It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
“Aku pulang” kataku yang baru pulang dari kerjaan
“ Selamat datang honey, bau asap ni pacarku yang manis dan ganteng ini. Mandi dulu sana, biar wangi dan bisa dicium cium” katanya setelah mencium pipiku
“Iya iya bawel deh, namanya juga baru kerja sayang” kataku cemberut
“I love you honey”
“I know, I love you too” balasku
Aku baru saja pulang dari kerjaan, hari ini suasana warung agak sepi karena hujan mengguyur dari sore sampai malam sehingga ku pulangnya lebih malam. Jam setengah satu baru sampai rumah, tadi sudah di telpon dan SMS sama Jeremy, dia khawatir katanya. Aku jelasin semuanya kepadanya dan minta maaf dan dia memakluminya, tadinya dia memaksa mau menjemputku balik tapi aku gak mau, aku bawa motor soalnya, nanti yang bawa motornya siapa kalau aku dijemput. Akhirnya aku pulang naik motor dan pulangnya kemaleman.
Selesai mandi aku segera ke ruang tengah, dan kutemukan Jeremy sedang nonton sepak bola yang diputar di TV asing (kayaknya karena gak ada logo stasiun tv nasional). Aku gak telalu minat sama permainan sepakbola, kagak terlalu suka (atau malah beneran gaak suka dan gak berminat) sama yang namanya bola, udah mainnya memakan waktu lama (2x45 menit kali aku gak tahu pastinya). Dan lagi bolanya cuma satu dan pemainnya banyak lagi. Pada rebutan gak karuan, jegal jegalan lagi, ribet dan gak menarik. Mending nonton renang aja deh (hehehehheheh), sudah melihat cowok cowok ganteng,bodynya kelihatan dan mulus mulus lagi.
“Ini diminum Honey” katanya sambil menyerahkan segelas susu hangat padaku
“Makasih sayang, ini kamu yang buat?” kataku ragu ragu. Gak mungkin rasanya dia yang membuatnya
“Bukan, mang Hadi yang bikin pastinya, aku cuma minta dia buatin untukmu dan untuk memanaskan lauk buatmu untuk makan malam ini honey”
“Aku tadi sudah makan sih, karena agak hujan makan disana sama temen temen. Kenyang sayang. Dan juga kasian kan mang hadi dibangunin malam malam gini sayang”
“Gak apa apa honey, Udah ini dihabisin maanannya, aku tahu kamu pasti masih sanggup untuk menghabiskan semuanya” katanya sambil menyerahkan sepiring nasi dengan ayam goreng dan cah sawi
“Iya sayang, makasih ya” kataku
Aku segera menghabiskan semuanya, setelah selesai aku taruh piring dan gelas otorke belakang. Kemudian aku duduk disampingnya. Dia kemudian merangkulku dan mencium pipiku.
“Bagaimana kerjaan hari ini honey”
“Agak sepi, hujan sih tapi gak beda jauh kok penjualannya. Dingin dingin gini banyak yang nyari makan diluar, tapi sudah malam semuanya yang pesan”
“Bagus deh, aku tadi khawatir honey”
“Makasih ya sayang atas perhatiannya, I love you” kataku
“Love you too”
“Tapi sayang, ngapain Sony tadi kemari sama tu perempuan, jadian lagi ya mereka. Kirain mereka sudah putus dan gak berhubungan lagi, ternyata kenyataannya lain” kataku
“Katanya sih enggak jadian kok dan mereka sudah putus, tapi tadi Sony disuruh sama perempuan itu buat nemenin Cyntia ketemu sama aku”
“Siapa sih perempuan itu, aku gak ngerti sayang?”
“Udah ah, gak usah dibahas. Cuma sampah aja gak ada gunanya dibahas” katanya agak ketus
“Mamamu ya sayang, kenapa dia nyuruh Sony nemenin perempuan itu?”
“Dia bukan mama ku. Ingat itu ya, dia bukan mamaku”
“Emang sebenarnya ada apa sih antara kamu dan tante Tasya, lalu apa hubungannya dengan perempuan gila pacarnya Sony itu?”
“kalau Cyntia itu, orang tuanya temennya perempuan itu, dan dia yang mengurus resto yang kemaren kita kunjungi itu lo, nah kan sekarang aku ambil alih semuanya, jadi aku gak memakai dia lagi untuk mengurusnya, aku pake managemen baru. Dia kesini buat memohon padaku agar orang tuanya diijinkan meneruskan mengus restoran itu lagi honey tapi aku menolaknya”
“Kasian juga sayang, kan gak ada hubungannya orang tuanya dengan tante Tasya. Kasihan sayang, pantesan dia kemaren memohon mohon gitu padaku, aku takut kemarin sayang”
“Biarkan saja, sebagai pelajaran supaya jadi orang jangan sombong”
“Emang itu restoran milik siapa sih sebenarnya kok bisa diurus tante Tasya dan orang tua wanita iblis itu?”
