salam.
aku masi newbie nih, jadi tolong bimbingannya. hehe.. judulnya mungkin terlalu panjang n sudah pasaran, tapi mungkin itu judul yang paling mengena buat novelet asal"anku ini. yap, langsung aja, selamat menikmati..
“Dimana si..?!” gerutu Esa, sudah dari tadi dia berpetualang di seluruh penjuru sekolah, tapi sosok yang ia cari tak kunjung ia temui. Tidak biasanya sosok yang ia cari hilang seperti ini, biasanya pulang sekolah ia menunggu esa di kursi taman sekolah, tapi kali ini dia tidak ada disana. Esa sudah mencari di kelasnya, sudah kosong, dan seluruh sudut sekolah telah ia susuri namun tetap nihil. Huuftt,,, esa sudah kelelahan sekarang, ia pun duduk di kursi taman, tempat biasanya ia bertemu dengan orang yang ia cari kini, ia tundukkan wajah sejenak sambil mengatur nafasnya.. ia kesal, tau begini dia mending sms Pak Ujang buat jemput, tapi apa daya. Hapenya mati, lupa charge tadi pagi dan dia sudah bilang pada Pak Ujang untuk ga jemput, pikirnya ia bisa pulang bareng dia.. eh taunya, dianya ga ada.. T_T. Disaat Esa sibuk menyesali nasib tiba-tiba pundaknya ditepuk dari belakang, serentak esa tersadar dan berbalik, berharap yang menepuk pundaknya adalah dia yang ia tunggu-tunggu. “Sa? kamu masih disini?” tanyanya pada esa, wajah esa yang sedikit berpeluh kini mulai melengkungkan senyumnya,”hehe,, iya, gue nyariin kamu, lagi! Kemana aja Ram?”, “hehe,, sorry Sa, tadi aku diminta tolong Pak Samsul bawain kardus-ga tau isinya apa, beliau naik sepeda motor jadi susah bawanya” katanya. esa mangut-mangut mengerti. “jadi, sekarang kamu mau pulang?” kata Rama sambil membenarkan posisi tasnya, “ya lah,,! Aku dah daritadi nih nungguin kamu, laper!” protes esa,”ohh.. mang kamu ga dijemput, Sa?”, “nggak,, hape ku mati, mau jalan sendiri juga kan ga enak, ga ada temennya” jelas esa, rama hanya tersenyum kecil “ya dah, ayo jalan!”. Esa tersenyum lebar dan beranjak dari kursi taman, semangatnya kembali setelah Rama datang dan merekapun berjalan meninggalkan sekolah yang sudah sepi.
***
Yap, namaku Esa Pramanda Aryadhani, hehe.. panjang ya? Maknanya dalem tauk! Sampe-sampe aku aja bingung apa artinya. Banyak yang bilang aku cakep, hehehe.. meskipun akhirnya aku merasa begitu biasa setelah aku bertemu dengan rama, pujaan hatiku. Kulit putih bersih, rambut lurus dan mata –bisa dibilang- sipit, yah.. aku keturunan chinese gitu lah. aku baru 3 bulan di sini, Malang. Asalku si dari Bandung tapi berhubung urusan pkerjaan bokap ‘terpaksa’ deh pindah kesini. Umurku sekarang 16 tahun dan sekolah di SMA X di Malang (nama instansi disamarkan, hehehe) kelas 11. Awalnya canggung juga si, namanya juga siswa pindahan. Ini pertama kalinya aku ngerasain, didepan kelas, berdiri, diliatin puluhan pasang mata, dan ngenalin diri “nama saya Esa Pramanda Aryadhani, mohon kerjasamanya”. Yaa.. begitulah.. singkat dan tanggung, hehehe.. saat bu guru-namanya Bu Aini- mempersilahkanku buat milih tempat duduk mataku langsung menyapu seluruh isi kelas, apa ada yang kosong. Ada 2 kursi yang masih kosong, mataku terhenti pada sebuah kursi di sudut ruangan, sebenarnya pandanganku ga ke kursinya si, tapi lebih ke orang yang duduk dikursi sebelahnya, sosok yang mencolok perhatianku, tapi saat aku ingin kesana, eh taunya cowok yang duduk di kursi kosong satunya-di depan dekat pintu- melambaikan tangannya dan menunjuk kursi di sebelahnya . sungkan aku mau nolak, akhirnya aku-pun duduk di kursi itu dan berkenalan dengan anak pengganggu itu, “kenalin, aku Sandi” kata anak itu sambil mengulurkan tangannya, kubalas tangannya “Esa,,”jawabku singkat, eitz,, jangan lupa, senyum..
