BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku (Tamat)

1246759

Comments

  • @rez1, @adacerita, @dirpra, @alvalian_danoe, @yunjaedaughter, @monic, @monster26

    update dadakan... hehehe..

    part 5

    ***
    Hari ini merupakan hari yang berat bagi Esa. Ini tidak seperti yang ia rencanakan sebelumnya, padahal ia pikir setelah perbincangannya saat pulang sekolah waktu itu bisa melunakkan hati Rama, ternyata dia salah. Rama tetaplah Rama yang dingin, bahkan kini makin dingin. Setelah istirahat tadi, Esa tidak berani lagi untuk duduk disebelahnya, melani-pun tidak menyianyiakan kesempatan dan langsung menempati posisi yang harusnya menjadi hak Esa. Esa pun hanya tertunduk lesu dan memangkukan dagu pada kedua tangannya. Meskipun sandi dengan giatnya mengoceh namun Esa memilih untuk tak menghiraukannya. Dipikirannya hanya satu, Rama. Hingga sekolah berakhir, Esa tidak dapat fokus untuk menyerap pelajaran, ingin rasanya cepat-cepat pulang.

    Saat ini, Esa sedang di kamarnya, duduk di depan komputer. Dia memilih untuk membuka facebooknya, sudah lama ia tidak membuka akunnya dan begitu login sukses..

    “busett..”gumam Esa pelan ketika melihat 54 notiffication, 9 pEsan, dan 225 friend request.

    ’ Apa-apaan ini..’ gumam Esa dalam hati sambil menelan ludah.

    Beginilah ga enaknya kalau ga buka fb dalam jangka waktu yang agak lama, padahal baru 6 hari Esa tidak membukanya tapi yang mengantre sudah banyak, he he he. . akun dengan nick name ‘Exza chocolovva’ (namanya alay beud) itu memang laris manis dikalangan kaum gay.

    Ya, Esa memiliki 2 akun fb, yang satu untuk ‘Esa’ sebagai cowok normal dengan nick name ‘Esa PRamanda Aryadhani’ dan fb ‘exza’ untuk ‘Esa’ sebagai gay. Fb untuk Esa yang straight hanya diperuntukkan bagi temen2 sekolah, sodara n kenalannya saja, yang hanya mengetahui Esa sebagai cowok yang normal. Sengaja dari awal Esa memblokir semua kenalan n temen fb ‘Esa pRamanda’ dari fb ‘exza’. Capek memang memblokir semua temannya satu persatu, tapi ini semua dia lakukan demi kelangsungan hidupnya juga, bisa berabe kalo orang terdekatnya tau kalo dia adalah gay, bisa2 Esa dijauhin sama temen-temennya. Pemberian nama ‘exza’ juga bukan untuk gaya-gayaan saja, tapi sengaja ia ubah dikit supaya ga muncul di pencarian dengan nama ‘Esa’. Di lain sisi, di fb ‘exza’ Esa selalu ngingetin kalo fb-nya yang dulu dah di hack orang dan diganti namanya jadi ‘Esa pRamandha aryadhani’, berhubung exza sudah terlanjur jadi pujaan, dengan mudah mereka percaya omongan ‘exza’, gaya penulisan yang ia ketikkan saat menggunakan fb ‘exza’ juga berbeda dengan fb ‘Esa’, sehingga orang jadi percaya kalo ‘exza’ dan ‘Esa’ adalah orang yang berbeda. Ada perbedaan bEsar antara fb ‘Esa’ dengan ‘exza’, fb ‘Esa’ cenderung seimbang antara temen cowok maupun cewek (meskipun dalam hal comment, like, n nulis d wall ‘Esa’ kebanyakan cewek), sementara fb ‘exza’ hampir semuanya cowok, hehehe...

    kembali ke fb ‘exza’ yang kini dibuka Esa, Esa-pun mengclick icon notiffication, dan dilihatnya deretan pemberitahuan yang membuat Esa jadi eneg melihatnya. Langsung saja ia mampir ke kronologinya, disana langsung tampak siapa saja yang menyapanya di kronologi. Kebanyakan teman baru, ‘pagi exza...’, ‘TFC’, ‘exza.. kok lama ga ada kabar??’ Esa pun membalas semua sapaan teman-temannya itu.

    Sesekali Esa memicingkan matanya ketika melihat profpict cowok yang dia rasa cakep, hehehe... nalurinya sebagai gay. Tetapi tetap saja, semenjak ia membuka akun fb hingga sekarang, ga ada cowok yang bisa mendapatkan hati Esa. Berulang kali Esa dimintai nomer hp, diajak ketemuan, chat, dsb. Tapi itu semua tidak membuat Esa tertarik, hanya sebatas teman. Itulah yang membuat Esa bingung, meskipun dia gilai banyak cewek maupun cowok, tapi kenapa cowok satu itu sama sekali tidak tertarik padanya, celakanya Esa tertarik padanya. Esa-pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

    ‘sudah, sudah.. lupakan.. aku ga mau mikir itu lagi sekarang’ jeritnya dalam hati. Esa kini beralih ke friend request. Padahal quota teman Esa sudah full tapi ia mencoba melihat-lihat permintaan pertemanannya jika ada cowok yang menarik, hehehe.. setelah agak lama menggeser scroll mousenya, Esa pun mulai jenuh dan dia memilih untuk mengebaikan semuanya.

    ‘hahaha... sadis.. biar mereka mati menunggu’.