“Itu semua peninggalan mama, setelah mama meninggal semuanya diambil alih oleh perempuan itu, sekarang giliranku mengambil alih semua yang ditinggalkan mama. Aku gak akan menyisakan apapun padanya”
“Apa gak kejam sayang kalau kamu ambil begitu saja, dia kan ada andil juga membesarkan semua usaha itu sampai sekarang”
“Dibanding dengan yang dilakukannya, semuanya gak ada nilainya. Dan dia memang hanya ingin harta saja kok, perempuan brengsek yang jahat dan hanya silau pada harta dan menghalalkan segala cara tanpa berpikir itu melukai orang apa enggak”
“Yang benar sayang, aku gak ngerti, aku bingung” kataku bener bener gak ngerti situasi yang sebenarnya
“OK, akan aku ceritakan semua dari awalnya, dan ini juga berhubungan denganmu sebenarnya, makanya aku menutupi semuanya kemaren. Aku gak mau kamu ikut marah dan sebaiknya kamu menjauh dari masalah ini, tapi karena kamu adalah bagian hidupku, aku akan ceritakan semuanya.”
8 Tahun yang lalu (Jeremy Story)
Aku sangat bangga sama mama, usaha rumah makan yang dirintisnya sudah menjadi sangat besar dan sukses. Bahkan bisa sebanding dengan ekspor impor yang diwariskan kakek yang sekarang dipegang oleh papa. Sebenarnya mama yang seharusnya memegang semua itu karena itu usaha dari orang tua mama yang seharusnya mama yang tangani tapi oleh mama diserahkan pada papa untuk ditangani sedangkan mama merintis bisnis rumah makan dan beberapa toko emas. Kakek sih si Singapura dan disana ada bisnis sendiri yang ditanganinya, mama sebagai anak satu satunya sebenarnya dididik untuk menggantikannya, tapi mama ingin papa memiliki kekuatan/kharisma sehingga nanti tidak diejek suami yang ikut istri.
Hari itu ada peresmian salah satu cabang resto seafood milik mama yang merupakan resto seafood terbesar di kota ini dan juga telah memiliki beberapa cabang dibeberapa kota besar (di kota ini ada 3 resto yang dimiliki mama). Mama merupakan salah satu wanita pengusaha yang sangat berpengaruh. Sebenarnya banyak usaha lain yang dimilikinya. Aku sangat kagum dan bangga pada mama tapi aku kelak akan memiliki kewajiban untuk meneruskan semua itu. Aku menyadari memang itu adalah kewajibanku maka aku akan sangat bangga bisa meneruskan dan membesarkan apa yang sudah dirintis mama. Dan yang pasti aku atau Sony, adikku yang masih kelas satu SMP) aku masih kelas dua SMU. Kami merupakan keluarga yang bahagia, mama yang baik walaupun sibuk dan papa yang sukses juga.
Acara sangat meriah karena sekaligus merupakan acara penghargaan yang diberikan oleh instansi pemerintah dimana mama mendapat penghargaan sebagai wanita pengusaha yang memiliki konstribusi terhadap daerah. Aku sangat bangga pada mama dan aku pengen membanggakan dia.
Mama sangat cantik di acara itu, dengan gaun hitam sederhana tapi sangat elegan dan berkelas. Mama mendapat banya selamat dari kenalan dan relasinya serta beberapa pejabat. Papa gak ada karena ada rapat penting sehingga tidak hadir di acara itu. Setelah acara selesai kami pulang dan ingin membagi kebahagiaan pada Sony dan Papa.
“mama , Jeremy sangat bangga sama mama, mama sangat hebat”
“Semua adalah berkat dirimu dan Sony sayang, karena kalianlah mama memiliki semangat seperti itu”
“Jeremy akan bikin mama bangga dan gak akan mengecewakan mama”
“Mama percaya anak anak mama sangat bisa dibanggakan”
“Iya ma”
“Jangan lupa juga ada usaha yang diwariskan kakek, itu juga harus diteruskan. Usaha kakek lebih besar, kalian harus berbagi sehingga usaha dan nama keluarga menjadi lebih besar”
“Pasti mama, akan aku besarkan usaha yang mama dan kakek”
“Mama percaya, kamu sebagai kakak harus bisa jaga adikmu ya, jangan biarkan dia menjadi anak yang nakal”
“Iya mama, percaya deh sama Jeremy”
Akhirnya kami tiba di rumah dan kami sudah tidak sabar untuk mengabarkan pada semua yang ada dirumah. Kami segera masuk kedalam rumah. Ketika kami masuk, kami ingin memberikan kejutan bahagia akan tetapi ternyata kami dikejutkan oleh sesuatu, diruang tengah papa sedang bergumul dengan seorang wanita, ya wanita itu adalah tante Tasya, dia adalah salah satu teman mama yang sering dibantu mama. Kami berdua terkejut, apalagi mama dan tiba tiba mama menjerit dan aku langsung hajar papa dan wanita itu, papa diam saja dan melindungi wanita binal itu. Aku mendengar mama terjatuh dan langsung aku kesana dan mamaku hanya diam, aku segera bawa mobil dan langsung bawa ke rumah sakit dan ternyata mama kena serangan jantung, dan nyawanya tidak bisa ditolong lagi.
