It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Gw inget nama dia kalo pulang greja di my, pasti lewat jl pangeran kornel, pangeran onye,wktu itu kita sebut jalan itu
[img][/img]
Misteri Keberadaan Pasar Setan di Gunung
Saya bukan seorang pecinta alam yang fanatik, hanya sekedar ikut-ikutan saja. Saya pun hanya punya pengalaman mendaki gunung sekedarnya di beberapa tempat. Gunung yang pernah tercatat pernah saya daki adalah gunung Slamet sebanyak dua kali, gunung Merbabu satu kali dan Gunung Merapi sebanyak tiga kali. Sudah itu. Tapi meski tidak banyak hampir semuanya berkesan dan memberikan pengalaman yang menarik.
Kenangan Merapi Juli 2010, 3 bulan sebelum letusan.
Kenangan Merapi Juli 2010, 3 bulan sebelum letusan.
Soal naik gunung itu ada satu catatan tersendiri yang selalu saya rasakan saat mengalaminya. Pada beberapa gunung yang didaki selalu ada catatan tempat tertentu di perjalanan saat mendaki yang dikenal memiliki nuansa mistis tersendiri. Memang sih setiap kita memasuki tempat tertentu kita perlu mengenali dan menyesuaikan kondisi setempat. Kalau dalam perjalanan ke alam terbuka paling mudah adalah dengan berlaku adaptasi sebaik mungkin dan tidak melanggar pantangan-pantangan umum yang ada.
Hampir jamak diketahui kalau orang mendaki gunung mengetahui pantangan untuk tidak bertingkah yang kelewat batas, tidak bertindak susila, tidak mengeluarkan perkataan kotor, tidak melamun dan hal-hal yang memang tidak dianjurkan lainnya. Pantangan seperti ini memang membuat kita semua akan mampu menjaga diri dan melakukan kontrol diri yang baik termasuk di dalamnya otomatis akan membuat pikiran selalu sadar.
Satu tempat yang hampir selalu dijumpai di kebanyakan gunung adalah apa yang disebut sebagai daerah yang menyerupai suasana pasar. Kalau di gunung Merapi disebut sebagai pasar bubrah. Di gunung Slamet dan gunung Sumbing disebut sebagai pasar setan. Saya yakin di beberapa gunung lain pun akan selalu ada fenomena yang sama.
Fenomena keberadaan pasar setan atau pasar bubrah sebenarnya telah banyak dikenal oleh penduduk setempat atau para pendaki gunung. Terlepas dari unsur mistis yang menaungi keberadaan pasar setan ini maka sebenarnya dapat juga ditelaah secara lebih realistis.
Tujuan saya menuliskan hal ini bukan untuk melawan atau tujuan yang tidak baik, sekedar hanya untuk selalu mempertebal iman. Tentu saja terlepas dari hal yang saya uraikan ini tentu kita selalu harus tetap menjaga kewaspadaan dan kehati-hatian kita selama mendaki gunung termasuk apabila berada di daerah yang disebut sebagai pasar setan itu.
Lokasi Keberadaan Pasar Setan
Rute sebuah jalur pendakian di suatu gunung biasanya dipilih berupa medan yang mudah dengan jalur yang tidak terlalu curam. Dalam hal seperti ini kadang ada satu jalur yang akan melewati punggung suatu bukit dengan kondisi yang agak datar. Daerah seperti ini biasanya akan dilewati pendaki sekaligus terkadang dipilih untuk tempat peristirahatan sementara sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Daerah punggung bukit inilah yang secara alami umumnya menjadi lokasi keberadaan pasar setan. Punggung bukit ini yang sering berupa bentangan menyerupai lapangan yang relatif datar. Dengan demikian lokasi seperti ini cocok juga untuk dijadikan tempat mendirikan kemah dengan menggunakan perlindungan dari semak-semak atau batu besar supaya terhindari dari angin kencang yang bertiup.
Karakteristik lain yang merupakan ciri-ciri pasar setan adalah daerah ini sudah tidak lagi memiliki banyak pepohonan tinggi dan berbatang besar. Pada daerah ini hanya tinggal semak-semak perdu dengan ketinggian kurang dari dua meter. Dengan demikian angin sangat terasa sekali mengenai tubuh manusia yang sedang berada di daerah ini.
Pada lokasi punggung bukit seperti ini hampir selalu dipastikan pada waktu malam merupakan tempat angin bertiup kencang. Angin malam biasanya akan bertiup dari bawah melewati lereng-lereng secara cepat. Pada saat melewati punggung bukit ini akan bertiup dan memberikan fenomena suara yang berisik.
Hal seperti inilah yang kemudian membuat sensasi keriuhan yang dianggap sebagai suara menyerupai suasana pasar. Dengan demikian daerah inilah oleh banyak orang dianggap sebagai daerah pasar setan, karena pasar yang sebenarnya tidak terlihat dan hanya suaranya saja yang terdengar.
Lokasi pasar setan gunung Merapi dilihat siang hari.
Lokasi pasar setan gunung Merapi dilihat siang hari.
Kalau siang sunyi, tak ada angin yang berhembus kencang dari bawah bukit.
Kalau siang sunyi, tak ada angin yang berhembus kencang dari bawah bukit.
Batu-batu besar tertumpuk di sana sini...
Batu-batu besar tertumpuk di sana sini...
Bentuk bentang alam yang karakteristik sebagai lokasi keberadaan pasar setan.
Bentuk bentang alam yang karakteristik sebagai lokasi keberadaan pasar setan.
Pasar Setan Memakan Korban
Di lokasi pasar setan sering dikabarkan memakan korban orang atau pendaki gunung meninggal dunia. Hal ini sebenarnya dapat mudah dimengerti karena perjalanan mendaki gunung biasanya akan memerlukan tempat untuk beristirahat sementara. Salah satu pilihan orang untuk beristirahat kemungkinan besar adalah dipilih daerah di sekitar pasar setan ini. Tentu saja dipilih hal ini karena relatif sudah dekat dengan puncak, daerah ini relatif datar sehingga mudah untuk mendirikan tenda atau sekedar berlindung di bebatuan.
Pada saat beristirahat seperti inilah sering terjadi kasus orang kedinginan dan menderita hipotermia misal karena cuaca di atas yang relatif ekstrim seperti turun hujan besar dan kabut gelap. Dengan demikian dapat dimengerti jika banyak korban meninggal dunia yang berlokasi di daerah pasar setan.
