BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

The Night, and The Day - END - page 111

15253555758117

Comments

  • kabur ah takut neng @silverrain marah

    pokoknya lo yang tanggung jawab ya @yuzz dah ngebeberin namanye tu ts, aku gak ikut2an
  • kagaakkkkk...... bukan aku yg mulaiiii..... >_<
    dasar om @pokemon gaje!
  • @silverrain kalo menurut pengsui nih aku lahirnya tahun (ato bulan lupa, dulu banget bacanya) bumi. Masih inget banget sampe sekarang haha eh ato hutan ya, lupa ding. Hahaha..
  • Arsais's View

    "HARMONIA DATANG!"
    Aku dan Axel melompat dari kursi kami, begitu pula dengan keempat bishop lain.
    Kami segera berkejaran berlari menuju menara pengintai.
    "Harmonia? Padahal aku sudah mengirim permintaan damai, tapi tampaknya mereka tidak menggubrisnya? Apa sebenarnya yang ada di kepala Marty?"
    "Cardinal!"
    Kami berpapasan dengan Yue tepat di depan tangga menara, dia menggertakkan giginya, tampak benar benar memendam amarahnya.
    Satu demi satu tangga kami naiki, berpacu dengan deru jantung kami.
    "Dimana mereka?!"
    Prajurit yang berada di hadapanku hanya menunjuk kearah selatan dengan wajah pucat pasi.
    "Mustahil...."
    Axel ternganga menatap ke arah garis langit, dimana tampak bayangan hitam bagai serombongan semut perlahan merayap menuju ke arah kami.
    "Mereka menginginkan Valerie...?"
    "Tidak, mereka menginginkan Aronia, dan semuanya, aku yakin mereka tidak akan berhenti setelah menguasai Valerie..."
    "Lady Kanna?!"
    Wanita berpakaian merah tua, yang aku kenal adalah Warlord Suit itu baru saja memasuki ruang pengintai, dan sekarang berdiri di belakang kami.
    "Mereka mengumpulkan negara negara lain untuk bersekutu dengan mereka dan menyerang Aronia. Aku yakin Falena yang haus darah sekarang sudah berada bersama mereka..."
    Kanna mengernyitkan dahinya menatap ke arah pasukan yang maju perlahan.
    "Kita punya waktu sampai petang ini. Segera organisir pasukan, kita bergerak mundur, ke North Wall! Kamu, panggil semua perwira ke Aula Utama Valerie, Sekarang!"
    Prajurit yang diperintah oleh Kanna segera berlari tunggang langgang menuruni menara, sementara Kanna menatap ke arah kami. Ekspresi tenangnya berubah menjadi tegang dan bingung.
    "Segera, sekarang, bersiaplah, Aku tidak yakin mereka akan beristirahat, peperangan di North Wall tidak mungkin bisa dielakkan."
    Kami semua segera mengangguk setuju, dan segera bergerak menuruni menara, menuju aula utama untuk mengorganisir pasukan kami.
    ***
    ". . . . . . Axel..."
    Aku mengelus rambut hijaunya yang lembut dengan jemariku.
    Yue dan Pasukan Aronia, beserta keempat bishop dengan sisa pasukan mereka sudah pergi menuju North Wall, sedangkan pasukan kami masih berdiri tertegun menatap Kastil Valerie.
    "Lord Arsais, Apa kita akan berangkat sekarang...?"
    "Kak Yujii..."
    Karakter Yujii, Clive, menatapku dari balik kacamata pelindungnya yang kehijauan.
    "Kami menunggu, sebaiknya jangan terlalu lama..."
    Axel, sama seperti para pasukan Valerie, hanya menatap dengan pilu ke arah Kastil Valerie.
    Aku memahami perasaan mereka, sama seperti perasaanku sekarang.
    Marah, tidak rela, sedih, tapi tidak mampu berbuat apapun.
    Rasanya begitu sakit.
    "Axel, ayo, kita pergi sekarang..."
    "Kenapa...."
    Aku menghentikan kata kataku, Axel masih menatap lekat ke arah Valerie
    "Padahal kita tidak melakukan apapun, kenapa harus kita lagi yang menanggungnya...?"
    "Sudahlah..."
    Aku mengelus kepalanya, menatap kearah Valerie.
