It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Yuriz_Rizky bolehh bgt... gw asli jakarta, tapi sesepuh ada yang jogja, cilacap, bogor, betawi, dan Belanda.... bingung kan yang mana jadinya...
@4ndh0 nii di simak yakk
@05nov1991 @nur_hadinata @ardiardianz @kurokuro @Adam08 ini lanjutannya...
btw mau tanya deh... kalo misalnya ada chapter yang ada adegan 18+ baiknya detail atau sekilas saja???
thx
Tidak terasa sekarang sudah masuk ajaran baru, dikelas ini lagi-lagi aku hanya sekelas dengan Rega, tanpa Mario. Tadinya aku mau mencari tempat duduk lain, tapi karena menghargai persahabatanku dengan Rega, akhirnya aku duduk dengannya. Memang sulit untuk tetap bersikapa barsahabat dengan seseorang, ketika mengetahui orang tersebut menjadi bagian dari segelintir orang yang sulit di terima keberadaannya oleh umum. Apa lagi penyebabnya adalah pelanggaran norma yang benar-benar di pegang teguh oleh masyarakat. Bukan maksud aku untuk menjauhinya sebenarnya, sikap ku lebih kepada menjaga jarak agar suatu saat, jika topeng Rega sudah terbongkar, masyarakat umum tidak mencapku sama dengannya. Egois??? Aku rasa ini adalah tindakan preventif aku sebagai mahluk sosial.
“Ton... tar sore nonton yukk, apa aja deh... bosen gw!!!” ajak Rega saat sekolah baru saja usai
“hmmm... kayanya gak bisa deh Ga.... gw mau jalan ama Lydia... lagian tar malem kan gw ada les” jawab ku beralasan
“ahhh... lu sih gituu dahh!! Pacaran teruss... kapan ada waktunya buat gw???”
“aduuuhh Gaa... lu gak usah bikin gw repot dehh,,, gw beneran gak bisa!!!” jawabku ketus
“Haaahh?? Emang selama ini gw repotin lu apaan?? Bukannya lu nolak terus ajakan gw??? Pernah gw maksa???”
“sorry Ga... maksud gw.....”.....”gw kan udah punya pacar.. jadi wajar dong kalo gw bareng pacar gw terus jalannya??”
“tapi lu dulu gak gitu Tonn!!! Lu punya pacar, tapi tetep masih bisa jalan ama gw!!!”
“Gaa... sorry!!!! Gw beneran gak bisa kali ini!!! Jangan paksa gw” kata ku
“GW GAK PERNAH MAKSA LU!!!”....”yang gw paksa sekarang adalah penjelasan sebenernya Ton!!!!........”.....”kenapa lu hindarin gw terusss??... apa salah gw??” jawab Rega muram
“sorry Ga”.... kataku sambil meninggalkan kelas yang mulai kosong
Menghindar dan menghindar, hanya itu yang bisa aku lakukan, karena gak mungkin aku berterus terang, kalau sikap ku ini adalah karena tahu keadaan dia yang sebenarnya. Apalagi aku tahu berkat penyelidikanku sendiri. Mana ada orang yang suka di selidiki tentang urusan pribadinya???. Tapi bukankah ini gak adil buat Rega, dia g
ak tahu apa yang sebenarnya terjadi, padahal akar permasalahannya adalah dirinya sendiri. Entah apa tanggapan Rega jika mengetahui alasan sikap ku ini kepadanya. Yang pasti aku siap jika dia marah padaku!!
Rasanya di kelas baru ini hampa sekali, dulu saat di kelas... rasanya sangat nyaman. Aku dan Rega biasa berbagi cerita, berbagi tawa. Sekarang aku lebih banyak diam di kelas, bukan untuk menangkap pelajaran, tapi rasa canggung yang kian membesar jika ada di dekatnya. Hari berganti begitu cepat hingga aku tak sempat merekam jejak memori yang tertinggal di kelas ini. Saat ini sudah dua bulan sejak aku menduduki kelas baru, itu artinya saat ini adalah bulan September. Mario makin bersinar di mading dan sekolah, sepertinya berbeda sekali dengan teman-teman genknya yang rata-rata hanya terkenal dengan sebutan biang onar. Di bulan ini Mario mengikuti audisi salah satu radio swasta untuk menjadi penyiar juniornya. Yah... profesi yang lebih terkenal dan keren dengan sebutan DJ atau Dubbing Junior.
“Tonn,,, lu jadi kan anterin gw ke ratu plaza hari ini??” tanya Mario saat istirahat
“jadi donggg!!!! Gw kan mau dukung lu!!!” jawabku dengan semangat
Jawaban yang sepertinya sangat semangat itu, sepertinya telah melukai perasaan seseorang yang sedang duduk bersamaku di meja yang sama. Rega.... aku lupa kalau aku sering menolak ajakannya, tapi sekarang saat Mario memintaku, aku sangat bersemangat untuk mendukungnya. Aku benar-benar gak bermaksud untuk menyakitinya. Tapi rasa canggungku lah yang berperan besar untuk menolak setiap ajakannya. Saat itu juga Rega meninggalkan kantin tanpa pamit, entah apa yang ada di fikirannya. Aku hanya bisa pasrah, jika saat ini dia berpikiran jelek tentang aku. Aku siap untuk pandangan apapun.