Demikian juga kalau ada pendakian yang memaksa kondisi darurat ada yang jatuh kecelakaan atau yang lainnya, maka tempat yang dipilih untuk menunggu sementara adalah di pilih di daerah sekitar pasar setan ini. Dengan berada di tempat ini maka penyelamat relatif dapat mudah mencari dan menemukan korban sehingga tindakan evakuasi dapat segera ditangani.
Orang melakukan pendakian gunung sangat sering melakukannya pada malam hari dalam rangka tujuan melihat matahari terbit dari puncak gunung. Selain itu jika pendakian dilakukan malam hari maka udara juga tidak terlalu panas oleh terik matahari. Perjalanan seperti ini dapat diatur oleh pendaki yang berpengalaman untuk dapat mencapai puncak sebelum matahari terbit.
Namun kadang ada juga pendaki yang naik sore hari sehingga dapat sampai puncak sebelum pagi untuk beristirahat di tengah perjalanan. Tempat perjalanan seperti ini biasanya juga dipilih daerah sekitar pasar setan.
Untuk pendakian yang dilakukan pada siang hari. Tentu saja akan memerlukan waktu untuk menginap di atas gunung. Biasanya mereka akan membawa peralatan tenda untuk camping cukup lengkap. Hal ini karena mereka perlu meluangkan waktu menginap semalaman sebelum melanjutkan pendakian ke puncak pada pagi harinya. Lokasi daerah penginapan yang dipilih pun di daerah sekitar pasar setan.
Jadi memang wajarlah kalau keberadaan pasar setan ini menjadi terkenal karena hampir banyak orang dan pendaki gunung selalu melewati daerah ini khususnya saat perjalanan pendakian malam hari.
Keangkeran Pasar Setan
Dalam banyak cerita, biasa dikabarkan cerita tentang penampakan sosok menyerupai orang yang berada di lokasi pasar setan. Bahkan saya menemukan satu blog yang memuat cerita tentang fenomena pasar setan di gunung Sumbing oleh penulis yang mengaku dari tim mapala satu daerah.
Di rute pendakian di gunung Sumbing setelah lokasi Tanjakan Setan ternyata saat beristirahat diketahui menampakkan keramaian seperti pasar. Di sana bahkan kemudian dijumpai sesosok jasad bersemedi yang sudah membeku yang terlihat oleh seluruh anggota. Walaupun setelah akan diabadikan dengan kamera, hal ini tidak berhasil. Di lokasi berdekatan bahkan mereka menjumpai beberapa sosok lima sosok wanita menempel di perbukitan yang terlihat jelas oleh beberapa anggota rombongan.
Suasana mistis yang sama kemungkinan besar juga pernah dihadapi oleh banyak pendaki di lokasi jalur pendakian gunung yang lain. Misal di gunung Slamet, lokasi pasar bubrah yang ada bahkan cenderung lebih terkesan angker. Untuk jalur pendakian dari Kutabawa, harus melewati pasar bubrah yang cukup luas sebelum mencapai daerah puncak gunung.
Keangkeran seperti ini dapat saja dipahami karena suasana saat itu mendukung, kelelahan pendaki setelah berjalan jauh, kegelapan malam dan faktor kondisi alam akibat tekstur gunung, seringkali menyebabkan terjadinya halusinasi. Dari sisi alam ghaib, memang tidak dipungkiri bahwa bisa jadi jin akan muncul menampakkan diri untuk menggoda dan mengganggu iman para pendaki. Toh kita memang wajib beriman pada keberadaan hal-hal yang ghaib sepanjang tidak sampai membawa ke kemusyrikan.
Suasana angker di daerah pasar setan seringkali ditambah akibat keberadaan bekas nisan atau monumen prasasti untuk memperingati meninggalnya pendaki di lokasi itu. Untuk diketahui bahwa di lokasi itu, sebenarnya tidak ada kuburan. Jadi kalau ada pendaki yang meninggal dunia maka selalu akan dibawa turun untuk dimakamkan oleh pihak keluarga di daerah asalnya atau tempat lain. Kalau ada bentuk semacam kuburan, maka itu sebenarnya hanya penanda saja atau lebih berupa prassti peringatan. Tetapi memang keberadaan hal ini menjadi lokasi terlihat lebih menyeramkan.
Lokasi pasar setan di siang hari
Pada siang hari, keberadaan pasar setan akan tidak terasa oleh pendaki. Hal ini karena keberadaan sinar matahari yang mampu menerangi seluruh daerah. Pendaki umumnya lebih terpukau pandangannya oleh pemandangan alam yang tersaji luas. Keindahan alam seperti ini betul-betul akan menarik perhatian dan dapat melupakan keberadaan pasar setan yang ada sebelumnya.
Bayangan keangkeran di siang hari biasanya akan musnah, karena di siang hari kondisi angin relatif lebih kecil sehingga suara ribut pun menjadi tidak terdengar. Saya yakin kalau mengalami gejala angin ribut di lokasi itu pada siang hari, maka fenomena suara-suara pasar setan pun akan terdengar kembali dalam nuansa yang berbeda.
Walau bagaimanapun di siang hari di lokasi pasar setan ini, kewaspadaan dan pantangan untuk selalu menjaga tingkah laku kita tetap harus dilakukan. Sering tingkah laku yang kelewatan atau sikap yang sombong membuat kita lalai, padahal lokasi jalur pendakian sering kali menyesatkan atau rawan dengan kejadian kecelakaan. Oleh karena itu kita tetap selalu menjaga konsentrasi dan perhatian kita selama pendakian.
Intermezzo
Pasar adalah tempat untuk aktivitas jual beli. Kalau ativitas jual beli dilakukan di ata gunung maka bisa jadi dapat disebut sebagai pasar. Di puncak gunung Lawu, khususnya saat hari minggu atau malam satu syura, ternyata ada juga orang yang melakukan aktivitas berjualan di puncak gunung Lawu. Beberapa penjual makanan ringan dan bakso menjajakan dagangannya bagi para pendaki yang naik ke puncak dalam jumlah yang relatif banyak. Sosok para penjual dan pembelinya jelas manusia karena mereka bukan setan yang bergentayangan.