. “hehe.. kamu dari Bandung ya, eh Bandung itu apanya Jakarta ya?”, “ee...” aku ga tau musti jawab gimana, bodoh banget pertanyaannya buat sebuah perkenalan, pengen si aku jawab ‘oh, sodaranya kok’ tapi berhubung kedengarannya agak kasar dan meremehkan juga, akhirnya kujawab saja “ee... bisa dibilang ‘tetangga’nya”sebuah jawaban yang cukup konyol untuk pertanyaan yang bodoh, eitz.. jangan lupa, tetep senyum
. Kulihat sandi mangut2, entah ia mengerti atau tidak tentang permisalan yang kuungkapkan tadi tapi beberapa saat kemudia dia menengokku lagi “eh tapi bandung itu kan..” belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya – syukurlah- bu Aini menegurnya “hushh,,! Kenalannya nanti saja! Sekarang waktunya pelajaran!” tegur beliau dengan nada agak jengkel, sandi pun mengangguk sambil meringis dan kembali pada posisinya semula, sementara aku hanya tersenyum geli. Saat bu Aini kembali menjelaskan mengenai prinsip Manajemen dan pandangannya beralih ke papan tulis, kusempatkan menengok ke arah belakang, ke arah sudut ruangan. Sesosok lelaki, yang menurutku, begitu berbeda, entah kenapa. aku jadi ingin berkenalan dengannya. Istirahat nanti bakal ku coba kesana n kenalan dengannya, hehe.. sippp.
(jam istirahat)
Aku masi duduk manis di kursiku, lebih tepatnya kaku gelisah tak menentu. Sandi dan murid2 lainnya pergi ke luar dengan urusannya masing-masing, kebanyakan keluar mencari makan siang. Di kelas hanya ada aku dan dia. Dia duduk dan kepalanya ia sandarkan pada sudut tembok, matanya terpejam. Keinginanku yang menggebu2 untuk berkenalan dengannya hilang entah kemana, yang ada sekarang malah grogi, kesana, enggak, kesana, enggak... yah, kuakui kalau aku berbeda dengan lelaki pada umumnya, aku punya ketertarikan khusus dengan cowok, ehemm.. yah kalian pastinya sudah tahu, ga usa dibahas lagi. Tapi selama ini ga ada cowok yang bisa bikin aku sampai begini groginya, apakah ini cinta? Wekk... kayaknya terlalu cepat klo dibilang cinta, mungkin ini ketertarikan biasa. Soalnya dia dimataku begitu..... sempurna.. (ala andra n the backbone). Kulitnya putih, hidungx mancung, bibir tipis, rambut lurus n sudah agak panjang si, sekilas mirip steven william deh, hehe.. kecuali mungkin alisnya sdkit lebih turun, jadi wajahnya tampak sedikit sendu-sendu memelas gimanaaaa gitu, cakep dah pokoknya! Kukumpulkan seluruh keberanianku dan kubulatkan tekad untuk duduk disampingnya, namun ketika aku akan beranjak dari kursi ini, sandi dan beberapa teman-temannya masuk kedalam kelas, akupun kembali duduk dan menggerutu dalam hati ‘buangsaatt,,!!’. Sandi duduk disebelahku sambil membawa seplastik gorengan”mau?”, “aku menggeleng dan tak lupa, senyum. “loh,, kamu ga laper?” tanyanya lagi, “nggak kok, tadi dah makan roti dari rumah”, “ooh.. ya dah, aku makan ya..”, “hmm.. silahkan..” tak lama kemudian beberapa siswa lain menghampiri bangku kami, dan akupun berkenalan dengan mereka satu persatu, ada Melani, Juna, Cika, Dewi, Surya, Nara, Afan dan Dika. Selang beberapa lama kami sudah mulai akrab, mereka banyak bertanya tentang kota tempat aku dulu tinggal, sesekali mereka bercanda dengan menggunakan bahasa jawa yang sama sekali tidak aku mengerti. Dan disela-sela keramaian itu, aku kembali menengok cowok itu. Setelah istirahat, ternyata jam kosong, alhasil murid2 nganggur di dalam kelas dan