    Esa pun membuka kotak suratnya, waw.. dari 9 pEsan, 4 pEsan dari Kevin (sohibnya dari bandung), 1 pEsan dari orang yang ga dikenal, 1 pEsan dari orang ga dikenal lagi, 1 pEsan ga kenal lagi, 1 lagi ga kenal... dan 1 lagi, dari...

    “jordan?”bisik Esa.

    Ia pun segera membuka pEsan dari jordan.

    ‘hi, Esa.. lama nih ga ada kabarnya.. nomermu ganti ya? Kok ga bisa ku hubungi lagi? Kalo iya, sms-in aku ya.. kangen deh sama kamu :). Kamu kapan balik lagi ke bandung? Kalo kamu kesini ntar aku siapin barbeque kesukaanmu.’

    Esa hanya tersenyum membaca pEsan dari jordan. Jordan adalah salah satu dari 5000 teman fb-nya yang bisa dibilang paling mendekati sukses dalam menggaet hati Esa. Orangnya ganteng, tinggi, kulit sawo matang, badannya oke.. slurrpp... Esa jadi pingin ngiler kalo nginget lekuk tubuhnya yang atletis. Orang-orang ga bakal percaya kalo cowok se-macho n secakep jordan ternyata seorang gay dan jordan cinta mati pada Esa. Berkali-kali dia mengejak Esa ketemuan dan memasak barbeque di halaman rumah jordan yang luas. Sebenarnya jordan adalah cowok yang bisa dibilang sempurna, dan semua orang (cwek maupun cowok) tergila-gila padanya, tapi sekali lagi, itu tidak cukup untuk menggerakkan hati Esa. Esa dapat melihat usaha jordan untuk menarik perhatiannya, tapi sayang, hati Esa sudah lebih dulu terperangkap dalam jaring-jaring pesona Rama. Dia tak mungkin lagi lepas dari Rama. Esa pun membalas pEsan jordan.

    ’oh iya sorry banget, Dan.. aku lupa bilang kalo nomerku ganti. Nomerku yang lama dah rusak, ga tau napa, ga bisa buat nelpon n sms. Ntar ku sms deh.. :P untuk sementara ini aku belum bisa bilang kapan aku bisa ke bandung lagi, soalnya aku disini juga masi sibuk sekolah tapi tenang aja.. kapan-kapan aku pasti kEsana, barbeque-mu slalu kurindukan, hehehehe... ‘

    yak, post! Dan pEsan Esa pun segera meluncur . kini Esa beralih ke 4 pEsan dari kevin. Nah, kevin beda lagi. Dia satu-satunya temen sekolah Esa yang tahu jati diri Esa yang sebenarnya, karena dia juga gay, hhehehe.. jadi Esa membiarkannya tahu tentang fb ‘exza’ ini, tapi Esa melarang keras kevin untuk meng-add fb ‘exza’, Esa khawatir fb ‘exza’ diketahui teman-temannya dari friend list kevin, itu sebabnya kevin hanya bisa berhubungan dengan ‘exza’ melalui private messege.

    ‘woi...!! kemana aja lu? Ga ada kabar sama sekali! Nelpon ga pernah, sms ga pernah, nyamperin apalgi..??!! ga punya pulsa lo? Klo ga punya pulsa bilang aja.. gue beliin se-gerai pulsanya sekalian!’, itu pEsan pertama.

    ‘woi,, kok ga dibales si? Sombong amat lu sekarang..?!’

    Esa hanya nyengir.

    ’ESA PRAMANDHA ARYADHANIII..... kemana gerangan dirimuuu..’

    Esa kali ini tertawa kecil.

    ’HOE.. MONYEEET.... sombong si lo,, pEsan gw ga dibales-bales! Apa lo dah punya pacar di sana?! Smpe gw dikacangin T_T”

    itu pEsan terakhir dari kevin, tertanggal 12 januari 2012, berarti kemarin. Esa pun mengambil hapenya dan mengetik pEsan pada kevin.

    ‘maaf vin, aku lupa bilang kalo nomerku yang lama rusak, ini nomerku yang baru, save ya.. jangan cemberut donk.. hehehe.. ‘

    yep, send! Ketika ingin sms jordan, entah kenapa saat ini Esa sedang tidak ingin ngobrol dengannya dulu. Sekarang yang ia butuhkan adalah teman untuk curhat. Ya, kevin.. dia yang paling mengerti Esa, meskipun kevin cerewet seperti nenek-nenek kena darah tinggi. Tak lama kemudian hape Esa berdering, dan dilihatnya gambar amplop dengan tulisan dibawahnya ‘kevin’, Esa pun membukanya.

    ’wah, dasar kebangetan lo, kirain dah mampus lo d sana, dimakan apel’

    sejenak Esa mngeryitkan alisnya, ‘apel? Maksudnya apaan coba??!’

    Barulah Esa sadar kalo malang penghasil apel, ‘dasar kevin bego’ batin Esa sambil mengetikkan pEsan.

    ’eh, vin. lo lagi sibuk nggak.. gw boleh nelpon lo ga, sekarang?’

    Dengan lihainya Esa mngetikkan pEsannya dan setelah menekan tombol ‘ok’ dia pun menunggu balasan dari kevin. Tak lama kemudian hapenya bergetar.

    ‘wah, kok kevin yang nelpon?’gumam Esa dalam hati sambil menerima panggilan dari kevin tersebut.

    “woi, kok lu yang nelpon’”ucap Esa memulai pembicaraan.

    ”iya lah, kasian gue ke lo, kali aja ga punya pulsa,hehe”suara kevin masi sama seperti yang Esa ingat, nyebelin.

