It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sekian lama baru bisa koment lg Щ(ºДºщ) eror2 .
Makasih ya udah di mention di semua ceritanya
Yuk up up up ƪ(ˇ▼ˇ)¬
@sikasepmauth @nukakarakter @iamyogi96 @iamalone89 @halaah @jjk_mod_on @dirpra @gdragonpalm @firdausi @Chocolate010185 @rajatega @05nov1991 @Just_PJ @andychrist @nur_hadinata @The_jack19 @kiki_h_n @alabatan @Dharma66 @LEO_saputra_18 @touch @AL's @jakaputraperdana @rully123 @bobo @pocari_sweat @mu @Rez1 @Raff @touch @Dharma66 @fery_danarto
@abadi37 @ijiQyut @bi_ngung @hantuusil @abadi_abdy @aDvanTage
@bayuaja01 @savanablue @justboy @Jf_adjah @bocahnakal96 @rarasipau @Alir @oxygen_full @yeltz @Different @yuzz
@revian97 @nak_alone @Dhika_smg @kurokuro @afif18_raka94 @nathanarif
WF 3
Han Jiang terkapar di pinggiran kolam yang berada di dalam kediaman karena merasa terlalu panas, ia mudah merasa panas karena ia adalah jenis siluman rubah salju, sama seperti Wen Bin, yang membedakan keduanya adalah ekor sembilan yang di miliki Wen Bin karena berhasil mencapai usia puluhan ribu tahun dan ilmu nya yang tinggi. Berbeda denga Han Jiang yang sangat malas untuk melatih ilmunya.
“apa yang kau lakukan di sana?”
“mencari setitik kesegaran”jawab Han Jiang yang sibuk mengipasi dirinya dengan tangan dan juga Ekornya,
“lebih baik kau simpan ekormu sebelum orang lain melihatnya”beritahu Wen Bin
“di rumah ini hanya ada kau dan aku”
Wen Bin sedikit malas jika ia memberitahu Han Jiang, ia pun masuk ke dalam ruangan tengah di dalam kediaman untuk melatih ilmunya. Tanpa berpamit pada Wen Bin terlebih dahulu, Han Jiang menghilangkan dirinya menuju keramaian kota.
##
Di tengah kerumunan orang ramai, Han Jiang merasakan ada sesuatu yang sedang mengintainya, awalnya ia tak begitu memperdulikan, karena ia menganggap mungkin dirinya hanya berhalusinasi.
Tapi pada saat ia berjalan melewati sebuah gang kecil, telinganya menangkap seperti suara langkah kaki dari arah belakang yang mengikutinya, setiap kali ia menoleh ke belakang dan berusaha mencari tahu siapa, pastilah suara langkah kaki itu lenyap.
Di dalam gang tersebut, terdapat sebuah rumah yang sedari dulu di tinggal oleh penghuninya, di karenakan banyak makhluk-makhluk halus yang mendiami rumah tersebut. Dari luar saja sudah dapat di rasakan aura mistis yang terpancar dari rumah tersebut.
Warga sekitar tidak begitu berani untuk melewati rumah tersebut ketika hari menjelang gelap, di karenakan makhluk-makhluk halus di dalam rumah sering menampakkan wujud mereka dan menganggu.
Han Jiang cukup lama berdiri menatapi rumah tersebut dari luar pagar, setala berdiam cukup lama, Han Jiang memutuskan untuk masuk ke dalam rumah itu. Deritan pintu ketika terbuka terdengar seperti jeritan perempuan yang di akibatkan karat tebal memenuhi kusen. Aroma tak sedap segera menyergap pernafasan Han Jiang.
“wah...benar-benar rumah hantu”ujar Han Jiang yang melongokkan kepalanya untuk melihati isi dalam rumah. Tidak ada apa-apa di dalam rumah tersebut. Lantai serta dinding rumah tampak kotor. Lumut-lumut juga memenuhi setiap dinding.
Han Jiang melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah. Ia di kejutkan dengan suara bedebum dari pintu yang tertutup dengan sendirinya. Ia merasakan ada segelintir angin dingin melewati dirinya, membuat bulu kuduknya terasa cukup merinding.
Belum lagi suara-suara seperti benda-benda jatuh, ataupun tetesan air yang tertangkap oleh telinganya.
Han Jiang kembali mendengar suara-suara tertawa dari berbagai arah. Ada juga suara-suara tangisan dari arah kanannya yang ternyata adalah sebuah dapur.
“aku tidak berniat menggangu, aku hanya menumpang melihat-lihat”
Sekelebat bayangan hitam muncul di hadapan Han Jiang yang semakin lama semakin mendekat, setelah mendekat, bayangan tersebut mulai menampakkan wujudnya berupa tubuh tanpa kepala, Han Jiang berteriak histeris, ia segera merunduk dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Ketika tangan Han Jiang terbuka, ada banyak makhluk halus yang menampakkan diri di hadapannya. Semuanya berwujud sangat menyeramkan, Han Jiang bangkit berdiri ia tampak seolah-olah ingin terburu-buru keluar dari dalam rumah, sayangnya Han Jiang tidak dapat membuka pintu karena pintu terkunci dengan sendirinya.
