BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Lost Secret - Chapter 3-4 : Rival Hunter!

13468926

Comments

  • @gr3yboy hehehe tak kiro kemong
    Ckck membahana ya kamu :p
  • Maksud neng tuh pak guru benar2 total dlm melakukan pekerjaannya...neng jd malu sendiri :\">

    hahaha malu kenapa neng? @xchoco_monsterx
    bi_ngung wrote: »
    Pak guru niat banget yah bikinnya. Sekarang denah, besok pic n bio kayak anime japan.

    hahaha pengennya gitu nanti tak minta bantuan temanku @bi_ngung
    @gr3yboy hehehe tak kiro kemong
    Ckck membahana ya kamu :p

    welah ora yooo..
  • Chapter 2-1 : The Book

    Alunan musik instrumen sedikit menenangkanku. Sejak pagi, sekolah sudah ribut dengan adanya berita kehilangan. Beberapa komputer di laboratorium raib. Untuk menyelesaikannya, pihak sekolah sudah memanggil polisi untuk olah TKP. Ditaksir oleh bagian inventaris, kerugian sekolah mencapai nyaris seratus juta. Nilai yang cukup fantastis untuk puluhan komputer cukup usang di laboratorium.

    Tadi sebenarnya bukan itu yang membuatku pusing hingga harus menenangkan pikiran dengan musik. Ini semua terkait masalah senin minggu lalu. Kejadian aneh itu terus mengganggu hidupku hingga sekarang. Kalian masih ingat Fee?

    Aku dipusingkan olehnya. Sebelumnya aku mengira jika dia adalah hantu. Bukankah hantu bisa menembus tembok. Sama seperti yang sering aku lihat di TV atau bioskop. Tapi ini tidak berlaku dengan Fee. Dia tidak bisa tembus tembok. Untuk ukuran hantu, sepertinya dia terlalu tampan dengan mata dua warna. Sebelumnya aku mengira dia pakai softlens. Ternyata asli. Parahnya lagi dia tak punya tempat tinggal.

    Mantra yang kemarin dibaca Yashin dengan sangat keras adalah mantra pemanggilan. Memanggil makhluk yang sekarang menyusahkanku ini. Secara nalariah, bukankah yang namanya hantu atau setan atau demit dan sejenisnya tak perlu susah untuk sekedar tinggal. Bisa mencari rumah kosong atau pohon besar beres. Tapi ini semua tidak berlalu untuk Fee. Mahkluk berwajah mirip artis korea ini bingung dengan tempat tinggal. Aku suruh tinggal di ruang Laboratorium IPS, dia tidak mau. Katanya takut jika harus sendirian dan gelap-gelapan.

    Sejak kapan bangsa hantu jadi takut dengan gelap.

    Terpaksa sekali selama semingguan ini aku dan tiga muridku harus menampungnya untuk tinggal. Bergilir mulai dari kamarku, kamar Yashin dan Deva. Aku tak mengizinkan dia ke rumah Mira. Secara kasat mata dia itu berfigur cowok. Bisa-bisa terjadi kekhilafan jika aku biarkan tinggal di rumah Mira.

    Aku merasa terganggu jika dia di kamarku. Setiap detik pasti bertanya, ini apa, itu apa. Padahal aku sedang asik mengoreksi berkas pekerjaan anak-anak yang menumpuk. Jika sudah begitu terpaksa aku suruh dia main ke kamar Yashin. Mereka berdua sangat akrab. Bahkan sering main PS bareng.

    Pernah beberapa kali anak kos heboh. Kata melihat makhluk aneh bersayap pada siang bolong. Bahkan sempat ada sidak dari pak kos. Katanya ada yang menyembunyikan orang di kos. Tapi aku yakin, pak kos yang semi dukun itu ingin membuktikan kebenaran Fee. Untungnya aku segera memindahkan Fee ke kebun di belakang kos. Untuk informasi saja, Fee itu bisa terlihat oleh siapa saja di siang hari. Dan baru di malam hari aku dan tiga muridku yang bisa melihatnya.

    Selama semingguan ini aku juga bertanya-tanya. Sebenarnya apa fungsi dari Fee mendadak muncul dan menyusahkan. Tidak mungkin dia muncul ke dunia fana tanpa ada tugas atau minimal pemberi tugas. Setiap aku tanya tentang hal itu Fee pasti akan diam lalu terbang dan hingga di pohon. Buku aneh yang jatuh dari atap juga selalu ada pada tas yang menggantung di tubuhnya. Dia tak mau membahas soal buku juga.

