When Love Walked in Heart (Second Prince) (TAMAT)
Ini cerita pertama ku, aku harapkan kritik dan saran dari pembaca semua yah
Part 1
Dia tak Punya Tujuan Dan Emosi """""""
Pagi itu cuaca terlihat sangat cerah, suara burung-burung yang bertebangan di pinggir pantai menambah meriah nya suasana di sebuah perkampungan nelayan di kota itu.
Matahari perlahan mulai menunjukan wajah nya, suasana dingin pun perlahan berganti menjadi hangat. Tak lama berselang terlihat para penduduk yang tinggal di sekitar TPI mulai mendatangi nelayan yang merapat, dan pada akhirnya rutinitas jual beli pun mulai terjadi di kawasan itu.
di balik hiruk-pikuk keramaian pasar dadakan di TPI itu, terlihat sebuah rumah yang tak jauh dari pasar tersebut, Rumah itu sangat berbeda dari rumah-rumah yang lain, di saat semua orang bersemangat dan menciptakan suasana ceria di pagi hari, namun berbeda dengan rumah itu yang telihat tak terurus dan sangat tak bersosialisasi.Rumah yang sedikit reot itu di tempati oleh seorang anak laki-laki yang berumur 16 tahun yang bernama Joo dan seorang wanita yang tak lain ibu nya joo. Mereka hanya tinggal berdua di rumah itu.
warga di sekitar rumah itu sudah cukup terbiasa dengan kedua orang itu, yang terlihat hidup sendiri meski tinggal di keramaian.
sedikit demi sedikit sinar matahari masuk melalui celah-celah cendela yang terlihat sedikit rusak.
perlahan Joo mulai bangun dari tempat tidur nya, dan dengan segera menuju kamar mandi.
sembari menggosok giginya, Joo menatap tajam ke arah cermin yang berada tepat di depan nya
''tak ada yang bisa aku lakukan saat ini''
tak lama berselang ibu nya pun mulai bangun ''astaga aku sudah terlambat, Joo kenapa ti dak membangunkan ibu !! dengan segera ibu nya menuju kamar mandi dan menggedor-gedor pintu kamar mandi dengan keras ''Joo cepat sedikit,Ibu ada janji hari ini'' dengan seketika Joo pun keluar dari kamar mandi dan menatap tajam pada ibu nya, namun perlahan joo berlalu dengan cepat.
jam menunjukan pukul 7:05 terlihat joo sedang sibuk merapikan buku-buku sekolah nya ''hari ini akan sama saja, tidak akan ada yang berubah dari semua nya'' joo bergumam dalam hati nya
tak berapa lama ibunya keluar dari kamar mandi dan mulai berdandan di kamarnya.
tok,tok,tok suara ketukan dari pintu depan ''joo tolong buka pintu nya, ibu sedang sibuk'' dengan wajah datar, joo membuka pintu itu dan terlihat seorang laki-laki yang berumur sekitar 25 tahun berdiri tegap di hadapan joo ia tersenyum manis ''perkenalkan nama saya Bimo, saya kesini untuk memberikan parsel ini, ibu nya ada dik ? tanya lelaki itu dengan sangat ramah.
joo hanya diam dan masuk ke dalam rumah meninggalkan Bimo di depan rumah sendirian ''Ibu,dia mencari mu'' Ibu nya segera berdiri ''kenapa kamu tidak menyuruh nya masuk ?
dengan sangat sigap Ibunya segera keluar dan menghampiri bimo yang berdiri dengan kebingungan di depan rumah Joo''ohhh, nak Bimo, wah ini parsel dari tuan Bram ya, terimakasih yah nak Bimo sudah repot-repot mengantarkan nya kemari'' Bimo tersenyum manis namun sesekali ia mencuri-curi pandang untuk melihat kedalam rumah ''ah tidak di repotkan bu, sudah tugas saya kok
parsel nya sudah ibu terima, kalo begitu sampai ketemu di lain waktu bu, saya permisi dulu'' Bimo berlalu menuju mobil nya.
Sementara itu di pusat kota, terlihat mobil Bimo memasuki gerbang utama rumah kediaman tuan Bram Setiba nya di kediaman keluarga tuan bram, bimo di kejutkan dengan ulah gery yang tak lain anak satu-satu nya dari keluarga yang super kaya tersebut dengan tiba-tiba menarik tangan Bimo menuju ke kamarnya ''kakak, aku punya sesuatu untuk kakak'' Gery membuka tas sekolah nya dan mengeluarkan jaket yang baru ia beli ''kak,ini untuk kakak,karena sebentar lagi akan masuk musim dingin, jadi selama bekerja outdoor kakak pakai ini yah'' Bimo hanya tersenyum manis ''kakak,akan pakai ini tapi kamu janji jangan suka bolos sekolah lagi'' Gery hanya mengangguk dan tersenyum manis.
saat sedang berbincang-bincang Bik inah masuk ke kamar gery ''den, di tunggu tuan di ruang santai'' gery pun segera menemui ayah nya dan tak lupa ia mengajak Bimo untuk mendampingi nya.
''Joo ibu ada janji pagi ini, jadi jika rentenir-tentenir itu datang saat kamu pulang sekolah, bilang saja lusa pagi akan ibu lunasi semua hutang-hutang ibu'' Ibunya berlalu meninggalkan joo, namun langkah nya tertahan sejenak ''hentikan semua ini bu'' Jo berkata dengan sangat sinis, dan dengan segera ibu nya berbalik dan menatap Joo ''apa yang barusan kamu katakan joo ?