    Sebuah cahaya keemasan tampak bersinar di udara tepat di tengah kastil.
    Cahaya apa itu?
    Cahaya itu semakin membesar, tak lama kemudian mengeluarkan pijaran kekuningan.
    "SUN RUNE!?"
    Aku segera mengangkat tanganku.
    "Mighty Earth, Mighty Keep of the nature! Lend me your power and protect us! Guardian Earth!"
    Cahaya kehijauan membentuk pilar segera terbentuk di sekeliling kami, tepat pada saat ledakan besar muncul dari bola berpijar itu.
    "Sun Rune! Queen Arshtat juga berkomplot dengan mereka! Mereka sudah dekat! Segera pergi! SEKARANG!"
    Aku berteriak dengan lantang pada pasukanku, tapi tak seorang pun dari mereka mengacuhkanku, melainkan menatap dengan syok ke arah belakangku.
    Aku membalik tubuhku, dan dalam sekejab tubuhku segera membeku.
    Valerie, Kastil kami yang dibangun dengan seluruh canda dan tawa orang orang di dalamnya, yang merupakan monumen janji bahwa kami akan selamanya menjunjung tinggi kedamaian.
    Valerie yang begitu megah kini hancur berantakan. Tampaknya serangan barusan berhasil menghancurkan Kastil itu berserta isinya, mempertontonkan kekuatan dari Sun Rune.
    Kukerjapkan mataku, dan segera aku kembali menguasai diriku kembali.
    "VALERIAN!"
    Aku berteriak dengan lantang, menyadarkan setiap orang dari lamunannya.
    "Apa yang hancur di belakang bukanlah Valerie! Semua janji kita, semua mimpi kita tidak hancur bersama tumpukan batu itu! Valerie adalah KITA! Dan mereka tidak bisa menghancurkan KITA! Sekarang kita mundur! Di North Wall, kita balas kekalahan kita! DEMI VALERIE!"
    Semua orang bersorak dalam amarah yang luarbiasa, teriakan pilu dan penuh kemarahan.
    "Axel...?"
    "Biarkan aku habisi mereka..."
    "Axel...?"
    Axel hanya menatap kosong ke arah Valerie.
    "AKU AKAN HABISI MEREKA!"
    Axel mengangkat kesepuluh tongkatnya, aku segera memegang pinggangnya, menghentikannya untuk maju ke arah musuh.
    "LEPASKAN!"
    "Cukup! Axel, Cukup!"
    "LEPASKAN Uhh...."
    Axel mendadak roboh karena Yujii menghajarnya tepat di punggungnya, membuatnya tak sadarkan diri di tanah.
    "Kak Yujii...?"
    Rover segera datang dan menggendong Axel di bahunya.
    "Ya, paling tidak dia akan tenang sampai kita tiba di North Wall...."
    Yujii mengacungkan jempolnya padaku. Aku hanya tersenyum kecut melihat Axel berada di gendongan Rover.
    "Semuanya, ayo kita mundur sekarang..."
    Aku membalik tubuhku, kemudian merentangkan kedua tanganku di belakang kami, dan memejamkan mataku.
    Sebuah dindin batu setinggi 2 meter mencuat perlahan dari dalam tanah, membuat sebuah pembatas antara kami dan pasukan musuh.
    "Itu akan memperlambat mereka, sekarang ayo kita pergi..."
    Aku segera memimpin pasukanku, berjalan melewati padang tandus Valerie untuk mencapai North Wall. Samar masih bisa kulihat pasukan Aronia masih bergerak pelan di depan kami.
    ***
    "Mereka benar benar berniat menyerang malam ini juga..."
    Yue menatap datar ke arah pasukan yang sekarang maju perlahan di hadapan kami.
    Kami barusaja mencapai North Wall, dan segera berbaris membentuk formasi di depan North Wall.
    Kami kelima bishop bersama Cardinal Yue berdiri di hadapan pasukan kami, tepat di garis depan.
    Aku melirik ke arah barisan pasukanku.
    Mereka tampak masih belum siap, kelelahan tergambar jelas di wajah mereka.
    "Wyatt, bisakah kau berikan healing magic pada pasukan kita?"
    Wyatt mengangguk.
    "O, Nature, Bring your mercy upon us, Kindness Rain!"
