BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

eidelweis di taman hatiku

1356

Comments

  • demi apa aji sama hendranya gak bisa bersama??
    another good tory with sad ending again :(
  • "heyyy...kamu ini kalau di tanya malah diem! ayo jawab! itu kondom untuk apa?, jangan macem-macem ya kamu!' mas yoyok berteriak

    aku mati kata...
    bingung..
    mau alasan apa lagi?
    nggak mungkinlah aku jujur
    bisa-bisa dibunuh saat ini juga oleh mas yoyok.

    tidak seperti biasanya memang
    biasanya aku begitu teliti dalam meletakkan barang-barang yang dapat menjadikan masalah termasuk kondom.
    biasanya kuletakkan dibn dibawah kasur atau di dalam laci.
    uhhh memang mungkin saat ini baru apes!
    dan yang lebih menjengkelkan, hendra seperti lepas tanggungjawab.
    dia enak-enakan tidur sementara aku di interogasi oleh mas yoyok.

    "sen...ayo jawab, bener, aku tuh paling tidak suka ama manusia munafik, di depan keliatan baik, eh dibelakang moralnya bejat"

    kuambil nafas panjang.
    "hmmm...anu mas, itu bukan kondom punyaku kok" kucoba beralasan.
    "lalu milik siapa?"
    kali ini mata mas yoyok melotot tak percaya dengan alasanku

    aku mengambil nafas panjang
    inilah yang nggak kusuka dari mas yoyok.
    kalau dia pengen tahu sesuatu, ya harus dia dapat bagaimanapun caranya..

    "ayooo...itu kondom milik siapa?" kali ini nadanya menjerit
    "nggak tau, tiba-tiba ada di meja mas"
    "atau milik temenmu itu?"
    "mungkin"
    "itu temenmu kerjanya apa to? nginep di sini bawa kondom segala"
    "dia polisi mas"
    "hah? polisi? kok bisa, polisi maen ke rumah temen bawa kondom segala?"

    mati aku!
    "nggak tahu mas"
    "kamu ini lh, sejak tadi jawabnya nggak tau saja, atau....semalem kamu maen sama pelacur ya?"
    "wahhh mas...jangan gitu lah, mosok cuma ada kondom saja, sampe menduga seperti itu, gini-gini aku paling anti mas sama pelacur"
    "terserah sen...yang jelas...aku paling tidak suka punya saudara yang pezina"
    "mas yoyok ini lho berlebihan banget, kan cuma kondom mas?"
    "apa kamu bilang? cuma kondom? kamu tahu nggak, kondom itu sudah bisa membuktikan berbagai hal yang buruk-buruk, jangan kau pikir ini hal sepele" mas yoyok masih marah

    "kondom ini ya mas?" suara keras hendra yang melangkah keluar kamar sambil mengacungkan kondom durex.

    kami kaget dan langsung menoleh ke arah hendra
    seperti biasa , hendra nampak sedemikian cool.
    dia berjalan pelan ke arah kami
    kali ini dia sudah berpakaian
    sambil tersenyum...

    "maaf mas, jangan salahkan seno mas, ini kondom saya yang bawa, semalem ada penggerebegan tempat mesum, trus aku dapat kondom ini, sudah kemalemen mau pulang akhirnya aku nginep disini mas"

    "oh gitu ya...kok bisa di meja?" mas yoyok masih aja penasaran
    hendra kembali tersenyum.
    "ini sebenarnya barang bukti, tapi tuh, adiknya mas, kolot banget, mosok kondom saja belum pernah lihat? kerjaannya baca buku dan kantor melulu sih, makasnya tadi malem dia penasaran tentang bentuk kondom dan terpaksa deh, semalem kubuka satu, termasuk praktek cara masang mas"

    hendra gila....mosok bilang ampe praktek cara masang segala.