melupakan tugas yang diberikan guru piket. Satu hal yang esa tidak pahami adalah cowok itu tetap sendiri, keramaian dan hiruk pikuk murid2 seakan tidak mampu menarik perhatiannya, tetap sendiri dan menulisi bukunya, tampaknya ia mengerjakan tugas itu. “eh, cowok yang di pojok itu siapa si? Kok diem aja daritadi” tanyaku pada Sandi dkk. “oh,, dia? Yang cakep itu yah? Namanya Rama Aditya Putra. Tau tuh.. sukanya sendiri.”kata melani yang kini menyandarkan tangannya pada pipinya, memandangi cowok yang namanya Rama itu. “kok gitu? Emang kalian ga ajak ngobrol ato main gitu?” tanyaku lagi, belum puas rasanya mengorek informasi tentang rama yang misterius itu, “udah kali, tapi kebanyakan anak-anak ga kuat sm diemnya, dia kalo ga ditanya ya ga ngomong,, itupun jawabnya ala kadarnya”kata dika, “iya,, dulu aja aku pernah duduk dibangkunya selama 1 jam pelajaran, mati bosen aku didiemin ma dia..! kayak duduk disamping balok es!”terang juna menggebu-gebu, sandi cekikikan mendengarnya, “ya kamunya si, ga pinter2 nyairin suasana! Anak kayak gitu msti terus diajak ngobrol biar dia bisa agak terbuka”jelas dewi sambil menggerak-gerakkan tangannya selayaknya guru keganjenan,hehe.. semoga dewi ga bisa membaca kata hatiku ini.”lah, obos tok koe iki,wi’,,!” sentak juna dalam bahasa jawa yang aku tidak mengerti, Nara yang daritadi diam tiba-tiba angkat bicara”udah ah! Jangan gosipin dia mulu’,,!”, anak-anak cekikikan,”ciee... istrinya marah neh..”goda melani, aku agak terkejut mendengarnya,”istri?”gumamku pelan, tapi tampaknya cika mendengarnya”hehe... iya.. dia taksiranx Nara dari dulu tuh, Cuma diempet-empet,hahaha..”, mendengarnya, wajah Nara memerah, klihatannya kata-kata cika barusan tepat mengenai sasaran,”ah, apaan si! Sembarangan aja! Jangan bikin fitnah di depan anak baru donk..”protesnya sementara anak-anak lain masih ribut dengan kata ‘ciee...’nya, “eh, udah deh akuin aja,, ntar lama-lama kalo aku khilaf, aku ambil duluan loh!”ancam melani, entah itu semacam gurauan atau ancaman, yang jelas itu membuatku sedikit ga nyaman, sementara Nara tersenyum kecut,”pede amat! Emang dia mau ama situ?!” cibir dewi sambil sedikit memajukan bibir bawahnya, membuatnya tampak sangat menyebalkan,”eh eh eh,, ga percaya? Aku Cuma butuh timing yang tepat aja kok” dalih melani, meskipun sebenarnya dia tampak tersinggung juga. Aku hanya tersenyum mendengar celotehan mereka dan mencoba mencerna semua informasi yang aku terima hari ini. Setidaknya aku tau namanya dan sedikit tentang kelakuannya yang katanya ‘dingin’, hehehe... menarik. Bel pulang tak lama lagi berbunyi, tinggal 20 menitan. Murid2 kelas XI IPA2 yang kebetulan sedang jam kosong-pun langsung menyambar tas mereka dan pulang, hehe.. buat apa nunggu sampe bel bunyi, cabut aja kale! Sementara aku membereskan buku-bukuku kedalam tas dan begitu selesai, kupake dah itu tas n siap go home! Saat aku beranjak dari kursiku dan berjalan menuju pintu, dia berjalan didepanku, rama. Aku berhenti sejenak, membiarkan ia berjalan lebih dulu, jantungku berdegup kencang, dia semakin mendekat... dan saat dia sudah di depanku, dia sedikit menengok ke arahku, mata kami bertemu untuk sepersekian detik, dan dia mengalihkan lagi pandangannya, dan dia menghilang, sementara aku masih terdiam di sana. Aku tersenyum dan melangkahkan kakiku keluar, menuju mobil jemputanku.
