It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
:P
Tebak
@yuzz AAAAAaaaa~~~~~~~~~~~~~~~~~~!!
Clank~!
Ehh..!
Ga sakit...!
Kubuka pelan mataku
Seseorang berpakaian biru tampak menahan laju kapak itu dengan tangannya. Cairan berwarna merah menetes pelan dari sarung tangan yang dipakainya. Lelaki itu menatapku datar.
Dia....
Lord Arsais!
>,<
"Whew.." Gumamnya pelan sembari menghela nafasnya.
Lord Arsais menyentakkan tangan kirinya, dan kapak itu terlepas dari tangan kirinya
"Ck, ternyata Armorku masih kurang tebal untuk kapakmu ya?" Gumamnya pelan. Ia menutup matanya dan membuka kedua tangannya.
"Prayer's Sanctuary..."
Ini, Skill Bishop yah?
Sebuah pillar cahaya berwarna putih kehijauan tiba tiba menyelubungi kami. perlahan kulihat lukaku berangsur angsur menutup.
"Awas Bishop!" Pekikku
Lord Arsais terlihat terlalu berkonsentrasi untuk memulihkan luka kami, hingga ia tidak menyadari sebuah pilar batu melayang ke arahnya.
BUAKK!
Pilar itu sukses menghantam kepalanya. Darah mengucur dari pelipisnya, tapi Ia tidak menampakkan raut kesakitan sama sekali. Seremm (>,<)
Lord Arsais tampak menjilat darah yang mengucur dari sisi pipinya, dan kemudian langsung melesat ke arah monster itu.
"Schorched Earth!"
Bongkahan batu batu besar beterbangan dan menghantam monster itu dengan kuat. Lord Arsais tampak berada di atas angin dalam pertempuran ini. Dia tampak tidak kesulitan mengatasi Collosus yang ukurannya jauh berada di atasnya.
Collosus yang terus dihantam batu tersebut limbung dan terjatuh. Lord Arsais terlihat menyeringai saat ia mengangkat tangannya ke atas.
Sejenak aku bergidik melihat wajahnya. Seringainya tampak tidak biasa. Seringai kejam dan penuh kepuasan
Ia menjatuhkan tangannya ke depan Collosus yang sudah terkapar, dan sebuah pilar batu raksasa terjatuh dari langit dan menghantam Collosus tersebut tanpa ampun.
Lord Arsais sejenak berdiri mematung di depan hasil karyanya. Bajunya basah oleh darah, yang berasal dari tubuh Collosus.
Monster itu terlihat masih berusaha bergerak. Masih hidup rupanya. Susah banget sih matinya. Ckckckck. Hmm, untung aku ditolong Lord Arsais. Tapi kalau begini, berarti aku ga bakal dapat item yang aku mau dong (T^T) soalnya sudah dibunuh ama Lord Arsais.
Lord Arsais berbalik dan berjalan ke arahku. Dia melepas sarung tangannya
"MPku Habis. Bunuh dia..." Ucapnya santai, kemudian duduk di pillar tempatku tadi tersudut. Ia melipat tangannya dan menyenderkan kepalanya, kemudian menutup matanya.
Collosus tadi tampak masih terseok seok berjalan ke arahku.
Kuambil tongkat yang ada di punggungku, dan kutodongkan tepat ke arahnya.
"Beam!"
Ledakkan kecil tepat di dada monster itu sukses merobohkannya. Monster itu tersungkur dan menghilang dari pandanganku. badanku masih sakit, tapi luka lukaku sudah menutup sepenuhnya
"Ambil Itemnya.." Ucap Lord Arsais santai
Aku melihat ke tempat monster tadi tebaring.
Diantara beberapa item item sampah tampak sebuah pakaian berwarna merah kecokelatan.
Kupelajari pakaian itu
"Ini..."
Lord Arsais membuka sebelah matanya dan menatap ke arahku
"Yeah, itu Warlord's Suit."