    "apa? praktek?" mas yoyok kembali terbelalak kaget
    "iya mas...hehehe..jangan kuatir mas..prakteknya tidak di kelamin lah, tapi di jari heheheheh..iya kan ji?"

    aku cuma mengangguk tersenyum geli
    ada-ada saja hendra.
    kadal lawan buaya...jadi deh

    "eh mas, kalau ngga salah ini mas yoyok ya?"
    "anda kok tahu?"
    "ya tau lah, aji sering cerita kok tentang kakaknya yang paling pinter di surabaya"

    mas yoyok tersenyum
    baru kali ini mas yoyok tersenyum.

    "mas...kalau mau istirahat di kamar silakan mas, tadi sudah saya rapikan kok, mas yoyok pastilah capek setelah perjalanan dari surabaya"
    "yo wis..aku mau tiduran dulu, jangan pergi sen"
    "iya kak"
    ngomong-ngomong nama anda siapa ya mas? tanya mas yoyok pada hendra
    "hendra mas, lebih tepatnya putra mahendra"

    "yo wis sono, kalian mandi dulu, aku mau tiduran'
    "eh mas...aku buatin minum dulu ya?" tawarku
    "ngga usah, aku dah sarapan tadi, aku cuma mau tidur"

    mas yoyok masuk kamr
    "ndraa...beneran kamarnya dah rapi" bisikku
    "beresss..." hendra mendesis...
    "jii"
    "hmmm"
    "beda banget ma kamu ya?"
    "siapa?"
    "mas yoyok"
    "iya..."
    "tapi cakepan mas yoyok tuh"
    "iya"
    "kayaknya aku mulai naksir heheheeh"
    "dasar kadal buntung"
  • mas aji !!!!
    aku boleh post cerita²nya mas ke fp cerita gay17 di facebook gak??

    boleh yah!!
  • EIandy2 wrote: »
    mas aji !!!!
    aku boleh post cerita²nya mas ke fp cerita gay17 di facebook gak??

    boleh yah!!



    Trims.
    Kayaknya tulisanku udah dimuat di fb cerita gay17.
    Coba cek, takut double post.
    Aku beberapa kali baca kok.
  • ketemu di sini jg,, :)

    udah lebih jauh yg di sebelah y mas??
  • Dalam waktu singkat langsung kudengar dengkuran keras dari balik kamar
    Aku mengambil nafas panjang…
    Lega rasanya.

    Hendra memandangku sambil senyum-senyum
    “kayaknya ini kejutan di hari ulang tahunmu hehehhehe”
    “bukan kejutan lagi ini tapi ledakan, uhhh kamu tuh ya…mosok meletakkan ‘pengaman’ di atas meja gtu, tadi coba aku mau bilang apa, uhh…”
    “bagaimanapun juga…aku ini telah menyelamatkan nyawamu lho jii hehhehe”
    ‘tumben kamu pinter pilih alasan..heeh”
    “wee lah lom tahu aku tuh, gini-gini aku ini ahlinya menyamar dan membela diri”
    “ya udah, sekarang kita bagi tugas, kamu cari sarapan, aku ayng bersih-bersih rumah”
    “oke boss…”
    “jangan oke-oke gitu…mandi duluuuuu…bauuu tuh” aku setengah berteriak
    Hendra Cuma tertawa lebar memperlihatkan gigi-giginya yang rata
  • Heran…
    Beneran heran..
    Tumben banget mas yoyok maen ke sini, sendiri lagi.
    Ada apa ya?

    Dari seluruh saudaraku, Cuma dengan mas yoyok aku kurang begitu akur
    Mungkin sifatku dan dia terlalu jauh berbeda
    Itulah sebabnya, ketika dewasapun kami tetep saja kurang akrab

    Sudah hampir satu jam mas yoyok tidur pulas di kamar
    Beberapa kali kulihat
    Sangat-sangat pulas
    Aku maklum, perjalanan surabaya semarang memang melelahkan.

    Hendra telah kembali dari beli sarapan buat kamu
    Nasi gudeg, telur, ayam goreng dan tempe tahu bacem
    Semua telah kutata di meja.