Joo menghela nafas nya perlahan dan menatap ibu nya dengan tajam ''Bu, sampai kapan ibu seperti ini, apakah ibu tidak lelah dengan semua ini ?
ibu nya segera memegang pundak joo dan mengguncang-guncang nya ''ini semua ibu lakukan untuk mu joo, demi semua yang ingin kamu capai, dan juga ini semua karena ayah mu pergi dengan wanita jalang itu, dia meninggalkan kita hanya untuk wanita jalang itu !! 'joo melepaskan tangan ibu nya dari pundaknya ''jadi,sekarang apa beda nya ibu dengan wanita jalang itu ? apa yang ibu lakukan selama ini apakah itu tak jauh beda dengan wanita yang ibu sebut jalang !! (Berteriak keras) Joo berlalu dan meninggalkan ibu nya yang menangis dengan histeris.
Saat tiba di sekolah sekolah, tiba-tiba Joo di lempari telur busuk oleh sekumpulan anak-anak nakal di sekolah nya ''Hey teman-teman, apakah kalian belum mengetahui mengenai Joo, kemarin aku melihat ibu nya di club malam, apa yang ibu nya lakukan di sana yah'' teman teman yang lain menimpali nya ''pastinya menjual diri, ih joo apakah kamu tidak malu dengan ibumu yang kerjanya seperti itu'' Tanpa basa-basi lagi dengan segera joo menghampiri anak-anakitu ''Berhenti sekarang atau aku yang menghentikan nya, jangan pernah kalian mengusik ku lagi, atau aku yang akan mengusik hidup kalian seumur hidup'' Joo menatap tajam ke arah anak-anak itu hingga membuat mereka takut dan membubarkan diri.
sementara itu di kediaman tuan bram....'''''....
''Gery ini peringatan papa yang terakhir untuk mu, jangan terlalu manja dan jangan pernah lagi kamu bolos sekolah atau mencoba untuk membolos lagi !!
tuan bram berteriak di hadapan Gery yang tertuduk lemas ''iya yah gery janji, tidak akan membolos lagi, dan juga gery tidak akan manja lagi''
''dan satu hal lagi ger, ayah ingin memberitahukan sesuatu yang sangat penting'' Tuan bram berdiri dan menghampiri putra satu-satu nya itu ''terlepas dari semua masalah ini, ayah ingin memberitahukan mu, jika lusa ayah akan segera menikah dan otomatis dia akan menggantikan ibumu yang sudah meninggal'' mendengar berita itu Gery tersenyum manis dan menunjukan expresi kebahagiaan nya ''ayah seriuskan, gery senang sekali yah, gery kesepian jika berada di rumah, tidak ada teman yah, kak bimo pun sibuk di kantor dengan ayah'' Gery segera memeluk ayah nya dengan penuh kebahagiaan ''maafkan ayah yang tidak memberitahukan mu lebih awal, dan meminta persetujuan mu'' gery semakin erat memluk ayah nya ''tidak apa-apa yah, gery akan bahagia jika ayah bahagia''
tak lama berselang, Bimo pun memberitahukan Tuan Bram akan janji nya pagi ini bertemu dengan calon istri nya ''maaf tuan Bimo mengganggu kehangatan kalian, tapi pagi ini bukannya tuan akan menemui Nyonya Wiwin'' dengan segera Tuan bRam melepaskan pelukannya dari gery ''siapkan mobil dan kita menuju kesana'' Bimo hanya mendundukan kepalanya dan saat tuan bram berlalu, Bimo segera mengacungkan jempol ke arah Gery dan begitupun gery yang dengan sigap mengacungkan jempol nya juga ''Kak nanti kasih kabar yah, oke'' Gery tersenyum manis melihat Bimo dan Ayah nya berlalu meninggalkan ruangan itu
Bersambung
Part 2
Hari semakin siang, hawa panas sangat terasa di kawan tepi pantai itu, terutama rumah Joo yang berada tak jauh dari bibir pantai yang mengkilap siang itu.
setibanya joo di rumah, ia segera meletakan tas sekolah nya dan mulai memasak.
tak lama berselang pintu rumah joo di ketuk dengan sangat keras oleh beberapa pria yang bertampang sangar, joo pun segera membuka pintu rumahnya ''Hey, kami kesini untuk menagih hutang-hutang ibumu yang sudah membengkak hingga kami rasa kalian berdua tidak akan mampu membayarnya'' Joo hanya diam dengan expresi datar.
''kami akan mengambil semua isi rumah mu untuk membayar bunga nya'' para rentenir itu mulai memasuki rumah reot joo dengan paksa.