Aku membenci papa, apalagi perempuan itu, tapi aku tidak akan bilang pada siapapun karena aku takut Sony lebih menderita karena dia sangat sayang pada mama, aku langsung putuskan ke Singapure dan meninggalkan Indonesia ke tempat kakek, aku alasannya adalah karena aku ingin belajar bisnis dari kakek. Aku kesana setelah acara penguburan mama dan aku gak pernah kembali. Aku hanya mendengar setahun kemudian papa menikah dengan perempuan itu dan ternyata semua usaha mama dipegang sama perempuan itu.
“Sayang, maaf ya atas meninggalnya mamamu”
“gak apa apa sayang, semua sudah berlalu. Kamu ingat kan bapak meninggal 7 tahun lalu”
“Iya”
“Kejadiannya ketika itu Papa menikah dengan wanita itu, Sony sangat marah karena dia tidak ingin mama diganti oleh siapapun, dan dia membawa mobil dan terjadi kecelakaan itu”
“Sudahlah sayang, semua sudah terjadi dan aku maafin dia”
“Setelah kejadian itu dia sangat merasa bersalah dan dia menjadi anak yang baik, patuh pada papa dan prestasinya luar biasa, tapi dihatinya dia ingin dimaafkan oleh keluarga yang dia buat menderita. Dan aku berterimakasih padamu karena memaafkan dia”
“Iya sayang”
“Makanya aku sekarang ingin mengambil kembali hak ku yang telah diambil perempuan, dia memang hanya ingin harta dari papa saja dan sebenarnya papa tidak punya apa apa, aku dan Sony yang berhak”
“Sayang, bagaimana hubunganmu dengan papamu”
“Aku memaafkan dia, tapi aku tidak akan pernah melupakan perbuatannya pada mama. Aku baru bisa melakukan ini setahun yang lalu, dulu aku sangat membencinya”
“Kalau tante Tasya?”
“Aku tidak akan pernah memaafkan dia, dia berani merebut dan berselingkuh dengan suami temannya sendiri, dia gak tahu diuntung, mama sangat baik padanya tapi balasannya adalah kematian”
“Lalu apa hubungannya dengan keluarga perempuan iblis mantan Sony itu sayang”
“Dia sudah menghinamu honey, dan aku gak mau membiarkan ada bibit bibit yang membuatmu menderita. Sekarang adalah hak ku untuk melakukan apa saja, aku sudah bilang ke kakek juga”
“Maksudnya?”
“Aku akan menghandle semua usaha yang ditinggalkan mama disini dan mengawasi usaha papa, sebelum akhirnya Sony pegang. Aku sudah bilang ke kakek bahwa aku akan menghandle usaha mama, dan juga aku nanti menghandle usaha yang diwariskan kakek”
“jadi sayang gak disini dong nanti, aku gimama?”
“Kamu akan ikut denganku sayang. Tapi jangan dipikirkan sekarang, aku minta kamu jangan dekat dekat dengan perempuan perempuan gila itu, pokonya sebila mungkin hindari mereka”
“Iya sayang” kataku dan mulutku menguap, sudah dua jam kami ngobrol disini
“Ayo tidur honey”
“Gendong” kataku manja
“Dasar, udah gede kok manja”
“Iya iya”, kataku dan aku mengikutinya di belakang menuju kamar
“Honey, jangan ngomongin masalah ini sama Sony, let it be a secret just for the two of us” kataku
“Iya sayang” aku langsung memeluknya dan menyandarkan kepalaku didadanya, mencium aroma tubuhnya membuatku nyaman dan gak lama kemudian tertidur
Dasar pacar stress, masih jam setengah 6 sudah dibangunin dan diajak lari pagi, tadi malam kan tidurnya larut pagi, ini malah sudah dibangunin. Dasar stress. Tapi mau gak mau ikut juga, dia gak bisa dilawan. Tapi waktu mau balik kita makan bubur ayam, makan bubur ayam dipagi hari rasanya mengenyangkan (heheheh, makan ya mengenyangkan), aku sampai nambah hehehehhe.
Sampai dirumah ternyata ada tamu yang datang, dan itu Cyntia, tante Tasya dan seorang bapak bapak. Aku gak tahu apa yang akan terjadi nanti
Lanjut mas bro @pokemon
“Ron kamu langsung masuk kamar dan jangan keluar sebelum aku panggil” katanya tegas
“Iya kak” kataku
Aku langsung ke kamar, sebenarnya pengen tahu sih apa yang terjadi didepan, tapi takut juga kalau ketahuan nguping, bisa kena semprot entar. Tapi dari kamar bisa terdengar bunyiagak ribut juga dari kamar tamu, tapi cuma sebentar kayaknya. Aku mandi saja deh daripada pengen tahu gini dan selesai mandi aku pakai kaos dan celana pendek selutut. Aku tetap setia menunggu Jeremy di kamar, sekalian buka internet aja, cek email dan buka FB, kali aja ada yang menarik hehehehhe.
