It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
“kemana?”
“metik timun”
“Wah...boleh tuh” jawabku antusias.
“item kemana?”
“item?” tanya cepi. Aku lupa kalau yang manggi item itu Cuma aku aja.
“maksud aku aga”
“oh kang aga..dia lagi bantuin abah. Kalo mbu mau bantuin jadi candoli.”
“candoli? Apa tuh?” tanyaku lagi.
“jadi tukang masak diacara kenduri atau selametan.”
“oh..yadah, ayo.”
Kami berdua lalu pergi ke kebun yang letaknya tak terlalu jauh. aku betah sekali tinggal dirumah Item. Karena letaknya dipinggir sawah, jadi kalau aku bangun pagi langsung liat view sawah dengan latar pegunungan. Hmmm..mancap..
“kang, boleh nanya gak?”
“yap?”
“akang sama kang aga teh temenannya udah lama?”
“yang disebut lama atau enggaknya kan relatif...” jawabku
“ya..dimensi waktu?”
“hmmm hampir dua taun kayaknya. Kenapa?”
“enggak kok kang.”
“aga suka cerita apa aja?”
“jiah...banyak. katanya akang tuh baik, kadang ngeselin juga sih. Orangnya teh riweuh (heboh), sok imut..”
“wah wah wah..masa yang jeleknya aja..yang bagusnya atuh..”
“hmm apa ya..?” katanya seperti mengingat-ingat sesuatu.
“wah parah.masa akang gak ada bagus-bagusnya..?”
“pacar kamu orang mana?” tanyaku lagi.
“orang garut atuh kang..” jawabnya malu-malu.
“satu sekolahan?”
Dia hanya mengangguk malu-malu.
“aku teh yah kang, kadang suka takut.” Kata dia. Logat sundanya itu terdengar lucu sekali di telingaku.
“takut kenapa?”
“dulu banget ya kang, si pacar aku teh susah banget buat lupain orang yang dia sayang. Aku teh udah lakuin ini-itu biar dia teh bisa lupain kecengannya itu..”
“terus sekarang teh udah bisa lupa kan?” kataku menekankan kata TEHnya.
“hehe.ya...gatau juga sih. Tapi aku mah da gak mau larang dia. Aku juga suka telpon-telponan sama kecengan pacarku. Kadang aku teh ngerasa kalo aku tuh Cuma sebagai pelarian ajah. tapi aku mah yah, gapapa da. Pan cinta teh emang butuh pengorbanan. Aku bahagia kalo pacar aku bahagia.” Katanya lirih.
Aku memandangnya cukup lama. Aku seperti menemukan ada sebagian dari diriku di dalam dirinya. Apa dia sama sepertiku? Entahlah, yang pasti dari cara dia bicara, senyum dan cara dia menatap, aku merasa bahwa kami itu sama.
“eh udah sampai kang. Yang dipetik yang muda ya kang, tapi jangan terlalu kecil..”
Lalu aku pun berkeliling dan langsung kupetik timun yang terlihat masih segar itu.
“lho, kok ada duri-duri kecilnya ya?” kataku heran. Baru tahu aku kalau timun itu berduri.
“iya, ntar kan dibersihin dulu baru dicuci. Yang baru dipetik mah rasanya tuh beda pisan kang sama yang dibeli dipasar” katanya sambil menggosok timun yang baru dipetiknya lalu mencucinya di pancuran dan langsung memakannya.
“langsung dimakan aja?”
“iya. Abah pake pupuk organik. Jadi dijamin sehat kang.” Katanya.
Kami lalu melanjutkan memetik timunnya dan setelah satu bakul penuh, kami kembali ke rumah
“sekarang kita mau kemana tem?” tanyaku sambil memeluk pinggangnya.
“Nyari makan”
“Kok gak dirumah aja?”
“Tadi mbu gak masak. Mbu lagi bantuin yang hajatan. Makanya gua disuruh makan diluar. Sekalian beli oleh-oleh ya sekalian juga ngajak lo liat-liat kota garut waktu malem. Lo yakin gapake jaket?” tanya dia.
Aku memang hanya menggunakan kaos polo putih dan celana tige perempat. Cukup simple.
“ogah ah, males..lagian juga di bekasi kalo keluar gak pernah pake jaket..”
“ini garut loh, bukan bekasi..” kata dia mengingatkan.
“cerewet ah. Buruan..laper nih..”
Dia lalu melajukan motornya lagi. Si item sekarang mengenakan kemeja coklat garis-garis dan celana jeans. Dia juga memakai jaket kulit. Terlihat sangat dewasa sekali. Apalagi perawakannya yang jangkung serta suaranya yang agak berat, dia tampak mempesona sekali.
Kulihat kiri-kanan. Sawah. Asri banget. apa lagi liat gunung-gunung yang diatasnya awan-awan. Ah, susah deskripsiin pemandangannya. Yang jelas bikin mata seger.