Joo perlahan masuk dan menuju dapur untuk melanjutkan kegiatan memasak nya yang sempat tertunda.
melihat tingkah joo yang tak perduli akan nasib barang-barang di rumahnya, para rentenir itu mendatangi joo di dapur ''Hey, apa yang kaw lakukan, apa kaw tidak melihat apa yang sedang kami lakukan pada perabotan rumah mu !! Rentenir itu merasa sangat geram pada joo. Mendapati reaksi santai joo, rentenir itu mengambil kompor serta papan iris yang di gunakan oleh joo ''Ini kami sita juga, Faham !!
akhirnya joo sedikit bereaksi dengan apa yang di lakukan oleh rentenir itu ''apakah harus seperti ini ? Joo menatap tajam pada rentenir-rentenir itu ''apakah kalian semua begitu membutuhkan uang ?
joo sedikit memberikan senyuman sinis nya ''baiklah, bawa semua yang kalian butuhkan dari rumah ku, karena meski aku dan ibu ku menjual semua ini, hutang kami juga tidak akan lunas'' Joo kembali mengambil papan iris miliknya serta menaruh kompor ke tempat semula ''pulanglah, ibu ku akan membayar semua hutang-hutang nya lusa, jadi kalian tidak perlu seperti ini lagi, kepala ku yang akan menjadi jaminannya'' akhirnya rentenir itu pun pergi dengan perasaan bingung akan reaksi dari joo yang beitu santai menghadapi mereka yang terkenal dengan keganasan dan kesangaran tanpa sadar mengikuti perintah joo seorang anak berusia 16 tahun yang apatis.
sementara itu di restoran yang sangat mewah, terlihat tuan bram duduk dengan mesra bersama nyonya wiwin yang tak lain adalah ibu nya Joo ''bagaimana win, apakah kamu sudah siap untuk hari pernikahan kita esok lusa ? nyonya wiwin hanya tersenyum malu dan berbicara dalam hati nya ''kaw telah masuk dalam jebakan ku, setelah ini aku akan melunasi hutang-hutang ku dan menjadi nyonya besar di rumah mu yang sangat mewah itu'' tuan bram terlihat sangat polos dengan semua ini.
tak terasa waktu begitu cepat, perlahan matahari mulai tenggelam di telan oleh lautan berganti dengan bulan yang memberikan suasana baru di malam itu.
''Joo ibu pulang, ibu bawakan kamu makanan, joo dimana kamu sayang ?
tak jauh dari rumahnya,terlihat joo sedang duduk di tepi pantai sembari melempar pasir ke lautan dan joo pun berbicara dalam hati nya ''sampai kapan seperti ini, aku benci semua ini''
terlihat dari kejauhan ibunya menghampiri joo ''Joo,ibu cari di rumah kamu tidak ada, ternyata kamu di sini''
Joo dengan dingin nya tak menghiraukan kedatangan ibu nya yang sudah duduk di samping nya ''joo, ada hal yang ingin ibu beritahukan kepada mu bahwa esok lusa......'' perkataan ibu nya di potong oleh joo dengan seketika ''esok lusa ibu akan menikah, dan dua bulan kemudian ibu akan bercerai seperti biasanya, setelah laki-laki itu bangkrut atau meninggal'' joo menatap ibu nya ''bu, joo minta hentikan semua ini, ibu harus dengarkan perkataan joo sekali ini saja, cukupkan semua ini joo lelah bu, apakah hidup joo hanya akan di isi dengan berpindah-pindah seperti ini'' Joo sedikit meneteskan air mata nya sembari berteriak-teriak pada ibu nya ''Joo,dengarkan ibu nak, sekali ini saja, ibu janji ini yang terakhir, ini adalah pernikahan ibu yang terakhir, ibu mohon joo'' Akhirnya ibu ya memeluk joo dengan erat di tepi pantai itu.
Bersambung
Part 3
Pagi yang cerah sekali lagi kembali datang, suara deburan ombak, serta suara para penduduk yang mulai berdagang menjadi penyemangat tersendiri pagi itu di kawasan rumah joo yang berada di tepi pantai.
''Joo,pagi ini ibu akan pergi ke rumah calon suami ibu, kamu juga harus ikut'' Joo dengan cuek nya memakai sepatu nya untuk pergi ke sekolah ''masih banyak hal yang jauh lebih penting yang ingin aku kerjakan'' Joo berlalu meninggalkan ibu nya.
di perjalanan menuju ke sekolah, joo terus berbicara dalam hati nya ''aku harap ini benar-benar yang terakhir''
sementara itu di kediaman Tuan bram yang mewah, terlihat Gery dan ayahnya yang sedang di layani oleh para pembantu nya, untuk sarapan pagi, serta terlihat di samping kiri ayahnya ,Bimo berdiri tegap sembari menatap gery ''Bim, kemarin calon istri ku menceritakan mengenai anak nya yang tidak setuju mengenai pernikahan ini, aku harap siang ini kamu jemput anak itu di sekolah, aku ingin berbicara dari hati ke hati dengan anak itu'' Bimo membungkukan badan nya ''baik tuan, saya akan menjemputnya siang ini'' Dengan sigap gery merespon percakapan ayah nya dan bimo ''yah,aku ikut kak bimo ya ? Gery tersenyum penuh pengharapan ''yah, aku ingin cepat-cepat bertemu dengan kakak tiri ku, ku dengar dia tua setahun dari ku'' Bimo merespon perkataan Gery ''biar kakak saja yah, yang menjemput nya, kakak pasti akan membawa nya kesini sebaiknya flower prince tunggu di rumah saja he he he
beberapa jam kemudian, kediaman tuan bram di sulap menjadi sangat megah dengan ornamen-ornamen khas acara pernikahan, terlihat kesibukan para pembantu-pembantu di kediaman itu demi mempersiapkan pernikahan akbar sang majikan untuk ke dua kalinya.
tak terasa waktu dengan cepat berlalu, hari sudah semakin siang dan semakin panas, terlihat Joo keluar dari ruang kelas nya dan menuju ke gerbang utama di sekolah nya untuk pulang ke rumah, namun langkah nya terhenti dengan kedatangan seorang laki-laki yang tak lain adalah Bimo ''Hey, ini pertemuan kedua kita, apakah kaw sehat ? Bimo memberikan senyum manis nya.