“Sudah mandi honey”
“Udah dong sayang, tadi ada apa mereka kemari”
“Masalah yang kemaren, semuanya sudah gak bisa diganggu gugat, mereka minta aku untuk menyerahkan atau setidaknya membagi pada mereka, katanya mereka punya andil. Biarin aja apa kata mereka, emang aku pusingin”
“Ya udah, mandi dulu sana sayang, biar seger”
“OK honey, aku mandi dulu ya”
Selesai dia mandi kita segera ke ruang makan. Semua sudah disediain (padahal tadi sudah makan bubur, dobel lagi) tapi masih laper dan kami makan. Mang Hadi masuk ke ruang makan, dan Jeremy tiba tiba ngomong dengan ketus.
“Mang, kalau orang orang itu datang, jangan dikasih masuk, usir aja ya besok”
“Iya den”
Kasian mang Hadi kena semprot Jeremy. Setelah Jeremy selesai makan dan keruang tengah, aku bilang sama mang Hadi
“Maafin Jeremy ya mang, dia gak bermaksud jahat kok ngomong kayak tadi”
“Gak apa apa Ron, mang ngerti kok”
“Ya udah mang, aku nemenin Jeremy dulu ya, takutnya dicari cari”
Aku langsung keruang tengah dan menemuin pacar tersayangku, dia langsung memelukku.
“Meluk meluk mulu, bayar” kataku
Dan Jeremy langsung mengeluarkan dompetnya dan mau menyerahkan beberapa uang berwarna merah
“Bercanda sayang” kataku mencium pipinya
“Kirain bayar beneran” katanya menbalas ciumaku di bibirku
“Sayang, malam ini kan libur dari kerjaanku, jam dua siang kamu mau ikut aku gak?”
“Kemana sayang”
“Pulang kerumah, aku ada perlu sedikit sekalian aku mau kenalin kamu ke emak dan adik adikku, kalau mau sih dan kamu gak keberatan”
“really?” katanya
“Iya”
“OK sayang, nanti kita kerumahmu ya heheheh”
“Jangan malu maluin ya”
“Iya iya”
“Ya udah, aku mau siap siap kuliah dulu ya sayang”
“Sana belajar yang rajin”
“Luph you”kataku dan aku segera kekamar dan ganti baju baju untuk ke kampus.
Kami tiba di rumah jam tiga kurang dikit, langsung aku ucapin salam san masuk. Ada Alan dan emak di rumah, Angga dan Hanum katanya lagi Les. Lagsung aku kenalkan Jeremy pada emak dan dia mencium tangan emak. Dasar caper pikirku.
“Ini temanmu Ron”
“Iya mak, dia kakaknya Sony”
“Maafin Roni ya nak, jadi ngerepotin kamu”
“Gak apa apa bu, gak ngerepotin kok, saya malah senang ada yang nemenin, daripada sendirian sepi”
“Kamu masih kuliah”
“Sudah lulus kok, sekarang lagi ngurus kerjaan disini”
“Kalau ada lowongan Roni diajak ya nanti kalau dia lulus”
“Kalau dia mau sebenarnya bisa langsung kerja, bisa jugaa bantu saya kalau mau”
“Tu Ron dengerin” kata emak
“Emak apa apa an sih, nepotisme itu namanya”
“Gak apa apa kan, yang penting gak ada yang dirugikan”
“Gak mau ah”
“Keras kepala ya bu Roni itu”
“Turunan bapaknya”
“Ya sudah, emak mau masak dulu ya, istirahat atau nonton TV aja”
Tiba tiba adkku alan datang dan langsung memelukku, aku cubit pipinya dan kucium keningnya
“Adik baik baik saja kan”
“Iya mas” katanya dan sekarang duduk dipangkuanku
“Ron, kalau diperhatikan kamu mirip ya sama adikmu, tapi…”
“Apa” kataku
“Dia putih dan kamu item hahahahhaha, matanya juga gak belo kayak kamu”
“Sialan kamu ah, iya iya, dia produk unggulan, aku produk gagal”
“Gitu aja marah deh”
“Biarin” kataku
“Dik, namanya siapa” kata Jeremy pada Alan
“Alan kak, kakak temennya Mas Roni ya”
“Iya, kenalin ya namaku Jeremy”
Akhirnya mereka salaman dan aku gak ytahu kenapa setelah salaman itu Alan jadi lengket sama Jeremy. Mereka cocok sih, kalau diperhatikan sama sama putih dan ganteng. Cocok jadi adik kakak.
“Alan, temenin kakak yuk”
“Kemana kak”
“Kakak pengen makan es krim ni”
“Ke alfa aja kak, yuk berangkat”
“Hei, mau kemana kalian” kataku
“Mau beli es krim Ron”
“Jangan kamu jajanin dia ya?” kataku
“Gak apa apa kok, sama adik sendiri, Alan mau kan jadi adik kakak” kata jeremy yang dijawab oleh Alan dengan anggukan dan senyuman manis merekah dibibirnya
“Manisnya” kata Jeremy gemas dan mencium pipinya
Sudah ah, biarin aja. Dilarang juga gak akan bisa. Aku menyerah deh Terserah deh mau dijajanin apaan. Kalau dilarang Jeremy pasti ribut nanti.