    Ruang tamu, kamar mandi dan dapur semua sudah kubersihkan
    Akhhh…seperti mau ada inspeksi mendadak dari presiden saja
    Entahlah kami menjadi sedemikian gugup dengan kedatangan mas yoyok
    Bukan apa-apa, Cuma kalau sampai keluarga tahu yang negatif tentang diriku, bisa masalah besar di keluargaku neh.
    Selama ini hubunganku dengan hendra masih sedemikian rapat tak ada yang mengetahui, baik di kantor maupun di keluargaku
    Mungkinkarena hubungan kami tidak terlalu mencolok
    Kami jarang bersama…
    Mungkin juga karena aku memang harus benar-benar merahasiakan hubungan ini.
    Terlalu besar resikonya jika sampai orang-orang terdekatku tahu hubunganku dengan hendra
    Yang mereka tahu, aku dan hendra memang sangat akrab…itu saja.

    Kulihat mas yoyok keluar kamar
    Wajahnya kusut, dia menggeliat pelan
    Tidur kurang lebih satu jam saja.

    Hendra mendatangi mas yoyok
    “kami sudah mandi mas, sekarang giliran mas yoyok kalau mau mandi, nih handuknya”

    Kulihat mas yoyok kaget di sodori handuk oleh hendra
    “hmmm..makasih dik, eh anda paham banget dengan rumah ini, sering tidur sini ya?” mas yoyok mulai curiga.
    “yahhh…kadang mas, maklum bujangan mas, kalau sendirian kadang bingung, makanya aku kadang tidur di sini”
    “mas hendra kost di mana?”
    “lumayan jauh mas dari sini, di daerah sampangan mas”
    “yo wis, aku mandi dulu”

    Aku mendekati hendra
    Kucubit pinggangnya
    Bagiku kadang hendra ceroboh
    Tapi bagaimanapun juga hendra paling bisa membuat alasan.


    Laporkan post
  • “mas…boleh aku tahu, tumben mas yoyok maen kemari?”
    “kamu ini, wong maen saja kok di bilang tumben to?”
    “hehehheh bukan gitu mas, biasanya kan mas yoyok jarang banget punya waktu luang, kok tumben…

    Kami duduk bertiga di teras rumah
    Kami sudah sarapan dan mencari sedikit kesejukan dim tengah udara semarang yang makin panas

    “ini lho, yu ndari itu, sejak kemaren katanya nelpon kamu tapi nggak bisa”
    “ehh maaf mas, nomerku aku ganti”
    “ohhh pantesan! Gini lho sen, aku tuh disuruh pulang terus ngampiri kamu sekalian”
    “disuruh pulang? Siapa yang nyuruh mas?”
    “ya yu ndari itu”
    “emang ada apa? Trus yang lain juga disuruh pulang?”
    “iya…semua disuruh pulang, kecuali anto, dia kan sedang ujian katanya”

    Anto adalah adik paling bungsu
    Dia saat ini sedang kuliah di IPB bogor.

    “trus ada apa kita disuruh pulang mas?”
    “naaa itu ang aku nggak tau, pokoknya disuruh pulang”

    “biasanya ada yang sakit keras jii” bisik hendra
    Aku mengangguk
    “bapak, simbok sehat to mas?”
    “ya itu yang aku nggak tahu sen, kata lik mar tetangga kita, kemaren aku telpon, katanya bapak memang masuk angin.

    “hah bapak sakit?”
    “iya sen”

    Bapakku memang sudah tua
    Tapi beliau masih saja di sawah terus
    Mungkin karena kecapekan bapak jadi sakit
    Tapi yang bikin aku penasaran, tumben menyuruh semua anaknya pulang
    Ada apa ya?
    Hatiku semakin bertambah penasaran
  • Beberapa kali kepalaku terantuk di jok mobil…
    Ngantuk menderaku.
    Kulihat hendra mengendarai mobil dengan lumayan cepat.

    aku duduk di jok belakang
    Dan di depan di samping hendra yang sedang menyetir mas yoyok yang duduk di situ.
    Biasanya aku duduk berdampingan dengan hendra…
    Tapi kali ini situasinya berbeda
    Ada mas yoyok…
    Mungkin sebagai bentuk penghormatanku..
    Atau memberi waktu agar mas yoyok dapat mengenal hendra dengan lebih dalam lagi.