***
Comments
biar gampang diingat, dulu sama temanku judulnya diplesetin jadì 'pelet'. hahaha.
Lanjut dong, bagus kok layak buat di lanjutin
Sekedar info aja, tadi malem gw buat cerita yang CLBK, ampir aja gw pake nama Rama Aditya buat karakter kakak nya Sandy, untung kaga jadi
Lanjut bro, cuma tulisan nya jangan di tumpuk tumpuk kaya gitu, kalo baca pake hp jadi nga menarik ngebaca nya
Tapi cerita nya bagus kok, ayo di lanjut yang semangat ya
@cruiser79: iya, makasih dukungannya..!
@adacerita: wah masa'? hahahaa.. kompak, bisa satu pikiran
iya nih, sory soalnya kemaren asal copas aja dari ms word. buat selanjutnya bakal kurapikan lagi. skali lagi makasih dukungannya
Malam harinya, Esa masih melamun di meja belajarku. Masi terbayang dibenaknya saat ia dan Rama saling bertatapan. Masih teringat dibenaknya mata Rama yang hitam dan sendu. Esa tidak tahu pasti apa yang dirasakannya tapi entah kenapa Esa merasa iba padanya. Esa jadi ingin lbh dekat dengannya, tapi bagaimana?? Di dekatnya aja Esa dah gemeteran, tapi yah.. harus bulatin tekad nih,,
” pokoknya besok aku harus bisa –minimal- duduk disebelahnya, harus!!” seru Esa dalam hati.
Tapi Esa masih memikirkan kata teman-temannya, Esa juga bakal pikir-pikir kalo entar dikacangin kayak juna, bisa mati salting dia kalo gitu caranya .
Beberapa saat kemudian mata Esa tertuju pada tugas jam kosong tadi yang belum ia kerjakan, kemuadian ia tersenyum dan mulai mengerjakannya. Dalam benaknya tersusun skenario sederhana yang ia pikir bakal berhasil
“hehe... seenggaknya ada yang bisa dijadiin bahan , hehehehe....”ujarnya pelan dan mulai sibuk mengisi poin-poin pertanyaan yang ada.
”ah susah! Ga usah dikerjain, yap nomer selanjutnya... ah susah juga! Oke dah lanjutt..!”
***
Esok paginya Esa sudah siap berangkat menuju sekolah barunya itu. Sudah bulat tekadnya pagi itu untuk berkenalan dengan Rama,
”yooshh... bi’,, Esa berangkat yaa...” pamit Esa pada bi’ ida, pembantu d rumahnya,
”iya den,, ati2 di sana ya den,”ujar bi ida kalem.
Esa hanya tersenyum dan menutup pintu mobilnya, dan pak ujang pun langsung menjalankan mobil meninggalkan istana Esa yang megah.
Yah.. beginilah Esa. Ayahnya seorang businessman yang usahanya ada dimana-mana dan hampir tidak pernah menginjakkan kakinya di rumahnya sendiri, ibu Esa sudah meninggal 11 tahun yang lalu, otomatis hari2 Esa hanya ditemani oleh bi ida, pak ujang dan 2 pembantu lain, bi surti dan mbak ina, hehehe... namax agak gimana ya.. btw Esa kini sudah separuh perjalanan menuju sekolah, Esa mengamati keadaan jalan yang dilaluinya.
Pagi ini jalan sudah begitu Ramai dengan anak sekolah, orang kantoran, pedagang, pengemis, orang gila (loh?!) , namun dalam keRamaian itu, mata Esa menangkap sosok yang menarik,
"hmm... perasaanku aja ato dia..” dan begitu mobilnya melewati sosok itu, barulah Esa dapat melihat wajahnya.