“ya udah, tapi aku minta jangan beliin yang aneh aneh ya” kataku
“SIP, Yuk Alan, antar kakak”
Alan dan Jeremy langsung ngacir keluar. Aku langsung masuk ke dalam, ke dapur untuk bicara sama emak.
“Gimana kuliahmu Ron”
“Lancar mak”
“Bagus deh, kalau kamu numpang di rumah teman hati hati ya, jangan ngelunjak” kata emak
“Iya mak Roni ngerti kok. Oh ya mak, ini ada sedikit buat bantu emak” kataku menyerahkan uang bulanan buat bantu emak
“Makasih ya Ron” kata emak
“Oh ya mak, Alan gimana akhir akhir ini, juga Angga dan Hanum”
“Semua baik baik saja kok, tapi Alan libur tu sampai kamis depan, katanya kelasnya buat ujian anak kelas enam gitu”
“Ow begitu, aku kangen sama Alan mak, aku boleh gak bawa dia, nanti rabu sore aku antar pulang deh”
“Ngerepotin enggak ni”
“Ya enggaklah”
“Ya udah, gak apa apa, tapi jangan terlalu dimanjain ya, kamu terlalu manjain sama adikmu yang satu itu”
“Iya mak iya Namanya juga adik sendiri”
Gak beberapa lama kemudian datang Angga dan Hanum, mereka kemudian mencium tanganku dan emak, aku peluk satu persatu dan aku cium pipi mereka. Mereka lalu masuk ke kamar, mau mandi dulu. Aku segera temui satu persatu mereka dikamarnya. Aku menyerahkan dua lembar uang seratusan ribu pada mereka masing masing dan aku minta jangan bilang ke emak (nanti aku kena omel dibilang terlalu baik dan manjain mereka) dan aku minta digunakan baik baik. Aku percaya pada mereka sepenuhnya, karena aku tahu adik adikku.
Setelah itu aku duduk di depan TV, nonton berita. Alan dan Jeremy datang membawa dua plastik besar (gak tahu isinya apa)
“Tuh kan, beli apaan sih sampai segitu banyak”
“Es krim mas” kata Alan
“Tapi kok sampai dua tas gede gitu?”
“Buat temen makan es krim Ron, ada kue kue dan keripik”
“Keterlaluan deh kamu” kataku geram
“Sabar dong ah, masak beliin adik sendiri dilarang sih”
Tiba tiba ada Hanum dan Angga keluar dan mereka segera kenalan dengan Jeremy dan seperti yang disuga mereka langsung akrab dengannya.Sudah deh, aku jadinya ikut menikmati juga. Emak yang muncul belakangan geleng geleng kepala tapi ikut gembira makan bersama sama.
“Dik Alan, besok libur kan? Ikut mas yuk. Kan kita bisa jalan jalan” kataku
“Mau mau” kata Alan
“Ikut dong mas” kata Angga yang disetujui oleh Hanum
“Kalian berdua kan gak libur dan banyak les, belajar dulu ya” kataku
“Ih, mas gak adil, masak Alan mulu yang dimanjain”
“Adik adik belajar dulu, nanti kalau libur kakak ajak jalan deh, gimana” kata Jeremy
“Ok kak”
Cepet banget mereka menyetujui usul Jeremy, kayaknya pesonanya memang luar biasa deh. Malam itu aku gak nginep dirumah, setelah makan malam aku, Jeremy dan Alan balik dan kembali kerumah Jeremy. Aku kasian kalau Jeremy nginep dirumahku, panas gak ada AC disana.
“Alan mau minum susu coklat gak” kata Jeremy
“Mau kak”
“Ya udah, biar mang Hadi bikinin, mau kue juga gak”
“Mau kak mau”
Kami sedang berada di rumah Jeremy, baru saja sampai. Langsung deh Jeremy nawarin macam macam pada Alan, kayaknya dia sayang banget sama Alan dan manjain dia. Asal jangan kelewatan saja sih.
“Sayang, kenapa kamu manjain dia banget sih”
“Gak apa apa lah, dia mirip banget sama kamu soalnya, dan aku juga pengen adik yang disa dipeluk peluk, sony udah gede”
“Ya sudah terserah kamu deh, aku sudah anggap sayang adalah diriku jadi kamu punya hak untuk memanjakan adikku tersayang”
“Kamu sayang banget ya sama Alan”
“Iya, dia adikku yang paling kecil, aku hanya ingin dia bahagia dan bisa mencapai cita citanya, tapi aku gak tahu gimana nanti”
“Alan kalau gede pengen jadi apa” kata Jeremy
“Pengen jadi insinyur, biar bisa punya duit banyak dan bisa beliin rumah yang gede buat emak dan mobil buat mas Roni”
“Kok cuma mas Roni doang?”