    Guyuran hujan segera turun, dan berubah menjadi sinar kebiruan begitu menyentuh tanah, dan dalam sekejab aku merasakan semua sakit dan lelahku segera terangkat bersama dengan cahaya biru yang membumbung di angkasa.
    "Shield that can avoid any attack, give your Protection upon us! Great Blessing!"
    Yue mengangkat tangannya, dan tameng dalam cahaya kehijauan muncul di atas kami, bersamaan dengan itu, kelima bishop mengangkat tangannya, dan lima malaikat raksasa bersayap delapan segera muncul di atas kami.
    "Earth, guardian of the nature, imbue us with your glory, Copper Flesh!"
    Aku memberikan skill pertahanan ku kepada pasukanku, disusul oleh Arvin dan Wyatt.
    "Soft rendering gust, protect us with your wrath, Storm Warning!"
    "Water, evaporate, protect us from anyone that see us, Fog of Mist!"
    Kami berlima mengangguk, merasa bahwa pertahanan yang sudah kami pasang cukup kuat, dan kembali membalik tubuh menghadapi kerumunan pasukan yang berjalan perlahan ke arah kami.
    "Tetap bertahan, biarkan mereka maju, kita akan tetap bertahan disini. Bila North Wall Jatuh, Aronia juga akan jatuh."
    Ya, benar yang dikatakan Yue, semenjak kekalahan Aronia dalam perang perebutan, Aronia menjadi sebuah negara yang sangat sempit, dan North Wall ini adalah satu satunya dinding yang dimiliki oleh Aronia.
    Karena itulah, begitu North Wall jatuh, maka bisa dipastikan kami akan terdesak menuju Rupanda, Capital Aronia, dan kemungkinan untuk bisa bertahan jelas sangat kecil di area terbuka dengan jumlah pasukan seperti ini.
    "Advancing Army datang! Bersiap!"
    Aku meremas kedua belati di tanganku dengan mantap.
    Dua belati yang menjadi senjata Alvin, dan aku juga cukup lihai dalam menggunakannya, walau tidak sehebat Alvin, tapi aku yakin aku bisa menguasainya dengan cukup baik.
    "Bersiap, tetap bertahan, mereka datang..."
    Pasukan di depanku bergerak maju, sangat dekat dengan kami.
    Yue segera memejamkan matanya, membuka kedua tangannya di sisi tubuhnya.
    "Rune of Creation, The Beginning of the World, Show the victim what you are, Hungry Friend!"
    Langit sore yang kehitaman mendadak tersobek, dan cahaya kemerahan keluar dari ribuan sobekan di atas kami.
    Tak lama kemudian ribuan pedang segera beterbangan dan melesat ke arah musuh, meledakkan mereka yang tersentuh olehnya.
    "Lightning, struck to their soul, lock their bone! Field of Paralize!"
    Kilatan sinar mengisi kegelapan malam, membuat pasukan musuh maju dengan susah payah ke arah kami.
    "GILIRANKU!"
    "Fire, Anger of nature, charge and burn your victim! Final Flame!"
    "Earth, Release your mighty rage! Earthquake!"
    "Wind, Rumble, Gather, Swipe everything in your way! The Shreeding!"
    Seluruh pasukan hanya bisa ternganga dalam diam saat kami berenam mengamuk sejadi jadinya, melepaskan seluruh kekuatan kami ke arah musuh.
    "Pasukan Magic, bersiap ke garis depan!"
    Sayup aku mendengar Axel berteriak dari belakang kami, di antara suara gemuruh dan ledakan yang memekakkan telinga.
    Tak lama kemudian, berbagai kilatan sinar segera berlompatan dari belakang kami, menghujani musuh dengan berbagai ledakan dan kilatan sinar.
    "Awas, bersiap, mereka membalas, Anti magi! Cover!"
    Aku menyapukan pandanganku ke arah musuh, dan benar saja, penyihir mereka tampak sedang merapalkan mantra ke arah kami.
    Tak akan kubiarkan.
    "Magic unit. tetap serang, serahkan penyihir mereka padaku!"
    Sebelum aku sempat maju, Yue sudah lebih dulu melesat melewatiku, rambut peraknya tampak berkibar berusaha mengimbangi gerakan pemiliknya.
    "Beginning, that Create the world from nothing, Show the sinner what they are! Piercing One!"