Setelah perjalanan yang memakan waktu kurang lebih setengah jam, si Item lalu memarkirkan motornya di depan sebuah caffee. Kulihat namanya Gedung Cokelat Chocodot. Wah..coklat...tapi bukankah garut itu terkenal dodolnya? Yadah masuk aja dah.
Kami lantas masuk dan langsung disambut oleh greater (semacam penerima tamu) dengan senyum ramahnya sambil menempelkan tangan didada.
“wilujeng sumping selamat datang..” dwibahasa. Sambutan dengan dwibahasa ini memang sedang dibudayakan di setiap toko di garut. Jadi si pengunjung boleh menggunakan bahasa yang disuka.
Kami berdua tersenyum simpul lalu berjalan berkeliling. Aku dibuat terkesan oleh desain toko ini. Baru masuk saja kami disambut oleh sebuah delman yang ditarik oleh seekor domba. Hanya boneka tentu saja. dan didalam delman itu disusun beberapa jenis oleh-oleh yang dijual disini. Baru masuk saja aroma coklat sudah bikin ngiler.
Kutengok sebelah kiri ada rak yang memajang beberapa varian coklat dihiasi gelas-cangkir yang bentuknya lucu, toples dan tutupnya yang unik, ada yang dihiasi kayak kue tar, berbentuk buah, dan beberapa boneka. Dan aku semakin terkesan setelah melihat ke arah kanan, beberapa piagam penghargaan dipajang rapi. Salah satunya best enterpreneur. Aku kagum sekali dengan kreasi si mpunya.
“nyari coklat apa kang?” tanya pelayan itu ramah.
“disini jual ada apa aja?” tanyaku antusias.
“banyak Kang. Ada Chocodot. Coklat isi dodol, dodol isi coklat. Ada juga Brodol, brownis isi dodol. Ada Roedol, Roti isi Dodol, ada Dijebred, peuyeum crunchy, ada ragidol, raginang rasa dodol yang udah dicelup ke coklat. Ada rujak dodol, muffin isi dodol, donat dodol, nasi liwet instant, banyak lagi kang.”
Wah..aku antusias sekali. Kuperhatikan si item tersenyum manis kearahku.
“tem..lo gak ngasih tau mau kesini sih...jadinya kan gua gak nyeper (nyiapin) duit..”
“hahaha.lagian, suruh siapa hidup lo hedonis.”
Aku hanya mendengus kesal. Aku lalu mengambil Brodol ukuran besar, Roedol, dodol wijen, dijebred, dan dodol sirsak. Kata si item, brownis paling yahut di garut La Risa yang jualannya di IBC Garut. Tapi kita juga pengen nyobain gimana rasanya brownis isi dodol. Hmm..ngebayanginnya aja udah ngiler..
“udah?” tanya si item.
“kayaknya duit gua cuman cukup buat ini..” kataku merengut. “Padahal gua pengen borong semua..”
“eh sal, sini liat” kata si item
“paan si?”
“coklat anti galau, coklat gawat darurat, coklat tsunami, dan coklat...sesuwatu. hihihi, kayak syahrini aja..”
“mana mana mana...wah. hahaha. Beli beli beli semuanya..”
“katanya lo gak punya duit...”
“yah..” kataku merengut
“kapan-kapan aja..” kata dia.” Lagian, lo bisa kan maen kesini lagi..”
“ya udah deh. Yuk bayar.” Kataku kecewa.
Aku gak mau lama-lama, takutnya gak bisa kompromi sama jiwaku yang suka shopping.
Sip, oleh-oleh sesi satu udah. Aku menggondol satu tas jinjing dan dia juga. dia membeli Ragidol, rujak dodol, coklat edisi pariwisata garut yang gambarnya Candi Cangkuang dan Gunung Papandayan, dodol buah dan dodol wijen. Hwa..pengen cepet-cepet icip-icip...
“ati-ati..ntar gigi lo bolong lagi.”
“dodol...gua kan rajin gosok gigi.” Kataku.
Dia lalu tersenyum manis lagi. Ya, manis seperti dodol. Legit seperti dodol (nah lo?) dan aromanya menenangkan seperti coklat dodol.
*****
bi izin save fotonya yah..
“yaiyalah dodol..”
“mentang-mentang abis ngeborong dodol, tiap ngomong pasti ada kata dodolnya.”
“hihihi. Iya nih. Dodol fever nih.hehe”
“eh, parkirin motor dulu gih. Gua ada yang ketinggalan di dalem.” Katanya lalu bergegas dalem. Aku lalu parkirkan motorku.
Tak lama dia datang. Kami pun langsung melanjutkan perjalanan untuk mengisi perut.
*****
19.30 wib
“mau makan apa sal?” tanya si item.
“hmm..yang enak apa?”