Omong-omong soal pasar setan di gunung ini, ada satu gurauan kecil juga yang menyindir kondisi sosial masyarakat sekarang. Mitos keberadaan pasar setan di suatu gunung dijamin tidak akan hilang. Hal ini baru akan hilang kalau sudah ada minimarket franchise 24 jam atau supermarket yang berani buka di sana. Kalau sudah ada ini maka dijamin keberadaan pasar setan akan hilang.
Penutup
Pasar setan diduga bukan satu fenomena yang benar-benar ada. Fenomena ini muncul karena kondisi daerah gunung yang mungkin menyebabkan terjadinya suasana yang terasa menyerupai suasana pasar sehari-hari. Wallahu alam. Meskipun tidak ada bukti fisik kuat yang mendukung keberadaan pasar setan ini, hal ini dapat kita gunakan untuk selalu mengingatkan para pendaki gunung agar senantiasa menjaga perilaku dan kehati-hatian selama perjalanan pendakian, baik saat sedang mendaki ataupun dalam perjalanan pulang.
Kalau sudah seperti ini diharapkan kegiatan pendakian akan berjalan selamat, tidak terjadi sesuatu hal yang merugikan kita. Dengan demikian kegiatan pendakian tetap memberikan pengalaman di alam terbuka yang baik dan berkesan bagi para pendaki.
Iqmal Tahir
Mountaineering adalah sebuah kegiatan besar diluar Ruangan untuk mendapatkan badan Anda yang bugar dan sehat melalui tantangan dan juga latihan menyenangkan. Apakah ingin mendaki gunung di negeri ini atau di luar negeri, tubuh Anda pasti akan menghadapi beberapa tantangan kunci kebugaran, sehingga membaca tips utama kami sebelum memulai …
1.Training for mountaineering / Pelatihan untuk pendakian gunung
Mountaineering adalah sebuah pengejaran yang tidak boleh dilakukan tanpa pemahaman yang baik tentang berbagai aspek yang terlibat, mulai dari membaca Peta dan keterampilan navigasi untuk tali temali dan pemahaman cuaca gunung. Anda pasti harus mempertimbangkan pemesanan sampai dengan menawarkan nasihat pakar organisasi terkemuka seperti di Plas-y-Brenin (Nasional Gunung Centre) atau Bergerigi Globe, yang menawarkan program perkenalan gunung yang sangat baik sampai ke ekspedisi dipandu ke puncak dunia 8.000 mdpl.
2. Preparation and planning for mountaineering / Persiapan dan perencanaan untuk pendakian gunung
Luangkan waktu untuk merencanakan dan mempersiapkan diri untuk pendakian Anda. Ini akan menghabiskan waktu dengan baik dan kemungkinan Anda memiliki pendakian yang sukses dan menyenangkan akan jauh lebih tinggi jika Anda telah mempersiapkan dengan baik. Luangkan waktu untuk merencanakan rute Anda dan mempersiapkan kit Anda terlepas dari apakah Anda pergi untuk mendaki gunung kecil/ perjalanan pendek atau sebuah ekspedisi dalam jangka waktu yang panjang, beberapa perencanaan yang matang dapat membuat semua perbedaan. rencanakan dengan hati-hati juga, selalu periksa kit Anda.
3. Footwear for mountaineering exercise / Alas kaki untuk latihan mountaineering
Pastikan Anda berinvestasi di sepasang sepatu gunung kasar. Untuk musim panas anda dapat pergi kesepasang bukit dan berjalan dengan sepatu bot, tapi untuk musim dingin gunung yang crampon rate boot akan dibutuhkan. Kunjungi toko yang akan menawarkan saran yang baik pada mountaineering boot terbaik sesuai dengan kebutuhan Anda.
4. Food for mountaineering / Makanan untuk pendakian gunung
Pastikan untuk membawa banyak makanan (dan air ) pada setiap perjalanan pendakian gunung. Makanan yang menghasilkan energi tinggi dan ringan. Banyak makanan berenergi tinggi dan makanan kemasan yang kini tersedia. Makanan dapat membuat atau menghancurkan ekspedisi jadi pastikan makanan yang Anda bawa adalah sesuatu yang enak dan menyenangkan juga. Hal ini penting pada setiap perjalanan pendakian gunung untuk membawa ransum darurat jika anda berada di gunung lebih lama dari yang diantisipasi.
5. Weather watching before mountaineering / melihat Cuaca sebelum pendakian gunung
Sebelum memulai perjalanan pendakian gunung apapun pastikan Anda mendapatkan ramalan cuaca lokal. Anda selalu dapat menunda upaya kepuncak untuk hari lain, dengan kondisi cuaca yang lebih menguntungkan. Namun, setelah Anda berada pada rute pendakian gunung Anda akan sering melakukan dengan sedikit pilihan untuk mundur sehingga memeriksa cuaca di muka adalah suatu keharusan!
6. Emergency shelter when mountaineering / Hunian darurat saat digunung
Terlalu banyak kecelakaan dan cedera benar-benar harus dihindari digunung karena orang hanya meremehkan kekuatan awesome cuaca pegunungan. Selalu membawa tempat penampungan darurat, mereka kecil dan ringan tapi dapat penabung kehidupan, melindungi Anda dari elemen cuaca yang tiba-tiba berubah. Ada banyak tersedia tempat penampungan dari hanya dua orang ke tempat penampungan kelompok besar. Beberapa yang terbaik yang tersedia adalah rumah kecil atau Shelter
7. Actions for an emergency / In a mountaineering emergency
Tindakan untuk keadaan darurat /Dalam darurat gunung:
Tidak ada yang ingin berpikir bahwa kecelakaan akan pernah terjadi pada mereka tetapi akan bodoh untuk berpikir bahwa ini akan selalu terjadi. Luangkan waktu untuk mempersiapkan, dan tindakan praktek pada berbagai jenis keadaan darurat. Kebiasaan Tingkat tinggi dari pelatihan berarti Anda akan bereaksi tanpa berpikir, yang menguntungkan karena kemampuan pengambilan keputusan yang sangat terganggu pada kondisi stress dapat terhindari
* Jangan tergesa-gesa dan tetap tenang. Kalau tidak, kecelakaan kecil bisa berkembang menjadi insiden besar.
* Cepat menilai kondisi korban itu.
* Menentukan apakah mereka dapat diperlakukan dan dievakuasi oleh kelompok anda atau jika diperlukan bantuan dari luar.
* Panggilan untuk bantuan eksternal jika diperlukan dengan menggunakan ponsel Anda. Jika Anda tidak memiliki sinyal jaringan maka seseorang perlu meninggalkan untuk mendapatkan bantuan.