    Dan benar saja..
    Mas yoyok terus mengajukan banyak pertanyaan tentang diri hendra.
    Pekerjaan, asal-usul keluarga sampai bagaimana bisa kenal dengan aku..
    Walau kulihat hendra jemu dengan pertanyaan-pertanyaan mas yoyok akan tetapi satu hal yang membuatku salut, hendra dapat menjawab semuanya dengan sedemikian elegan.
    Aku paham, tidak semua pertanyaan dapat di jawab dengan jujur…

    Aku jemu…
    Yang kupikirkan saat ini Cuma satu..
    Kondisi bapak…
    Bapak sakit
    Akhh…bapak memang sudah tua
    Dan tak terasa umurku juga sudah tua.

    Ini juga yang menyebabkan hendra tadi pagi ikut panik mendengar bapak sakit
    Bagi hendra yang yatim piatu, orang tuaku di anggapnya sebagai orang tuanya
    Di banding aku, hendra lebih sering menengok orang tuaku
    Beberapa kali hendra ke rumahku di bantul tanpa denganku
    Bahkan menginap
    Bapak ibuku juga sudah menganggap hendra sebagai anak
    Inilah yang kusuka dari hendra…
    Dia bisa membaur dengan sangat-sangat elaegan di tengah keluargaku
    Dia kenal saudara-saudaraku
    Dia akrab dengan hampir semua keponakanku
    Kecuali dengan keluarga mas yoyok
    Mungkin belum jodoh dengan mas yoyok…
    Sekian lama…
    Hendra belum pernah ketemu dengan keluarga mas yoyok.

    Tadi pagi, ketika mendengar bapak sakit, hendra langsung mengambil mobilnya.
    “tidak usah naik bis, pakai mobilku saja, kebetulan ini kan hari minggu, ji kamu siap-siap, aku mau ambil mobil bentar di kantor ya”

    Aku langsung siap-siap…
    Kutata pakaian untuk beberapa hari
    Firasatku bapak pasti sakit keras dengan menyuruh seluruh anggota keluarga kumpul.
    Ketika aku sedang memasukkan pakaianku di dalam tas, mas yoyok berdiri di pintu kamar

    “sen…sampai kapan kamu terus seperti ini?”
    Aku mendongak ke arah mas yoyok
    “maksud mas?”
    Seperti biasa, mas yoyok masih menampakkan wajah serius
    “hmmm…maksudku sampai kapan kamu terus melajang”
    “ohh…belum nemu mas” jawabku sambil mendengus kesal.
    “bukan belum nemu, tapi nggak niat!”
    “bukan nggak niat, tapi memang belum nemu mas dengan yang cocok”
    “alaah..kamu itu sukanya alasan, mau yang cocok seperti apa? Banyak tuh cewek, setiap cewek pasti cocok, soal hati? Halah…mau nyari yang seperti apa? Yang namanya cewek dimanapun yo sama saja, ayooo cepetan cari, bapak sudah tua, biar bapak seneng, dia itu kan paling sayang kalau sama kamu, tau nggak, bapak sakit pasti karena mikirin kamu sen”

    Pernyataan terakhir dari mas yoyok benar-benar membuat aku emosi.
    Aku terduduk…
    Bapak sakit karena mikirin aku?
    Jadi aku di tuduh sebagai penyebab sakitnya bapak?

    “mas…kita nggak tau bapak sakit apa, jangan asal tuduh begitu dong?” suaraku bergetar menahan emosi.
    Mas yoyok Cuma tersenyum
    Uhhh…aku paling tak suka melihat senyumannya
    “hehehhhe…lha terus bapak sakit karena pa hayo?”
    “ya nggak tau lah” aku masih emosi
    “sen…aku bicara gini, karena seminggu lalu simbok dan bapak nelpon aku”
    Aku mendongak kaget..
    “trus?” tanyaku penasaran.
    “ya gitu, bapak minta, aku suruh bantu kamu nyarikan jodoh”
    Hmmm…aku benar-benar emosi menahan sakit…sampai segitunya bapak memperhatikanku.
    Yang bikin aku emosi, kenapa sih bapak melibatkan masalah pribadiku dengan mas yoyok.

