan kamu turun dan jalan kaki sana!” bentakku lagi
“Ok ok. Fine” bentaknya dengan wajah merah, tampaknya dia sangat kesal, dia turun dari motorku dan aku segera melajukan motorku
“Emangnya enak jalan kaki ahahahhahahahah,,, makanya jangan sekali-sekali kerjain Windra, Windra jauh lebih pintar dari kamu” kataku dengan senyum kemenangan, meskipun gantengnya tingkat Dimas Anggara, tapi aku juga nggak sebodoh itu mau di bodoh-bodohin
Akhirnya aku merasa bebas, sebelum pulang kerumah ku singgah dulu beli es kelapa muda,, uhhhh segerrrrrrr
“Hai Windra” sapa seseorang dengan wajah ngeselin saat aku sampai di depan rumahku
“Rini? Kok?” aku menunjuknya dengan wajah blongo saat melihat James keluar dari mobilnya, Rini terlihat tersenyum mesum, dasar cewek udik gak tahu diri, uppps kenapa aku harus marah-marah, kan aku yang meninggalkan James di jalan tadi, wah gawat ini, baru di tinggal aja udah di samperin sama itu nenek sihir mesum
“Hai Windra” sapa James lalu dia masuk ke rumahnya, si Rini yang sok kecentilan mengikuti di belakang dan aku hanya bisa terdiam melihat mereka
“Brukkk”
“Hahhahahhahahahahhahahahhahaha” tawaku tak lagi bisa di bendung saat nenek sihir itu kejedot pintu karena saking semangatnya, mungkin James nggak tahu kalau Rini berada di belakangnya dan saat dia menutup pintu malah Rini yang kejedot hahhahahhaha
James yang cemas lalu cepat-cepat membopong Rini
“Heiii, mau ketawa sampai kapan, cepat bantuin!” teriak James padaku, mau tak mau aku cepat menghampiri Rini dan James
“Hahhahahahahaha” tawaku lagi-lagi tak terbendung saat kulihat benjol besar di kepala Rini,
“Hah? Darahhhhh” teriak Rini saat dia mengelus benjolnya dan terdapat darah, mungkin dia terkantuk sisi pintu sehingga bisa berdarah, si nenek sihir itu langsung pingsan seketika
“Rini, Rini” panggil James, kulihat wajahnya ketakutan, aku juga ikut takut, tawaku sudah hilang saat Rini pingsan barusan, kami berdua membong dia masuk kedalam
“Aduhhhh,, makan apa sih nih cewek, berat banget” umpatku
James memandangku, dan kulihat dia tersenyum, mungkin dia setuju dengan pendapat ku kalau cewek centil ini memang berat, gimana nggak berat, setiap istirahat nongkrongnya di kantin, bukan hanya itu, pesan mie ayam plus bakso, malah di tambah gorengan lagi, tapi ada juga sih hal yang aku suka dari ratu gossip ini, astaga banyak banget sebutan untuk nenek sihir ini ya,, oh ya yang aku suka dari cewek ini karena dia nggak pelit, sama sekali nggak pelit, mau beli apa tinggal bilang, pasti deh di beliin, makanya kadang-kadang aku ngerasa geng dia itu Cuma mamfaatin uangnya Rini aja, kasihan juga sih terkadang, tapi kalau udah ingat dia si ratu gossip, segala simpati hilang melayang.
“Bawain air panas dengan handuk di dapur” perintah James padaku, yang mau tak mau aku segera ke dapurnya untuk mencari apa yang dia minta, setelah mendapatkannya, aku lalu memberikan kepada James, kulihat dia dengan telaten membersihkan luka Rini, sepertinya dia punya pengalaman yang cukup baik
“Rin, kamu nggak apa-apa?” Tanya James pada Rini yang terlihat sudah siuman
“Pangeran” kata Rini saat matanya terbuka
“Woi, sadar, loe nggak lagi sedang mimpi” kataku menegurnya sebelum kemesraan terjadi disini
“Ahhh sial loe” bentak Rini, dan James membantu Rini untuk duduk, di berikan segelas air putih, hmmm ternyata James sangat pengertian
”Thanks ya James” kata Rini dengan tersenyum sipu
“Maafin aku, aku nggak tahu kalau kamu tadi di belakangku” kata James penuh penyesalan
“Nggak apa-apa kok, kalau Cuma luka segini nggak masalah untuk pangeranku”
Anjrit, dasar cewek centil, kalau aku punya pintu kemana saja, sudah kukirim dia ke afrika sana pacaran sama singa.
“Kamu sudah baikan?” Tanya James
“Hmmm, sepertinya belum, aduh” si cewek bajingan itu terlihat sengaja menjatuhkan diri nya ke dada James, kulihat dia memandangku sambil tersenyum kemenangan., dasar keparat, awas aja loe ntar gue kerjain.
“Masih sakit?” Tanya James, dia terlihat kikuk, Rini masih saja bersandar di dadanya sambil sedikit menganggukkan kepala
“Kalau masih sakit, kamu istirahat saja disini dulu, Windra, kamu jagain Rini ya” kata James
“Lho, kok aku? Protesku
“Aku mau beli obat dulu buat Rini” jawab James
“Nggak nggak nggak, aku nggak mau di rawat dia” protes Rini sambil menunjukku
“Ihhh siapa juga yang mau rawat kamu, mendingan aku rawat kodokku di rumah”
“Sudah-sudah, kalian ini seperti anak kecil saja” kata James, aku dan Rini terdiam,
“Aku udah baik-baik aja kok, aku pulang aja ya, dari pada di rawat bocah itu, ntar tambah sakit lagi” kata Rini, kayaknya dia mau mulai ngajak perang
“YEiiiiii ogah juga aku mau rawat kamu, dasar nenek sihir”
Sejurus kemudian Rini lalu bersiap-siap untuk keluar, dan dengan centilnya dia berjalan, dasar sok cantik,,,
“Kamu kenapa masih disini?” Tanya James dengan wajah yang berubah nggak ramah
“Ihhhh tadi kamu yang manggil aku kesini, dasar tulalit” jawabku sambil berlalu
“Win, tunggu” kudengar James memanggilku, ku menoleh ke arahnya
“Thanks ya” dia tersenyum,, astaga, manisssss banget, kalah deh gula manisnya
“Iya sama-sama” jawabku halus, aku juga bisa halus kalau orang lembut denganku
“By the Way kayaknya kamu berpengalaman mengurus orang terluka” kataku sok tahu dan malah duduk di kursi tanpa dipersilahkan
“Iya, dulu aku pernah ikut PMR dan Pramuka bersama Boni” jawabnya, dan entah kenapa aku merasa ada luka saat dia mengucapkan nama Boni
“Boni? Yang tadi di sebut Nando di koridor?” Tanyaku
“Jadi kamu dengar?” Tanya James dengan senyum kecut
“Maaf, aku nggak bermaksud” kataku nggak enak hati
“Nggak apa-apa, toh kamu juga sudah dengar, iya Boni yang di sebut Nando” jawab James dengan wajah murung, aku nggak berani lagi bertanya, aku merasa ada hal yang pahit dari orang yang bernama Boni itu, tapi aku nggak tahu itu apa, dan aku rasa Nando adalah jawabannya.
Ia Nando lah kuncinya, aku harus mendekatinya, nggak tahu kenapa. Aku rasa aku sangat ingin tahu apa yang telah membuat James terluka seperti yang sedang kulihat dari matanya..
#############################
yadah dpt premium dah..
makasi mas atwil, udah apdet..
#lopelopemeonggarong
ayo ayo lanjut, pengen liat windra pake baju kodok lagi