    ‘sialan lu,vin’

    ’hehehe... kenapa..? napa kok tau-tau minta telpon? Manja baget? Dsana lo dah punya pacar ya..?’tanya kevin bertubi-tubi.

    ’ah, apaan si lo vin, kalo gue si pacar tinggal pilih tauk’kilah Esa, ia tahu itu tak sepenuhnya benar, hehehe..

    ‘lah, trus napa?’

    Esa diam sEsaat,’ya itu lah vin, gue lagi galau’ sekilas terdengar suara cekikan kevin.

    ”eh, napa ketawa”ujar Esa sewot.

    ”ehehe.. mang napa? Mulut, mulut gue.. emang galau knapa si? Kok bisa-bisanya exza chocolovva galau? Biasanya kn bikin org galau, hehehehe”

    “gue jg manusia kali, bisa sedih juga gue..”

    “sedih kenapa?”, Esa diam sEsaat, menghembuskan nafas panjang.

    ”ada cowok yang gue taksir..”

    “tuhh kaaan... apa gue bilang.. disana lo dah punya pacar..!!”

    “eh, bukan pacar tauk! Gue Cuma naksir, naksir..! bisa bedain gak, pacar sama naksir?”

    “hhehe.. iya dah ampun.. trus jordan gimana, hayo?”

    “hmm.. aku ga ada perasaan ma dia, dia Cuma gue anggep temen aja.. ga lebih. Perasaan gue dah pernah bilang ke lu deh!”

    “ooh.. ya kali aja berubah, hehe.. hmm.. hebat bener tu anak”

    “hebat gimana maksud lo?”

    “ya hebat aja, jordan yang sebegitu perfectnya aja ga bisa naklukin lo, emang orang yang lu taksir kayak gimana si?”

    “cinta kan ga menuntut kesempurnaan fisik,vin. gw juga ga tau, pertama kali aku liat dia.. kok jantung gw berdebar-debar ga karuan.. apalagi pas liat matanya... wooaa.. bisa gila gw!”

    “weh.. sabar.. sabar,Sa... jangan gila dulu, gue yang takut kalo lo tiba-tiba gila. Siapa si dia,Sa? Gue jadi penasaran.. ganteng nggak?”

    “ganteng lah,.. ganteng bangett..... kayak stevan william”

    “wuih, masak sampe segitunya? Mang ada cowok kayak gitu di malang?”

    “ya ada lah... ini buktinya ada, namanya Rama... Eh maksud lo apaan? Lo kira orang malang jelek2?!”

    “yaaa.. ga gitu lah maksud gue...!! oh.. Rama ya.. eh kirimin donk fotonya lah... gue pingin tahu, seganteng apa si..?”

    “hmm.. gue jg ga punya fotonya..”

    “jiah.. lo gimana si, katanya naksir tapi ga punya fotonyaa..?!”

    “eh, ga segampang itu kali! Dia itu beda..”

    “beda gimana maksud lo..? dia straight ya..?”

    “kayaknya sih iya.. tapi masalahnya bukan Cuma karena dia staright ato bukan.. dia juga orangnya tertutup banget.. aku dah berusaha deketin dia, tapi dia mikirnya aku Cuma deketin dia karena ingin contekan..”

    “loh, emang bener kan?”

    “monyet lu,,! Ya ga lah, bego-bego gini gue sempet ranking 4 tauk!”

    “hehe.. iya deh iyaaa.... ya jangan nyerah lah sa, masak lu ga bisa naklukin dia, jordan aja bisa bertekuk lutut sama lo”

    “dia bukan jordan, vin.. dia buka tipe orang yang hangat kayak jordan.. dia dingiiin..tapi manis kayak pop ice. Lagian dia cowok populer di sekolah.. apa dia mau sama cowok gay kayak gue..”

    “hmm... sabar,Sa.. pasti ada celah yang bisa kamu manfaatin untuk bisa ngeluluhin hatinya”

    “iya, makasih vin..”

    “yup, semangat Esa..! ini sih bukan Esa yang gue kenal.. mana Esa yang duluu...yang selalu senyum-senyum kayak orang gila..”

    “heh? Lo mau mati muda ya?!”

    “hehe.. sabar... kan belom selEsai.. maksudnya orang gila yang cakep..”

    “sama aja kali, secakep-cakepnya orang gila, ya tetep aja gila!”

    “hahahahah...”.

    percakapan hangat itu terus berlanjut hingga jam 11 malam. Esa senang karena ada orang yang mau mendengarkan dan menghiburnya. Memang kevinlah, sahabatnya yang paling mengerti dia, karena kEsamaan mareka yang berbeda dengan cowok-cowok lain.
    ***

    Hari-hari disekolah tak ada yang berkEsan bagi Esa. Dia masih belum berani duduk disebelah Rama, sedangkan melani semakin giat menempel pada Rama. Sesekali Esa melihat Nara, Nara hanya duduk sendirian dan termenung. Esa bisa mengerti perasaan Nara. Kadang Esa merasa iba padanya.

    Sebenarnya Nara ga kalah cantik ketimbang melani, bahkan Nara jauh lebih cantik. Kulitnya putih, rambutnya lurus, bibir tipis.. sayang tubuhnya agak kecil dan mudah sakit, itulah kenapa dia selalu memakai jaket. Ga sedikit cowok yang mencoba deketin Nara, bahkan juna sering memohon padanya untuk duduk disebelahnya, tapi Nara selalu menolaknya dengan lembut. Ya, Nara memang sosok yang sempurna, orangnya cantik dan tutur katanya lembut seperti seorang putri kerajaan.