“Rama?!”
Esa terus melihat sosok itu, memastikan bahwa yang ia lihat benar2 Rama, hingga akhirnya sosok itu menghilang begitu mobil Esa berbelok dan Esa pun kembali pada posisinya semula.
‘kalo dia jalan ke sekolah, berarti harusnya rumahnya disekitar sini, ga jauh-jauh amat ama rumahku’ gumam Esa dalam hati.
‘yah,, lumayan.. bisa buat bahan nanti’ gumamnya lagi sambil tersenyum simpul.
Pak Ujang menangkap pemandangan itu dari cermin spion sedikit heran dengan kelakukan majikannya itu.
”eh, kenapa den, senyum2 sendiri?”cibirnya dengan logatnya yang khas Tegal.
”ah, ada deh..”kilah Esa.
”den.. den. ini sudah sampek nih”ujar pak ujang sambil geleng-geleng kepala.
Esa pun membuka pintu mobil dan turun, “ntar jemput jm 1 ya pak”seru Esa sambil menutup kembali pintu mobilnya.
“oke den”jawab pak ujang singkat sambil menutup kaca jendela mobilnya dan mobil hitam itu pun berjalan meninggalkan sekolah.
Esa segera memasuki kelasnya, kelas xi ipa2. Ruangan masih sepi, tentu saja, soalnya masih jm 6, bel masuk berbunyi jam 6.45. Esa sengaja masuk lebih pagi supaya bisa menyelesaikan tugas kemarin yang belum selesai ia kerjakan sekaligus menunggu seseorang, yaah.. guess who..? Esa menunggunya bukan tanpa alasan, menurut informasi yang ia dengar, (weh.. kayak agen rahasia aja bahasanya) Rama adalah siswa yang cerdas, bahkan saat kelas x dia jadi peringkat pertama paralel di sma x. Ckckck.. bukan main. Pantes aja dia masuk ipa, ga seperti Esa yang.. ehemm.. klo bole jujur sedikit ‘senggol’2 biar bisa msk di kelas unggulan itu, hehehe.... jadi rencananya Esa bakal mendekati Rama dengan dalih tanya tugas yang ga bisa ia kerjain, meskipun tampaknya banyak yang ga bisa ia kerjain si..
‘ah cerewet lu,narator.. critain yang bagus2 donk!’,
eh kok narator di protes, emang sapa loh!
‘aku pemeran utamanya tauk..!!’
( -_-) well.. well.. oke pemeran utama yang ganteng n pinter, aku ngalah deh. Eh liat tuh sapa yang dateng!
‘mana..? mana..?’
. sosok yang Esa tunggu dari tadi akhirnya datang juga, Rama memasuki kelas dan berjalan menuju bangkunya di sudut ruangan, sementara Esa sok sibuk mengerjakan tugasnya-yang sebenarnya Cuma coret-coret kertas kosong, biar keliatan rajin gitu..
‘ah diem lu!’.
Beberapa saat kemudian, saat kekuatan Esa sudah terkumpul, mulailah ia beraksi.
“ck.. susah banget si!” seru Esa sambil mengacak-acak rambut belakangnya, ia lalu menoleh ke arah belakang, kearah bangku Rama.
”ehmm.. kamu..”panggil Esa pada empunya bangku.
Rama menoleh,woaa... Esa jadi grogi lagi, tenang Esa.. tenang...
”Kamu sudah selesai belum, tugas yang kemarin?”tanya Esa agak canggung, jantungnya berdebar kencang menunggu respon pertama dari Rama.
”Sudah”jawabnya singkat.
“Ehm.. aku boleh pinjam nggak? Aku ada beberapa nomer yang ga bisa nih..”tanya Esa lagi, memelas tanpa mengurangi kewibawaan, itulah prinsip Esa, hehe..
“Boleh”.
Esa pun sumringah mendengar jawabannya.
“hehe.. tq..”ujar Esa sambil berjalan menuju bangku Rama, sementara Rama sedang membuka tas pinggangnya dan mengeluarkan sebuah buku. Esa kini berada di depan bangku Rama, dengan canggung ia menggeser kursi kosong yang dulu ingin ia tempati dan kini sudah ia duduki, sesekali Esa melirik Rama yang kini menyandarkan dagu pada tangannya, matanya menerawang kosong ke depan, entah apa yang ia pikirkan.