Para makhluk halus tersebut semakin menakut-nakuti Han Jiang. Han Jiang terdiam dalam posisi membelakangi mereka,
“lebih baik kalian berhenti menampakkan wujud kalian yang menjijikkan dan kita bekerja sama”ujar Han Jiang yang kemudian membalikkan tubuhnya menghadap makhluk-makhluk halus tersebut.
“besar juga nyali manusia ini”ujar salah satu makhluk berwujud pria dengan tubuhnya yang hangus,
“apakah kau tidak takut jika kami memangsamu hidup-hidup?”tanya makhluk berwujud kepala,
“jika kalian ingin memangsaku, silahkan saja”
Gerombolan makhluk halus itu tampak maju dan tampak mengerumuni Han Jiang. Sebelum makhluk-makhluk tersebut mendekat ke arahnya, Han Jiang terlebih dahulu mengeluarkan kedua taringnya yang tajam,
“rupanya kau adalah siluman yang berniat mencari masalah dengan kami”
Satu per satu dari makhluk halus tersebut bergantian menyerang Han Jiang, tapi karena ilmu Han Jiang cukup tinggi dari mereka, maka dengan mudah Han Jiang mengalahkan mereka. Para makhluk halus itu masih belum cukup puas dengan perlakuan Han Jiang, mereka pun memutuskan untuk menyerang Han Jiang secara bersamaan.
Secepat kilat Han Jiang merubah dirinya menjadi seekor rubah raksasa dengan taringnya yang tajam. Ia menyerang makhluk-makhlus halus itu dengan cara menancapi tubuh mereka dengan gigitannya, kemudian ia melemparkannya ke segala arah.
Setiap makhluk yang tergigit dan terlempar olehnya, akan menghilang dan berubah menjadi serpihan percikan api.
Makhluk-makhluk halus itu tampak mulai ketakukan dan bermaksud untuk kabur, Han Jiang lebih gesit satu langkah dari mereka.
Dari mulutnya tersembur sebuah api yang berubah menjadi lingkaran api dan membuat semua makhluk halus itu berada di dalamnya serta berteriak meminta tolong.
Han Jiang kembali merubah wujudnya menjadi manusia. Ia berjalan mendekati lingkaran api yang berisi para makhluk halus,
“bagaimana? Apakah kalian masih ingin memangsaku?”tanya Han Jiang,
“maafkan kami siluman rubah, kami tahu kami salah”
“enak saja kalian panggil aku siluman rubah”gerutunya, “panggil aku tuan”lanjutnya,
“maafkan kami tuan”
“bagus”Han Jiang sedikit puas, “lalu, apakah kalian bersedia untuk menjadi bawahanku?”
Semua makhluk halus itu tampak berunding, banyak dari mereka yang menyetujui, dan banyak pula yang tidak menyetujui usul Han Jiang,
“lama sekali?”
Mereka pun akhirnya mengambil keputusan, “kami menyetujui untuk menjadi bawahan anda tuan”
Han Jiang tertawa kencang, ia kemudian menyedot kembali lingkaran api tersebut kembali ke dalam mulutnya,
“baiklah, karena kalian sudah setuju untuk menjadi bawahanku, maka aku akan merubah kalian menjadi bentuk awal kalian sebelum menjadi hantu-hantu menjijikkan seperti ini”
Mendengar Han Jiang ingin mengembalikan mereka ke bentuk awal mereka sebelum meninggal, membuat para makhluk halus itu senang bukan kepalang. Sekali jentikan jari, para makhluk halus itu sudah kembali pada wujud awal mereka masing-masing.
Mereka tampak kagum dengan wujud mereka masing-masing, setelahnya, mereka menghaturkan rasa terima kasih mereka pada Han Jiang,
“jika dari kalian ada yang berani membangkang, maka aku akan membuat kalian tidak dapat ber-reinkarnasi
selamanya”ancam Han Jiang, “mengerti?”
“baik tuanku”
“bagus”
##
“kau tampak senang sekali, ada apa?”tanya Wen Bin
“tidak ada apa-apa”
“kau jangan berbuat macam-macam lagi di luar sana”
“aku tidak”
“lebih baik seperti itu”
Pada saat itu, ada seorang pendeta tua yang kebetulan melewati rumah ilusi buatan Wen Bin, pendeta tersebut melihat adanya aura berwarna ke emasan dari dalam rumah, ia pun mencoba menelusuri dengan kekuatan yang ia miliki.