    Esa hanya menghembuskan nafas, seandainya saja Rama menyadari perasaan Nara padanya, pastinya keduanya bakal menjadi pasangan yang serasi. Itu terlihat lebih pantas dan indah, daripada ia membayangkan dirinya dengan Rama. Ini adalah cinta yang terlarang. Mungkin Esa tak kan pernah bisa memilikinya secara utuh, dan Esa menerimanya dengan ikhlas, karena memang begitu seharusnya.

    Hal ini membuat Esa teringat akan kesedihannya, ia pun membenamkan wajahnya di antara kedua tangannya yang ia silangkan diatas meja. Ingin rasanya menangis, tapi tidak mungkin ia menangis d sini, apa kata dunia..?! Esa pun mencoba menahan tetEsan embun di kedua matanya bak bendungan yang rapuh, hingga sebuah suara memanggil namanya.

    “sa..?”suara yang lembut bak bidadari, Esa pun menengadahkan wajahnya. Di depannya sesosok wanita yang cantik nan anggun menatapnya dengan pandangan simpati,”kamu sakit?”tanya Nara.

    “oh, enggak.. aku gapapa kok”jawab esa sambil melengkungkan senyumku, dan diapun tersenyum.

    Wah... senyumnyaa.... membuat Esa terpesona, padahal dia adalah seorang gay. Esa juga bisa melihat sandi menikmati pemandangan yang memukau itu.

    “aku mau ke kantin, kamu mau nitip?”tanyanya ramah.

    “gapapa nih, nar?”

    sebenarnya Esa sungkan juga sama nara, tapi perutnya juga ga bisa bo’ong, keroncongaaan~....

    “ga apa lagi.. mumpung aku baik nih”katanya lagi dengan senyumnya yang kian melebar.

    “heheh.. iya deh aku nitip mpek-mpek ya nar..”pinta Esa sambil mengeluarkan dompetnya.

    “oke, uangnya ntar aja”ujar nara sambil meninggalkan kelas.

    ”makasih nar..!”ujar Esa agak keras karena nara sudah di luar kelas. Esa yang tadinya murung kini cengengEsan.

    “eh, enak banget kamu,Sa. Nara perhatian banget ma kamu”sindir sandi.

    “eh, kenapa? kamu cemburu?” celetuk Esa, terlihat sandi sedikit gelagapan dengan perkataan Esa.

    ”e.. enak aja..! lagian pacarku juga ga kalah cantik sama nara kok!”kilahnya.

    mendengar itu Esa hanya memanyunkan bibirnya,’haha.. ga usa ngayal tinggi-tinggi deh lu..’ celetuk Esa dalam hati.

    Beberapa menit kemudian Nara sudah kembali dengan dua kantong plastik berwarna hitam,”ini mpek-mpeknya, Sa. Makan di mejaku yuk, aku pengen ngobrol”ujar nara sambil berjalan perlahan menuju bangkunya tanpa mengalihkan senyumnya pada Esa.

    “oh, boleh”sahut Esa riang, meninggalkan sandi yang keheranan campur kEsal karena dirinya ga diajak, ‘hahaha.. rasain lu san’ gumam Esa dalam hati.

    Esa pun duduk di sebelah nara yang sedang membuka bungkusan mpek-mpeknya,”nih, punyamu sa, punyaku ga pake sambel soalnya”ujar nara sambil menunjuk bungkusan mpek-mpek dengan dagunya.

    Esa pun mengambil bungkusan itu dan membukanya,”hehe.. makasih nar,”ujarnya yang sumringah ketika melihat 2 potong mpek-mpek yang masih hangat itu.

    ”yup, sama-sama”balas nara yang kini sudah menyendok secuil mpek-mpeknya. Mpek-mpek di kantin sekolah ini memang fantastis, selain enak juga disajikan dalam keadaan hangat, jadi makin topcerr...

    “oh ya Nar, td kamu mau ngomong apa?”tanya Esa dengan mulut agak penuh dengan mpek-mpek.

    “hehe.. habisin dulu kali, mpek-mpek di mulutmu itu.. ntar kalo muncrat gimana?”canda nara.

    Esa tersenyum kecut mendengarnya dan mengunyah mpek-mpek dimulutnya, sementara nara untuk sejenak menghentikan sendoknya di hadapannya, tatapannya seakan tak sebatas pada mpek-mpek didepannya, tapi lebih jauh dan dalam, entah apa yang dipikirkannya.

    “sa, akhir-akhir ini kamu deket ma Rama ya..”nara memulai pembicaraan dengan pertanyaan yang membuat Esa ingin tersedak, beruntung dia bisa mengatur makanan yang dicernanya dengan baik, kalo ga, dah kluar tuh mpek-mpek.

    “hmm.. ya lumayan si, aku Cuma pengen kenal orang yang paling ditakuti sekelas ini sih, hehehe”ujar Esa sambil nyengir.

    “hehehe... gimana dia orangnya, sa?”tanya nara, dia seakan lupa pada mpek-mpeknya dan memilih mendengarkan Esa.

    Esa sendiri bicara sambil sibuk dengan mpek-mpeknya, dia laper banget soalnya, bekalnya ketinggalan.

    “hmm.. dia pendiem bangett.. tapi sebenernya dia baik kok”ucapnya dengan mulut penuh mpek-mpek.

    “baik kayak gimana?”tanya nara lagi.