“ya banyak. Yadah, kita makan itu aja.” kata si item.
“itu apa?” tanyaku heran. Geje banget.
“ikut aja deh. Gua jelasin juga ntar yang ada malah lo bingung.” Katanya sambil terus melajukan motornya.
Sampai di simpang lima si item mengambil arah ke kiri dan sampai dipertigaan dia memarkirkan motornya.
Aku lalu turun dan sebuah poster besar menyambut kami. “KAFE KUPANSA, NASI CONCLOT DAN ARENIS”.
Nasi conclot? Apaan itu? Pikirku. Kami langsung masuk dan telingaku langsung menangkap alunan musik jadul dari the beatles.
Wah..suasananya klasik sekali. Kursi dan mejanya ditata secara apik dan di dindingnya dipajang foto-foto musisi zaman dulu. Ada the Beatles, Marrylin Monroe dengan gaya khasnya yang mendunia, dan juga ada beberapa musisi lainnya. di pojok ada stage kecil dengan gitar serta piano. Hawa dingin mulai menusuk dan aku mulai mengutuki diri, napa tadi aku gak pake jaket ya..huh, dingin banget..
Kami lalu memilih duduk di pojok yang menghadap ke stage. Cahaya redup serta pendaran lampu halogen dari beberapa titik membuat suasananya semakin romantis. Lalu datanglah greater.
“wilujeung wengi selamat malam akang-akang. Selamat datang di kafee kupansa.”
Kami tersenyum ringan.
“mau pesan apa?” tanya dia ramah sambil menyerahkan buku daftar menu.
Kami lalu membuka dan membolak-balik lembar demi lembar. Nasi conclot original, nasi conclot asam manis, nasi conclot seafood, nasi goreng ala kupansa, dan masih banyak lagi. Nasi conclot itu bentuknya seperti tumpeng mini dan puncaknya ditutupi daun pisang. Terlihat sederhana tapi manis sekali karena di sekelilingnya ada seafood atau nugget dengan lelehan saus yang terlihat menggugah selera.
Aku pesan nasi conclot nugget dan arenis rasa vanila sedang si item nasi conclot original dan yughurt stobery with vanila float. Hmm..
“napa tem?”
“suasananya enak banget ya..” kata dia.
Aku hanya tersenyum mendengarnya. Apalagi sama orang yang kita sayangi tem, kataku dalam hati.
Sekitar sepuluh menit kemudian pelayannya datang dengan menu pesanan kami. Lalu menyuguhkan hidangannya dengan gesture yang sepertinya telah dilatih. Senyum manis sederhana dan sikap yang terjaga kesopanannya.
Aku menatapnya agak lama. Nasi conclot itu seperti tumpeng. Hmm..cukup menarik. Dan aroma vanila dari arenis ini cukup kuat dan menggodaku untuk mencicipinya. Kuraih cangkir arenis itu, kucium baunya, harum sekali. Kuteguk sedikit dan..uuuhhh..pas banget jahe dan gula arennya. Rasanya hampir mirip wedang jahe atau jahe ronde tapi yang ini lebih lekoh. Dan langsung menghangatkan badan karena garut di malam hari itu dingin sekali.
Kulhat si item sedang mencicipi yoghurt stoberinya. Aneh, dingin-dingin kok minumnya yang dingin. Dia terlihat asik menikmati potongan stoberinya. Dan kadang bergidik lucu ketika memakan stoberi yang dingin dan manis dengan sedikit rasa asem yang pas.
Lalu dia mulai menyendokan nasinya lalu menyuapkan ke mulutnya. Terlihat menimang sebentar.
“hmm.rasanya kayak nasi tutug oncom, tapi yang ini cukup gurih..” kata si item.
Tutug oncom? Aku belum pernah makan tuh.
“tutug oncom kayak apaan sih?”
“kayak apa ya? Ya kayak tutug oncom”
“eh..oncom. maksud gua, nasi campur oncom gitu?”
“yap. “
“dasar oncom” umpatku.
Dia terlihat masa bodo. Aku lalu mulai menyendokkan sendokku ke puncak tumpeng mini itu. Kutadah dengan tangan, kumasukkan ke mulut dan...hmmm..wah..enak. ada gurih pedesnya gitu. Lalu kucoba udangnya dan hmm..lembut. aku mengunyah sambil senyum. Aku bahagia banget. betapa tidak, sekarang aku sedang berada di tempat yang sebelumnya tak kuduga ini bersama orang yang kusayang. Orang yang selalu saja membuatku ingin bersama dia. Dia memang terkesan pendiam dan tak bisa menunjukkan care-nya secara terang-terangan. Tapi dibalik itu semua, dia selalu memberiku kejutan tak terduga.
“kang aga ya?” tanya seseorang yang menghampiri kami. Aku menoleh ke arah aga dan dia kaget lalu tersenyum.
“iya teh.”