“karena mas Roni sayang banget sana Alan dan dia mas Alan yang terbaik”
“AKu langsung memeluknya dan mencium pipinya” aku sangat bahagia, tak terasa ada air mata di pipiku
“Udah sayang, semoga cita cita Alan tercapai”
“Gak tahu, aku ragu soalnya biaya nya gimana nanti”
“Itu dipikirkan nanti”
“Alan pasti dapat mencapai cita cita Alan, kalau sudah tercapai jangan lupa ya dengan yang tadi”
“Iya” kata Alan sambil memakan kue coklat yang ada di piring
“Ya sudah, capek ni, tidur yuk” kata Jeremy
Akhirnya kami tidur dan malam itu Alan tidur di tengah kami, Jeremy dan aku memeluk dia. Aku senang malam itu dan bahagia bisa tidur memeluk adik tersayangku.
Seperti biasa aku dibangunkan pagi pagi untuk ikut lari pagi. Tapi hari ini Alan ikut lari pagi. Dan hari ini sangat menyenangkan Sebenarnya aku sudah mulai biasa dengan lari pagi (karena dipaksa Jeremy mulu soalnya).
“Mas, laper” kata Alan
“Nanti ya dik, kita makan di rumah” kataku
“Iya mas, ayo pulang” katanya merengek dan memegang tanganku
“Alan mau bubur ayam gak?”
“Mau kak, mau”
“Yasudah, Honey, makan dulu yuk, kita beli bubur ayam”
“Iya”
“Kak, kok manggil mas Roni hani sih? Emang mas Roni cewek ya namanya diganti menjadi hani” kata Alan tiba tiba
Aku jadi kaget, aku baru sadar aku manggil Jeremy sayang dan dia memanggilku honey. Aku gak bisa berkata apa apa. Jeremy lalu mendekati Alan kemudian memeluknya dan bilang padanya.
“Alan kan jadi adiknya kak Jeremy, iya kan?”
“Iya”
“Kakak manggil dia honey karena kakak sayang sama kak Roni, panggilan spesial gitu”
“oooooo”
“Kak Rony kan baik, iya kan?”
“Iya”
“Makanya kakak panggil begitu”
“Iya”
“Tapi jangan bilang siapa siapa ya, nanti mereka iri lo”
“Iya”
“Janji”
“janji” kata Alan
“Ya sudah, ayo makan”
Kami segera ke tukang bubur dan menikmati sarapan bubur ayam. Setelah perut ada isinya sedikit (masih lapar soalnya) kami balik. Setelah itu mandi dan sarapan. Aku baru dari dapur mengambil minuman ringan dingin dan segera keruang tengah, aku lihat Jeremy sedang bercanda dengan riangnya dengan Alan.
“kayaknya seru ni, ikutan dong”
“Iya mas, sini sini gabung”
“Kayak anak kecil aja iri” kata Jeremy
“Biarin” kataku
“Alan, mau gak kalau jalan jalan ke kebun binatang, lihat binatang binatang lucu yuk”
“Ayuk ayuk. Eh, boleh gak mas” tatapnya padaku menhiba penuh harap
“Iya adikku sayang, boleh. Eh ajak Sony juga yuk yang, biar lebih rame”
“OK honey, kamu telpon aja sana”
“Iya”
Aku segera menelpon Sony dan dia bilang bisa, aku bilang berangkat jam 10 ya biar pulangnya jangan kesorean soalnya aku malam ini ada kerja.
Jam 10 kurang sedikit Sony datang, dan seperti biasa dengan dandanan yang ganteng banget. Ketika dia melihat Alan dia langsung menyapanya.
“Alan, dengan siapa kesini, apa kabarnya”
“Baik kak Sony, dengan mas Roni dan kak Jeremy”
“Libur ya”
“Iya, kamis baru masuk”
“Asiknya” sambil acak acak rambutnya
“Kamu ganti baju sana honey, lalu Alan juga diganti bajunya. Baju Alan sudah ada di lemari”
Aku langsung ke kamar. Segera ganti baju. Tapi aku cari cari baju Alan yang sengaja aku bawa kemaren kok gak ada.
“Sayang, baju Alan dimana kok gak ada” teriakku
Jeremy kemudian masuk ke dalam kamar dan memelukku.
“Itu ada dilemari, gimana sih”
“Bukannya ada didalam tas. Sekarang kok gak ada baju baju Alan”
“Hehehhehe”
“Jangan jangan kamu buang ya?”
“Udah, itu bajunya ada di dalam lemari, cepetan”
Aku segera ambil baju didalam lemari, semuanya baju baru. Aku hanya bisa menarik napas panjang, antara senang dan gak senang. Segera aku pakaikan kemeja dan celana jeans pada adikku.
“Gantengnya adikku yang satu ini” kata Jeremy
“makasih kak, ini baju siapa ya” kata Alan
“Itu baju Alan dong semua, kamu disini pakai baju yang baru saja ya, nanti kalau sudah pulang dibawa semuanya”
“makasih ya kak” katanya dan memeluk Jeremy dengan senyum yang terkembang. Aku hanya bisa geleng geleng kepala
Kemudian kita berangkat, Sony kali ini yang menyetir didepan, aku duduk didepan dan Jeremy duduk dibelakan, bercanda canda sama Alan. Kayaknya aku memang tepat mengajak Sony, soalnya pasti nanti Alan akan bersama Jeremy. Gak cemburu sih, aku sayang pada adikku itu dan Jeremy dan aku senang dan bahagia kalau mereka berdua akrab.