    Selain masalah Fee, aku juga ada masalah lain. Ada bercak warna putih di atas dada sebelah kiri. Seperti tatto, karena aku menggosok saat mandi tidak hilang. Hal yang sama juga terjadi pada Yashin, Deva dan Mira. Yashin muncul bercak keunguan di atas pusarnya. Deva muncul titik merah di korneanya walau agak tersamar. Sedangkan Mira ada rambut biru tumbuh di tengah kepalanya.

    Semuanya belum terjelaskan. Aku yakin Fee tahu semuanya. Tapi untuk sementara ini dia lebih memilih bungkam.

    Jika dilihat dengan seksama. Morfologi dari Fee tak jauh beda dengan manusia lainnya. Bentuk tubuh dan wajah sempurna menyerupai manusia. Ia juga punya jakun seperti pria. Memakai sebuah celana panjang berwarna hijau dengan atasan kemeja dengan warna hijau muda. Sayapnya tipis seperti capung. Bening dan ada motif garis warna. Rambutnya pendek dengan gaya jabrik. Matanya agak sipit dan cenderung ke wajah-wajah oriental.

    Bahasa yang digunakannya sama. Jadi tak perlu ada kamus bahasa hantu lagi.

    Tapi ada dia benar hantu? Deva yang pendiam pun penasaran. Secara penampakan aku dan muridku tak bisa dengan mudah mengklasifikasikannya ke dalam almanak hantu. Dia bukan tipe hantu ikat semacam pocong. Bukan juga tipe raksasa seperti buto ijo dan genderuwo. Apalagi tipe gadis berambut panjang sekelas kuntilanank dan wewe gombel. Nuraniku juga tak mengizinkan hantu berparas rupawan.

    “Mungkin di peri pak?” Mira selalu berbinar jika sudah di dekat Fee.
  • edited May 2012
    Tadi setahuku, mitos dan segala jenis cerita maupun dongeng lokal indonesia tidak pernah yang menyebut mahkluk jenis ini. Yang sering aku dengar hanya hantu bermuka seram dan hantu mesum di bioskop masa kini. Atau memang aku saja yang tak pernah mendengar tentang peri sejenis Fee. Untuk saat ini aku tetap menggolongkan Fee sebagai hantu.

    Biarlah imej hantu buruk rupa tergeser atas kedatangan Fee.

    ***

    Sore ini seperti biasa. Aku dan tiga muridku melaksanakan lagi bimbingan belajar di laboratorium IPS. Lengkap dengan Fee yang terbang tak jelas di dalam ruangan. Jika aku boleh bilang, Fee mirip dengan peliharaan kami. Di dunia ini mungkin hanya kami yang memelihara hantu unyu seperti Fee. Karena kebanyakan pasti memelihara tuyul dan sejenisnya. Satu lagi, Fee tidak ku beri makan dan minum, hanya sesekali dia meluncur ke angkasa dan turun dengan perut agak buncit.

    “Baiklah, hari ini kita akan melanjutkan ke materi Trigonometri. Materi sebelumnya ada yang ditanyakan dulu?” hening, semua cuma lirak-lirik sambil menggaruk kepalanya. Aku yakin kok mereka tidak gatal atau kutuan.

    “Pak Brian. Gimana jika hari ini nggak usah belajar dulu. Pusing pak, tadi seharian ujian dadakan. Belum lagi tugas dari Pak Ahmad yang kian menyiksa. Nanti malam saja aku harus lembur tugas. Bisa gila saya pak jika ditambah dengan trigonometri!” Yashin memegangi kepalanya dengan ekspresi frustasi.

    Mira dan Deva mengangguk juga. Untuk urusan mangkir dari pelajaran,mereka kompak sekali. Jika seperti ini bagaimana nasib kalian nanti saat ujian nasional. Cuma keajaiban yang akan menyelematkan mereka. Sudah tak bisa, pemalas lagi.

    “Mending kita diskusi masalah Fee saja!” Mira semangat. Yashin ikut-ikut berbinar dengan ide konyol ini.