“ini teh aku kang, teh novi tea” katanya sangat exited.
“oh..teh novi? Uluh meni tambah-tambah yah sekarang mah..” kata item.
“tambah apa kang?” kata dia malu-malu.
Aga hanya tersenyum. Begitulah dia. Kata-kata pujiannya yang sering menggantung itu yang bikin aku tergila-gila. Kadang dia memujiku sambil lalu atau hanya setengah bergumam. Dan aku akan terus memaksanya untuk terang-terangan memujiku.
“masih sering ke sekre teh?” tanya item.
Sekre? Sekretariat kali, pikirku.
“masih. Ini juga lagi nyiapin junior yang ikut pemilihan Moka, Mojang Jajaka Jawa Barat.”
“alah...insya alloh kalo didampingi si teteh mah, taun ini bakal kepilih lagi lah kayak taun 20xx.” Kata si item.
“berarti masih aktif di modelling?” tanya si item lagi.
Dia hanya mengangguk. pantesan..gadis ini model toh...emang dari perawakan sama wajah sih, amat sangat komersil. Kulit putih mulus dan rambut lurus yang melewati bahu itu terkesan elegant.
“amin kang. Sama temennya ini teh?” katanya sambil melirik ke arahku.
“enggak”
Nah lo, dia bilang aku bukan temannya? Lantas? Kulihat teh novi mengerutkan alisnya.
“pasangannya kang?” tanya teh novi ragu-ragu.
Sedang si item hanya mesem-mesem. Nah loh, sekarang aku yang dibuat salah tingkah.
“oh...” katanya dan rasanya aku gak punya muka sekarang.
“main atuh ke sekre..da suka ada yang nginep disitu ge” katany dengan senytum dipaksakan.
“tadi aku teh lewat ke patria, jadi inget masa-masa pengasramaan yah. Kalo inget itu teh suka ketawa-ketawa sendiri, hehe”
(patria, gedung Bapeda, badan pendapatan daerah di jalan Patriot)
“hehehe. Iya, pemberian dari akang juga masih aku simpen loh..”
Nah loh, pemberian, masa asrama? Ngomongin apaan sih. Aku mulai merasa gak ngeh arah pembicaraan mereka.
“teteh tuh dulu..” kataku mencoba mengakrabkan diri.
“iya, aku teh PPI (Purna Paskibraka Indonesia), kita satu angkatan. Eh, duluan ya. Temen aku teh udah nungguin. “ katanya dengan senyum manisnya.
“oh mangga. Vi..” kata item.
“ya kang?”
“yang ini emang bukan temen aku, tapi..”
“...”
“sodara aku. Lebih dari sodara malah” kata si item.
Nah, sekarang aku bingung, harus merasa lega atau sedih? Padahal tadi aku udah geer banget..T_T
“dia cantik ya tem?” kataku lirih.setelah gadis itu pergi.
“lo suka?”. Aku suka? Gak salah denger? Aku kan sukanya ma kamu tem.
“ya gua juga dulu sempat suka sama dia. Apalagi gua dipasangin sama dia di pasukan delapan”
“pasukan delapan?”
“iya, pasukan pengibarnya. Dia itu pembawa baki, sedang aku pembawa bendera. Pemilihan buat pembawa baki itu gak sembarangan. Mesti yang ter dari yang ter. Yang mengibarkan kan tiga orang tuh, gua yang bawa bendera di tengah. Otomatis kalo latihan gua pasti bareng mulu ma dia, terus dalam sehari gak keitung berapa kali gua natap wajah manis dengan senyumnya itu. Bahkan gua udah hafal benar irama nafasnya.” Katanya tersenyum mengenang,
Aku tiba-tiba dilanda rasa cemburu yang sangat. Wajahku terasa panas. Arrgghht...kayaknya nafsu makanku luntur...
“okeh, pengunjung Kupansa Kafee semua, malam ini suasananya sangat romantis sekali. Tempat ini pastinya akan menyimpan dan mungkin telah menyimpan kenangan di masa lalu kita. Dan..kami berikan kesempatan kepada pengunjung yang ingin bernostalgia atau menciptakan kenangan di kafee kami untuk dikenang dimasa mendatang. Silahkan bagi yang ingi sekedar bernyanyi, kami berikan kesempatan.”
Lalu kulihat ada seorang gadis yang menunjuk tangan. Wah, gadis tadi. Aku memperhatikannya dan gadis itu berdiri lalu berjalan ke arah stage sambil tersenyum manis ke arah si item. Aku dilanda cemburu sesi kedua. Dan rasa cemburu ini membuat aku ingin melemparkan asbak ke stage itu. Huh.
“silahkan teh, mau nyanyi lagu apa?” tanya moderator (???) tadi.
