It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@sikasepmauth @nukakarakter @iamyogi96 @iamalone89 @halaah @jjk_mod_on @dirpra @gdragonpalm @firdausi @Chocolate010185 @rajatega @05nov1991 @Just_PJ @andychrist @nur_hadinata @The_jack19 @kiki_h_n @alabatan @Dharma66 @LEO_saputra_18 @touch @AL's @jakaputraperdana @rully123 @bobo @pocari_sweat @mu @Rez1 @Raff @touch @Dharma66 @fery_danarto
@abadi37 @ijiQyut @bi_ngung @hantuusil @abadi_abdy @aDvanTage
@bayuaja01 @savanablue @justboy @Jf_adjah @bocahnakal96 @rarasipau @Alir @oxygen_full @yeltz @Different @yuzz
@revian97 @nak_alone @Dhika_smg @kurokuro @afif18_raka94 @nathanarif@Alir @Monic @Gumawoyo @freakymonster58 @adhiyasa @BB3117 @05nov1991 @reddaa19 @7313 @Mr0Crocodile @daviez_alfarizy @Sicnus @Atwil @Black_Raven @Henry_13 @stevekerenz @Beepe @Alir @BB3117 @7313 @congcong @Zhar12 @NC_JKT48 @tyo_ary @ajikaryadi @Amaurysill
WF 5
Tidak menemukan hasil, meski harus mengorbankan diri untuk memasuki negeri alam baka, Han Jiang memutuskan untuk kembali ke duniawi.
Di sekitar raganya, tampak beberapa pengikutnya sedang menjagai, di saat roh dari Han Jiang telah masuk ke dalam tubuhnya kembali, satu per satu pengikutnya segera membantu Han Jiang untuk mengusap peluh yang telah membanjiri tubuh majikannya tersebut,
“bagaimana tuan...apakah pangeran kematian dapat membantu anda untuk mencari orang yang tuan maksud?”
Sambil sibuk mengusapkan kain kering ke sekujur tubuhnya, Han Jiang menggeleng pelan. Setelah meneguk beberapa kali minuman yang telah tersedia, Han Jiang baru mulai membuka suara,
“orang itu sama sekali tidak di temukan di roda kehidupan”
“benarkah itu tuan?”
Han Jiang mengangguk pelan,
“aneh...mengapa bisa begitu”
“entahlah, pangeran kematian juga merasa sedikit aneh mengenai orang tersebut”
##
Merasa suntuk di dalam rumah, Han jiang memutuskan untuk berjalan-jalan mengitari sekeliling. Di saat itu matahari cukup terik, membuat dirinya sedikit di banjiri oleh peluh, pada saat itu juga, seseorang menepuk pundaknya dari arah belakang, dengan wajah sedikit terkejut, Han Jiang pun berbalik dan bersiap untuk melayangkan beberapa umpatan.
Mulut han Jiang menjadi membisu dan lidahnya terasa kelu ketika melihat sesosok pria yang berdiri di belakangnya,
“kau tampak sangat gerah dengan cuaca hari ini”
“iya” ucap Han Jiang dengan wajah terpaku,
Seorang pria. Pria tampan tanpa identitas yang ia temui beberapa waktu lalu ketika berada di dalam pasar bersama Wen Bin. Pria tanpa identitas tampak merogoh saku celananya, dari dalam saku celana ia mengeluarkan selembar sapu tangan, sapu tangan berwarna kuning gading tersebut ia berikan pada Han Jiang,
“pakailah, keringatmu sudah membanjiri wajahmu”
Han Jiang masih tampak shock, hingga pada akhirnya ia merasakan ada sebuah sentuhan yang mengusap peluh di bagian wajahnya.
“terima kasih”
“simpanlah, kau pasti membutuhkannya”
##
Wen Bin semakin merasa aneh dengan sikap Han Jiang yang belakangan ini suka merenung dan tersenyum-senyum sendiri yang tidak jelas, sebenarnya ia ingin bertanya pada Han Jiang, tapi menilik kembali sifat Han Jiang yang agak sedikit susah untuk diajak berkomunikasi, Wen Bin pun mengurungkan niatnya.
Di saat santai sambil menatapi sarung tangan di tangannya, sayup-sayup Han Jiang mendengar ada suara ketukan pintu, dengan langkah malas, Han Jiang berjalan ke arah pintu dan di bukanya, mata Han Jiang langsung terbelalak,
“permisi”
“ya”jawab Han Jiang dengan suara terpaku,
“ah... ternyata ini kediaman anda”
“ya”
“saya berjalan-jalan mengelilingi daerah sekitar sini dan kehabisan bekal air minum, bolehkah saya meminta untuk mengisi botol air saya?”