"Wohaa!!!"
Aku gabisa nutupin kesenanganku! Aku memeluk erat armor yang dari kemarin sudah aku incar!
Aku segera berlari ke arah Lord Arsais dan memeluknya pelan.
Dia terpekik pelan
Ups, aku meremas lukanya! :P
Dia memandangku dengan tatapan sebal
Sorry Bishopp! Ujarku dalam hati (>,<)
"Heal Area!" Gumamnya pelan. dan luka luka kami tampak segera sembuh.
Tuh, dia masih punya MP buat cast magic tuuh! Kok tadi nyuruh aku sihh
Aku masih senyum senyum sendiri menatapnya. Dia tampaknya sadar kalo aku lagi ngeliatin dia. Dia menatap ke arahku.
"Apa..?"
Aku memeluknya lagi
"Makasih ya Bishop! Aku udah dibantu!"
Dia kembali melepaskan pandangannya dariku
"Aku kebetulan lewat sini. Kamu jangan GR. lagipula, kamu masih ada gunanya buatku, kalo ga juga tadi aku biarin aja"
Ikhh! Ni orang sewotan amat! Heran kenapa Aku bisa tahan punya atasan kayak dia! Tapi gapapa deh, Kan dia sebenarnya baikk
Aku langsung nyelonong duduk di sampingnya. Dia terlihat sebal dengan kelakuanku. Biarin!!
"Lain kali, Pikir dulu sebelum bertindak. Kamu pergi kesini sendirian, udah jago ya?"
Mukaku langsung mesem saat mendengar omelannya. Ni orang makanannya cabe doang ya? Jadi orang galak amit Ckckckck.
"Maaf, Bishop, Saya cuma mencari Warlord Suit..."
Tiba tiba dia tersenyum.
Perasaanku langsung ga enak deh! Soalnya aku belum pernah liat dia senyum. Jadi sekarang liat dia senyum jadi takut!
"Untuk Caesar..? Karena kemarin Caesar bilang dia mau Warlord's Suit?"
Deg! Aku menundukkan wajahku dan menggeleng pelan. Lord Arsais memanjangkan kakinya dan merapikan letak topi birunya.
"Kamu menyukainya...?"
Aku segera menatapnya cepat. Aku ingin membantahnya, tapi bibirku seakan terkunci di hadapannya. Aduhh, Gimana nihh!!
(ToT)
"Sudah kuduga..." Ujarnya pelan.
Kurasakan wajahku semakin memanas. Aku mau nangis rasanya!
Tiba tiba aku merasakan belaian tangannya di kepalaku. Dia menatapku dengan tatapan lembut.
"Kau sudah berusaha keras. Sekarang pulanglah. Dia tidak akan sadar kamu menyukainya kalau kamu terus menerus lari.."
Aku mengannguk pelan, dan ia membalasnya dengan senyum
Baru kali ini aku merasa Bishop bisa sehangat ini!
Dia kembali menyandarkan kepalanya ke pillar. Seraut kesakitan masih tersisa di wajahnya. Kok bisa! Tadi dia kan sudah pakai skill untuk nyembuhin luka!
Sejenak kuamati dia
Pandanganku tertuju pada tangan kanannya. Darah segar mengalir dari lukanya. Yang ada ditangannya? Rune?
Aku jadi ingat! Tadi dia nyerang Collosus pake Earth Rune!
Aduh!! Tapi kok lukanya ga mau sembuh ya? Apa jangan jangan dia belum bisa make rune nya~!
Mataku terasa basah saat aku menatap luka di tangannya yang terus merembes
Lord Arsais luka gara gara aku!
"Kenapa kamu nangis? Haduh, Cengeng banget sih! Kamu anak umur berapa sih?"
Aku mengelap airmata dari wajahku
"Aku udah gede kok! Udah 17!" Ucapku sewot
Enak aja! aku kan udah SMA! Ckckckck!