“hmm..aku mau nyanyiin lagu kenanganku dulu sama seseorang. Seseorang yang masih kutunggu dia dengan pernyataan cintanya. Aku masih ingat dulu dia pernah menyanyikan lagu ini di depan teman-teman kami, tapi aku tahu, dia tujukan lagu ini untukku.” Katanya sambil tersenyum manis ke arah si item.
Hwa...cemburu ini makin klimaks..kalau saja aku jiwa sadisku sedang muncul, aku akan siram wajahnya dengan arenis yang baru dituangkan dari teko yang masih mendidih. Dan sialnya lagi, si item tampak tersipu malu. Dan tersipu malu adalah momen paling langka yang kulihat dari wajah orang yang kusayangi ini.
Lalu gadis bernama Novie itu berbisik kepada pengiring musiknya. Semua tampak penasaran menunggu lagu apa yang akan dibawakan oleh oleh gadis itu.
Sebuah intro yang terdengar apik mulai bermain-main di telingaku.
Kurasakan ku jatuh cinta
Sejak pertama berjumpa
Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku
Kau ciptaanNya yang terindah
Yang menghanyutkan hatiku
Semua telah terjadi
Aku tak bisa berhenti memikirkanmu
Dan ku harapkan engkau tau
Oh shit, Falling in Love yang dilagukan oleh J-rock dibawakan dengan cita rasa jazz dan sedikit nge-bluss. Aku tak bisa pungkiri, lelaki normal mana yang bisa menolak pesonanya. Cantik, terlihat elegan, suaranya merdu. Arght...aku semakin dilanda cemburu.
Kau yang kuinginkan
meski tak ku ungkapkan
Kau yang kubayangkan
Yang slalu kuimpikan
Aku jatuh cinta
Tlah jatuh cinta
Cinta kepadamu
Ku jatuh cinta
I'm falling in love
I'm falling in love with you
Kau ciptaanNya yang terindah
Yang menghanyutkan hatiku
Semua telah terjadi
Aku tak bisa berhenti memikirkanmu
Dan ku harapkan engkau tau
Tidak…suaranya, ekspresinya…dan kuliaht si item, oh no..dia tersenyum.
Kau yang kuinginkan
Meski tak ku ungkapkan
Kau yang kubayangkan
Kuimpikan
Kuinginkan
Aku jatuh cinta
Tlah jatuh cinta
Cinta kepadamu
Ku jatuh cinta
I'm falling in love
I'm falling in love with you
Aku jatuh cinta
Tlah jatuh cinta
Cinta kepadamu
Ku jatuh cinta
I'm falling in love
I'm falling in love with you...
With you...
Dan tepuk tangan sekarang kudengar riuh sekali. Aku tepuk tangan dengan malas.
Lalu moderator tadipun kembali ke stage lagi dan kembali memegang acara.
“wah..suaranya yang perfect, dipadukan oleh wajah yang rupawan, hmm..si cowok yang beruntung tadi pasti akan langsung melamarnya malam ini.”
Deg. Wah wah wah..aku mesti siapkan obat tidur buat si item. Jangan sampai dia benar-benar akan menyatakan cintanya malam ini.
“baik, selanjutnya..mungkin ada yang mau menyumbangkan sebuah lagu lagi.?”
Lalu aku kaget karena si item kini menarik tanganku. aku diseretnya ke panggung.
“oh..silahkan. duet?”
Aku gelagapan. Kupandang si item.
“dia yang nyanyi, saya yang mengiringi dengan gitar. “ kata si item.
Aku jadi salting. Wah ini mah pemaksaan kehendak. Aku bingung mau bawa lagu apa.
“mau nyanyi lagu apa kang?” tanya moderator itu kepadaku. Aku kikuk. Ini diluar skenario...
Lalu kulihat si item tersenyum lagi sambil menyetem nada senarnya, kemudia mengangguk pelan. Si moderator pun faham kemudian turun dari stage diikuti pengiring musik yang yang lain.
“lo denger aja musiknya, ntar juga tau sendiri” kata si item setengah berbisik.
Aku was-was mengantisipasi. Jangan-jangan dia kan mainkan lagu yang aku gak hafal lagi. Atau jangan-jangan lagu dangdut?
“jreng..especially for you..” whattt? Lagu ini...
Aku memandang si item yang sedang memetik gitar. Dia tersenyum kearahku sambil memetik gitar dan melantunkan lagu yang dulu sering dia nyanyikan kalo aku merengek minta dia menyanyi untukku. Lalu aku sambung lagunya.