    “yaa.. baik lah, seenggaknya dia ga nolak waktu aku tanya, ngasi contekan, ngajarin... pokoknya mesti banyak-banyak ngajak ngobrol deh, kalo ga, ya sampe mampus juga bakal dikacangin”

    kali ini nara tertawa cekikikan,”hehehe... kamu hebat ya, padahal kamu kan anak baru, aku aja yang dari kelas satu ma dia, masi belum berani duduk palagi ngobrol ma dia..”nara kali ini sudah menghiraukan lagi mpek-mpeknya, begitu selEsai bicara begitu dia langsung melahap mpek-mpek yang ada di sendoknya.

    “hmm... ya kalian sendiri si.. ga berani mencoba dan nekat. Coba kayak aku nih... blak-blakan..”ujar Esa bangga, padahal ia tahu sendiri kalau dia juga masih belum berani duduk disamping Rama lagi setelah kejadian itu.

    Nara hanya tertawa kecil mendengar kata-kata Esa. Lambat laun senyum di wajah Esa berganti menjadi serius.

    ”nara... boleh tanya nggak? Tapi kamu harus jujur ya..”.

    Nara menoleh sambil mengunyah “boleh, iya.. tanya apaan si? Serius amat”.

    Esa hanya tersenyum tipis,”kamu.. suka sama Rama,ya?”.

    Seketika nara menghentikan kunyahannya, matanya melebar. Ditaruhnya sendok yang ia pegang diatas kotak mpek-mpeknya.

    “maksud kamu apa si, sa..?”

    “gapapa.. jujur aja, aku bisa jaga rahasia kok, percaya deh ma aku”seru Esa meyakinkan, nara pun memandang Esa sekilas.

    ”iya, sa.. aku suka sama dia”ujarnya lirih.

    Esa sudah menduganya, ternyata yang digosipkan teman-teman memang benar. Emang kalo dah cinta ga bisa disembunyiin kali ya..

    “trus, kenapa kamu ga deketin dia..?”tanya Esa, nara menghembuskan nafas panjang.

    “aku dah suka ma dia sejak kelas satu, dulu dia sekelas sama aku, kelas x5, sementara melani di kelas sebelah, x4.” Nara menghentikan kisahnya sejenak sementara Esa menyendok mpek-mpeknya.

    ”sejak kelas satu pun dia gitu, pendiem banget. Anak-anak jadi enggan duduk sama dia, aku juga ga punya keberanian buat duduk dengannya meskipun aku ingin, tapi.. sekedar ngeliat matanya aja aku ga berani.. “

    Esa manggut-manggut mendengar kisah nara, dia mengerti betul perasaan nara,karena hal itu pula yang ia rasakan ketika memandang mata Rama.

    ”setelah itu, aku mulai dekat dengan melani sejak aku bergabung dengan exkul PMR, melani juga gabung dengan exkul itu. Setiap hari melani datang ke kelas, sekedar makan bareng n ngobrol.. tapi ternyata pas kita dah kelas sebelas n dia sekelas ma aku, dia bilang kalo dia suka ma Rama..”

    tampak mata nara sedikit berkaca-kaca,”setelah itu.. aku ga berani lagi.. untuk berpikir bisa menyukai Rama lagi.. aku takut.. aku takut kehilangan sahabatku, sa..”

    Esa jadi iba mendengar kisah nara, mungkin teman-teman yang lain bahkan melani, ga tau perasaan nara. Dia memutuskan untuk menahan perasaannya karena sahabat karibnya menyukai cowok yang sama..

    oh Rama... sungguh mematikan daya pikatmu..(-_-)

    “sabar nar, pasti ada jalan keluarnya kok..”hibur Esa.

    Esa sendiri tidak tahu harus bilang apa pada nara, karena dia sendiri juga menyukai Rama. Bisa dibilang nara dan melani adalah saingannya dalam memperebutkan hati Rama, tapi untuk saat ini mungkin Esa dan nara berada dalam pihak yang sama, itulah yang Esa pikirkan ketika melihat melani yang dengan centilnya merayu-rayu Rama.

    “iya... makasih, Sa..”

    Esa mengangguk dan tersenyum pada nara.

    ”hmm.. lain kali mau ga kamu nemenin aku ngobrol lagi, soalny kurasa Cuma kamu yang bisa buat aku ajak ngobrol..”pinta nara.

    “hehe.. pasti lah nar... asal setiap hari kamu beliin mpek-mpek ini..hehe”canda Esa sambil menunjukkan sesendok mpek-mpek ke hadapan nara.

    nara hanya tertawa kecil,”hehehe.. yee.. enak aja... bayarr...”.

    “iya iyaa.. nih ku bayar.. pelit banget.. jgn pelit-pelit ntar sembelit loh..”

    “hahahah...ah jorok ah, aku kan lagi makan..”. Esa dan nara tampaknya makin akrab, sepanjang istirahat mereka bercanda dan tertawa, membuat siswa lain merasa iri, termasuk juna dan sandi. Tingkah Esa dan nara juga menjadi perhatian di bangku Rama.

    “eh, liatin deh Ram.. si Nara sama Esa akrab banget yah..? hehehe... kayak orang pacaran aja”celetuk melani sambil nyengir dan geleng-geleng kepala.