    Sebuah pedang raksasa dengan api kemerahan jatuh dari langit dan meluluhlantahkan barisan penyihir mereka.
    "Warrior, maju, serang mereka selagi barisannya terpencar!"
    Axel dengan sigap segera mengarahkan pasukan kami maju menyerang ke arah musuh, dan dengan mudah menghabisi garis depan mereka.
    "MAIN ARMY HARMONIA DATANG!"
    APA?!
    Tidak mungkin! Mereka bukan berniat mencoba kekuatan kami tetapi memang berniat menghabisi kami malam ini?!
    "MUSTAHIL! Mereka menyerang sekarang?!"
    Kanna tampak sama terkejutnya denganku, kami berdua benar benar tidak menduga pergerakan mereka.
    "Mereka datang!"
    "MUNDUR, SEMUA MUNDUR! KEMBALI KE NORTH WALL!"
    "AWAS!"
    Hanya itu kata terakhir yang aku dengar, sebelum sebuah kilatan cahaya kekuningan dilanjut dengan ledakan tepat di tengah pasukan kami.
    "SIAL! WYATT! SEMBUHKAN YANG TERLUKA! MEDIS! SEMBUHKAN! SEMUANYA KEMBALI MUNDUR!"
    Yue berteriak ditengah huru hara kepanikan pasukan kami.
    Kilatan kilatan cahaya dari para priest perlahan memenuhi pasukan kami
    "Mereka datang...."
    Aku menatap dengan ngeri ke arah musuh.
    Panji panji berwarna biru dengan ukiran lingkaran yang benar benar aku kenal.
    Bendera Harmonia.
    "Bersiap semuanya!"
    Kami kembali berbaris, berdiri dengan mantap menghadapi yang berada di depan kami, ditengah padang yang sudah penuh dengan bau amis darah dan peperangan.
    "Pontiff Marty ada disana, Kita berhadapan dengan Circle Rune..."
    Aku berbisik pelan ke arah Yue, yang mengangguk tanpa melepaskan pandangannya ke arah Harmonia.
    "Tetap bertahan, mundur ke gerbang, kita bertahan di gerbang..."
    Yue memberikan aba aba pada pasukan kami untuk mundur, masuk ke dalam North Wall.
    "Jangan gegabah, jumlah mereka jauh diatas kita, kalau kita beruntung, kita mungkin bisa menang..."
    Aku tersenyum kecut.
    Jelas tidak mungkin.
    Menang?
    Omong Kosong.
    Tidak mungkin bisa menang menghadapi tentara elit yang jumlahnya berkali kali lipat jumlah kami.
    "Cardinal..."
    Panggilku, Yue menoleh, menatapku dengan teduh.
    "Kemenangkan kita adalah nol persen disini..."
    Yue hanya tersenyum.
    "Yeah, memang, semua yang ada disini pun tahu hal itu, Arsais. Apa pilihan lain kita selain bertempur....?"
    Yue menatapku dengan pandangan lembut, kemudian kembali mengarahkan pandangannya ke garis depan.
    "Bertarung padahal sudah jelas akan kalah adalah hal yang bodoh, benar?"
    Aku mengangguk kearanya, kemudian dia menutup matanya, menghela nafasnya, dan membalik tubuhnya kearah pasukan kami.
    "SIAPA DARI KALIAN YANG MAU MUNDUR SILAHKAN MUNDUR SEKARANG, YANG TIDAK, KITA MATI DISINI HARI INI!!!!!"
    Yue berteriak lantang, disambut gemuruh teriakan dari semua yang ada di dalam benteng.
    Tidak ada seorangpun dari mereka yang ragu akan hal ini...?
    "TERIMAKASIH..."
    Cardinal kembali menatap ke garis depan, saat ini Harmonia hanya beberapa meter lagi dari pintu North Wall.
    Sungguh sesuatu yang konyol.
    Rasanya baru beberapa saat lalu kami berdiri disini dan bertarung demi mempertahankan Harmonia, dan sekarang kami kembali berdiri disini untuk mempertahankan diri dari Harmonia? Sungguh ironi.
    BLARR!
    "Lindungi diri kalian! Sembuhkan semua yang terluka!"
    Sebuah ledakan muncul di hadapan kami, dalam sekejap melemparkan barisan pemanah yang berdiri di depanku, dan melukaiku serta Cardinal.
    "Sial, lagi lagi Sun Rune?"
    Aku mengangguk