* Jangan pernah meninggalkan korban seorang tanpa pengawasan kecuali benar-benar tak bisa dihindari yaitu jika pendakian sebagai pasangan / 2 orang saja. Setidaknya dua orang cocok dan anggota yang dapat diandalkan kelompok harus dikirim mencari bantuan. Tuliskan referensi-grid dan deskripsi lokasi maupun luka-luka korban untuk dibawa ke jasa penyelamatan. (Sebuah penerima data lokasi dengan GPS dapat membuktikan harga yang tak ternilai dalam menentukan lokasi anda yang tepat untuk memberi untuk menyelamatkan tim).
* Pindahkan korban ke tempat hunian / aman dan tetap hangat, terhidrasi dan meyakinkan. Namun, JANGAN PERNAH memindahkan korban jika Anda mencurigai adanya cedera tulang belakang.
* Tidak pernah bergerak jauh dari rute pendakian Anda karena akan memudahkan tim penyelamat menemukan di mana anda dan akan memfokuskan pencarian mereka pada satu titik Jika Anda perlu menemukan penampungan kemudian meninggalkan tanda yang menunjukkan arah ke tim penyelamatan.
8 Emergency communications: Darurat komunikasi:
Selalu mudah mengambil telepon mobile Anda atau alat komunikasi lain(disegel dalam tas tahan air) saat Anda mendaki gunung. Dalam keadaan darurat akan menghemat waktu yang berharga jika Anda dapat menghubungi layanan darurat segera. Sadarilah bahwa kekuatan sinyal jaringan selular dapat tidak ada di beberapa daerah terpencil. Untuk radio ekspedisi tersebut penting karena mereka memungkinkan anggota kelompok untuk berkomunikasi ketika keluar dari tempat satu sama lain di gunung, tetapi juga untuk radio untuk bantuan jika diperlukan.
9 Be safe… Aman …
Gunuung adalah hobi menyenangkan tetapi ada bahaya yang tak terelakkan yang terlibat. Risiko kecelakaan atau cedera akan sangat berkurang jika Anda memulai dengan perencanaan, mudah menentukan arah dan kemudian secara bertahap meningkatkan keparahan rute Anda sebagai pengalaman dan tumbuhnya kepercayaan anda. Jika Anda menekan terlalu keras terlalu cepat ( memaksakan ) dalam perjalanan, maka kecelakaan tak terelakkan dapat terjadi, tempatkan diri Anda, tim penyelamat dan pendaki lain semua berisiko. Rencana menurut kemampuan Anda dan selalu kemampuan anggota terlemah dalam kelompok.
10 First aid / Pertolongan pertama pd kecelakaan
Hal ini juga bernilai dengan meluangkan waktu untuk melakukan investasi di sejumlah bantuan pelatihan dasar pertama karena hal ini berguna untuk memiliki pengetahuan (tidak hanya untuk mendaki gunung tapi untuk kejadian setiap hari). Program yang sangat terjangkau, mudah untuk belajar dan singkat waktu, tetapi dapat membuktikan harga tak ternilai di atas bukit atau pada waktu lainnya. Selalu membawa kit fid pribadi pertama (pemimpin gunung selalu akan membawa kit lebih komprehensif).
Sumber http://realbuzz.com
Ada yang menarik dari gunung yaitu sebuah tempat yang populer di kenal dengan Pasar Setan. pasar setan secara fisik adalah hamparan tanah biasa yang ada di gunung. Banyak cerita yang agak menyeramkan di gunung. di antaranya PASAR SETAN yang merupakan tempat Interaksi mahluk dari alam lain.
Pasar setan hanya istilah untuk tempat berkumpulnya para mahluk2 halus, Pasar setan ini seperti layaknya pasar biasa, pasar ini di penuhi oleh banyak orang dari berbagai macam suku dan Negara yang sedang melakukan transaksi jual-beli. Di tambah suasananya amat mencekam. fenomena ini sudah lama beredar
Pada para Pendaki Gunung dan masyarakat Sekitar Gunung.
Hampir setiap Gunung Memiliki tempat ini.
MERAPI juga memiliki Pasar setan ( dikenal sengan PASAR BUBRAH) yang terletak di dekat Pos IV sebelum bibir kawah, karena letaknya dekat dengan kawah aroma belerang amat terasa (baunya seperti orang buang gas) sebelum kita menuju puncak gunung Merapi atau puncak Garuda.
GUNUNG SUMBING.
Pasar Setan (2.437 m dpl) terdapat diatas Bukit Genus sekitar 2 jam perjalanan melewati tanjakan terjal . Kawasan Pestan banyak di tumbuhi rerumputan, dan seringkali terjadi badai yang menerpa wilayah ini sehingga mengakibatkan bahaya saat melakukan pendakian.
GUNUNG MERBABU. Pasar Setan Terdapat di seputaran Puncak Kenteng Songgo.Tepatnya Sebelumnya. Tempat ini datar dan lumayan luas. yang perlu di perhatikan adalah sebelah Selatan dan Utaranya adalah sebuah jurang yang cukup dalam. karena detaran ini ada di puncak.
GUNUNG ARGOPURO.
Pasar Setan juga dapat ditemui disini. Julukan yang diberikan warga setempat tidaklah berlebihan, karena pada siang hari terdengar suara berisik layaknya sebuah pasar. Tepatnya di antara Cikarus menuju Cisentor dan Rawa Embek, sebuah tempat mendekati puncak Rengganis.
Anehnya bila didekati suara pasar itu akan menghilang.
Mungkin sulit dipercaya dengan adanya sebutan PASAR SETAN tersebut.
Tapi jika ingin bukti, silahkan saja mendaki gunung. Ada baiknya sebelum Melakukan Pendakian dan juga mengucapkan Salam. Karena kita akan memasuki wilayah yang bukan milik kita sendiri.
Share this:
jadi ingat masa bebas, jalan-jalan ke gunung
iya tipo gan..
baru sadar beliau mayatnya sudah ditemukan
syukurnya mayatnya utuh
turut berduka sedalam2nya
REP | 14 May 2012 | 11:24 Dibaca: 1482 Komentar: 60 5 dari 7 Kompasianer menilai aktual
Mungkin tak semua orang diberi pelajaran hidup yang luar biasa oleh Tuhan seperti kisah yang dialami Mantan Menpera Suharso Monoarfa. Namun orang yang bijak adalah orang yang bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa setragis apapun itu. Tragedi kecelakaan maut jatuhnya pesawat Sukhoi di kaki gunung Salak yang baru saja terjadi beberapa hari lalu adalah salah satu contohnya.