Joo dengan santai nya melanjutkan perjalanannya tanpa menghiraukan Bimo yang berdiri di hadapannya ''hey, tunggu-tunggu kakak bukan ingin menyakiti mu atau menculik mu, tapi kakak ke sini untuk menjemputmu, karena nyonya wiwin yang tak lain adalah ibu mu adalah calon istri tuan Bram yang tak lain juga adalah bos nya kakak, jadi sekarang masuk ke mobil dan kita menuju rumah tuan bram yang berada di pusat kota'' Bimo membuka pintu mobilnya ''silahkan masuk calon prince ke dua'' Joo dengan santai nya tetap berlalu ''Tunggu,kakak mohon jangan mempersulit ini'' Bimo menarik tangan Joo yang dengan spontan berontak ''lepaskan tanganku, apa yang kaw lakukan pada ku !! Bimo dengan sedikit memaksa menarik Joo masuk kedalam mobil.
di dalam Mobil pun Joo terlihat cemberut dan menatap tajam pada bimo yang berada di depan nya yang sedang menyetir mobil ''Kelas berapa dik ? dan juga maafkan kakak tadi sedikit memaksa mu'' Bimo tersenyum seakan menetralkan suasana.
sementara itu di kediaman tuan Bram, terlihat Gery yang sudah tak sabar menanti kedatangan ibu baru nya ''Bik,apakah ayah sudah pulang'' Bik inah sedikit menundukan kepalanya ''Belum den, tadi katanya ingin menjemput nyonya di rumah nya yangberada di pinggir kota, sebentar lagi juga pulang den'' tak lama berselang mobil tuan bram akhirnya masuk ke garasi, melihat itu gery segera berlari kegirangan ''ayah, sudah pulang ya'' dengan sigap gery mencium tangan ayah nya dan juga Ibu baru nya ''wah, jangan-jangan ini anak mas yang sering mas ceritakan itu ya, kamu gery kan ? Gery menundukan kepalanya '' iya tante, ups mama maksudnya he he he
akhirnya mereka bertiga menuju keruang tamu untuk berbincang-bincang.
sementara itu di mobil, terlihat Joo mulai tidak tenang, ia berusaha mencari cara untuk kabur ''percuma saja kamu ingin kabur, kamu tahu tidak jika tuan bram salah satu orang berpengaruh di kota ini bahkan di negara ini, jadi jika kamu kabur, dalam beberapa menit saja kamu sudah akan terlacak'' Bimo tersenyum manis
Joo hanya diam tanpa expresi.
tak berapa lama, akhirnya Bimo dan joo tiba di kediaman Tuan bram, melihat kemewahan di rumah itu, sedikit mengalihkan perhatian Joo ''akhirnya kita tiba juga'' seru bimo pada Joo yang masih saja diam tanpa expresi. Bimo dengan sigap membuka pintu mobil dan memeprsilahkan Joo masuk ke ruang tamu, dengan memakai seragam sekolah yang sedikit kusam, perlahan joo melangkahkan kaki nya, dan masuk ke rumah mewah itu.
sementara itu di ruang tamu, terdengar suara tertawa antara ibu nya joo,ayah Gery dan gery yang saling bercanda-canda menambah hangat nya rumah itu.
tiba-tiba suasana menjadi diam saat Bimo mulai masuk keruang tamu ''semuanya, saya sudah membawa Second Prince'' bimo mempersilahkan Joo untuk masuk.
perlahan joo mulai melangkah dan berdiri di samping Bimo tanpa expresi.
melihat joo yang berdiri di samping bimo, gery dengan semangat nya segera menghampiri Joo ''kakak, apa kabar mu ? Gery menatap calon kakak nya itu dengan penuh cinta, namun respon negative yang di berikan jo dengan tatapan tajam seakan-akan ia ingin memakan Gery dan melumat nya hidup-hidup.....
Bersambung
Comments
Part 4
setelah beberapa saat mereka saling bertatapan Gery memeluk Joo dengan penuh kasih sayang ''kakak aku harap kita bisa bersama selamanya'' Gery tersenyum manis sembari terus memeluk Joo yang hanya diam tanpa membalas pelukan dari gery.
malam pun tiba, tak terasa esok adalah hari pernikahan ibu nya joo dengan ayah Gery, semua orang masih sibuk mempersiapkan pernikahan akbar tersebut yang di perkirakan akan di hadiri oleh tamu-tamu penting, namun keadaan tak jauh dari kerumunan orang-orang yang sibuk terlihat joo menyendiri di kamarnya sembari berkata dalam hati ''aku berada di tempat yang tak semestinya,kaw benar-benar keterlaluan bu''
tak lama berselang, gery pun masuk dan langsung duduk di sebalah Joo ''kakak, besok adalah pernikahan ayah dan ibu, aku harap kita bisa menjadi keluarga yang bahagia Gery tersenyum manis pada kakak nya itu ''Keluar dari kamar ku, dan jangan pernah masuk lagi, kaw fikir bila ini rumah mu jadi kaw seenak nya masuk ke kamar orang lain, Sekarang ini adalah kamarku dan aku tidak mengizinkan mu berada di sini'' Gery menarik tangan bimo dan mengusirnya, serta menutup pintu kamar.