    “trus mas yoyok jawab apa?”
    “hehehehhe…lah aku trus suruh jawab apa? Aku di surabaya, nggak pernah ketemu kamu, ya kujawab, nggih pak…sekedar untuk nyenengin hatinya bapak’

    Aku menghela nafas panjang
    “nah….makanya, mulai sekarang, serius! Cari istri…paling tidak untuk nyenengin hati bapak simbok”
    “lah mas…mosok nyari istri untuk nyenengin hati bapak simbok, ya nggak sekedar gitu to mas, yang payah aku, kan aku yang menjalani”
    “ya…aku kan bicara’paling tidak’, sukur-sukur yang sempurna”

    Aku Cuma terdiam…
    Dia hari pertama usiaku, sebuah permasalahan muncul

    Suara deru mobil hendra muncul…
    “itu temenmu beneran mau nganter kita ke bantul?”
    “iya…emang napa mas?”
    “hmmm..ya nggak pa pa, Cuma kok baik banget”
    “ada orang baik malah curiga” aku mendengus kesal
    “emang dia sudah kenal sama bapak simbok ya?”
    “ya kenal banget lah, wong beberapa kali aku ajak dia pulang kok”
    “kamu kayaknya akrab banget sama temenmu itu?” tanya mas yoyok penasaran
    Aku mendongak kaget menatap mas yoyok
    “yahhh…namanya temenan ya harus akrab mas”
    “tapi…ini akrabnya keterlaluan menurutku”
    “biasa kok, mas yoyok saja yang nggak punya temen akrab”

    Kulihat mas yoyok masih menatapku
    Dia masih belum puas dengan jawabanku
    “nggak…masudku, kalian seperti tidak berteman lagi”
    “hah? Maksud mas yoyok?” aku kaget
    Mas yoyok tersenyum penuh selidik
    “sen aku paham apa itu teman atau lebih dari teman…”
    “maksud mas?”
    “kalian seperti orang pacaran!”
    Bagai suara petir menyambar..
    Sudah kuduga mas yoyok mencurigai hubunganku dengan hendra

    “mari mas…mobil sudah siap” suara hendra dari kejauhan
    “oh ya dik makasih, bentar…” mas yoyok bersuara sedikit keras.

    Pelan mas yoyok menghampiriku…
    “tadi kulihat temenmu mencium kamu” mas yoyok berbisik lirih

    Aku beku…
    Mungkin tubuhku sedingin es
    Apa?
    Mas yoyok melihat hendra mencium pipiku?
    Akhh..hendra memang ceroboh.
    Kami kira tadi mas yoyok mandi, ternyata…dia mlihat hendra mencium pipiku
    Sebuah ciuman khas setiap pagi ketika hendra mau pergi…
    Akhhh…mengapa kami ceroboh….


    Aku benar-benar tertidur
    Mobil hendra bergoyang-goyang seiring jalanan yang agak bergelombang
    Semua seperti menina bobokkan keadaanku

    Aku tak tahu sampai mana, dan berapa lama aku tertidur
    Dan pelan anganku kembali
    Tapi sayup kudengar mas yoyok masih mengobrol dengan hendra
    Aku masih enggan membuka mata
    Dan…
    Sebuah pertanyaan di tujukan ke hendra membuatku kaget
    “dik hendra…njenengan dengan seno akrab banget ya? Sampai cium pipi segala?”
    Kurasakan hendra kaget
    Mobil sedikit bergoyang karena saking kagetnya hendra….