“Eemm.. kita belum kenalan ya..? kenalin, aku Esa”kata Esa sambil mengulurkan tangannya yang kini sudah sedingin es.
Rama menoleh dan melepaskan sandarannya dan membalas uluran tangan Esa,”Rama” dan sejurus kemudian dia melepaskan jabatan tangannya dan kembali pada posisinya semula, gile.. dingin banget ni orang, ternyata apa yang dikatakan teman2 yang lain ga Cuma isapan jempol, emang beneran... dingin!
“Hehe.. iya.. mohon kerjasamanya ya”balas Esa sedikit salah tingkah.
Kini Esa beralih ke buku yang disodorkan Rama, dia buka lembar demi lembar, dan akhirnya sampai pada halaman tempat tugas kemarin ia kerjakan.
Tulisannya ga rapi-rapi amat si, tapi jelas. Dari tulisannya Esa bisa tau kalau Rama bukan tipe orang yang telaten seperti dirinya, keliatan dari tulisannya yang terkesan ‘asal jadi’ dan sepertinya ditulis dengan cepat. ini sih kebiasaannya orang2 pinter yang ingin cepat2 menuangkan isi pikirannya, ga kayak orang yg nyontek yang bisa ngukir2 tulisannya dulu, yaa... seperti yang dilakukan Esa saat ini.
‘eh, situ punya masalah ya ma aku?!’
hehe.. si Esa-nya sewot.. ya dah sono kerjain dulu tu tugas, jangan lupa ma tujuan awalmu..
‘oh iya.. mesti nyairin suasana nih, masak kaku kayak gini? Ga enak banget’Batin Esa.
”Eh ram, tadi aku liat kamu jalan ke sekolah, emang rumah kamu dimana?” tanya Esa sambil menulis, meskipun sedikit-sedikit matanya melirik ke Rama.
”Jalan Kapten pattimura”ujarnya agak malas.
”Oh... dekat dong sama aku, aku di Jalan Cut Nyak Dien.”seru Esa agak bersemangat, setidaknya ia tahu kalo rumah Rama ga begitu jauh dari rumah Esa, hanya saja beda persimpangan.
”Hmm..” sahut Rama kian malas, jawaban Rama tadi menyurutkan kembali semangat Esa yang tadi sempat menggebu.
Keheningan kembali berkuasa selama 8 menit, tugas Esa sudah hampir selesai, tapi Esa masih belum bisa menemukan topik yang pas untuk dibahas, hampir semua pertanyaan yang ia ajukan hanya dijawab dengan 1-3 kata, singkat banget, dan ga ada feedback sama sekali dari Rama, busett.. susah banget deket ama ni orang, pantesan aja banyak cewek yang keder duluan buat deket ma dia meskipun tampangnya dah sekelas artis film.
“yah,, kelar, makasi ya ram.. “kata Esa, terpaksa Esa mengakhiri kebersamaannya dengan Rama, Esa sendiri sudah mati gaya duduk disana selama 12 menit.
”ya,,” Sahut Rama datar.
Esa hanya bisa tersenyum mendengar respon seadanya dari Rama, iapun kembali ke bangkunya. Baru saja Esa duduk, dika datang, dan beberapa saat kemudian disusul siswa-siswi lain. Wah-wah.. 6.45 masuk, 6.30 baru datang.
“eh, tugasmu slesai blom?” tanya dika sambil menghampiri bangku Esa.
”sudah kok”jawab Esa bangga.
Bisa aja lu bangga, hasil nyontek juga.
’crewet,lu!’
“uizz.. hebat bener,, soalnya kan sulit-sulit, tapi km dah slesai semua”ujar dika kagum saat melihat hasil pekerjaan-lbh tepatnya contekan- Esa.
Baru saja dika akan menulis, melani dan Nara datang, disusul dengan sandi yang langsung duduk disamping Esa.
”eh ngerjain apa neh?”selidik sandi sambil melepas ranselnya.