“aduhh Ton.... gw grogi nihhh!!!!” kata Mario saat di Prambors
“tenang aja... rileks,, tar kan lu cuma miking di studio...”..”lu bukan MC yang lagi di tonton ribuan umat!!!” kataku menenangkan
Saat ini memang banyak remaja seumuran kami yang sedang menunggu untuk tes miking di ruang siaran, bukan hanya Mario dan aku. Apalagi para remaja ini, usut punya usut berasal dari latar belakang sekolah yang terkenal di Jakarta. Sekolahku dan Mario? aku rasa mereka kurang mengetahuinya, apalagi ini bukan dalam jangkauan daerah branding nama sekolahku. Sebenarnya DJ yang di tawarkan oleh stasiun radio ini bukan DJ tetap, tapi lebih terlihat seperti magang, memberi kesempatan dan belajar bagi remaja yang tertarik di bidang penyiaran. Lama kontraknya saja hanya satu tahun, serta programnya saja program khusus bernama “DJ kamu”. Dibuat spesial program agar pendengar paham jika terjadi kesalahan dalam penyiaran itu adalah kewajaran, karena sang penyiar adalah anak SMA yang sedang mencoba menjadi penyiar.
“Mario Pujaswara” kata seorang perempuan yang baru keluar dari ruang siaran.
“Yoo... lu tuh” kataku
“iyahh tauu!!... doaiinn yaahh” kata Mario mecoba senyum untuk menutupi kegugupannya.
Entah apa yang dilakukannya di dalam ruang siaran, yang aku lihat dari luar ruangan kaca itu adalah Mario sedang cuap-cuap dengan mic berwarna merah, yang berukuran cukup besar. Di dalam sana juga terlihat dua orang penyiar yang sepertinya sedang menguji Mario. Selintas dari luar terlihat seperti orang berdiskusi atau ngobrol, tapi sebenarnya mereka sedang mencoba membangun komunikasi yang luas tentang topik yang sedang di angkat.
“gimana Yoooo??” tanyaku penasaran saat Mario baru keluar
“I got it”....”katanya nanti di telepon buat bicarain soal fee dan jadwal siarannya” jelas Mario
“waaahh... makan-makannnn!!!” kataku
“yeehhh... orang mah kasih selamat dulu.. baru makan-makan!!!”
“iyeeehhh... selamatt yaaahh Mario Pujaswara!!!”..”sekarang makan-makan!!!”
Setelah dari stasiun radio itu kami berjalan kaki mengarah ke belakang gedung Ratu Plaza. Jalan itu menuju Plaza Senayan, Mario akan mentraktirku makan di mal itu. Melihat isi dalam Plaza Senayan, gak banyak yang berubah sejak aku pertama kali kesini dengan Rega. Semua kenangan manis itu kembali, seolah baru kemarin kami akrab sekali, tapi kini aku yang membangun tembok pemisah di antara kami. Mario mengajak makan ke food court, karena memang hanya food court yang saat ini pas dengan kantongnya. Gak penting deh mau makan apa, yang terpenting adalah makanan itu GRATIS!!!
“Jam berapa Ton???” tanya Mario saat kami makan
“Jam setengah 4... kenapa Yo???
“Ohh... setengah jam lagi berarti”
“kenapa setengah jam lagi???” tanyaku
“itu Ton... di hall deket lift tiap 1 jam sekali ada boneka monyet yang keluar dari Jam dinding.. mereka nari-nari gitu” kata Mario
“Ohhh..iyah gw tauu... dulu gw pernah liat kok ama Rega”
“Yodah... makannya yang cepet, tar kita liat lagi!!!” ajak Mario semangat
Sekarang aku sudah ada di pinggiran kolam kecil yang sama dengan pinggiran kolam yang dulu aku pakai duduk bersama Rega. Kenangan manis persahabatan itu kini bangkit lagi, kenangan itu di tarik dari fikiranku bersamaan dengan tarian khas para monyet itu. Yahh.. tiap gerakan tari boneka monyet itu menarik tiap jengkal kenanganku bersama Rega di malam itu. Dan...... apa ini.. pipi ku basah.. gak... gak mungkin aku menangis hanya karena kenangan itu!!! Ku sentuh pelupuk mataku... basah!!! Aku menangis??? Tangisan apa ini??? Aku rasa ini adalah tangisan pertamaku untuk keadaan yang telah aku ciptakan saat ini. Oooohh Tuhannn!!! Maafkan aku... aku gak bermaksud untuk mengucilkannya!!!! Maafkan aku Rega,, aku terpaksa!!!
“Ton... lu nangis???” kata Mario meneliti mataku
“haah??? Masa sihh?? Kataku sambil meraba mata dan pipiku
“Ooohh.,.. gakk nangis,,, ini mata gw kering pasti... acny dingin banget soalnya” kataku beralasan
“Ooohh.. gw kira lu nangis terharu gw ajak kesini.. hampir gw peluk!! Hahahaa” canda Mario
‘iiuuwwhhh... ogah!!!”