“boleh, jangankan sebotol, beberapa botol juga boleh”
Sang tamu yang ternyata adalah pria tanpa identitas lalu di perilahkan masuk oleh Han Jiang. Berkenalan sebelumnya, pria tersebut bernama Sun Wei Qiang. Wei Qiang duduk di koridor rumah Han Jiang yang lantainya terbuat dari kayu, ia menatapi sekeliling.
Han Jiang masuk ke dalam rumah dengan perasaan berbunga-bunga, di genggamannya terdapat sebuah botol air minum milik Wei Qiang. Saking senangnya, secara tak sengaja ia menabrak Wen Bin yang kebetulan ingin mencari udara segar di koridor,
“ada apa? tampaknya kau buru-buru sekali”
“tidak ada”
Wen Bin menangkap dengan matanya botol air minum yang berada di genggaman Han Jiang,
“milik siapa itu?”
“ada seseorang yang meminta minum”
“oh”
Wen Bin pun berlalu dan berjalan menuju arah koridor. Sebelum, sampai di koridor, mata Wen Bin menangkap seseorang yang sedang terduduk sembari membelakangi dirinya, ia pun berjalan mendekat.
Wei Qiang yang merasa ada orang di sampingnya, segera menoleh ke arah Wen Bin.
Wei Qiang sempat sedikit terkejut ketika ia melihat Wen Bin, tapi dengan cepat ia kembali menetralisir rasa keterkejutannya tersebut, dan ia melemparkan sebuah senyuman simpul kepada Wen Bin, meskipun Wen Bin tak membalas senyumannya itu,
“maaf merepotkan anda”ucap Wei Qiang membuka keterdiaman diantara keduanya,
“aku tidak repot”
Wei Qiang terdiam, di dalam benaknya, Wen Bin adalah sosok yang sangat sombong, tapi ia tidak ingin semua seperti itu, ia beberapa kali mencoba untuk mengajak Wen Bin berbicara. Wen Bin hanya menjawab seadanya, kadang kala ia tak menjawab. Tak berapa lama, Han Jiang keluar dengan botol telah terisi air, botol air itu ia berikan kepada Wei Qiang,
“terima kasih karena telah merepotkan”
“ah... tidak apa-apa”
Han Jiang mencoba mencari cara agar pertemuannya dengan Wei Qiang tidak berlalu dengan cepat, ia pun mengarahkan matanya menatap langit, kemudian ia meniupkan udara ke arah langit, dengan cepat langit yang cerah berubah menjadi gelap, terdengar pula suara gemuruh petir yang menyambar-nyambar. Hujan turun dengan sangat deras di luar sana,
“yah...hujan”ucap Wei Qiang,
Wen Bin melirik ke arah Han Jiang, karena ia tahu bahwa hujan lebat itu adalah panggilan Han Jiang, ia pun beranjak masuk ke dalam rumah,
“yah...”
“aku jadi tidak bisa pulang”
“memangnya dimana tempat tinggalmu?”
“aku tinggal tak jauh dari daerah ini”
“kalau ku lihat, hujan ini akan bertahan sampai nanti malam”
Wajah Wei Qiang tampak tertekuk,
“kalau hujan masih tidak berhenti, bagaimana kalau kau bermalam disini” usul Han Jiang,
“ah...aku merasa sungkan”
“apa yang kau sungkan kan?”
“aku hanya meminta air minum tapi kau menawarkan aku untuk menginap, apalagi temanmu itu sepertinya tidak suka dengan keberadaanku disini”
“ah...kau tak usah memperdulikan dia, lagipula...aku menawarkan kau untuk menginap karena hujan ini tampaknya akan bertahan hingga malam”
##
Wei Qiang tampak memperhatikan Wen Bin sesekali dengan sudut matanya ketika mereka bertiga berkumpul bersama di dalam ruang tamu.
Han Jiang tampak asik dengan acara televisi yang sedang menampilkan acara masak memasak. Merasa di perhatikan terlalu berlebihan, Wen Bin beranjak masuk ke dalam kamar.
“kalau aku boleh bertanya, siapa laki-laki itu?”ucap Wei Qiang di sela-sela Han Jiang yang asik menonton acara televisi,
“oh...dia sepupuku”
Wei Qiang mengangguk-anggukkan kepalanya, ia pun kembali memfokuskan dirinya pada televisi. Tetapi sebuah rasa penasaran nampaknya menggerogoti perasaan Wei Qiang, ia pun berinisiatif untuk mencari cara agar dapat berbicara dengan Wen Bin,
“apakah kau sudah mengantuk?”ucap Han Jiang tiba-tiba yang membuyarkan lamunan Wei Qiang,
“ah..oh, belum begitu”
“beritahu aku jikalau kau sudah mengantuk”
Wei Qiang mengangguk.