    Yeah, Sun Rune, aku pernah mendengarnya, True Rune yang sangat praktis, karena jarak serangannya yang jauh dan akurat, tetapi damagenya rendah. Mungkin itulah sebab kami masih berdiri saat ini.
    "Pemanah! Siapkan diri kalian...!"
    Lady Kanna membuka suaranya, memberikan aba aba pada setiap orang untuk segera berbaris di dinding benteng dan menarik panahnya.
    "Tembak!"
    Dalam sekejap ribuan panah segera memenuhi langit, dan menghujani pasukan musuh dengan anak panah.
    Aku tersenyum melihat banyak dari mereka tumbang, tampaknya kekuatan kami cukup sebanding dengan mereka.
    Tapi bagaimana kami bisa mengatasi jumlah mereka?
    "Tim Magic, berbaris di dinding timur!"
    Axel memimpin pasukan penyihir untuk melafalkan mantra mereka di sepanjang dinding timur.
    "Untuk mereka yang sudah menghancurkan Valerie! TEMBAK!"
    Axel berteriak lantang dan menembakkan kilatan cahaya kebiruan dari tongkatnya, memimpin para penyihir lain untuk melepaskan mantra mereka ke udara.
    Saat ini kondisi medan perang sudah mulai riuh, anah panah bersliweran kesana kemari, sementara kilatan ledakan Rune mengisi kegelapan malam.
    "The Rune of Creation, Courage us tu fight for our truth! Battle Oath!"
    Sinar Kehijauan mengisi kegelapan malam, cahaya kehijauan muncul dari dalam tanah dan segera melingkupi kami, entah apa yang diberikannya, yang pasti aku merasakan kekuatanku meningkat berkali kali lipat.
    Hampir tiga jam kami terus bertarung, korban dari kedua sisi sudah berjatuhan banyak. Pasukan kami perlahan mulai kelelahan dan kehilangan semangat bertarung.
    "Cardinal, apa tidak sebaiknya kita menyerah...?"
    Yue menggeleng.
    "Kau pikir dia akan membebaskan kalian, kelima bishop yang sudah berkhianat? Tidak, aku tidak akan membiarkan kalian mati."
    "Tapi pasukan kita sudah kelelahan..."
    Yue hanya tersenyum, kemudian mengangkat kedua bahunya.
    "Entahlah, mungkin ini akhir Aronia? Tapi yang pasti aku merasa terhormat untuk mati bersama dengan semua orang yang bertarung bersamaku..."
    Yue kembali menarik anak panahnya, kemudian menembakkan sebuah panah kembali ke arah musuh.
    Aku mulai merasakan getaran hangat darinya.
    Bukan kebencian, tapi rasa kagum dan hormat pada sosoknya.
    Entah apa yang aku rasakan, tapi aku merasakan aura seperti yang dimiliki Alvin juga terdapat di dalamnya.
    Begitu hangat, begitu teduh, menarik semua orang agar merasa nyaman di hadapannya.
    "Circle Rune, Guardian of Order, Engulf your enemy, and show your mercy upon us, Sphere of Emptyness!"
    Aku nyaris membeku saat mendengar serentetan mantra yang aku kenali diteriakkan oleh Marty.
    Aku membalik tubuhku, dan Marty tepat berada di bawah Benteng, dan menunjuk tepat ke arah kami, Cardinal dan kelima Bishop.
    Sial, aku belum memberikan mantra perlindungan apapun!
    "KEITH! BAWA LARI SEMUA ORANG! PERGI! JAUH DARI SINI!"
    Yue Berteriak dengan panik, saat sebuah bola raksasa berwarna ungu kehitaman muncul dari udara, perlahan membesar dan mulai menelan apa yang ada didekatnya.
    Axel memelukku dengan kencang, sementara tubuhku tak mampu berpindah dari lokasinya.
    Aku menoleh kearah lantai, dan sebuah lingkaran dengan beragam ukiran berada tepat di bawah kaki kami.
    Soul Binding Magic?
    Sekuat itukah Circle Rune?
    Sial.
    Perlahan bola kehitaman itu berpedar dan membesar, menelanku, Yue, Axel dan kelima bishop.
    Sekejap kemudian aku merasakan semuanya menjadi gelap.
    =======================================
  • Lanjut lg penasaran ϐªηgε† nih...mereka semua mati ato tiba2 alvin datang???
  • haaa... gimana ini... doraemoon...