Dan benar mereka berdua asyik dari satu tempat ke tempat lain dan jeremy punya hobi baru, memfoto Alan. Adikku hari ini sangat tampan, aku saja sampai kagum. Kalau pakai baju yang bagus gitu ternyata dia memang kelihatan sangat tampan, aku jadi sedih memikirkan dia.
“Kenapa Ron” kata Sony. Kami berdua jadi grup kedua sekarang
“Gak apa apa, Cuma melihat Alan gembira gitu aku jadi bahagia”
“Biarkan saja Alan sama Koko, pasti dijagain dengan baik”
“Iya”
“Bagaimana keadaanmu sekarang?”
“Baik. Oh ya Son, kamu baikan lagi ya dengan iblis itu, eh Cyntia”
“Gak lah, kita sudah putus dan gak ada hubungan apa apa lagi”
“tapi kamu masih nganterin dia ke rumah juga. Dan aku lihat kemaren juga dia datang lo”
“Ngapain?”
“Gak tahu juga, sama tante Tasya dan seorang laki laki. Aku langsung disuruh masuk ke kamar sama Jeremy”
“Ow begitu, ngapain ya mereka kesana lagi”
“Entahlah” jawabku
“Tapi kenapa ya Ron kok koko benci banget sama mama, walaupun marah seharusnya gak seperti itu juga. Sudah lama tapi tetep marah gitu. Aku gak habis pikir deh”
“Hmmmm gak tahu juga aku” kataku berbohong. Aku gak enak banget dan aku punya kelemahan kalau bohong pasti ketahuan. Apalagi Sony sudah mengenalku, pasti dia langsung tahu kalau aku nyembunyiin sesuatu.
“Ronnnnnnnnnnnn”
“Iya”
“kamu pasti tahu sesuatu”
“Apaan sih? Tahu nomor togel yang akan keluar, mana aku tahu” kataku mencoba mengalihkan pehatian
“Jangan macam macam, aku tahu kamu berbohong”
“Enggak kok, oh ya tante Tasya itu bukan mama kandungmu ya, dia punya anak gak sih Son?” Kataku mengalihkan pembicaraan lagi
“Ada satu, masih SD kelas satu kayaknya, dimanja banget anaknya”
“Namanya juga anak satu satunya”
“Kamu dulu akrab banget ya Son sama mamamu yang asli”
“Iya, aku kangen sama mama, aku sayang banget sama mama” katanya sendu
“maaf ya Son ngingetin mamamu” kataku
“Gak apa apa, sayang sekali umurnya gak panjang, mama sakit demam panas, kayaknya DBD parah lalu meninggal. Telat diobati” katanya
“Bukannya kena serangan jantung?”
Ups, aku kelepasaan ngomong. Aku langsung bungkam mulutku dengan dua tanganku. Sony dengan mata tajamnya memandangku.
“Apa yang kamu bilang! Dari mana kamu tahu itu? Ayo katakan” Dia sudah memegang bahuku, sakit banget pegangannya
“Gak Son, aku cuma nebak nebak saja”
“Dari mana kamu tahu, dan aku tahu kamu berbohong, aku tahu siapa kamu Ron dan aku kenal kamu. Katakan sekarang”
“Maaf, aku sudah berjanji gak akan bilang pada siapapun, maaf”
“Koko yang bilang kan?”
“Maaf Son”
“katakan sekarang Ron”
“Ron, jangan sekarang, please. Jangan ganggu Alan yang lagi bahagia. Biarkan dulu Alan bersenang senang dan jangan diganggu dengan ini, nanti malam aku akan bilang semuanya”
“Janji ya”
“Iya” kataku
Dasar bodoh kamu Ron, punya mulut gak bisa dijaga, begitu kata hatiku. Aku benar benar ketakutan, aku sudah melanggar janji yang aku berikan pada Jeremy, aku takut dia kecewa dan marah padaku. Aku kemudian mendekati Alan dan Jeremy, lalu aku bilang sesuatu ke Alan.
“Dik kamu bisa sama kak Sony bentar gak, tolong beliin air minum buat mas dong, aku juga pengen ngomong sama kak Jeremy”
“Iya mas” kata Alan
Kemudian Alan dan Sony pergi. Setelah itu aku dengan takut takut ngomong sama Jeremy tentang masalah tadi.
“Sayang, maaf ya”
“Apa honey”
“Maafin aku dulu”
“Apaan sih”
“Aku tadi kelepasan ngomong bilang mamamu meminggal sakit jantung sama Sony”
Dia terdiam, aku benar benar ketakutan, tubuhku serasa lumpuh, aku limbung dan tubuhku akan ambruk ke tanah, tapi Jeremy memegangku dan memelukku sehingga aku bisa bertopang padanya. Aku memeluknya erat dan menangis dalam pelukannya.
“Maafkan aku”
“Gak apa apa Honey, mungkin saatnya Sony tahu apa yang sebenarnya terjadi. Nanti aku yang akan bilang sendiri sama Sony.”