##
“hei...kau tampak nya tak begitu suka jika temanku tinggal disini”ujar Han Jiang pada Wen Bin, ketika Wen Bin berada diatas jembatan kolam.
Wen Bin melirik sesaat ke arah Han Jiang, selanjutnya, ia membuang pandangannya menuju langit,
“itu hanya perasaanmu saja, jika aku memang tidak senang, sudah dari kemarin aku mengusirnya”
Han Jiang terdiam, ia berpikir, benar juga apa yang di katakan oleh Wen Bin. Han Jiang kemudian menempelkan tubuhnya pada punggung Wen Bin, dengan gaya bicara yang cukup nakal, ia bertanya pada Wen Bin,
“menurutmu bagaimana temanku itu?”
Wen Bin melirik pada wajah Han Jiang yang sangat dekat dengannya, dengusan nafas Han Jiang terasa sangat dekat dengan dirinya,
“apakah dia tampan?”tanya Han Jiang menggebu-gebu,
“ya”
Han Jiang tersenyum kecil, lalu ia kembali bertanya pada Wen Bin, “lalu, kalau menurutmu lagi, apakah hawa manusia nya masih murni?”
Wen Bin segera membalikkan tubuhnya, hingga wajah keduanya benar-benar cukup dekat,
“aku peringatkan padamu, cukup hanya pendeta busuk itu yang merenggangkan nyawanya, jangan kau berbuat sesuatu yang macam-macam terhadap temanmu itu”
“kenapa tidak boleh?”
Wen Bin terdiam,
“oh...apakah kau menyukainya?”
“jaga ucapanmu”tukas Wen Bin yang setelahnya bergegas meninggalkan Han Jiang, Han Jiang berdiri sembari menatapi bayangan tubuh Wen Bin yang menghilang di balik pintu, wajahnya sangat masam.
“selamat pagi”
“eh... iya, selamat pagi”balas Han Jiang,
Wei Qiang berjalan mendekati tempat dimana Han Jiang berdiri, ia berdiri tepat disamping siluman rubah itu, matanya sesekali menatapi Han Jiang, tampak ada sesuatu yang ingin ia sampaikan kepada Han Jiang, tapi mulutnya terasa kelu untuk mengucapkannya,
“terima kasih karena telah memberikan tempat untuk menginap”
“itu sudah seharusnya karena hujan kemarin cukup lebat”
“aku rasa, aku harus pulang”
Han Jiang tampak kecewa, ia lalu berdiri tepat dihadapan Wei Qiang, ditatapnya pria muda itu dalam-dalam,
“jika aku ingin bertemu denganmu lagi, bagaimana aku dapat mencarimu?”ujar Han Jiang dengan polos,
Wei Qiang tersenyum kecil,
“aku tinggal di dusun depan dari dusun ini, rumah tinggi dengan pagar berwarna kecoklatan, itu adalah rumahku”
Han Jiang mengangguk-angguk, kemudian ia mengantar Wei Qiang hingga menuju pintu gerbang kediaman. Diam-diam, Wen Bin memperhatikan gerak gerik keduanya dari balik jendela.
##
“lapor baginda, hamba telah menemukan keberadaan kedua siluman rubah itu dalam wujud manusia itu”
Para dewa dewi tampak berdesas desus mendengar berita yang si sampaikan oleh panglima langit kepada raja langit,
“apakah mereka mengetahu tentang dirimu yang menjelma menjadi manusia juga?”tanya raja baginda,
“selama aku berada disana, sepertinya mereka tidak mengetahui tentang perwujudan ku”
“bagus, terus lakukan itu, setelah itu kau tangkap mereka dan bawa mereka ke hadapanku”
“baik”
##
Chapter ini gk sesuai ma chapter sebelumnya cz
Di chapter sebelumnya katanya rumah it di kelilingi kekuatan supaya manusia biasa gk bs masuk, tp knp mereka sama sekali gk curiga kalo ada manusia bsa liat rumah mereka?
2. Pangeran kegelapan udah bilang katanya wei qiang it bukan manusia tp han jiang tetep gk waspada.
3, umur wenbin dah ratusan taun lbh tua n lbh kuat dr hanjiang seharusnya dia sadar kalo tamu yg ada d rumahnya it bkan manusia.
Tq ye udah di mention . Itu si ndut juga lanjuuutt ƪ(ˇ▼ˇ)¬
Btw upnya jangan lama2 yau
#gk sadar dri
Koq, Couple'nya enggak terlalu jelas sih kak @Monster26 ?
Han Jiang itu nanti sama Wen Bin ya? Atau nanti cuma sebatas teman? :v
lanjut yah