''Kakak kenapa ya, apa dia tidak menyukai aku? Gery tertunduk lemas di depan pintu kamar Joo. Bimo melihat itu dari kejauhan dan sedikit membaca apa yang terjadi.
keesokan hari nya acara yang di nantikan pun tiba, para undangan pun sudah mulai berdatangan, mitra bisnis serta orang-orang penting di negeri itu berdatangan sekedar mengucapkan selamat atas pernikahan ini.
''Kak, ini baju keluarga kita di desain khusus untuk keluarga kita, karena kakak sudah menjadi bagia dari keluarga ini, jadi kakak kenakan juga'' Gery memberikan baju yang ia pegang, namun Joo membuang baju itu dan dengan santai nya memakai switter dan celana pendek nya tak lupa ia mengenakan sepatu ''Kak, jangan bilang jika kakak akan keluar mengenakan baju itu'' Gery sedikit panik dan mencoba mencegah joo untuk keluar ''minggir, jangan halangi aku'' Joo berusaha menyingkirkan Gery ynag berdiri di depan nya ''kak, aku minta jangan keluar seperti ini, bisakah untuk sekali ini saja kakak berpakaian formal'' Joo terus saja mencoba untuk keluar.
tak lama berselang Bimo pun datang ke kamar itu '' maaf semua nya kakak rasa kalian bukan anak kecil lagi yang harus seperti ini untuk mengutarakan pendapat, kalian itu sudah remaja jadi bersikaplah layak nya remaja dan kamu joo, bukan hanya gery yang memohon kali ini, tapi kakak pribadi juga memohon agar kamu memakai jazz itu'' Joo dengan cueknya berlalu tanpa menghiraukan perkataan Bimo.
mendapati itu,bimo segera menarik tangan Joo dan memaksa nya memakai jazz itu ''apa-apaan ini, lepaskan aku'' Joo berusaha beronta namun Bimo lebih kuat dari nya ''Gery tunggu apa lagi, buka baju nya'' Gery dengan sedikit panik mulai berusaha membuka baju dan celana yang joo kenakan serta mengganti nya dengan pakaian yang telah di pilihkan ''kalian akan menyesal memperlakukan aku seperti ini, lepaskan aku,lepaskan,lepaskan aku'' Joo berteriak dengan sangat keras,namun suara nya tetap tak di hiraukan.
setelah berusaha keras akhirnya gery dan Bimo berhasil membuat joo terlihat formal ''kalian, benar-benar keterlaluan !! Joo pergi meninggalkan gery dan Bimo yang sedikit tertawa kecil melihat expresi joo yang sangat kesal ''kakak,kita berhasil memaksa kak jo untuk berpakaian formal
setibanya di pesta, Joo hanya diam dan duduk tanpa berbicara pada siapapun yang ada di pesta itu, setiap kali ada yang menyapa nya, ia hanya cuek dan berlalu.
''Sungguh meriah ya joo'' Bimo tiba-tiba muncul di samping joo ''rasanya acara seperti ini sudah berlangsung lama sekali, saat pertama kali melihat nyonya sungguh menenangkan kecantikan nya dan menjelma menjadi ketampanan yang tercermin di dalam diri Gery'' Joo melihat ke arah Bimo ''untuk apa kaw menceritakan hal yang sangat tidak penting seperti itu pada ku'' Joo meninggalkan bimo dan menuju ke taman belakang untuk menyendiri ''hey, mau kemana kakak ikut yah'' Bimo mengikuti Joo dari belakang.
setibanya di taman Joo hanya duduk di kolam ikan yang berada di taman itu ''Joo, sebenarnya kamu bahagia atau tidak dengan pernikahan ini ?
Joo hanya diam dan melempar kerikil ke dalam kolam '' Joo jawab kakak'' joo menatap tajam ke arah Bimo ''Diam dan berhenti lah menguntit ku, apakah tidak ada hal yang harus kaw kerjakan selain menguntit orang lain ? Bimo hanya tersenyum manis ''Joo, kakak tahu sulit bagi mu untuk menerima pernikahan ini, mungkin saja kamu maih mengingat ayah mu yang dulu'' Joo tertawa sinis ''mengingat ? mengingat ? maksud mu aku harus mengingat lelaki itu ? lelaki yang telah meninggalkan aku dan ibu saat aku masih kecil, satt aku masih ingin bermain dengan nya, di saat aku masih butuh perlindungan dari nya dan di saat aku ingin membanggakan nay pada teman-teman ku tapi apa yang harus aku banggakan, kemana dia, begitu menjijikan hingga aku tak sanggup lagi untuk muntah'' Joo pergi meninggalkan Bimo ''Joo tunggu,bukan maksud kakak seperti itu, tapi kakak hanya ingin mencairkan suasana'' Joo membalikan badan nya dan kembali menatap Bimo ''jika kaw menjadi aku, apa yang akan kaw lakukan, setiap beberapa bulan ibumu berganti-ganti suami'' Bimo terkejut mendengar perkataan Joo ''saat laki-laki yang di singghai ibu sudah tak memiliki harta, dia bercerai dan pindah ke lelaki lain, dan di saat yang sama aku harus beradaptasi lagi dengan lingkungan baru, entah sudah berapa lelaki yang menjadi ayah ku'' Joo meneteskan air mata nya ''Joo,kakak bukan bermaksud seperti ini'' dengan sigap Bimo memeluk erat tubuh Joo ''lepaskan aku, lepaskan aku tak seharusnya begini'' Dari kejauhan terlihat Gery melihat Joo dan bimo berpelukan ''kenapa rasanya begitu cemas'' Gery menggenggam tangannya
Bersambung
Part 5
perlahan Gery menghampiri Bimo dan joo yang sedang berpelukan ''kak joo ada apa, kenapa menangis ?
