It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tapi suka kan sama yang badboy ,
# nyolek dagu , langsung kabur..
hm... Marcel, Rizal, Dirga...
marcel masih ngarep ya kayaknya? haha..
Rizal...(baru keliatan) baek (nya)... syukur2 emang baek..
Dirga...Hajar!! menyebalkan banget. kalau bner jadian sama grey berarti ada suatu kejadian yg 'besar' yang bisa merubahnya..
Haiz.. ngetiknya sambil gawe toh.. pantesan tuh.. atasanmu melototin kamu terus tuh @AkselEE,
yang dikerjain bukanna kerjaan kantor malah cerita ini..heuheuheu...
@str8 love u too #eh...
Wah hopeless deh gw *plaakk
Jadi malu.... :$ #shy2...
Kl gitu love u to deh @eldurion... Hehehehehe...
Lol
“Apa yang Kakak lakukan sekarang?” kataku pelan. Sungguh, aku tidak mengerti apa yang dipikirkannya sekarang.
“Membantumu.”
“Untuk apa?”
“Kau bodoh!” dia terkekeh. “Ngapain kamu mau disuruh-suruh sama dia. Dimaki pun kau tak melawan!”
“Aku... Aku punya hutang sama dia,” kataku ragu.
“Aku tahu!” Apa yang dia pikirkan? Kenapa selalu bertanya seolah-olah dia tahu apa yang kurasakan padahal dia tak tahu apa yang kupikirkan sekarang?
Lama-lama aku merasa nyaman. Tanpa sadar, kusandarkan keningku pada punggungnya. Terasa sangat nyaman. Seperti saat aku berada dalam pelukan Ayahku. Nyaman dan aman.
Tiba-tiba Kak Rizal memberhentikan motornya.
“Taukah kau, sebenarnya aku membawamu kesini karena........ karena aku mencintaimu,” ujarnya ragu. Aku masih tidak percaya dengan apa yang dia katakan barusan.
“Tapi aku....” aku berhenti.
“Tapi apa?” Kulihat dia langsung menatapku dengan tatapan heran.
“Aku mencintai,.......” belum selesai aku bicara, Kak rizal memotongnya.
“Nggak! Kamu hanya mencintaiku!” Bisiknya dan sukses membuat jantungku ingin melompat.
Tiba-tiba kurasakan sudut bibirku disentuh bibirnya. Aku terdiam tak mampu bergerak dan mataku membelalak kaget. Aku menahan nafas dan rasanya jantungku berdetak tak karuan. mataku sudah menutup sebelum bibir itu datang di bibirku.
“Ayo turun! Mau sampe kapan gini terus?” ujarnya.
lamunanku buyar ketika dia bertanya.
Aku menggelengkan kepala agar kembali kedunia nyata dan berhenti memikirkan itu. aku yakin sekarang wajahku sangat merah seperti tomat.
"Kau kenapa ?" tanyanya.
"Heee, nggak kenapa-kenapa, kok!" sahutku seraya menggeleng, lalu melepaskan pelukanku dan bangkit dari motornya.
Aku menengadahkan kepalaku hingga melihat wajahnya. Kulihat ia tersenyum dan aku langsung menunduk malu. pasti reaksiku sangat memalukan.
“Masuk!” ujarya sambil berjalan memasuki rumahnya. Aku mengikutinya dari belakang. Aku berjalan memasuki kamar Kak Rizal.
Kulihat Kak Rizal sedang berdiri di depan lemari bajunya, seperti sedang mencari sesuatu.
“Pakai ini!” katanya sambil melmparkan baju dan celana pendek ke ranjang. “Bajumu basah!”
Dan ternyata memang benar kalau bajuku sedang basah kuyup.
“Makasih Kak!” kataku sambil mengambil pakaian di ranjangnya.
“Yaudah cepet mandi!”
“Disitu Kak?” kataku sambil menunjuk ruangan kecil yang ada di pojok kamarnya.
“Iya!” katanya kemudian berjalan menghampiriku yang sedang duduk di ranjang.
Aku mengangguk, perlahan berjalan meninggalkan Kak Rizal.
“Kamu minep disini kan?” kata Kak Rizal dari luar.
“Eeeeee?”
“Sudah malem, diluar masih gerimis,” ujarnya dengan yakin.
“Ya sudah, kalo tidak merepotkan Kakak.”
“Ya, enggak lah, biasa aja,” katanya sambil terkekeh.
“Kakak, buatin coklat panas dulu, ya!”
“Nggak usah Kak! Ngerepotin aja! Syukur-syukur udah di bawa kesini,” kataku.
“Udah, anggep aja kita temen lama!” katanya. Temen lama apaan, baru juga ketemu berapa kali.“ Jangan panggil Kak atau Rizal, nama gue Wiliam fahrizal.”
“Hmmm, terus?” kataku sambil mengaruk-garuk kepalaku yang nggak gatel.
“Willy!”
“Oke Wil!” kataku sambil terkekeh. Aku tak mendengar lagi suara Kak Willy lagi di seberang.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, aku berjalan keluar kamar Kak Willy.
“Nih, Grey, coklatnya!” katanya sambil menghampiriku yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya.
“Makasih Kak!” tak butuh waktu lama untuk menghabiskannya.
Kak Willy mengernyitkan alisnya. “Itu masih panas, lho!” katanya.
Aku terkesip ngeri. “Benarkah?”
Dia terkekeh. “Ya, sudah, Kamu tidur deluan sana! Gue masih mau nonton bola, bentar lagi nih mulai!”
“Iya Kak!”
***
@touch , @eldurion : sang pngamat yg bagus
@darkrealm , @eldurion : couple mana yg bagus ??
Blum bs di bilang pengamat yg bagus sel masih pemula
Kalo sampai sini blum kliatan couple mana yang bagus soalnya kan blum ada konflik kesitu.. Cuma sbatas hayalan sepihak si blue *halah ganti lg namanya
Kayanya bagus couple lu sama gw dah sel *uppsss
#kaboooorrr di kejar fans aksel yg bawa gergaji mesin x_x