  • Uwwwww, kepo bgt nih
  • hhaayyyyyoooooo.... mas Hendra mau jawab apa??
  • Kucari cerita ini, ternyata di hal 4, oke deh, nanti aku lanjut.
  • untung aku gak punya kk kyk gitu..
  • Aku masih tidur di sela-sela goyangan mobil.
    Bukan tidur….tapi pura-pura tidur.
    Aku tak ingin mengganggu pembicaraan hendra dan mas yoyok.
    Hendra seorang reserse..
    Aku paham, tak setiap polisi bisa jadi reserse.
    Dia pastinya pinter…
    Termasuk…pinter memberi alasan insiden ciuman tadi pagi yang lihat oleh mas yoyok.
    Aku yakin, hendra pasti punya jawaban yang masuk akal.
    Aku yakin….
    Dan…kini aku menunggu jawaban dari hendra.

    Yang kusuka dari hendra, disaat dia terpojok, dia selalu menampakkan senyum.
    Senyum yang menandakan ketenangan jiwanya.
    Tidak ada emosi sama sekali.
    Sehingga….lawan bicara selalu menerima apapun yang dia jawab.
    Sekali lagi…
    Hendra seorang reserse….

    “hehehehhe ciuman, aku mencium seno gitu?” kudengar suara hendra sambil tertawa lirih.
    “iya…itu jelas banget, aku melihat kamu mencium pipi seno gitu, benar gitu kan?”
    Sempat kubuka sedikit mata…
    Kulihat hendra pura-pura menggaruk kepala.
    “hmmm…wah jadi malu aku mas, iya benar, tadi pagi aku mencium seno”

    Masih kulihat dalam kepura-puraan tidurku
    Mas yoyok menoleh sambil melotot ke arah hendra.
    Dalam hati aku luar biasa kesal.
    Uhh..kenapa hendra tidak menyanggah…?

    “kalian….kalian…pasangan homo?”
    “wahhh…mas…jangan gitu dong, mosok Cuma ciuman saja sudah langsung diartikan pasangan homo”
    “hehehehhe…mas hendra, aku itu tinggal di surabaya mas,disana banyak homo mas, bahkan tetanggaku ada pasangan homo, ya mirip kalian itu, tinggal serumah, tidur seranjang, mungkin tiap malam juga ngeseks, beberapa kali kulihat ciuman…aku nggak ngarang kok”
    “tapi jangan langsung menjastis gitu mas, tuh kemaren, bapak presiden esbeye pelukan ama ciuman pipi dengan presiden negara lain, tapi kan mereka bukan pasangan homo to?”
    “ya bedalah, ciuman homo sama sama ciuman dengan sahabat!” mas yoyok makin ketus
    “sama lah…sama saja, namanya saja ciuman, ya sama lah”
    “tetep beda!” mas yoyok nggak mau kalah

    Kesal…
    Bener-bener kesal…
    Kenapa sih harus mas yoyok yang menemuiku pagi ini?
    Dan kurasa hendra benar-benar ketemu ‘lawan’ yang tangguh kali ini
    Aku merasa, hendra sepertinya terpojok…

    “oke mas…hmmm….oke, aku mo ngaku neh, tapi janji ya, mas yoyok harus janji, mas yoyok nggak boleh memberitahukan pengakuanku pada siapapun dan nggak boleh cerita pada siapapun tentang ciuman tadi pagi” kata hendra tegas.
    “oke, aku janji!” mas yoyok nggak kalah tegas.

    Gilaaaaa….
    Benar-benar gilaaa..
    Mau jadi apa aku ini jika hendra mengaku kalau kami pasangan homo?
    Aku ingin bangun..
    Ingin berteriak menjerit
    Tapi kubatalkan saja.
    Aku tak mau memperkeruh suasana.
    Yang penting mas yoyok sudah janji.


  • “ceritanya agak panjang mas” ujar hendra lirih.
    Aku masih posisi pura-pura tidur…
    Kudengarkan dengan seksama di sela-sela deru mobil yang berjalan pelan

    “mas…ini semua gara-gara adikmu tuh, udah tua gitu senengnya maen game, kemaren aku marah-marah, eh dia malah nggak terima, dan kemudia tuh…seno malah nantangin aku, oke deh, tau nggak mas, agar seru, kami taruhan…” ujar hendra berapi-api
    Aku tersenyum
    Hendra memang paling pinter ngarang…
    Aku nggak pernah tuh maen game apalagi sampai taruhan segala.