Joo dengan sigap melepaskan pelukan Bimo dan berlalu meninggalkan Bimo dan gery ''kak, jelaskan kenapa kak joo menangis'' Gery bertanya dengan sedikit kesal pada Bimo ''apakah kakak membuat nya tidak nyaman, kakak tolong perlakukan dia dengan baik, seperti kakak memperlakukan ku kak'' Bimo memegang pundak Gery ''dek,kakak sudahmemperlakukan nya dengan baik, dia menangis karena bahagia atas pernikahan ini, dia bahagia menjadi kakak mu, dia terharu dan menangis'' Gery sedikit meredam emosi nya dan kembali tersenyum
ke esokan hari nya, Saat semua orang sedang sibuk membuka kado pernikahan, terlihat Joo sedang bersiap-siap untukpergi kesekolah ''Joo, ayah ingin bicara sebentar nak, joo punya waktu ?
Joo hanya diam namun perlahan dia mengikuti ajakan Ayahnya ''joo, mulai sekarang kamu tidak perlu bersekolah di tempat lama mu, sekarang kamu sekolah di sekolah yang sama dengan Gery, ayah harap kamu suka sekolah di sana, dan ini seragam mu'' Bik inah menyerahkan seragam baru untuk joo, perlahan joo mulai mengulurkan tangan nya untuk menyambut seragam baru nya.
Joo bergumam dalam hatinya ''seragam baru, sudah berpuluh-pulh seragam ku pakai, kaw benar-benar keterlaluan bu''
akhirnya joo, pergi sekolah bersama Gery dengan Bimo sebagai supir mereka khusus hari itu
sementara itu di mobil
''Kak makan siang nanti aku mau makan burger aja, kakak mau makan apa ? oh iya hari ini ada pelajaran seni, aku boleh tahu alat musik kesukaan kak jo'' Jo yang duduk di samping Gery hanya diam dan fokur menghadap ke depan, Bimo hanya melihat Joo dari kaca depan
setibanya di sekolah, gery dengan asyiknya memberitahukan seluk-beluk sekolah nya yang sangat mewah tersebut.
Joo hanya diam dan terus berjalan menuju kelas baru nya.
"Ger itu kakak baru mu ya ? tampan sekali
beberapa muris wanita mulai terlihat centil pada Joo yang memandang mereka dengan tatapan dingin ''boleh aku mengenal mu nama ku jeny'' seorang kakak kelas wanita yan terkenal paling cantik satu sekolahn menjulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Joo, namun tak serta mermembuat joo menanggapi nya, joo berlalu tanpa memperdulikan jeny, mendapati itu muka jeny menjadi sedikit kesal.
''Kak joo, karena kakak anak baru sebaiknya kakak jangan dingin seperti ini, bersosialisasilah kak, jangan cuek begini, apa kakak mau tidak mempunyai teman di sekolah ini'' Joo berhenti sejenak dan menatap ke arah gery ''diam, dan berhentilah ikut campur, aku memang tidak mempunyai teman dan aku juga tidak membutuhkan mereka dan kaw juga, sekarang enyah dari pandangan ku'' Joo berlalu meninggalkan Gery yang sangat sedih mendengarkan perkataan Joo
tak terasa waktu sungguh cepat berlalu, Bell tanda pulang sekolah berbunyi, terlihat semua siswa keluar dari kelas mereka masing-masing, terlihat Joo berjalan sendirian menuju ke gerbang utama ''kakak, tunggu kita pulang nya barengan yah'' Gery sedikit memelas ''kaw masih memiliki telinga kan, sudah berapa kali ku bilang untuk tidak mengikuti ku !! Joo berlalu meninggalkan Gery yang terus mengikutinya.
hingga tiba di rumah, serta di kamar pun gery terus mengikuti Joo sehingga membuat puncak kemarahan Joo.
joo bergumam dalam hati ''Apa yang harus aku lakukan agar dia membenci ku, aku sungguh muak melihat nya'' Joo terus berfikir keras sembari menatap Ke arah Gery yang terus tersenyum manis pada joo '' kakak, apakah kakak ingin belajar mengendarai mobil bersama ku, agar saat kuliah nanti kita sudah bisa memakai mobil kakak'' Joo terus berfikir keras ''kakak jawabaku, jangan melamun seperti itu''
akhirnya Joo berbicara dengan tenang namun sinis ''kaw benar-benar ingin melakukan semua kegiatan bersamaku ? Gery menganggukan kepalanya ''apakah kaw ingin aku menjadi kakak mu yang sesungguh nya ? Gery pun kembali
mengangguk ''kaw akan melakukan apapun yang aku suruh ?
gerya semakin bersemngat ''baiklah, jika aku menginginkan sesuatu yang berharga dari mu, apakah kaw akan memberikannya ? Gery kembali mengangguk ''kak kita adalah saudara, jadi apapun yang kakak inginkan akan aku berikan jika aku mampu'' Gery menggenggam tangan Joo ''jika aku menginginkan Ayahmu serta asisten nya, bagaimana ?