    Lagian juga apa yang perlu didiskusikan dari Fee. Dia itu sudah cukup mengganggu semuanya. Mau mendiskusikan kenapa dia itu mendadak muncul. Atau dia dari klan setan jenis apa. Rasanya tidak akan pernah ketemu titik temu. Sementara makhluk yang jadi objek diskusi memilih no comment atas semua pertanyaan yang diajukan.

    Kelama-lamaan juga Fee semakin memanusia. Dia sering diajak yashin main PS, jadi kadang dia merengek minta bermain game. Dia juga mulai mengorak-abrik lemariku. Dia tertarik dengan celanan dalamku yang berwarna biru. Katanya ingin memakai itu sebagai ganti bajunya. Jelas aku tolak. Apa jadinya nanti. Aku ada murid cewek, masa mau disuguhi makhluk sempurna cuma pakai CD. Aku yakin Mira mimisan.

    Pernah dia nyomot tahu saat aku makan gado-gado. Katanya sih enak. Tapi aku jadi berpikir, sejak kapan jenih hantu-hantuan doyan makan tahu. Yang ada juga makan kembang atau nyium bau kemenyan. Fee juga mulai hobi bereksperimen apa yang dilakukan manusia.

    “Fee turun sini kita akan berdiskusi!” Deva meraih kaki Fee hingga mau turun dan dudk di bangku.

    “Baiklah Fee. Kali ini kau tidak boleh menolak atas apa yang kita semua tanyakan kepadamu. Mengerti?” Aku sedikit mengeluarkan taringku agar Fee sedikit takut. Ekspresi wajahnya mendadak berubah.

    “Kalau aku tak menjawab?” tawarnya pelan.

    Aku menghela nafas panjang lalu memandangnya dengan lekat. “Kamu tinggal saja di sekolah! Jangan sekali-kali kau ikuti kamu semua, dan kita tak bersahabat lagi.” Aku sedikit menggebrak meja. Semuanya sedikit kaget.

    “Benarkah begitu? Kau akan meninggalkanku?”

    “Tentu saja. jika perlu aku serahkan kau ke kebun binatang. Kau akan jadi spesies hewan baru. Lalu kau akan dibunuh untuk diteliti. Tubuhmu akan dibelah lalu dikuliti hingga semua tulangmu dapat dikeluarkan. Dagingmu akan dicacah dan dibuat perkedel.” Fee cuma meringis dan menggaruk-garuk kepalanya. Mutlak aku tahu jika Kepala Fee tidak sedang gatal atau berkutu.
  • Suasana jadi hening sesaat.

    Aku mengamati jam di dinding. Jika jarum panjang di angka 7 dan Fee tidak merespon maka aku akan cabut dari tempat ini.

    Jarum di angka 5.

    Jarum di angka 6.

    Masih belum ada tanda-tanda. Aku mulai beranjak dan membereskan barang-barangku. Anak-anak sepertinya paham dengan apa yang sudah aku lakukan. Mereka ikut-ikutan memasukkan buku mereka ke dalam tas.

    “Baiklah! Aku akan segera cerita. Tapi Please jangan buat aku jadi binatang percobaan!” dia menyembah-nyembah. Aku tak meresponnya, masih pura-pura kejam.

    “Oke Brian! Gue bakal lakuin apa yang lo mau!” Aku tersenyum dan langsung beranjak duduk di bangku lagi.

    “Jadi yakin ini kamu mau cerita semuanya Fee?” dia mengangguk.
    Yes! Kenapa tidak sejak kemarin aku mengancam hantu unyu ini. seharusnya misteri ini akan segera terungkap dengan cepat. Tapi tak masalah, sekarang saatnya memeras si hantu bersayap capung ini untuk menjawab rasa ingin tahuku yang tinggi.

    “Baiklah! Aku akan bertanya! Sebenarnya kamu itu ada pada golongan hantu apa sih Fee?” semua mengangguk-angguk. Aku yakin ini pertanyaan pertama yang wajib diketahui oleh semua orang yang ada pada ruangan. Pertanyaan dasar terpenting.

    Fee paham maksudku. Dia terbang mengelilingi kami di dalam kelas. Lalu duduk lagi di sebelah Mira.

    “Cepetan jawab Fee!”