    #gaya nobita panik
  • omaygaaatttttt......
    ya ampun ya ampun..begimano ini..?
    #panik panik X_X

    "lima malaikat raksasa bersayap delapan segera muncul di atas kami."
    kayak gini ya? (tp yg ni sayapnya cm 6,hehe)

  • @yuzz itu digimon
    =__=
    tp
    coba pake seraphimon deh
    wkwkwk
  • embeerrr...wkwkwkwk
    gak mau seraphimon...jelekkkk...
    #emang udah 8 sih sayapnya seraphimon,hahaha

    tapi love angelmon so much dari kecil dulu..huhuhu..
  • @yuzz pake holy angemon dong, udah 8 itu plus keren.

    @silverrain kpn alvin muncul lagi neh? msh lama gak? mkin gregetan aja dah
  • Om @pokemon kenapa 'si Agus' gak dilanjutin om? *minta jatah*

    Brader @yuzz nyahahaha bukan karna mirip whatt sih tp lupa bishop yg satunya siapa jd asal tebak.

    @silverrain uwow udah apdet ya brader. Maaciew :*
  • @yuzz pasti suka karena bajunya minimalis kan.buu?
    wkwkwk
    @totalfreak sabaarr
    perlu proses
    alvinnya masi ngambek.ni
    lg kubujukin
    #eh
    @bb3117 masama om
    :*
    wkwkwk
  • Ahhh brader @silverrain bikin penasaran! Damn berasa nonton Kartun yg udah mau episode-episode terakhir trus bersambung.
  • The Sun Rune

    Sebagai manifestasi dari salah satu unsur terhebat dalam alam semesta, Matahari, Sun rune memiliki kekuatan besar dan terkontrol.
    Rune ini memiliki kemampuan yang seimbang antara penghancuran maupun penyembuhan, dan merupakan rune unik yang mampu mengelola elemen api menjadi elemen yang bisa menyembuhkan.
    Kekuatan yang luarbiasa dari rune ini menjadikannya sebuah rune yang angkuh, dan hanya memilih orang yang benar benar memenuhi.persyaratannya untuk menjadi.pemiliknya.
    Rune ini acapkali memilih orang yang angkuh dan haus kekuasaan menjadikannya sering dipegang oleh penguasa yang lalim.
    Pemegang rune ini akan sekaligus menguasai tiga rune, yaitu Sun Rune, dan Dawn serta Twilight Rune sebagai penyeimbang kekuatannya.
  • @marvinglory jadi kamu nguasain true earth rune
    wkwkwkwkwk
    aku apa ya
    #gatau
Sign In or Register to comment.