I wanna let you know what i was going through
All the time we were apart
I thought of you
You were in my heart
My love never changed
I still feel the same
Especially for you
I wanna tell you i was feeling that way too
And if dreams were wings, you know
I would have flown to you
To be where you are
No matter how far
And now that I’m next to you
No more dreaming about tomorrow
Forget the loneliness and the sorrow
I’ve got to say
It’s all because of you
And now we’re back together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is
Especially for you
Especially for you
I wanna tell you, you mean all the world to me
How I’m certain that our love was meant to be
You changed my life .. oOh
You showed me the way
And now that I’m next to you
I’ve waited long enough to find you
I wanna put all the hurt behind you
Oh, and I wanna bring out all the love inside you, oh
Kulihat semua pengunjung bertepuk tangan mengikuti alunan nadanya dan terdengar enak sekali dikuping. Mereka tersenyum dan beberapa tampak ikut bernyanyi. Kupandangi lagi si item yang masik asik dengan gitarnya dan gerakan kakinya pun terlihat sinkron dengan nadanya.
And now we’re back together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is
Especially for you
You were in my heart
My love never changed
And now that I’m next to you
No more dreaming about tomorrow
Forget the loneliness and the sorrow
I’ve got to say
It’s all because of you
And now we’re back together, together
I wanna show you my heart is oh so true
And all the love I have is
Especially for you
Together, together, I wanna show you ,
My heart is oh so true, and all the love I
Have is especially for you…
Sura riuh terdengar, semua pengunjung tersenyum, kecuali gadis itu. Dia tampak kuyu, tapi hatiku terlonjak-lonjak. Huah..tak apa-apalah aku bersenang-senang diatas penderitaan gadis itu. Salah sendiri dia menyukai si itemku.
Kami lantas turun dari stage dan beberapa orang masih melirik dan tersenyum kearah kami. Aku benar-benar merasa bahagia. Dia memilih lagu yang benar-benar pas. Kami berdua lalu duduk, dan aku sekarang tak berani menatap wajahnya karena aku tak henti-hentinya mengulum senyum. Dia pun sama, dia tak bisa menutupi ekspresi bahagianya walaupun dia pura-pura sibuk makan, atau minum atau memperhatikan pengunjung yang tampil selanjutnya. Aku makin sayang sama kamu tem.
*****
“seneng banget..”
“iya donk..” jawabku.
“lo gak kedinginan?”
“hmm..dingin sih..”
Lalu dia menghentikan motornya dan membuka jaketnya.
“pake, daripada lo sakit. Ntar mbu yang repot..”
Hwwa..aku bahagia part 2..aku lantas memakai jaketnya dia dan memeluknya semakin erat.
Lalu dia kembali menjalankan motornya dan fokus ke jalanan. Dan sekarang kami melewati jalanan yang cukup gelap. di kanan-kiri jalan kulihat ada pohon-pohon yang cukup tinggi. Tak heran sih si item betah tinggal di kampung ini karena pemandangan dan hawanya yang masih sejuk, tapi akses masuknya yang cukup membuat bulu kuduk merinding. Tapi karena aku masih diliputi atmosfir bahagia, aku lalu bersiul-siul.
“ssstt..jangan bersiul malem-malem. Pamali tau..” kata si item.
“jiah..zaman internet masih percaya hal begituan..” kataku mengejeknya.
Aku memang mulai merasakan hawa aneh, tapi aku mencoba berpikir logis. Kulihat si item masih fokus ke jalan. Dan ketika kami melewati tikungan yang di pinggir kanannya tebing dan pinggir kirinya jurang, pas melewati jembatan, tiba-tiba motor si item mati.
“kenapa tem?”
“gatau gua..” katanya sambil menunduk.
“yah..lo lupa ngecek kali tadi sebelum berangkat..”
“udah gua cek kok..” katanya mulai panik.
“terus kenapa sekarang?”
Dia memandangku dan matanya sedikit melotot lalu menunduk kembali.
“kenapa tem?”
“....”
“kita diman sih ini? Masih jauh gak?”
“kita di pasir jawa..” katanya pelan.
Pasir jawa? Kulihat sekarang mulut si item komat-kamit, dia menengok kanan kiri dan matanya kembali terlihat melotot lalu menunduk kembali. Badannya mulai gemetar sekarang. dia komat-kamit gak jelas.
“tem, lo kenapa?” tanyaku.
Sebenarnya aku juga merasakan hawa yang lain disini. Bukan dingin karena angin, tapi hawa dingin yang membuat perasaan gak nyaman.
Lalu ketika aku melihat keatas, mataku menangkap ada mahluk yang berkelebat dengan sangat cepat. Mulutku terbuka dan hampir berteriak. Tapi si item langsung menutup mulutku.
“sstt..jangan teriak. Lo baca aja surat apa yang lo hafal.” Katanya dengan bibir bergetar.
Aku mencob melafalkan surat-surat pendek. Tapi mungkin karena rasa takut yang melanda, bacaanku kacaw. Si item coba menyalakan lagi motornya, tapi nihil, motornya tak mau menyala. Aku mulai mendekat dan memeluk tangan si item. Tangannya terasa dingin sekli. Tiba-tiba terlintas di pikiranku, jangan-jangan yang aku pegang bukan si item lagi? Hwa..tangannya masih gemetar dan mulutnya masih komat-kamit.