    “Sumpah! Demi apapun di dunia ini. aku benar-benar tak tahu aku ini jenis setan apa. Karena aku bukan setan. Aku hampir sama dengan kalian semua. Bernafas dan butuh makan untuk mengisi perut. Bahkan aku juga buang hajat. Tapi ada tempatnya sendiri. Jadi aku adalah manusia sama seperti kalian. Hanya bersayap saja, dan...” dia berhenti bercerita. Matanya berputar-putar memikirkan sesuatu.

    “Dan apa Fee? Jawab!” aku berteriak di dekat telinganya.

    Fee terbang lagi mengitar tiga kali. Aku tidak tahu apa maksudnya dengan terbang tidak jelas. Apa karena dia bingung. Atau dia mencoba merangkai kata-kata palsu dan menjawab sekenanya pertanyaanku. Entahlah. Yang jelas hari ini aku harus mengerus semua informasi darinya. Walau harus memukulnya hingga babak belur.

    “Punya sihir.”

    Sudah kuduga sebelumnya jika dia punya sihir. Aku jadi merasa menjadi seorang pemuda yang punya ibu peri. Namun perinya besar seperti aku dan suka main game PS di kamarnya Yashin. Peri yang cuma bisa terbang kesana kemari dan tak pernah sekali memperlihatkan sihirnya kepadaku. Apa jangan-jangan dia sudah kehilangan kekuatannya. Apa dia dikutuk karena telah melakukan larangan dan dikirim di Bumi. Tepatnya dilempar ke laboratorium IPS di sekolahku.

    Jika dia punya sihir seharusnya tak bingung jika mencari tempat tinggal. Jika dia punya sihir kenapa tidak menyulap bapak kosku yang agak dukun agar tidak mengejarnya kesetiap kamar. Jika dia punya sihir kenapa harus menyusahkan kita semua. Bukankah sekali kibas semua hal yang diinginkan bisa ia dapatkan dengan sangat mudah.

    “Oke baiklah, kau manusia bersayap capung.” Aku tegaskan kembali jawabannya. Dia mengangguk sambil menebar senyum sok unyunya itu.

    “Aku sekarang bertanya!” Deva yang pendiam jadi ikut antusias.
    Fee mengangguk sambil terus tersenyum.
  • “Mengenai buku itu Fee. Bolehkah kita semua melihat isinya. Aku yakin buku itu pasti ada apa-apanya. Dan kau terus membawanya kesana dan kemari. Ini sangat mencurigakan. Bukan begitu pak Brian?” aku cuma mengangguk dan menyiyakan apa yang dikatakan oleh Deva. Tidak mugkin semuanya terjadi dengan begitu ajaib jika tak memiliki alasan. Cicak saja punya alasan untuk memakan nyamuk. Lalu pasti ada lasan mengapa Fee muncul, ada buku dan tanda warna pada tubuhku dan tubuh ketiga muridku.

    Fee terbang tiga putaran lagi dan duduk dengan wajah agak panik.
    Sudah tertebak, pasti ada apa-apanya antara Fee dan buku itu. Selama semingguan lebih ia tak pernah sekali saja meninggalkan tasnya. Bahkan pernah aku mencoba mau mengambil buku itu, tapi dia langsung terbang dan hinggap di atas genteng. Aku tak berhasil menyuruhnya turun sebelum aku semprot dengan air.

    “Jawablah Fee, ayo!” Aku berteriak untuk yang kedua ditelinganya.

    “Aku tak mau memberitahu. Ini sangat rahasia!” wajahnya memelas. Aku ingin sekali mencakar wajahnya yang menggemaskan itu.

    “Baiklah Fee, besok kau akan jadi perkedel. Dagingmu akan dicacah dan organ dalammu akan diteliti. Paling para peneliti akan mengiramu sebagai makhluk luar angkasa.” Aku langsung menyambar tas dan berlalu menuju pintu keluar. Ketiga muridku ternyata kompak. Semua meninggalkan Fee yang masih galau terbang di dalam Laboratorium IPS.

    “Ok! Wait me, i will tell you the truth!”

    Aku terhenti. Sebentar, apa dia tadi menggunakan bahasa Inggris? Sejak kapan dia mulai belajar pakai bahasa itu? Apa karena kapan hari dia suka ngintip anak kos sebelah kamar yang lagi mandi. Biasanya dia suka menghafal kosakata bahasa Inggrisnya dengan sangat lantang. Atau karena Fee memang seorang manusia sayap capung yang cerdas, sehingga bisa mengetahui bahasa apa saja.