Gery dengan segera melepaskan tangan kakak nya itu dan seketika menatap ke arah Joo yang saat itu tersenyum sinis pada nya
Bersambungg'''''''
datang memenuhi panggilan!
XD
nyimak dlu yah
XD
nunggu kelanjutannya
di sunting lg kak!
puyeng bacanya
agak dikit brantakan uhm
>,<
@lilverrain he he he iya dek, nanti lebih di perhatikan lagi agar ga puyeng lagi yg baca nya
part 6
gery melepaskan tangan Joo dengan seketika saat ia mendengar permintaan Joo
''apakah kaw sungguh-sungguh mengatakan hal itu kak ?
gery mengepalkan tangannya seakan siap untuk memukul joo
''menurut mu ? apakah aku terlihat bercanda kaw lucu sekali''
joo tersenyum sinis, melihat itu tanpa basa-basi lagi Gery dengan segera memukul Joo yang kala itu berdiri di hadapan nya
''kaw ingin mengambil ayah dan kak bimo, ini yang akan kaw dapatkan'' pukulan yang begitu keras mendarat di muka joo dan membuat ia tersungkur
''kaw begitu menyedihkan,kaw itu seperti iblis yang datang ke rumah ku untuk menghancurkan semua kebahagiaan di rumah ku, aku mengira kaw membawa kebahagiaan di rumah ini, tapi ternyata kaw hanya anak apatis yang tidak tahu diri, kaw sungguh keterlaluan kak joo, apakah kaw tidak menyayangi ku, JAWAB !!''
perlahan joo berdiri dan dengan tenang nya ia kembali tersenyum sinis sembari mengusap darah yang ada di bibir nya
''Tidak, aku tidak pernah menyayangi mu, sungguh aku ingin mengambil apapun yang menjadi milik mu, tidak adil rasa nya jika hanya aku yang menderita selama ini, sedangkan kaw mendapatkan kebahagiaan'' Joo berlalu meninggalkan Gery yang semakin kesal ''Tunggu,kaw mau pergi kemana pembicaraan kita belum selesai'' Gery menarik tangan joo, dan dengan sigap joo segera melepaskan tangan nya dari genggaman gery ''lepaskan aku, dan berhentilah merengek seperti bayi, sekarang yang terlihat menyedihkan adalah dirimu'' Gery dengan perlahan melepaskan genggaman nya.
joo dengan cepat meninggalkan kamar nya, serta meninggalkan Gery yang tertunduk lemas sembari meneteskan air mata ''kaw tidak boleh mengambil ayah dan kakak ku, kaw tidak berhak joo'' seakan tersadar dari tangisan nya gery segera berlari mengejar joo yang saat itu sedang menuju ke taman belakang ''kak joo, kita belum selesai'' gery segera menarik tangan joo dan kembali memukul joo hingga luka joo kembali mengeluarkan darah ''apa-apaan kaw ini, hentikan ini, kaw benar-benar menyedihkan'' Joo dengan santai nya berlalu ''sekali lagi kaw melangkah, maka aku akan membenci mu kak'' Gery menatap tajam ke arah joo ''benci lah aku, karena aku sudah tidak tahu lagi arti di benci, yang kutahu hanya membenci sesorang hingga ke akar-akar nya'' Joo berlalu dan pergi begitu saja.
hari semakin sore, tuan bram dan ibu nya joo pulang dari jalan-jalan hari itu ''Bimo, panggilkan Gery dan Joo, bilang saja ayah punya hadiah untuk mereka'' Bimo hanya menggangguk dan segera menuju ke kamar joo dan gery yang bersebelahan ''dek, ayah mu memanggil mu'' Bimo terkejut melihat gery yang tak henti nya menangis di kamarnya, dengan segera bimo menghampiri gery ''ada apa ger, kenapa kamu menangis, apakah kakak punya salah'' Gery dengan seketika memeluk Bimo dengan erta ''kakak, jangan pernah tinggalkan gery ya kak, berjanjilah kakak tidak akan pernah tinggalkan gery'' Bimo membalas pelukan gery dengan erat juga'' Tak lama berselang Joo yang hendak ke dapur melihat gery dan Bimo berpelukan ''menjijikan'' setelah memberikan comentar nya, Joo pergi berlalu meninggalkan gery dan bimo yang masih berpelukan.
''ayah punya hadiah untuk kalian berdua, tapi syarat nya kalian boleh memakai nya saat kalian sudah memiliki sim nanti'' tuan bram memberikan kunci mobil kepada kedua anak nya tersebut ''ayah terimakasih yah,aku sayang ayah ayah memang yang terbaik'' dengan segera gery memeluk ayah nya seakan tak ingin melepaskan nya lagi, joo mengambil kunci mobil itu dan beranjak meninggalkan ruangan itu, namun ia terhenti sejenak ''terimakasih''
gery menunjukan raut muka ketidaksukaan nya pada joo sembari berbicara dalam hati nya ''apa yang akan kaw lakukan kak joo, jangan pernah berfikir untuk merebut kaka bimo dan ayah dari ku, kaw bukan lawan yang sepadan dengan ku'' Gery tersenyum sinis pada Joo.
malam semakin larut namun joo tak kunjung bisa tertidur, hingga ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumah.
tak lama joo pun mendengar suara piano yang sangat indah, perlahan joo mulai mencari asla suara dan ternyata suara itu berasal dari ruang musik keluarga itu.
joo sedkit terkejut karena terlihat Bimo sedang memainkan piano itu, Joo perlahan mulai terhanyut oleh suara piano itu dan mulai mengikuti irama dari lantunan piano tersebut, melihat itu Bimo dengan segera berhenti bermain dan menyapa Joo yang saat itu berdiri di depan pintu yang ruangan itu yang terbuka ''hey joo, kamu suka lagu ini, oh iya kenapa belum tidur ? Joo dengan segera pergi keluar ruangan itu meninggalkan Bimo ''anak itu sungguh apatis dengan sekitarnya'' Bimo menghela nafasnya.