“brak..” tiba-tiba aku mendengar seperti ada yang jatuh atau entah suara apa. Kami saling pandang.
Lalu kami mendengar ada suara tangisan bayi. Hwa...siapa sih yang tega ninggalin bayi di tengah hutan kayak gini...T_T. Aku masih memberi sugesti positif dan terus membangun kemungkinan logis. Tapi tetap saja gak bisa. Dan aku semakin memeluk erat tangan si item ketika aku mendengar cekikikan seorang wanita. Aduh aduh aduh..dan ketika kutengok ke arah kiri, aku tersentak lagi. Betapa tidak, aku melihat seorang nenek-nenek dengan rambut panjang acak-acakan dengan tongkatnya didampingi seorang lelaki yang kulihat berlumuran darah. Aku lalu menunduk lagi dengan perasaan takut yang sangat. Hampir saja aku kencing di celana.
Kulihat si item memasukkan tangannya ke saku jaketnya yang sekarang aku pakai. Ternyata dia mengambil sebatang rokok. Aneh, si item kan bukan perokok? Dia lalu mengangkat rokok itu dan berkomat-kamit kemudian dia melemparkan rokok itu jauh-jauh ke arah tebing yang ternyata ada gua yang gelap dan tertutupi ilalang. Kami saling pandang dan suara tangis bayi serta jeritan itu tak terdengar lagi. Si item kembali menyalakan motornya dan grunggg..motornya langsung nyala. Kami masih sibuk dalam diam. Aku buru-buru naik dan si item melajukan motornya secepat mungkin. Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Aku bahkan masih menutup mata dan memeluknya sangat erat. Badan si item juga tampak gemetar.
Sesampainya di rumah, kami tanpa bicara sedikitpun masuk dan si item langsung membuatkan teh manis untukku. Kami lalu duduk dalam diam.
“lo gak papa?” tanya dia masih menunduk.
Aku hanya geleng-geleng. Gak papa gimana, tadi aku hampir mati ketakutan.
“udah gua bilang, jangan suka bersiul. Pamali. Kata orang sini, bersiul itu manggil..” katanya tanpa memandang kearahku.
Entahlah, apa karena bersiul atau karena kebetulan saja, tapi mulai saat itu aku pantang untuk bersiul, apalagi di malam hari, apalagi di tempat gelap, apalagi di tempat yang bernama Pasir Jawa, apalagi sendirian. Fyuh..
“rokok tadi..?”
“kata sesepuh kampung gua. Kalo misalnya diganggu, kita lemparin rokok kretek. Awalnya gua gak percaya. Tadi juga bawa buat jaga-jaga sih. Dan ternyata...” katanya tak dilanjutkan.
Usut punya usut ternyata dulu di Pasir jawa itu ada orang yang mau merantau, ada juga yang bilang mencari ilmu ke tanah jawa. Tapi di tempat itu mereka di begal dan kepalanya dikubur disitu. Salah satu korbannya adalah nenek-nenek. Aku hampir saja bilang kalau aku tadi melihat nenek-nenek. Tapi urung kukatakan. Takutnya nenek-nenek itu ikut kesini dan masuk ke mimpiku. Ogah ah...
Tak lama si item mengajakku tidur. Aku deg-degan. Aku yang sekasur sama si item, hawa yang dingin, bayangan romantis di kaffee tadi (bayangan kejadian di pasir jawa aku skip) membuat jantungku berdebar.
Aku lalu duduk di kasur. Kulihat piagam-piagam terpampang. Juga foto-fotonya bersama beberapa orang yang terlihat seperti pejabat eselon. Dia lalu ikut merebahkan badan. Aku deg-degan. Dan konyolnya, aku berdoa pada tuhan agar terjadi apa-apa malam ini. Dia menatapku cukup lama. Aku semakin salah tingkah.
“duluan ya” katanya lalu memunggungiku.
Aku lalu merebahkan badanku dan sedikit bergeser mendekatinya. Lalu setelah kukumpulkan keberanianku, kupeluk dia dari belakang..
“hayo ngapain..?”katanya sambil membalikan badan.
Kulepaskan pelukanku. Aku gelagapan dan jadi salting.
“eu..mmm..gua barusan liat nenek-nenek duduk di jendela..” kataku bohong.
Dia tampak melotot takut. Aku lalu mempererat pelukanku dan dia langssung memejamkan matanya. Yess, lumayan trikku berhasil. Aku membaui tubuhnya dan aku semakin nyaman. Kubuka mataku dan hwa...aku lihat lagi nenek-nenek itu di pojokan dan tersenyum nakal kepadaku.
“mbu, abah, kami pamit dulu ya..” kataku sambil mencium tangan mereka. si item sedang ngobrol dengan adiknya.
“cep, kamu teh jangan bobogohan wae. Kasian abah sama mbu. Bantuin ya.”