    “Sudahlah, malas aku denganmu Fee!” aku masih jual mahal biar Fee dengan sungguh-sungguh mau bercerita.

    “Boku wo tandoku de ikasenai de kudasai. Boku wa subete no himitsu wo kimi ni iutsumori desu.”

    Baiklah dan sekarang dia berujar menggunakan bahasa Jepang. Aku yakin artinya dia tak ingin sendiri dan akan menceritakan semuanya. Manusia sayap capung itu sangat cerdas ternyata.

    Aku berhenti sejenak dan berbalik ke arahnya. “Baiklah sekarang ceritakan semua tentang buku itu. Untulk sekarang tidak ada tapi.” Aku tarik tangannya hingga ia turun dan mau duduk di bangku.

    “Sebenarnya buku ini..."
  • aih kok hantunya ganteng y? kek hantu d chinese ghost story tu ya... cantik..

    tp kpn mreka berempat knalan sama fee.. tah d part sebelumnya abis kejadian ntu mrka lgsg tao bhw itu fee.. ap sblumnya mrka dah pnh ktmu? ato emang d skul itu udah ada cerita legenda ttg fee ini? #tambah pnAsaran...
  • touch wrote: »
    aih kok hantunya ganteng y? kek hantu d chinese ghost story tu ya... cantik..

    tp kpn mreka berempat knalan sama fee.. tah d part sebelumnya abis kejadian ntu mrka lgsg tao bhw itu fee.. ap sblumnya mrka dah pnh ktmu? ato emang d skul itu udah ada cerita legenda ttg fee ini? #tambah pnAsaran...


    @touch kejadian di atas seminggu setelah saat pertama bertemu dengan fee, sengaja diloncat karena nanti akan diceritakan lagi pada part belakang terkait fee dan mungkin legenda tentangnya..
  • edited May 2012
    Koreksi post ke 4 : “Ok! Wait me, i will tell you the truth!”

    bukannya seharusnya : “Ok! Wait for me, i will tell you the truth!”

    trus yang bahasa asing di translate dong pak guru @gr3yboy.

    sekian laporan dari media centre. ;)
  • bi_ngung wrote: »
    Koreksi post ke 4 : “Ok! Wait me, i will tell you the truth!”

    bukannya seharusnya : “Ok! Wait for me, i will tell you the truth!”

    trus yang bahasa asing di translate dong pak guru @gr3yboy.

    sekian laporan dari media centre. ;)

    @bi_ngung anda jeli juga. Sebenarnya memang sengaja dibuat begitu. Soalnya Fee sepertinya baru belajar bahasa Inggris :) jadi nggak dibuat sebenar2nya. Untuk bahasa jepangnya, sama seperti aku sebutkan pada teks dibawahnya. Itu terjemahan bebas.
  • hmm.. Aku pikir awalnya Fee itu cewek..
    Dan ternyataaa,,eng ing eng.. Fee adalah cowok.. :D

    truz ini mgkn cuma mslah selera aja..
    Ceritanya so far so good..
    Dan penuh misteri..
    Tapi cukup detail bgt yah.. :D
    Aku lebih suka yg cukup banyak dialog nya..
    Hehee :)

    Keep Write.. :)
  • owh . . ic ic pak guru @gr3yboy.

    ditunggu post lanjutannya.
  • edited May 2012
    Ooohh fee makhluk goib yah...daku pikir dia itu dukun #lol
    aduh kalo semua hantu unyu kyk fee kagak laku tuh film hantu2an #lol
    tp klo gay ghost story bru laku dah #lol
    kanjut...
  • hmm.. Aku pikir awalnya Fee itu cewek..
    Dan ternyataaa,,eng ing eng.. Fee adalah cowok.. :D

    truz ini mgkn cuma mslah selera aja..
    Ceritanya so far so good..
    Dan penuh misteri..
    Tapi cukup detail bgt yah.. :D
    Aku lebih suka yg cukup banyak dialog nya..
    Hehee :)

    Keep Write.. :)

    Hahaha..
    Masalah dialog mungkin nanti aku seimbangkan saja. Banyak dialog juga tak baik, banyak deskripsi juga demikian. Itu pendapat aku saja lo ya.. @FendyAdjie_
Sign In or Register to comment.