    Sementara Rama hanya diam dan matanya memandang Esa dan melani dengan tatapan dingin. Tampaknya Esa dapat merasakan hawa tidak enak di belakangnya, dan begitu ia menoleh ke arah bangku Rama. Mata mereka saling bertemu, dan Esa dapat merasakan pandangan ganjil yang dipancarkan oleh Rama.
    ***

    (bersambung ke part 6, kamis besok)

    penggalan cerita dalam part 6
    ......Esa pun bersembunyi dibalik gerobag penjual rokok yang tidak jauh dari tempat sosok itu. Mata Esa mengintip untuk melihat apa yang terjadi disana, dan benar, sosok itu adalah Rama. Tampak mata Rama bersinar dingin menatap ketiga orang didepannya itu. “heh! Kok diem!? Kamu bisu?”ujar pria yang di sebelah kanan,”cepet! Mana uangmu!, kalo ga pengen bonyok”timpal pria di tengah. Rama hanya diam, lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang, Esa tidak bisa melihatnya dengan jelas nominalnya. Pria yang tengah mengambilnya dengan kasar,”heh..?! Cuma segini?! Uang segini sih Cuma pas buat beli kopi, tauk!!”kata pria di tengah, “ayo, keluarin lagi! Masak Cuma segitu doank! Hape.. mana hapemu!” bentak pria di sebalh kiri. Mata Esa terbelalak, ‘hah? Masa hape juga si?! Kasian Rama ntarr...’batin Esa, Esa juga baru ingat kalo dia punya nomer hape Rama, apa jadinya kalo hapenya direbut? Buat apa nomer ini terus..?! Rama hanya memandang dingin ketiga pria itu,”he?! Kenapa kamu ngeliat kayak gitu?! Nantangin?”bentak si tengah, dia melangkahkan kakinya mendekati Rama diikuti kedua pria yang lain. “anjing..” Rama mengeluarkan sebuah kata yang tidak bisa Esa dengar dengan jelas,’hah? Ngomong apa kamu, ram.. jangan bilang macem-macem ram.. bisa habis kamuu..’batin Esa. “heh?! Bilang apa kamu?” seru pria yang ditengan yang semakin dekat dengan Rama. Dengan santai Rama memandang wajah si preman tengah, “anjing!”......
  • makasih udah di mantion :D esa buruan entar rama keburu diambil melani

    Ntar di lanjut ya kalau sempat, jangan lupa kabari aku, thanks
  • rama ternyata dingin2 punya daya tarik yg mematikan juga ya
    di tunggu lanjutannya
  • @adacerita n @kurokuro : hehehr makasih dah baca ceritaku..
    minta saran n kritikan dong, demi kebaikan crita ini.. :-)
  • Baru selesai blajar metik.. Eh.. Ada penghilang penatnya.. Dan juga..
    Waahh.. Di mention pling prtma.. :D thanks kak.. ^~^

    bahaya nih.. Esa bkalan punya saingan 2.. XD

    SEMANGAT ESA!
    Kritik : kyknya gag da deh.. Soalnya.. Pnulisan dah btul, flow like water, gag trlalu brbelit.. Tapi kog feel kalo si Esa so madly in love with Rama aku gag dapat yah? Mungkin krna msh awal,.. :D

    Bang @adacerita .. Mantion tuh artinya kdiaman/t4 tinggal bang.. >.<
  • aku nga punya kritik, udah bagus

    @Rez1 : iya bener, mantion adalah jenis2 akomodasi/penginapan hahai, jadi malu ;D thanks udah di koreksi
  • Bang @adacerita .. Nobody's perfect :D
  • @rez1: madly in love mksudx tergila/cinta mati ya? ohh... iya ntar aku revisi lagi buat part selanjutnya.. makasih ya dah diingetin, klo ga diingetin gini kn jd ga tau... hehehe :-)

    @adacerita: hehe trimakasih... :-D bilang ya ntar kalo mungkin ceritanya kurang gimana,, soalnya aku juga baru belajar...
  • Duh melani centil bngt sich..απϑ esa semangat yo..
    Uhmm..tatapan tajam rama ke esa itu apakah tanda2 cemburu kah?
  • @yunjaedaughter: cemburu? hehehe bisa jadi... :-D

  • menarik neh. . sekilas rama mirip rakha di cerita the gossip boy, ngga plagiat kan nih. .? peace bro :)>-
  • Yupz.. Sama2.. ^.^v
  • @armand: nggak donk... itu karakter hasil imajinasiku sendiri, kalo emang ada kesamaan, itu cm kbetulan aja...

    oh iya aku juga dah baca crita yg km maksud, n ada perbedaan sifat yang mendasar antara rama n rakha.. jd jgn salah paham dulu gan... :-)
  • Rama kenapa kamu menatap dengan tatapan ganjil ? Aku jadi punya perasaan gak enak nih, hehehe, thx ya @zalanonymouz udah mention gw :D
  • @adacerita, @kurokuro, @rez1, @yunjaedaughter, @armand, @dirpra, @alvalian_danoe, @monic

    sedikit dulu ya.. :)

    Bel pulang akhirnya berbunyi juga, siswa-siwa SMA X segera berhamburan meninggalkan sekolah, begitu juga dengan Esa, saat ini dia sedang duduk di kursi taman, tempat yang biasa ia tempati saat menunggju jemputan mobilnya.

    “huuft... pak ujang telat lagi nih!” gerutu Esa.

    Beberapa menit kemudian sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan gapura sekolah, Esa yang mengenali mobil itu segera berlari menuju mobil itu.

    “pak, kok telat si?” tanya Esa dengan nada kEsal setelah ia memasuki mobil.

    “maaf den, bapak ketiduran tadi.. toh Cuma telat 12 menit doang kan den..”jawab pak ujang dengan gayanya yang seperti pak ogah, membuat Esa merengut kEsal.