Dari mata bathin yang ia miliki, ia melihat di dalam rumah, terdapat dua ekor siluman berwujud rubah. Yang membedakan kedua siluman tersebut, hanya terletak pada ekor yang mereka miliki,
“siluman rubah berekor sembilan?”
Menurut dari legenda yang pendeta itu ketahui, siluman rubah berekor sembilan adalah siluman yang tak dapat tertandingi oleh siluman manapun, dan ia juga memiliki umur yang sangat panjang seiring pertumbuhan ekornya.
Kekuatan siluman rubah berekor sembilan terletak pada sebuah mutiara api yang terlilit erat pada ekor tengahnya. Ia juga memiliki berbagai macam kekuatan melebihi siluman-siluman lainnya.
Pendeta itu berpikir, “jika aku berhasil menangkap siluman rubah berekor sembilan, maka kekuatanku akan bertambah”
Maka dari itu, pendeta tersebut pun berinisiatif untuk menangkap Wen Bin dan juga Han Jiang. Ia terlebih dahulu memerintahkan kedua muridnya yang turut serta dalam perjalanannya menebar bubuk sulfur di sekitaran rumah.
Han Jiang yang ilmu nya tak begitu tinggi seperti Wen Bin, merasakan panas yang teramat di sekujur tubuhnya, ia berguling kesana kemari dan berteriak. Ekor nya mulai bertumbuh. Wen Bin mengambil langkah cepat untuk memastikan keadaan Han Jiang. Di lihatnya temannya itu sudah hampir berubah menjadi wujud aslinya. Wen Bin menafsir,
“bubuk sulfur?”, “pendeta busuk, berani benar menebar bubuk sulfur untuk menangkapku”
Wen Bin menengadahkan jemarinya menuju langit, di saat itu juga, langit berubah menjadi gelap, kilatan petir tampak menyambar-nyambar di penghujung langit, dan setelah itu turun hujan yang sangat lebat. Bubuk-bubuk sulfur itu tersiram oleh air hujan,
“kurang ajar!!! Rupanya ia menggunakan ilmunya untuk memanggil hujan untuk membersihkan bubuk sulfur yang ku tebar”ujar sang pendeta tua yang bersama kedua orang muridnya berteduh di bawah pohon besar di depan rumah Wen Bin.
Ketika bubuk sulfur yang berada di sekitar rumahnya telah hilang terseret air hujan, Wen Bin menghentikan hujan dan langit kembali menjadi cerah seperti sedia kala. Sang pendeta tak mau tinggal diam, ia kembali berusaha untuk mengalahkan Wen Bin.
Dari dalam sebuah tas kain yang ia bawa, ia mengeluarkan beberapa kertas mantra yang telah di rendam dengan darah anjing hitam selama tiga puluh hari lamanya, kertas-kertas mantra itu ia tempelkan pada pintu gerbang rumah Wen Bin. Ia mulai membaca mantra-mantra yang membuat Han Jiang semakin tidak tahan.
Wen Bin membakar kertas-kertas mantra tersebut dengan api lima warna yang ia keluarkan dari dalam mulutnya. Api lima warna tersebut tak hanya membakar kertas-kertas mantra yang di tempel oleh sang pendeta, api itu kemudian juga menyambar ke arah pendeta, sehingga pakaian pendeta tersebut bernyalakan api.
Wen Bin juga menumbangkan pohon besar di depan rumahnya hingga menimpa sang pendeta dan kedua muridnya itu hingga tewas seketika.
“jika aku tak menewaskanmu, maka kau akan selalu mencari masalah denganku”tutur Wen Bin. Han Jiang tampak terbaring lemah di atas lantai karena perbuatan pendeta,
“apakah kau tidak apa-apa?”
Han Jiang menengadahkan kepalanya menatapi Wen Bin,
“kau membunuh pendeta tersebut?”
“sudahlah, sekarang kita sudah aman dari pendeta tengik itu”
##
Keesokan harinya, berita televisi menyiarkan tentang di temukannya seorang pendeta dengan dua orang anak kecil yang di duga adalah murid seperguruannya yang tewas karena tertimpa pohon besar,
“kau lihat, kematian mereka menjadi berita hangat di televisi”seru Han Jiang, “tapi mengapa dalam liputan tersebut tidak terlihat rumah ini?”
“kau bodoh, rumah ini tidak terlihat secara kasat mata”sergah Wen Bin,
“ah... iya benar”
##
lanjutnya jangan lama2 ya..pliss... [-O<
Ayo lanjut lanjuttttt
serasa nonton naruto. episode nyerirain si kurama(nama rubahnya). hehe
akhirnya si han jiang udh gk мαкαη jantung manusia lagi. hehe
kayaknya ntr dia bakl suka sama si wen bin deh (sotoy). hehe
ceritanya. jangan lama2 updateny ya....
Lanjutttt Gan!
Thanks dah mention @monster26