Dalam wawancara seorang reporter salah satu stasiun televisi dengan mantan Menpera Suharso Monoarfa, saya tertegun saat beliau memberikan penjelasan bahwa dirinya adalah calon penumpang pesawat nahas Sukhoi yang batal berangkat dikarenakan harus mengikuti rapat dalam waktu yang bersamaan dengan jadwal Joyflight yang direncanakan. Sebenarnya ia berminat ikut karena dirinya mengaku tertarik membeli Sukhoi karena harganya yang bersaing dan ingin ikut mencoba keunggulan pesawat ini.
Meski sempat naik ke atas kabin dan berfoto di atas pesawat naas itu, namun saat itu ia dibisikkan istrinya untuk kembali dan disarankan sebaiknya tak usah ikut agar tak ketinggalan menghadiri rapat penting pada pukul 16.00 sore. Saat itu Suharso bahkan menyarankan anaknya Andika untuk ikut Joyflight tersebut. Namun anaknya juga menolak dengan alasan ia sedang tidak fit. Akhirnya mereka sekeluarga membatalkan keikutsertaannya, dan turun dari pesawat.
Yang lebih menakjubkan lagi, ternyata bukan hanya sekali ini Suharso luput dari kecelakaan pesawat. Pada tahun 2004, hal yang sama terjadi saat beliau akan menghadiri muktamar NU di Solo. Saat itu pesawat Lion Air yang bakal ditumpanginya mengalami kecelakaan tak jauh dari bandara Adi Sumarmo Solo. Tercatat pula banyak korban tewas saat itu. Suharso bercerita ia bisa luput, karena saat itu ia terlambat menaiki pesawat akibat terjebak macet dikarenakan saat itu hujan deras menuju bandara.
Artinya lolosnya beliau pada kecelakaan maut pesawat Sukhoi adalah kali kedua. Yang berarti juga ini adalah kesempatan hidup ketiga yang Tuhan beri. Bila diberi kesempatan hidup kedua saja rasanya sudah anugrah tak ternilai, lalu apa rasanya diberi kemurahan oleh Tuhan dengan cara luar biasa itu? Saat ditanyakan itu, Suharso menjawab tentu saja ia bersujud syukur bersama istrinya kala mengetahui terjadi kecelakaan pada pesawat yang sedianya akan ditumpanginya. Betapa Tuhan masih memberinya umur panjang. Memberinya kesempatan hidup bahkan untuk ketiga kalinya. Membuat ia merasa bahwa hidupnya harus lebih baik dari sebelumnya.
Dan mungkin ini bukan hanya terjadi pada Suharso, ada banyak calon penumpang lainnya, yang direncanakan ikut dalam Joyflight pesawat Sukhoi ini. Tercatat dari 100 undangan yang direncanakan, hanya separuh dari mereka yang ikut. Salah satunya adalah seorang wartawati LKBN Antara, Fransiska Ninditya.
Seperti yang dilansir dari media online republika.co.id, Fransiska menjelaskan bahwa pada hari Selasa, ia seharusnya tiba di landasan udara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada pukul 13.00 WIB untuk ikut naik pesawat tersebut. Namun karena ia harus meliput di LIPI pada pukul 15.00 maka ia mengurungkan niatnya.
“Biasanya kalau ada liputan tentang pesawat atau kapal baru, saya selalu penasaran, tapi entah kenapa kemarin itu kok malah malas dan lebih memilih untuk pergi ke LIPI,” ujar Fransiska.
Fransiska mengaku terkejut saat dirinya mengetahui pesawat yang seharusnya ditumpanginya itu dilaporkan hilang kontak dengan menara lalu lintas bandara pada pukul 14.50 wib.
“Peristiwa ini merupakan peringatan bahwa saya masih disayang Tuhan,” ujar Fransiska.
Begitulah. Kematian adalah keniscayaan. Hadirnya serupa misteri. Demi melihat kematian itu pulalah, muncul kembali segenap kesadaran, bahwa kita juga sedang berada dalam antrian menunggu kematian. Hanya soal waktu. Kali ini si A, kemarin si B, besok entah siapa lagi, mungkin kita?? Tak ada yang tahu. Absolut kuasaNya. Masing-masing garis hidup kita sudah tertulis dalam suratan takdir. Bila belum waktunya, tentu ada banyak cara Tuhan menghindarkannya. Sebaliknya bila sudah saatnya, tak ada sesuatupun yang bisa menahannya.
Seorang teman melontarkan canda satir pada saya, katanya kematian itu layaknya ujian, selesai tak selesai kumpulkan. Tak ada kompromi. Kita tak bisa minta dispensasi atau menundanya walau sedetikpun. Ini menunjukan bahwa segala yang terjadi menyangkut kehidupan dan kematian adalah hak prerogatif Tuhan yang tak bisa ditawar. Dan tak ada seorangpun bisa mengintip kapan takdir kematian itu menghampiri. Lalu, sudahkah kita berbekal?
.
Semoga kita belajar dari kisah ini….
@gray_side @tobleron @Irawan01 @bondi @ghaniprijatna @blueguy86 @bintang5 @Agustde99 @createsometrouble @zimad @seek_you @gray_side @maiky_bsx @alabatan @happylanderz @alex1982 @har_in @Boyzt @erf_rey22 @Boyorg @mllowboy @awi_77 @Adhrii @tommywebby @lain @alex1982 @Charon @dilemma_man @ @yusef_chang @mllowboy @awi_77 @tommywebby @lain @alabatan @samme @devano_mahiswara @boljugg @BBB @tyo_g @carpediem1977 @ben_salvador @shinshin @arcoiluz @simelekete @andromeda @alfaharu @mr.pokerface4242 @ @ryan_feelgood
@michell @metropolichz @rich @Maure123 @peacelover @bi_ngung @keep @joejoe131980 @bunny.blue @goyescas @ALI99 @k-leon @yogan28 @nukakarakter @Putihaja @lenterahijau @syahrian @pria2dunia @escargots_lune @shouga @bujangbt @rahasia_nakal @boycurrant @cleosa_ @nip_eel @dundileo @muscleworshipper @dikagrogol @ZORROBAYA @marc0fel1x @AwanSiwon @sly_mawt @WYATB @andrognesios @WYATB @andrognesios @jericho1 @alexxx @stevfire @peacelover @ @ @
REP | 14 May 2012 | 11:24 Dibaca: 1482 Komentar: 60 5 dari 7 Kompasianer menilai aktual
Mungkin tak semua orang diberi pelajaran hidup yang luar biasa oleh Tuhan seperti kisah yang dialami Mantan Menpera Suharso Monoarfa. Namun orang yang bijak adalah orang yang bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa setragis apapun itu. Tragedi kecelakaan maut jatuhnya pesawat Sukhoi di kaki gunung Salak yang baru saja terjadi beberapa hari lalu adalah salah satu contohnya.