Lord Arsais terlihat syock dengan jawabanku barusan
"17? Kita seumuran dong?"
Aku mangguk mangguk menanggapi jawabannya.
Dia menggeleng pelan
Ckckckck, kenapa ga percaya sihh!
"Guu...." Tiba tiba Lord Arsais memegangi tangan kanannya, wajahnya terlihat sangat kesakitan
"Bishop... Bishop ga apa apa?"
Dia mengangguk lemah.
"Pulang sana! Nanti aku menyusul. Caesar pasti sudah menunggumu di Valerie!"
Aku masih ga setuju ama kata katanya barusan. Masa aku ninggalin dia kesakitan disini sendirian?
"Gamau..." Mataku kembali terasa berkaca kaca saat aku menatapnya.
"Dasar Cengeng! Pulang Sana!"
Hyaa (>,<) Galaknya keluar lagii. Aku cabut aja dehh!
Aku segera kabur keluar dari tempat yang baru saja hampir mencabut nyawaku ini, dan kabur pulang ke Valerie...
"Bishooop, Jaga diri yaa~!!!" Teriakku, walau aku tahu dia ga bakal denger.
Aku memeluk erat Armor yang tadi aku dapatkan.
Sir Caesar! Here I come!
Huehehehehehehe~!
=======================================
Silver's View
Arsais tampak masih memegangi luka di tangan kanannya dan menggigit bibirnya untuk menahan sakit.
Tanpa mereka berdua sadari, seseorang berdiri di belakang pillar tak jauh dari sana.
"Begitukah? Aku tidak menyadarinya..." Gumamnya pelan.
Dia tampak kehilangan kata katanya saat menyaksikan pembicaraan antara Axel dan Arsais.
"Aku memang bodoh...." gumamnya lagi
Dia menyibakkan rambut panjangnya yang diikat dengan kedua tangannya.
"Sebaiknya aku pulang sekarang, karena aku harus menunggunya diValerie!" Ujar lelaki itu lagi
Ia memutar tubuhnya, dan pergi menjauh.
Bishop muda yang memejamkan matanya di Pillar itu perlahan menyenderkan tubuhnya pelan ke dinding.
"Bodoh.. Kamu pikir aku ga menyadarinya...?"
Dia kemudian berdiri, dan pergi meninggalkan tempat itu.
Jejak darah masih jelas menetes dari tangan kanannya.
Tapi ini ambilan dari series kedua dan ketiganya
XD
Coba tebak siapa model di karakter utama cerita ini?
Mau pergi makan keluar
cakep banget di GS 5, pake kacamata rambutnya pirang... kyaaaaaaa!!!!!!! so axel kan ngeluarin beam (fire rune) nah bukannya heal itu adanya di Flowing (water-intermediate) sama cyclone ya? (-_-)a
Axel's View
Langkahku terasa ringaan banget!
Tadinya aku hampir aja ga sampe ke sini karena nyasar. Gara gara nyari jalan pulang, hampir dua hari aku muter muter buat nyari jalan pulang. Maklum, sebelumnya aku ga pernah jalan jauh jauh kalo ga bareng Lord Arsais atau Sir Caesar!
Setellah dua hari setengah terseok seok kemana mana, akhirnya aku sampai juga di Valerie! Untung ketemu serombongan kakak kakak baik di perjalanan jadinya aku dibawa kesini deh!
Aku melangkah dengan mantap ke dalam gerbang Istana.
Aku yakin Sir Caesar lagi Online sekarang!
Didalam tas ku sekarang ada hadiah yang aku yakin bakal bikin Sir Caesar seneng!
Aku melangkah masuk sambil berlari lari kecil.
"Ah, Axel, Kamu sudah pulang...?"
Suara itu! Sir Caesar!
Segera kubalik arah badanku ke asal suara itu.
"Iya, Sir Caesar aku sudah pul....."