Joo berlari terus sembari berbicara dalam hati kecil nya ''Dia apa yang dia miliki, kenapa aku merasakan hal yang tak ingin ku rasakan, dia bisa menembus semua dengan permainan piano nya'' Joo terus berlari hingga ia tiba di rumah utama.
"apa yang kamu lakukan di sini joo?
ternyata ibu joo sedang menikmati kopi ala bangsawan
''aku keliling rumah ini, karena tidak bisa tidur''
ibu nya berdiri dan menghampiri joo ''bagaimana joo, apakah kamu suka dengan rumah baru kita, serta kehidupan kita yang sekarang?
Joo tersenyum sini pada ibu nya ''bu,sejujurnya apakah ini yang ibu inginkan, apakah kehidupan memakai topeng seperti ini yang ibu inginkan ?
Ibunya dengan segera menampar joo ''kamu ini selalu membuat ibu marah, nikmati saja !! Ibu nya kembali duduk dan menikmati kopi nya ''bu,kapan ibu akan bercerai dengan lelaki itu ?
Ibu nya tertawa kecil ''ibu tidak akan menceraikan suami ibu, karena setelah ibu hitung-hitung harta nya tidak akan habis hingga kamu dewasa joo, jadi kita akan tetap di sisni'' Joo dengan tatapan tajamnya menatap ibu nya dan segera berlalu.
Bersambung
Part 7
keesokan hari nya, sepeti biasanya suasana di rumah itu sangat ceria dan bersemangat, di tambah oleh ulah gery yang bertingkah kocak di setiap bagi ''pagi bibik, masak apa pagi ini bik ? Gery menyapa bibik yang sedang bekerja di dapur
sedikit berbeda dengan Joo yang sedang mengikat tali sepatu nya ''mau kemana joo ? Bimo perlahan menghampiri Joo, namun joo dengan cuek nya berlalu tanpa melihat ke arah bimo yang jelas-jelas di samping nya.
''kak bimo, nanti temani gery ke toko buku yah
Gery dengan sigap menarik perhatian Bimo ''iya dek,nanti kakak temani'' Bimo segera berlalu meninggalkan gery
Joo memutuskan pergi ke pantai di dekat rumah lama nya.
Waktu dengan cepat berlalu tak terasa hari telah sore, dan gery serta Bimo telah selesai membeli buku di toko buku.
saat di mobil, Gery meminta Bimo untuk menepikan mobil nya sejenak '' ada apa dek ? Bimo sedikit khawatir ''kakak ada yang perlu gery katakan'' Bimo tersenyum manis ''ada apa dek, apa yang ingin adek katakan ke kakak ? Gery mengambil nafas panjang ''kakak sebenarnya gery punya kelainan sexual kak terserah kakak sekarang ingin benci gery, atau menjauh dari ger tapi gery hanya tidak ingin membohongi kakak terus bahwa gery ini adalah seorang gay kak'' Bimo terkejut mendapat pernyataan seperti itu ''dek, kamu serius dengan apa yang kamu katakan ? Gery menatap bimo '' iya kak, gery serius, gery harap kakak tidak menceritakan ini kepada ayah atau ibu'' Bimo perlahan memegang tangan Gery ''dek, kakak janji akan merahasiakan ini'' Gery tersenyum manis '' kaka ada satu hal lagi yang ingin adek sampaikan, bahwa adek sebenarnya suka sama kakak, terlepas dari semua ini adek ingin kakak tahu yang sebenarnya kak'' Bimo menggenggam tangan Gery dengan erat ''dek dengarkan kakak, kakak sungguh terhormat bisa jadi lelaki yang adek ingin kan, jika kaka boleh jujur kakak pun juga seorang gay dek, sudah 4 tahun ini kakak menyadari akan penyimpangan ini saat dekat dengan adek, kakak menjadi semakin sadar jika kakak adalah seorang gay, tapi jika untuk menjadi kekasih adek tuk saat ini kakak rasa ini cukup sulit dek, karena besok kakak akan pergi ke paris untuk kuliah di sana, ini juga perintah dari ayah kamu dek'' Bimo mengusap kepala gery dengan lembut ''kakak pasti akan menjawab nya saat kakak pulang nanti, bisakah adek bersabar untuk waktu beberapa tahun? Gery sedikit tersenyum, meski ia menyembunyikan kekecewaan nya tapi ia tetap berusaha tersenyum ''iya kak, beberapa tahun tidak masalah kak, pasti gery tunggu'' akhirnya mereka saling membalas senyum dan perjalanan pulang pun di lanjutkan.
bersambung
@pique
@monic
udah di update, selamat mebaca yah all