“tugas kemaren..”jawab Esa santai, dia sudah diatas awan sekarang,hehe... ga percuma datang pagi.
“oh iya ya, kan sekarang ada pelajaran fisika ya?!”sahut melani yang langsung meletakkan tasnya dan mengambil mengobrak-abrik isi tasnya, “fyuuh... untung aku bawa bukunya”ujarnya cengengesan.
Esa jadi sanksi apakah semalam dia menata buku peljarannya. Sandi dan Nara pun ambil posisi untuk menyontek pekerjaan Esa.
“wuih... lengkap euy, pinter juga ya kamu, Sa!”kata melani yang duduk disamping meja Esa, dah pagi sudah Ramai suara geseran bangku.
“ah ga juga, aku aja nomer yang ini sampe ini nyontek”sahut Esa merendah, lagian mang gitu kenyataannya, dika, melani dan sandi mentapnya keheranan.
”nyontek sapa?” tanya dika.
Esa pun menggelengkan sedikit wajahnya kearah Rama, membuat ketiganya terperangah.
”beh? Yakin?! Nekat amat?!”celetuk sandi.
Esa keheranan,”loh, emang kenapa?”
“ya.. nekat aja kamu minta contekan sama orang dingin kayak gitu”ujar sandi yang kini mulai menyalin pekerjaan Esa.
”emang napa? Dia baik kok, cuma pendiem aja”ujar Esa dengan nada sedikit protes, “iya kan mel..? lo.. mel..?”
Esa melongo ketika melani sudah ga ada disampingnya, dan ketika dia menoleh di sudut ruangan, ternyata melani sudah berdiri di bangku Rama. Terdengar jelas bagaimana melani memohon untuk dipinjami buku tugasnya.
‘ih,, genit banget si melani’ujar Esa sewot, -dalam hati tapi-, dan Esa melihat anggukan kepala Rama dan menyodorkan buku tugas yang tadi Esa salin.
Melani tampak sumringah dan langsung duduk disamping Rama. Esa jadi gemas pada melani, ada-ada saja yang melani lakukan untuk menarik perhatian Rama.
”wuih.. Rama pinter deh, bagi dikit lah,kepinterannya ke melani..”
‘ah, situ aja yang bego,, heh? Dibagi? Emang pizza.dibagi2?’
“eh, yang ini apasih, tulisannya?”
‘perasaan, tulisannya g jelek2 amat deh, masi jelas. Situ kali yang mesti pke kacamata! Kcmata kuda skalian’
“ram, jelasin lagi dong.. rumus yang ini.. ga paham2 aku..”
'woaa.. nyontek, nyontek aja..!! ga usah banyak tanya!’
Esa menggerutu terus dalam hati dan lebih terkejutnya lagi melihat Rama dengan ikhlasnya mengajari melani, meskipun tetap dingin, tapi Esa bisa melihat melani menikmati momen itu, mungkin yang ada dalam pikiran melani 'ya Tuhan... kenapa ga dari dulu aja, aku gini ya?’.
Tampaknya ga Cuma Esa yang memperhatikan tingkah melani, dika n sandipun geleng2 melihatnya.
“wuih... dasar melani, tau ada peluang langsung main serobot aja” celoteh dika.
sementara sandi menggumam pelan.”hah.. enaknya jadi cowok ganteng”.
Esa jadi muak, ia alihkan pandangannya kembali ke mejanya dan Esa melihat Nara. Nara yang diam, tangannya sedikit gemetar dan menulis dengan cepat, entah kenapa Esa jadi mengerti apa yang Nara rasakan, perasaan yang sama dengan Esa saat ini.
‘sabar Nara,,’ gumam Esa dalam hati.
Esa tahu kalau Nara benar-benar menyukai Rama tapi tak sanggup ia ungkapkan, terlebih lagi sahabatnya sendiri menyukai orang yang sama. Yah... Esa hanya menghela nafas panjang dan setelah itu, bel masuk pun berbunyi.
@yoedi16: hehehe makasih.. ikutin terus ya
@kurokuro: iya, mlem ini ku edit dulu, mungkin besok aku update lagi.
buat semuanya, ga keberatan kan, kalo ntar aku mention namanya klo dah update..?