Dalam wawancara seorang reporter salah satu stasiun televisi dengan mantan Menpera Suharso Monoarfa, saya tertegun saat beliau memberikan penjelasan bahwa dirinya adalah calon penumpang pesawat nahas Sukhoi yang batal berangkat dikarenakan harus mengikuti rapat dalam waktu yang bersamaan dengan jadwal Joyflight yang direncanakan. Sebenarnya ia berminat ikut karena dirinya mengaku tertarik membeli Sukhoi karena harganya yang bersaing dan ingin ikut mencoba keunggulan pesawat ini.
Meski sempat naik ke atas kabin dan berfoto di atas pesawat naas itu, namun saat itu ia dibisikkan istrinya untuk kembali dan disarankan sebaiknya tak usah ikut agar tak ketinggalan menghadiri rapat penting pada pukul 16.00 sore. Saat itu Suharso bahkan menyarankan anaknya Andika untuk ikut Joyflight tersebut. Namun anaknya juga menolak dengan alasan ia sedang tidak fit. Akhirnya mereka sekeluarga membatalkan keikutsertaannya, dan turun dari pesawat.
Yang lebih menakjubkan lagi, ternyata bukan hanya sekali ini Suharso luput dari kecelakaan pesawat. Pada tahun 2004, hal yang sama terjadi saat beliau akan menghadiri muktamar NU di Solo. Saat itu pesawat Lion Air yang bakal ditumpanginya mengalami kecelakaan tak jauh dari bandara Adi Sumarmo Solo. Tercatat pula banyak korban tewas saat itu. Suharso bercerita ia bisa luput, karena saat itu ia terlambat menaiki pesawat akibat terjebak macet dikarenakan saat itu hujan deras menuju bandara.
Artinya lolosnya beliau pada kecelakaan maut pesawat Sukhoi adalah kali kedua. Yang berarti juga ini adalah kesempatan hidup ketiga yang Tuhan beri. Bila diberi kesempatan hidup kedua saja rasanya sudah anugrah tak ternilai, lalu apa rasanya diberi kemurahan oleh Tuhan dengan cara luar biasa itu? Saat ditanyakan itu, Suharso menjawab tentu saja ia bersujud syukur bersama istrinya kala mengetahui terjadi kecelakaan pada pesawat yang sedianya akan ditumpanginya. Betapa Tuhan masih memberinya umur panjang. Memberinya kesempatan hidup bahkan untuk ketiga kalinya. Membuat ia merasa bahwa hidupnya harus lebih baik dari sebelumnya.
Dan mungkin ini bukan hanya terjadi pada Suharso, ada banyak calon penumpang lainnya, yang direncanakan ikut dalam Joyflight pesawat Sukhoi ini. Tercatat dari 100 undangan yang direncanakan, hanya separuh dari mereka yang ikut. Salah satunya adalah seorang wartawati LKBN Antara, Fransiska Ninditya.
Seperti yang dilansir dari media online republika.co.id, Fransiska menjelaskan bahwa pada hari Selasa, ia seharusnya tiba di landasan udara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada pukul 13.00 WIB untuk ikut naik pesawat tersebut. Namun karena ia harus meliput di LIPI pada pukul 15.00 maka ia mengurungkan niatnya.
“Biasanya kalau ada liputan tentang pesawat atau kapal baru, saya selalu penasaran, tapi entah kenapa kemarin itu kok malah malas dan lebih memilih untuk pergi ke LIPI,” ujar Fransiska.
Fransiska mengaku terkejut saat dirinya mengetahui pesawat yang seharusnya ditumpanginya itu dilaporkan hilang kontak dengan menara lalu lintas bandara pada pukul 14.50 wib.
“Peristiwa ini merupakan peringatan bahwa saya masih disayang Tuhan,” ujar Fransiska.
Begitulah. Kematian adalah keniscayaan. Hadirnya serupa misteri. Demi melihat kematian itu pulalah, muncul kembali segenap kesadaran, bahwa kita juga sedang berada dalam antrian menunggu kematian. Hanya soal waktu. Kali ini si A, kemarin si B, besok entah siapa lagi, mungkin kita?? Tak ada yang tahu. Absolut kuasaNya. Masing-masing garis hidup kita sudah tertulis dalam suratan takdir. Bila belum waktunya, tentu ada banyak cara Tuhan menghindarkannya. Sebaliknya bila sudah saatnya, tak ada sesuatupun yang bisa menahannya.
Seorang teman melontarkan canda satir pada saya, katanya kematian itu layaknya ujian, selesai tak selesai kumpulkan. Tak ada kompromi. Kita tak bisa minta dispensasi atau menundanya walau sedetikpun. Ini menunjukan bahwa segala yang terjadi menyangkut kehidupan dan kematian adalah hak prerogatif Tuhan yang tak bisa ditawar. Dan tak ada seorangpun bisa mengintip kapan takdir kematian itu menghampiri. Lalu, sudahkah kita berbekal?
.
Semoga kita belajar dari kisah ini….