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
=======================================
Arsais's View
"Bagaimana bisa kamu bisa terluka sampai begini...?"
Jyo menatapku dengan kuatir
Aku hanya mengangkat bahu
"Apa yang sudah terjadi sampai kamu bisa terluka seperti ini?"
Jyo mengikatkan perban ke telapak tanganku.
"Yah, Aku cuma menolong anak buahku, cuma itu..."
"Dan kamu dapat luka seperti ini? Lihat, darahnya keluar lagi!"
Dia membuka perbanku dan memperhatikan lukaku
"Aneh sekali bisa terluka seperti ini di game. Ini bukan luka normal kan? Kalo enggak aku yakin kamu sudah menyembuhkannya."
Aku menggeleng pelan
"Aku juga gatau, lukanya ga bisa sembuh pakai magic. Tapi sembuh perlahan kayak luka di dunia nyata.."
Jyo mulai membersihkan lukaku dengan kain. Aku meringis pelan saat dia menyentuh lukaku.
"Hmm...!"
Dia memperhatikan punggung tanganku dengan seksama
"Rune jenis apa ini...?"
Aku baru ingat! Rune itu meninggalkan lambang di tangan kananku
"Ini, ini Mother Earth rune. Kemarin aku beli dari Vendor dipinggir jalan..."
Dia menggeleng pelan, kemudian melepaskan sarung tangan kirinya.
"Jangan bohong. Ini, lambang Mother Earth Rune yang asli.Kebetulan aku punya..."
Astaga! Aku memang lagi sial!
"Mungkin karena luka ini lambangnya jadi agak rusak?"
Dia mengangkat bahunya pelan, kemudian kembali membersihkan lukaku.
"Lukamu ini, Kamu ga hubungi GM untuk menanyakannya? Ini benar benar ga wajar.."
"Sudahlah...."
Dia menatapku dengan pandangan sebal. kemudian kembali membalut lukaku.
"Auh...!" Rasa sakit langsung menjalari tanganku
"Ah, Maaf, terlalu kencang yah?
Dia mengelus pelan punggung tanganku yang terluka.
Cup...
Sebuah ciuman kilat mendarat di punggung tanganku
"Ah.." Dadaku kembali berdegup kencang saat dia menatapku dengan senyumannya yang lembut.
"Tenanglah, lukamu sebentar pasti sembuh.." Ucapnya sambil mengelus rambutku pelan
"I..Iya..."
Sejenak ia memperhatikanku kemudian ia menundukkan wajahnya.
Deg deg deg deg deg!
Dadaku berdetak kencang. Aku merasa nafasku mulai berat saat ia mendekatkan wajahnya padaku.
Sejenak kemudian bibir kami sudah bertemu. Aku merasakan degupan dadaku berlomba dengan dadanya.
Tidak ada saling melumat, hanya ciuman ringan selama beberapa menit, dan kemudian ia mengakhiri ciuman kami
Aku merasa masih belum bisa menguasai tubuhku. Badanku hanya mematung pada tempatnya. Jyo pun tampak masih mengatur nafasnya. Kami berdua masih tidak berani saling beradu pandang.
"Aku senang. Aku senang kamu ada disampingku..."
Aku berucap lirih. Aku menatap wajahnya setenang yang kubisa. Ia mengangkat wajahnya. melihatku dengan tatapan seakan dia memeriksa sampai ke dalam hatiku.
"Aku senang, Karena paling tidak, sekarang aku tahu cintaku tidak akan dikhianati lagi.." Ucapku lirih...
"dikhianati seperti dia memanfaatkan ketulusan hatiku untuk dirinya sendiri..." Aku berusaha berbicara setenang mungkin, tetapi suara tetap saja bergetar. Aku menggertakan gigiku dengan kencang. Kukepalkan tanganku untuk mengusir kesedihanku.