    ”12 menit itu lama kali pak..”.

    “iyaa.. iyaa maaf...sekarang langsung pulang ni?”

    “nggak! Ke Monas! Ya pulang lah... dah capek nih aku”

    “oke den... ga usa ke monas segala kali den..”ujar pak ujang yang kini melajukan mobil itu.

    Seperti biasa, Esa bersandar dan melihat pemandangan di sepanjang jalan. Itulah yang Esa lakukan tiap kali berangkat sekolah maupun pulang sekolah. Matanya selalu merapat ke jalan trotoar untuk menemukan Rama. Dia juga tak kan berani untuk jalan bareng dengan Rama, setidaknya Esa bisa melihatnya dari sini, dari mobilnya yang melaju kencang.

    Esa sangat kEsal jika pak ujang telat jemput, sperti hari ini, karena bisa-bisa Rama sudah keburu pulang, otomatis Esa ga bisa liat dia.. berlebihan emang, untuk sekedar ngeliat dia doank. Tapi bagi Esa, melihatnya saja sudah bisa mengobati rasa rindu yang menderanya setiap ia jauh dari Rama.

    Kali ini Esa juga dengan serius memandangi trotoar tempat Rama biasa berjalan kaki menuju rumahnya. Dia berharap Rama belum sampai ke rumah.. doa apaan tuh? Doanya kok jelek, Rama yang capek, lu si enak naek mobil..! Esa tak peduli, yang penting dia bisa melihatnya untuk terkahir kali, untuk hari ini tapi.

    Tak lama kemudian, mata Esa menangkap sosok laki-laki berseragam putih abu-abu jauh di depan sana, Esa tersenyum ‘itu pasti Rama’, namun semakin dekat, senyum Esa mulai memudar. Didepan sosok berseragam itu, 3 orang berbaju sangar dengan wajah yang ga kalah sangar pula tampak berbicara dengannya.

    ‘ya ampun.. preman?’batin Esa.

    Mobilnya sudah agak jauh melewati sosok itu, Esa pun menyuruh pak ujang menghentikan mobilnya,”pak,, berhenti pak! Aku beli es”ujarnya sambil membuka pintu mobil,

    “eh..?! kok minum es, den..? ntar Bi Ida marah lo!”

    Esa tak menghiraukan kata-kata pak ujang dan membanting pintu mobilnya. Ia berlari menuju tempat sosok berseragam putih abu-abu itu. Esa sendiri sebenarnya ga bakal berani jika harus melawan preman2 itu, lagipula ia harus memastikan, orang-orang berwajah sangar itu adalah preman ato bukan. Esa pun bersembunyi dibalik gerobag penjual rokok yang tidak jauh dari tempat sosok itu. sementara itu, bapak penjual rokok melihatnya dengan heran.

    Mata Esa mengintip untuk melihat apa yang terjadi disana, dan benar, sosok itu adalah Rama. Tampak mata Rama bersinar dingin menatap ketiga orang didepannya itu.

    “heh! napa diem!? bisu?”ujar pria yang di sebelah kanan.

    ”cepet! Mana uangmu!, kalo ga pengen bonyok”timpal pria di tengah.

    Rama hanya diam, lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang, Esa tidak bisa melihatnya dengan jelas nominalnya.

    Pria yang tengah mengambilnya dengan kasar,”heh..?! Cuma segini?! Uang segini sih Cuma pas buat beli kopi, tauk!!”kata pria di tengah.

    “ayo, keluarin lagi! Masak Cuma segitu doank! Hape.. mana hapemu!” bentak pria di sebalh kiri.

    Mata Esa terbelalak, ‘hah? Masa hape juga si?! Kasian Rama ntarr...’batin Esa, Esa juga baru ingat kalo dia punya nomer hape Rama, apa jadinya kalo hapenya direbut? Buat apa nomer ini terus..?!

    Rama hanya memandang dingin ketiga pria itu.

    ”he?! Kenapa kamu ngeliat kayak gitu?! Nantangin?”bentak si tengah, dia melangkahkan kakinya mendekati Rama diikuti kedua pria yang lain.

    “anjing..” Rama mengeluarkan sebuah kata yang tidak bisa Esa dengar dengan jelas.

    ’hah? Ngomong apa kamu, ram.. jangan bilang macem-macem ram.. bisa habis kamuu..’batin Esa.

    “heh?! Bilang apa kamu?” seru pria yang ditengan yang semakin dekat dengan Rama. Dengan santai Rama memandang wajah si preman tengah, “anjing!”

    Sejurus kemudian tubuh Rama terpelanting ke tanah setelah sebuah tinju berat menghantam wajahnya. Mata Esa terbelalak.

    “kurang ajar!” teriak si tengah gusar, terlihat Rama bangkit dan hendak membalas.

    “wei.. berani macem-macem kamu?! Kamu ga sayang lagi ma ibukmu!”ujar si preman kiri.

    Rama seketika diam. Si preman kanan langsung menghantam perut Rama hingga membuatnya tersungkur dan dia mencengkram rambut Rama hingga wajahnya menengadah menatap si preman tengah, terlihat wajah Rama yang meringis menahan sakit dan emosi,

    ‘Rama... kenapa kamu ga ngelawan?!’pikir Esa yang masih berada di persembunyiannya. bapak penjual rokok tampak makin bingung dengan gelagat esa, dia ingin bertanya tapi ga enak.

    “sekarang kamu pilih, ngasi uang.. ato pingin babak belur”ujar si preman tengah.