Cukup lama kami di tempat itu, banyak yang kami bicarakan. Mulai dari hubungan aku dengan Lydia, hubungan dia dengan Dina, atau guru-guru di sekolah. Bahkan sesekali kami membahas tentang gosip artis yang sedang hangat, yang ujung-ujungnya membuat kami berdebat untuk mempertahankan gosip yang menurut kami paling benar.
“Ton... udah mau jam 5 tuh” kata Mario
“iyahh.. mau liat tuh moyet lagi???” tanyaku
“Gakk... ikut gw yukk” kata Mario seraya menarik tanganku
Langkah kami keluar menuju luar mal, bukan untuk ke parkiran motor yang kami parkir di gedung Ratu Plaza, tapi ke arah samping Plaza Senayan. Menuju lapangan berlantaikan pavin blok yang di kelilingi pohon rindang di tiap sudutnya. Dimana tiap pohon itu dapat di pakai duduk-duduk karena di buat semacam pot raksasa persegi, sehingga kami dapat duduk di pinggirannya. Kami menuju pohon yang dekat dengan jalan raya, lalu duduk di pinggirnya menikmati suasana sore.
“Ngapain kita Yo..??”
“duduk aja... tar juga tau!!!”
Di lapangan itu banyak yang bermain, dari berlatih skateboard sampai sepatu roda. Banyak aktifitas sore remaja seumuran kami disana. Sebenarnya aku bosan melihat orang-orang yang sedang asik dengan aktifitas sorenya, aku lebih senang jika aku yang melakukan aktifitas sore, ketimbang melihat orang yang sedang asik dengan aktifitasnya. Tapi untuk menghargai Mario, aku berusaha menikmatinya dan menyembunyikan kejenuhan ku.
“udah tenang ajaa... ini bukan menu utamanya” kata Mario yang rupanya membaca kejenuhanku
“hehehee... keliatan yaah betenya??” tanyaku
“Gampang lah liatnya... liat aja dari poni lu, kalo poninya ke kanan berarti bete!!! Hahaaha”
“sialan!!!.. gw kira beneran!!!” balasku sambil menoyor kepalanya
Di tengah candaan kami di sore itu, tiba-tiba ada musik yang membuat pandanganku mencari dari mana asal musik itu. Ternyata musik klasik itu berasal dari lapangan yang ada di tengah kami, entah di mana sumbernya. Lalu di tengah lapangan itu menyembur bergantian air mancur dari tiap-tiap lantainya mengikuti alunan musik. Pertunjukkan yang baru sekali aku saksikan dan ternyata sangat menarik. Apalagi di tambah permainan skateboard di tengah-tengah lapangan yang otomatis membuat mereka basah dan berbagi tawa dengan teman-temannya. Ternyata air mancur itu adalah pertunjukan rutin di sore hari setiap tepat jam 5 sore. Semua orang sepertinya bahagia di sore ini, kecuali Rega, dia pasti sangat kecewa dengan sikapku hari ini. Fikiranku tentang perasaan Rega hari ini, membuat aku merasa bersalah. Tapi rasa bersalah yang telah di bentengi oleh dinding tebal bernama egois, gengsi, dan prinsipil, membuat aku enggan untuk minta maaf dan merubah sikap.
Bersambung.....
Btw ini BF lama2 geblek yakk. Susah bgt postingnya --"
@Adam08 : masih dam,, ke PS aja.. Tpi kalo air mancur krg tau masih apa gak.. Cz itu udh lama skali, trakhir kali liat thun 2009an masih ada air mancurnya.. Pokoknya tiap jam 5 sore.. Letaknya di samping starbuck sogo PS, depan gedung century, pkoknya ciri2 lapangannya persis sama di cerita
back to the story, jujur aja menurut gue chapter ini terkesan minim perkembangan, apa guenya aja yang berekspektasi terlalu tinggi yah? hehehe
soal adegan 18+ , mending ceritain garis besarnya aja deh. Tapi kalo mau ceritain detailnya ya ga masalah
@trinity93 nah itu dy tri.. Kan sebelumnya udh gw blg banyak yg di skip, abis klo gw kembangin banyak2... Terlalu banyak kalimat inti cerita tetep aja sgitu --"
Sama gw juga suka ama tuh acara.. Malah dlu prnah ikut audisinya.. Jangan2 lu mantan penyiarnya :P
Tp kok singkat bgt chapter ni + jalan critanya kok datar yaa. -_- *ato feel gw yg lgi lola*
@jockoni Klo gw si jawa murni, papa prnah tnggal di daerah cilincing wktu msi muda, skrng gw stay di surabaya, rumah cilincing dtmpati ama sodara jauh jd jrang bgt ke jakarta..
@Yuriz_Rizky hmmmm.. Datar yah?? I already guess about it... I'm about to trying better for next chapter *doakan sayaaa*
Cilincing!!! Dekett itu mah dri rumah gw... Maen atuh ke jakarta, tar di kenalin ama spupu gw.. Doi model loh di Jogja,.. Tpi msih kuliah di Jogja.. *minat??* *wink*