@gray_side @tobleron @Irawan01 @bondi @ghaniprijatna @blueguy86 @bintang5 @Agustde99 @createsometrouble @zimad @seek_you @gray_side @maiky_bsx @alabatan @happylanderz @alex1982 @har_in @Boyzt @erf_rey22 @Boyorg @mllowboy @awi_77 @Adhrii @tommywebby @lain @alex1982 @Charon @dilemma_man @ @yusef_chang @mllowboy @awi_77 @tommywebby @lain @alabatan @samme @devano_mahiswara @boljugg @BBB @tyo_g @carpediem1977 @ben_salvador @shinshin @arcoiluz @simelekete @andromeda @alfaharu @mr.pokerface4242 @ @ryan_feelgood
@michell @metropolichz @rich @Maure123 @peacelover @bi_ngung @keep @joejoe131980 @bunny.blue @goyescas @ALI99 @k-leon @yogan28 @nukakarakter @Putihaja @lenterahijau @syahrian @pria2dunia @escargots_lune @shouga @bujangbt @rahasia_nakal @boycurrant @cleosa_ @nip_eel @dundileo @muscleworshipper @dikagrogol @ZORROBAYA @marc0fel1x @AwanSiwon @sly_mawt @WYATB @andrognesios @WYATB @andrognesios @jericho1 @alexxx @stevfire @peacelover @ @ @
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta- Penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 masih menjadi misteri. Namun, data yand diungkap laporan utama majalah Tempo edisi 14 Mei 2012 menunjukkan sebelum pesawat menabrak lereng Gunung Salak ternyata Sukhoi sempat memutari Gunung Salak sekali.
Data itu terlihat dalam peta jalur yang dianalisis oleh tim penyelamat beberapa jam setelah pesawat dinyatakan hilang. Arah pesawat dari Halim Perdanakusuma menuju selatan ke arah Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Menurut Mulya Lubis, Deputi Senior General Manager Air Traffic Control Soekarno-Hatta, di atas kawasan bandara Atang Sanjaya, Bogor, pilot Sukhoi minta izin menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki menjadi 6.000 kaki.
"Kami izinkan menambah ketinggian karena wilayah udara itu aman," kata Mulya Budi, Deputi Senior General Manager Air Traffic Control Soekarno-Hatta. Di kawasan itu pula pilot meminta izin melakukan orbit (memutar ke kanan).
Menurut laporan utama Tempo yang berjudul "Sebelum Menembus Kumulonimbus", terungkap peta yang dianalisis tim penyelamat. Dari pete itu diduga pesawat dari Atang Sanjaya terbang ke arah Tenggara, terbangdi antara Gunung Salak dan Gunung Gede. Pesawat lalu memutar ke kanan dan memutari Gunung Salak lalu ke kanan lagi ke arah Jakarta. Setelah satu putaran, entah mengapa pesawat Sukhoi ini memutari lagi Gunung Salak. Ada kesaksian warga Tenjolaya, Bogor, melihat pesawat terbang rendah. "Itu pertama kalinya di atas kampung kami ada pesawat terbang rendah," kata seorang warga.
Saksi mata warga Cidahu, Sukabumi, mengatakan melihat pesawat terbang rendah sambil memainkan sayapnya. Pesawat yang menuju gunung kemudian menghilang ke dalam awan.
Belakangan, diketahui pesawat hilang dari radar. ATC memasukkan Sukhoi ke status incerfa, sebuah keadaan di mana pesawat tidak bisa dikontak tapi belum diduga mengalami kecelakaan. Kontak terakhir ada di koordinat 6.43.08 Lintang Selatan dan 106.43.15 Bujur Timur. Pesawat itu ada di ketinggian: 6.200 kaki (1.890 meter).
Sunaryo, konsultan PT Trimarga Rekatama, perusahaan rekanan Sukhoi di Indonesia, memastikan pengecekan peta dan kontur jalur sudah dilakukan pilot sebelum terbang. Ketinggian Gunung Salak dan peringatan cuaca buruk sudah dihitung Yablonstev saat masih di Halim. Dengan bobot terbang 45 ton, pesawat ini didesain masih bisa dikendalikan dalam cuaca buruk.
BAGJA HIDAYAT | PRAMONO | AYU CIPTA
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta -Pilot senior Garuda Indonesia Jeffrey Adrian mengungkapkan keluhan banyak pilot asing saat terbang di langit Indonesia. Area udara Indonesia, dalam penilaian para pilot asing itu bagai neraka bagi mereka. “Mereka bilang seperti masuk neraka,” kata dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu, 12 Mei 2012. " Disebut neraka karena banyak kebocoran frekuensi radio dan telepon seluler"
Karenanya, menurut Jeffrey, banyak rembesan siaran radio dan telepon masuk ke ruang kemudi pesawat. Akibatnya, aktivitas penerbangan pilot terganggu. “Kami sering dengar lagu dangdut, drama, jazz, masuk frekuensi kami" kata Jeffrey, yang juga pilot pembalap. "Pembicaraan tertentu antara orang per orang juga terdengar. Malah saya pernah dengar suara sex phone di atas, dari ruang kemudi pesawat,”
Bocornya frekuensi itu mau tak mau membuat pilot harus ekstrakonsentrasi saat berkoordinasi dengan menara pengatur lalu lintas udara (ATC). “Sudah masuk pintu neraka, harus konsentrasi penuh mendengarkan petunjuk ATC,” ujarnya.
Jeffrey menjelaskan, frekuensi bisa bocor karena banyak pemancar radio yang lebih memilih menguatkan sinyal, dibanding menambah stasiun pemancar. Sebaliknya, ATC pada umumnya hanya memiliki tiga frekuensi back-up. Hal ini menyebabkan pilot kerap mendapati “blank spot”.
Gangguan sinyal telepon seluler dinilai Jeffrey tak seberapa dibandingkan kebocoran frekuensi. Menurutnya, sinyal telepon seluler memang kadang mengganggu sistem kemudi. Tapi, kata dia, sejak awal pilot sudah dididik untuk tidak terpengaruh gangguan semacam itu.
“Bagi kami, kondisi seekstrim sekalipun, tanpa instrumen yang membantu, kami harus tetap mengendalikan pesawat. Kami tidak boleh terpengaruh pada sinyal handphone yang menyala,” kata dia.
ISMA SAVITRI
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Bogor - Jumat pagi, 11 Mei 2012, Surya bersama 20 orang tim lainnya berbaris di lapangan depan peternakan Embrio, Cijeruk, Kabupaten Bogor. Mereka tengah bersiap membelah hutan menuju lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di kawasan Gunung Salak 1.
Hutan lebat dan jalur yang terjal menghadang. Tim tentu harus mempersiapkan fisik dengan maksimal agar bisa sampai di tujuan. Surya masuk dalam tim Carlie yang berjumlah 20 orang dari Korps Pasukan Khusus (Kopassus) dan Palang Merah Indonesia (PMI). "Kami berangkat pada pukul 06.00 WIB," kata Surya.