    “kayak anak kecil saja, pake taruhan segala!” mas yoyok mengguman keras
    “yahhh…namanya saja bujangan mas, kan kurang kerjaan, mas yoyok mau tau taruhannya apa?”
    Kudengar mas yoyok Cuma mendengus kesal
    “taruhannya …jika ada yang kalah, harus jadi pembantu, kalau aku kalah, aku jadi pembantu di rumah seno, kalau seno kalah dia jadi pembantu di rumahku…seminggu mas hahahahha, plus memberi ciuman di pipi tiap jam 7 pagi…parah kan?”
    “gila! Bukan parah lagi!”
    “ya gitu lah mas, kami orangnya sama-sama nyante kok mas, jadi semua kuanggap sebagai bagian dari refreshing gitu lah mas”
    “trus kamu yang kalah..gitu?”
    “iyalah….aku kan orang lapangan mas, mana sempat maen game, beda lah dengan seno, dia tiap ada waktu luang pasti maen game ampe nggak mikirin jodoh”
    “pantesan…sampai saat ini seno belum punya pacar!”
    “ya gitu mas…sejarahnya , tadi pagi aku nyium seno, benernya mau muntah mas, tapi gimana lagi, sudah kesepakatan sih, palagi aku ini sudah punya pacar, uhhh…nyium pacar aja jarang, ini malah nyium pipi seno yang bau gitu, mo muntah rasanya.”

    Gila…
    Kurang ajar betul…
    Bilang pipiku bau segala…
    Awas lu yaaa..
    Tapi kalau dipikir, alasan hendra brilliant juga sih.

    “dik hendra emangnya sudah punya pacar?” mas yoyok menyelidik
    “hehehehhehe…aku kan ganteng mas, so pastilah udah punya pacar to…bedalah dengan seno, tuh liat…culun banget kan, mana ada cewek yang mau”

    Aseeemmmmm,,,,,,
    Hendra bener-bener keterlaluan, ampe ngatain aku culun segala.
    Awas ya…kamu kubalas nanti kalau aku bangun
    Kujewer kupingmu ampe molor kayak kuping srigala

    Kali ini kudengar mas yoyok tertawa…
    “hahahahha…bener emang, seno itu satu-satunya adikku yang paling culun, sejak kecil kerjaannya baca buku melulu, keana-mana baju di masukkan…makanya dia sampai di’lompati’ dua adiknya yang udah nikah duluan”
    “ohh gitu ya?, aku sebenarnya sudah berusaha ngenalkan cewek-cewek ke seno mas, biar cepet punya pacar, tapi tuh…gara-gara penampilannya, banyak cewek yang langsung nggak suka mas, makanya mas yoyok, coba deh, carikan cewek buat seno”
    “hahahhahhaha…biar sapai tuapun kagak ada yang mau!”

    Aku semakin panas hati..
    Kurang ajar betul hendra ini
    Aku tahu, hendra hanya menyakinkan soal ciuman tadi yag hanya kalah taruhan
    Tapi kok sambil jelek-jelekin aku gitu
    Awaasss kamu ndraaaa….

    “boleh tau, udah berapa hari kalian menjalani taruhan konyol itu?”
    “hmm…tinggal besok pagi kok mas, trus selesai”
    “jadi besok masih mau cium pipi seno lagi?”
    “ya iya lah mas, aku kan kalah taruhan…”
    “nggak boleh! Hentikan, palagi besok di bantul”
    “wahhh makasih banget mas, coba deh mas yoyok yang bilangin seno ya, aku sih seneng banget mas, kalau besok udah nggak cium pipi seno lagi, udah mual mas, kalau malem sampai mimpi buruk heheheh”
    “ya udah besok aku bilangin seno’

    Kurang ajaar ndrraaaa…
    Sampai bilang mual mau muntah segala…
    Awasss. Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa……………………
Sign In or Register to comment.