    “itu dah smua bang, ga ada lagi!”ujar Rama dengan nada berat.

    “kalo gitu kamu pingin dipukuli ato aku obrak-abrik toko ibukmu!”ujar si preman tengah, wajahnya yang kotor semakin mendekat ke wajah Rama.

    Rama hanya memandangnya dengan kemarahan yang meluap-luap, “pukul aja semaumu”.

    Esa terkejut, jantungnya berdegub kencang, apa yang harus ia lakukan? Bagaimana jika preman-preman itu benar-benar memukuli Rama?

    “hmm.. oke. Cak, hajar!”ujar si tengah pada kedua antek-anteknya.

    Ketika si preman kiri siap menghantamkan tinjunya dan Rama memejamkan matanya, terdengar suara dari arah belakang, “stoop..!!”.

    tampak Esa berdiri dengan tangan dan kaki gemetar, wajahnya menatap ketiga preman yang membalikkan wajahnya untuk melihat sumber suara, tampak mereka mengeryitkan dahi, mata Rama melebar melihat Esa.

    ”Esa! Kamu ngapain?! Lari!”seru Rama.

    “nggak..! mana mungkin aku bisa lari! Kakiku gemeteran ini!”ujar Esa.

    Ketiga preman hanya cengengEsan melihat tingkah Esa,”heh, anak kecil! Ngapain kamu disini? Mau nolongin temenmu?!”ujar si preman kiri yang mendekati Esa.

    Esa pun melangkahkan kakinya ke belakang,”i..iya.. tolong jangan pukuli dia lagi!”pinta Esa.

    si preman tengan memanyunkan mulutnya “memang kamu bisa apa?”tanyanya.

    Esa pun mengeluarkan dompetnya, “ini.. ambil aja.. “serunya sambil menyodorkan dompet hitam-putihnya.

    “Esa! Ngapain kamu kasi dompetmu ke mereka?!”teriak Rama yang kemudian meringis kEsakitan ketika si preman kanan menarik lagi rambutnya dengan kasar.

    ”diem lu, kere!”bentak si preman kanan.

    Preman tengah melangkah mendekati tangan Esa yang memegang dompet dengan gemetar. Dicabutnya dompet itu dan dibukanya, lalu matanya melirik ke arah Esa.

    ”banyak juga duitmu”ujarnya.

    “ambil aja, tapi jangan ganggu Rama lagi!”pinta Esa, si preman tengah hanya menyeringai.

    ”tergantung seberapa lama isi dompet ini menghidupi kita, nak”ujar si preman tengah sambil menepuk-nepukkan dompet itu ke kepala Esa dan berjalan menjauh,”cak, ayo balik!”perintahnya pada dua antek-anteknya.

    Si preman kanan mendorong kepala Rama sebelum melepaskannya,”lain kali cari uang lebih banyak! Dasar anak p*rek!”bentak si kanan pada Rama yang menunduk.

    Ketiga preman itupun menghilang di jalanan kota. Esa dengan hati-hati berjalan mendekati Rama yang mencoba berdiri. Rama menatap wajah Esa yang memandangnya dengan tatapan iba.

    ”ngapain kamu ngelakuin sejauh itu?”tanyanya.

    Esa menunduk,”aku ga tega liat kamu dipukulin”ujarnya lirih sambil memberanikan diri menatap wajah Rama.

    Dilihatnya bibir Rama yang terluka setelah dipukul si preman tengah.

    “ram.. bibirmu luka tuh.. ayo , kuobatin!”ajak Esa sedikit berbalik, ia tahu pak ujang pasti menunggunya.

    “ga usah, biar kuobatin sendiri”ujar Rama yang berjalan meninggalkan Esa.

    Esa dengan sigap memegang tangannya,”aku maksa”

    Esa menatap tajam mata Rama, lalu menariknya menuju mobilnya. Ramapun tampaknya tak punya pilihan lain selain menuruti Esa, bagaimanapun dia juga yang menolongnya.

    Begitu Esa membuka pintu mobil, pak ujang langsung menyambutnya dengan kEsal.

    ”aden kemana aja sih! Lama banget..!”serunya kEsal.

    “ada urusan!”ujar Esa yang duduk diikuti oleh Rama.

    ”eh, siapa den? Temennya?”tanya pak ujang ketika melihat Rama dari kaca spion, Rama hanya diam dan menunduk di mobil itu.

    “iya.. ayo deh jalan”kata Esa.

    Mobil hitam itu pun melaju. Esa masih memandangi trotoar itu. Ketika mobil itu melewati ketiga preman yang sedang berjalan, Esa melihat mereka sedang tertawa dengan bringas sambil memasuki sebuah gang kecil.

    ‘hmm.. sepertinya itu tempat tongkrongan mereka’ batin Esa.

    Esa pun mengalihkan pandangannya dari trotoar, ditengoknya Rama yang duduk disebelahnya. Dia masih menundukkan wajahnya dan tangan kanannya memegangi perutnya. Esa hanya menghembuskan nafas panjang, ia tahu kalau perutnya pasti sakit setelah ditinju preman tadi. Esa tak habis pikir, kenapa Rama bisa berurusan denga preman-preman itu, dan kenapa dia sama sekali tidak melawan? Padahal tampaknya Rama buka tipe orang yang suka mengalah. Semua pertanyaan itu ia simpan sampai mobil itu tiba di rumah Esa. Ia harap di sana Esa bisa lebih tau banyak tentang Rama. Semoga.
    ***
Sign In or Register to comment.