Meskipun sudah beberapa kali naik-turun Gunung Salak, warga Ciapus, Kabupaten Bogor, yang merupakan anggota PMI Kabupaten Bogor ini baru pertama kali menjajal jalur Embrio. Menurut dia, jalur tersebut mempunyai medan yang sangat berat. "Jalan sangat terjal, hutannya lebat sehingga tim harus bersama agar tidak ada yang terpisah," katanya.
Ketika tiba di lokasi sekitar pukul 12.30 WIB, tim kemudian melakukan briefing untuk membagi pekerjaan. Surya kebagian tugas untuk ikut turun menyisir ke lokasi jatuhnya pesawat yang berada di tebing puncak Salak 1.
Pada penyisiran hari pertama itu, Surya mendapati puingan pesawat dan ceceran tubuh korban. Dia mengaku sempat terdiam saat melihat keadaan di sana. "Saya sangat kaget. Betapa dahsyatnya benturan pesawat ini. Seperti meledak karena sebagian besar korban terbakar," kata Surya.
Bersama tim lainnya, Surya melakukan penyisiran hingga pukul 15.00 sore. Mereka berhasil mengevakuasi koban yang kemudian dimasukkan dalam delapan kantong mayat, tiga di antaranya berhasil diangkut ke atas puncak dan siap untuk dibawa menggunakan helikopter.
"Cuaca saat itu sangat gelap. Kami hanya berhasil mengangkat tiga kantong, sisanya kami simpan di bawah untuk diangkut besok," katanya.
Namun, karena helikopter Super Puma yang disiapkan untuk evakuasi tidak mampu menembus tebalnya awan, tim pun terpaksa bermalam di antara tiga kantong jenazah. "Saya tidak berpikir macam-macam. Yang penting tidur dan besok kembali menyisir," kata Surya.
Keesokan harinya, bunyi helikopter Super Puma terdengar samar dari puncak Manik. Suara radio mengabarkan evakuasi siap dilakukan. Berada tepat di atas puncak, Super Puma menurunkan keranjang dengan tali untuk mengangkut kantong jenazah. "Tiga kantong jenazah berhasil dikirim," katanya.
Surya kemudian tidak mendapat tugas untuk menyisir kembali ke tebing. Dia ditugasi untuk mengidentifikasi dan mencatat isi dalam kantong jenazah yang diangkut ke atas puncak sebelum dibawa dengan helikopter.
Pekerjaan itu ia lakukan hingga Ahad sore sebelum turun dari Gunung Salak pada Senin pagi. "Selama itu saya tidak ganti pakaian. Bau amis jenazah menjadi teman selama di sana," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO , BOGOR:– Beratnya medan untuk mencapai reruntuhan pesawat Sukhoi Superjet 100 membuat tim pencari menggunakan berbagai cara. Bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan demi mencapai lokasi jenazah korban yang berserakan di jurang Gunung Salak, Bogor.
Satu tim, misalnya, terpaksa tidur bergelantungan di dinding jurang saat malam tiba lantaran tali untuk menuruni jurang tak cukup panjang. "Mereka telanjur turun. Mau naik susah, turun ke dasar jurang pun berisiko celaka," kata Panglima Komando Daerah Militer Siliwangi Mayor Jenderal Sonny Wijaya di Kampung Pasir Pogor, Cijeruk, Sabtu 12 Mei 2012.
Tim gabungan Tentara Nasional Indonesia, Badan Search and Rescue Nasional, serta relawan pendaki gunung berupaya menuruni jurang terjal sedalam 500 meter itu. Namun mereka hanya mampu menempuh jarak separuhnya karena tali dan alat pengaman tak memadai. Untuk mencapai dasar jurang, Sonny mengatakan akan menyambung tali hingga cukup untuk turun dengan selamat. Upaya ini dilakukan oleh tujuh anggota Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat. (baca:Tali Pendek, Tim Evakuasi Sukhoi Tidur Gelantungan )
Perjuangan menaklukkan jurang juga dituturkan Raden Mas Bagus Satria. Kemarin petang, anggota Palang Merah Indonesia Kabupaten Bogor yang berusia 22 tahun ini baru saja tiba dari Puncak Salak Satu. Bersama 286 anggota tim lainnya, pria berperawakan kecil itu harus berjuang keras melewati jalur terjal dan curam.
Namun sayang, Bagus dan sejawatnya tak mampu mencapai "kuburan" Sukhoi karena dihadang lembah curam sedalam 400 meter dengan kemiringan 80 derajat. Tali yang mereka bawa jelas tak cukup panjang. Maka, mereka memutuskan menginap, sedangkan sebagian yang lain, termasuk Bagus, kembali ke pusat operasi di Cipelang untuk mencari logistik dan peralatan tambahan. (baca:Jalur Terjal Menuju 'Kuburan' Shukoi )
Tak cuma menuruni jurang, sebagian tim penyelamat mencoba mengevakuasi korban melalui jalan lain. Seorang relawan lokal, Didik Mutaqin, mengaku potong kompas dengan cara menuruni tebing sedalam 50 meter Jumat lalu. Upaya ini ia lakukan bersama 30 anggota TNI dari Batalion Infanteri Kostrad, Pasukan Khas Angkatan Udara, dan marinir. Tanpa tali dan peralatan lain yang memadai, mereka menyusuri jurang dengan bergelantungan di akar pohon. "Saat sampai di dasar, tercium bau bangkai," katanya.
Didik pun melihat puing pesawat dalam potongan besar berserakan di dasar lembah. Sebagian puing pesawat ambles dan tertutup tanah. Yang terlihat utuh hanya bagian roda. Ia juga melihat sejumlah jenazah di sekitarnya. Dengan penerangan seadanya, tim penyelamat bermalam di dekat reruntuhan pesawat dan jenazah para korban. "Kondisi jasad rata-rata tak utuh lagi," ujar pria 32 tahun itu.
Sampai kemarin sore, sebagian besar tim penyelamat belum bisa turun ke dasar lembah karena kondisi yang terlampau gelap. Komandan Landasan Udara Atang Sanjaya, Marsekal Pertama Tabri S., menyatakan evakuasi lewat udara akan dilanjutkan hari ini jika kondisi cuaca baik. Terakhir tim gabungan berhasil mengevakuasi 16 kantong yang berisi potongan tubuh korban.
ARIHTA U SURBAKTI | ANGGA SUKMA WIJAYA | SUBKHAN