“Maafkan aku ya”
“Ini malah lebih baik kok, aku juga bingung mencari waktu buat bilang pada dia”
“Maafkan aku sayang”
“Iya gak apa apa, aku yang seharusnya berterimakasih padamu honey”
“Sayang masih menerimaku kan”
“My silly boy. I love you forever honey”
“Makasih sayang, I love you too”
Aku lega, akhirnya dia tidah marah dan membenciku. Aku tersenyum padanya, aku sangat mencintainya, aku gak tahu gimana jika kehilangan dia atau dia membenciku. Sony dan Alan sudah balik. Jeremy kembali bercanda ria dengan Alan. Naik perahu angsa mereka sekarang sambil tertawa tawa riang.
“Son”
“Iya Ron”
“nanti Jeremy yang akan bilang semuanya padamu, aku tadi sudah ngomong ke dia”
“Rahasia besar ya Ron, aku juga sudah melihat ada yang tidak beres, tapi aku gak tahu apa itu”
“Biarlah dia yang ngomong ke kamu”
“makasih ya Ron” katanya tiba tiba memelukku
“Iya, tapi apaanni pake peluk peluk segala, nanti Jeremy cemburu lo”
“Biarin saja, mumpung gak ada dia” heheheheh
“hahahahhahah, ya udah aku peluk juga ah” kataku memeluknya juga sambil ketawa
Gak ada lima detik, HP ku berbunyi, panggilan dari Jeremy
“Ngapain kalian peluk pelukan”
“tanya Sony langsung aja sayang” kataku
“Ni Son, bilang sama dia ngapain kita tadi peluk pelukan” kataku
Dan kuserahkan HP ku padanya, mereka ngobrol dan kali ini pakai bahasa planet (gak tahu bahasa jepang atau cina atau korea) seperti biasa. Setelah ngobrol lima menitan diserahkan kembali HP nya padaku, sambungan sudah terputus.
“Ngomong apaan Son sama kakak”
“Ada deh, rahasia”
“Gitu ya” kataku cemberut
“bukan apa apa kok Roni ganteng, eh, makan yuk Ron. Lapar ni, cari bakso yuk”
Aku langsung mengiyakan dan senyumku tersungging dibibir.
Hari ini benar benar menyenangkan, aku sangat senang terutama ketika Alan tersenyum bahagia, rasanya hatiku benar benar ikut bahagia. Kami sudah balik, Sony ada di rumah sedang ngobrol sama Jeremy, Mang Hadi nemenin Alan karena aku mau berangkat kerja. Aku pamitan sama adikku dan minta dia jangan nakal.
Aku juga menemui Jeremy dan Sony yang ada di ruang tengah (Alan dan mang Hadi di kebun belakang).
“Maaf Sayang, Son ganggu ya, aku mau pamit. Aku mau berangkat kerja dulu”
“Iya honey, aku antar atau gimana”
“Pakai motor aja deh”
“Yasudah, hati hati ya”
“Pamit ya Son”
“Iya Ron, hati hati ya”
“Jangan emosi ya Ron, tahan emosi sedikit” kataku
“Iya”
Aku segera berangkat kerja dan memohon semoga semuanya baik baik saja
Malam ini lumayan lancar kerjaan, gak ada kejadian yang berarti. Aku pulang jam sebelas malam. Setelah sampai di rumah aku melihat Jeremy di ruang tengah dengan Alan tidur dipangkuannya.
“Sudah pulang honey”
“Iya sayang” kataku mencium pipinya
“Bau aseppppppppppp” katanya
“hehehhehehe. Iya aku mau mandi dulu. Sayang, Alan ditidurkan dikamar saja sayang”
“Iya”
Kami kemudian berdua masuk amar, aku mau mandi dan Jeremy menidurkan Alan di kamar. Setelah mandi aku menemui dia yang lagi asik nonton sepak bola. Hufft olahraga aneh.
Aku langsung meletakkan kepalaku di pangkuannya, aku ambil bantal dan kualaskan dikepalaku.
“Sayang, tadi gimana Rony”
“Sudah beres kok, dia sudah tahu segalanya”
“Dia marah gak”
“Sudah kuduga dia ngamuk ngamuk dan mau balas dendam, untung aku bisa redam emosinya. Gak ada gunanya marah marah sama perempuan itu atau papa, semuanya sudah terjadi dan gak bisa diubah”
“Lalu gimana kelanjutannya?”
“nanti kamu juga tahu kok”
“honey, aku ingin satu hal, kamu bisa gak kabulin?”
“Apa? Aku usahain deh sebisaku”
“Lusa ada pertemuan keluarga di Hotel XXX, aku ingin kamu datang kesana. Ajak Alan aja sekalian”
“Buat apa sayang?”
“Ada hal penting, semua keluargaku berkumpul saat itu”
“mau ngapain?”
“Sudah janji kan, banyak makanan kok disana”
“Iya deh, aku datang” kataku pasrah
Aku gak tahu apa yang akan terjadi lusa, semoga hal hal yang baik dan bukan hal yang buruk