(bobofohan = pacaran)
“iya akang. Aku ge da sering bantuin. Tapi kalau ngarit mah da aku teh ga bisa..” kata cepi.
“yaudah, akang berangkat dulu ya. Jaga mbu sama abah ya..” katanya lalu cepi mencium tanganya.
Cepi lalu menghampiriku.
“kang, titip salam buat kang ragil ya...sama nitip ini buat dia. Bilang, cepet pulang gituh” katanya sambil menyerahkan sebuah bungkusan dengan tersenyum manis. Aku hanya balas dengan anggukan.
“mbu, abah, cepi, berangkat dulu ya..assalam alaykum..”
Kami lalu meninggalkan rumah itu. Aku menoleh, aku pasti merindukan tempat ini. Abah sempat menjanjikan kalau aku kesini lagi, beliau akan ngajarin aku nyangkul dan menanam padi. Aku exited sekali. Aku memandang si item tersayangku, dan dia tersenyum manis. Ah..aku kan masih betah tem...
12.30.
“tem, lo gak tidur?” tanyaku ketika mobil berkelak-kelok di daerah Nagreg.
“nggak ah..”
“kenapa emangnya?”
“takut.”
“takut kenapa?” tanyaku. Masa dia masih takut setan siang-siang begini?
“takut digerayangin kayak semalem”
Aku melotot kearahnya dan langsung merengut.
“apaan sih..” kataku. Padahal kan aku semalam Cuma nyenggol-nyenggol dikit. Apa dia tahu? Oh no...
Dia lalu tersenyum nakal ke arahku. Aku menunduk malu. Dia lalu memegang kepalaku lalu menyenderkannya ke bahunya.
“lo yang mestinya tidur sekarang. lo kan semalem kurang tidur..”
“...”
Hwa..aku malu-semalu-malunya...
“gua balik dulu ya.”
“iya. Makasih tem ya. Mestinya kan langsung ke bekasi aja, gak usah ke cikarang dulu.”
“gapapa. Gua kan bisa ngangkot baliknya. Lagian lo juga masih sempet istirahat biar bisa masuk ntar malem..”katanya.
“....” ternyata dia gak mau aku bolos kerja.
“gua balik dulu ya..” katanya lalu berlalu.
Setelah punggungnya tak tampak, aku kembali masuk ke kamar kostku. aku duduk sebentar dan kubuka tas jinjing berisi oleh-oleh dari Garut. Dan aku kaget ketika mendapati ada beberapa bungkus cokelat yang tak kubeli. Kuambil beberapa bungkus coklat itu. Aku tersenyum lagi. Ternyata si item memasukkan Colat Sesuwatu ke dalam tas jinjingku dan beberapa Coklat lain. Ada Coklat Galaw, Cokelat Badai Tsunami, Cokelat Tolak Miskin dan Cokelat Gawat Darurat. Aku tersenyum, dan untuk kesekian kalinya dia memberiakn sesuatu yang membuatku melayang. Dia tak pernah secara langsung memberikannya, tapi aku mulai menikmati caranya mempermainkan perasaanku.
*****
Aku pandangi cokelat itu. Aku tersenyum getir mengingat kejadian-kejadian waktu di garut tempo lalu. Lalu tiba-tiba bayangan si item muncul. Dan kata-katanya yang terakhir kembali ternging-ngiang, “gua sayang sama lo sal, apa itu salah?”
Selama lebih dari lima bulan coklat ini kusimpan. Aku gak mau makan karena ini adalah kenanganku dengannya, dengan mahluk yang membuatku merasakan getar-getir cinta yang salah. Tapi sekarang kondisinya sudah lain. Aku sudah jadi milik nabil, dan dia jadi milik sabrina meski dia tadi mengatakan kalo dia sayang sama aku.
Kuputuskan untuk membuka salah satu bungkus cokelat itu. Kubaca pelan, Cokelat Sesuwatu, temukan sesuwatu di dalamnya. Aku dengan ragu membuka bungkusnya dan aku menahan nafas. Dadaku bergemuruh, antara rasa rindu sama si item, marah sama dia, dan penasaran, sesuwatu apa didalamnya.
Ku buka bungkusnya dan nafasku kembali tertahan, tanganku refleks menutup mulutku dan terasa sekali air mata menetes dari sudut mataku. Lewat Cokelat ini kamu ungkapkan rasa sayang kamu ke aku tem? Kenapa dari dulu tak kubuka bungkus cokelat ini? Mungkin keadaannya gak bakal kayak gini....Item...aku sayang sama kamu tem, aku sayang sama kamu...
ditunggu kripiknya. yang gak ke mention, mohon maaf ya..
mana ateuh coklatna?
Item, Nabil. semuanya selalu bisa bkin kejutan.
aarggghh.. bener2 suka sama cerita ini.
T.T