Jyo kembali tersenyum ke arahku. Senyumannya seakan akan mengusir semua kegalauan hatiku.
Ia memegang kedua pipiku, dan menempelkan keningnya kepadaku.
"Sudah, sudah berakhir, tenanglah..."
Perasaan marah dan sedih yang tadinya menguasaiku tampak tersapu begitu saja. Aku menatapnya dalam.
Jyo maju perlahan, dia mengecup bibirku pelan dengan bibirnya.
Aku menutup mataku dan menikmati ciuman kami. Perasaanku terasa damai dan tenang. Semua kekuatiranku tampak menghilang dalam sekejap.
=======================================
Arsais's View
Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam Istanaku. Aku merasa lebih tenang sekarang. Aku baru saja pulang dari pertemuanku dengan Jyo di hutan tempat kami pertama bertemu.
Aku melangkahkan masuk ke dalam pelataran Kapel, Saat kulihat Axel dan Caesar berdiri berhadapan.
"Axel, Caesar..?"
Mereka tampak tidak menyadari kedatanganku...
Aku memperhatikan Caesar.
Dia sudah memakai Armor yang diberikan Axel rupanya.
Baguslah, berarti mereka sudah baikan...
Aku menatap Axel....
Dia tampak bergetar? Ada apa...?
Brugh...
Axel menjatuhkan tas kecil kesayangannya dan berjalan pergi dengan tergesa. Dia tampaknya tidak memperhatikan jalan. Jalannya tampak limbung. Dia hampir terjatuh saat aku menangkapnya.
"Ah, Lord Arsais...? Maaf, Aku permisi dulu"
Dia memaksakan senyumnya,..
Dia berjalan pergi tanpa arah
Kenapa dia....?
Kuhampiri tas kecil yang ditinggalkannya, saat aku mengangkatnya, sebuah setelan berwarna merah terjatuh
"Ini... Warlord's Suit kan..."
Aku langsung menyadari apa yang terjadi.
Kutatap dengan geram Caesar yang berdiri di hadapanku
"Apa maksudmu... Kau tahu dia pergi mencari Armor ini untukmu kan? Kenapa kau malah membeli armor yang sama padahal kau tahu dia berusaha keras mendapatkannya!"
Caesar menatapku. Pandangannya benar benar tidak bisa kumengerti.
"Aku tahu, dan aku sengaja melakukannya..."
"Kau...." Aku berusaha keras menahan amarahku
"Kenapa kau terus menyakitinya...?"
Dia menghela nafas pelan
"Karena ini memang seharusnya terjadi.."
Aku tidak bisa menahan diriku lagi. aku menamparnya dengan keras
"Dia Menyukaimu! Kau tidak tahu! Dia sekarat di Collosus's Hall hanya demi mencarikan armor ini untukmu! Dan kamu malah menyakitinya lagi!"
Caesar menatapku dengan wajah sedih
"Aku tahu. Aku mengikuti kalian kesana...."
Aku mengangguk pelan
"Aku tahu. Tapi aku tidak habis pikir dengan kelakuanmu!"
Dia menghela nafas sekali lagi, kemudian menatapku dengan pandangan sedih.
"Aku tidak pantas untuknya......."
Dia berlalu pergi meninggalkanku.
Aku termenung.
"Begitukah...."
Aku menyimpan Armor itu di dalam tasku, dan berjalan ke arah luar kapel.
=======================================
Ah, Bukan..!!
Ini semua karakternya rekaan kok, cuma memang settingnya dibuat menyerupai...
Disini dibuat selain ada kekuatan Rune, mereka juga punya skill khusus menurut Jobnya.
Kapan kapan aku bahas soal job dan pengenalan karakternya deh.
Kalau kalian ga keberatan
@yuzz ahh, gapapa kok kk yuzz
#Pegang erat kk yuzz
Ceritanya masih bisa dipahami kann?
deleted
Caesar - Yue - Bishop - Axel