It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku dan Ruby memutuskan ngegym. Kami jadi pusat perhatian disana,ada yang terang-terangan memandangiku dan ada juga yang hanya sekedar curi-curi pandang.
" Ada yang pernah bilang ama gue, gue yang bertanggung jawab karena pemanasan global."kataku seenaknya saat menambah beban 10 kg di tiap sisi saat Ruby akan melakukan bench press. Ruby tidak langsung menanggapi dia menyelesaikan 12 x angkatan dulu baru menanggapi.
"maksudnya?"tanyanya bingung sambil menyekah keringat di dahi dan ditempat sandaran sambil mempersilahkanku gantian mengangkat beban.
" because i am so hot! Itu sebabnya bumi menjadi panas." jawabku asal sambil mengangkat beban.
"hahaha fuck you!" kata Ruby sambil menendang menjitak kepalaku.
"lu mau gue mati!"semprotku protes. Ku pasang muka agak kesal.
"just kidding hot boy." Ruby nyengir kuda dan membantuku mengangkat bebanku.
Sesi latihan kami hari ini selesai. Kami mandi berpakaian rapih lalu meluncur ke sarina. Ruby memaksa supaya kami memakai satu mobil tadi saat menjemputku di apartemen jadi aku tidak membawa mobil. Dia bersikeras dia yang mau menyetir.
"no question! I Am hotter that you!"jawabku sombong. "jadi lu merhatiin juga kalo gue jadi pusat perhatian disana?"
"what?"protes Ruby.
" ups. Lu gak berpikir mereka ngeliatin elu ketimbang gue kan." tantangku sambil memasang wajah kocak.
" hahaha apa buktinya?"
" i am male model boy. Lu gak liat ada jutaan profil fb palsu dengan foto gue. Any question?"
" hem meragukan. That's just photo with editing." cela Ruby.
"fuck you!" kutinju tangannya.
"aduh! Fuck me? YES PLEASE!" jawab Ruby lalu tawanya berderai . Dia tertawa puas.
"okey lets play game. Untuk membuktikan."tantangnya.
"what game?"tanyaku bingung. Aku menatap Ruby yang tidak menengok tetapi
tersenyum lebar.
"what game?" tanyaku ulang.
" Kitakan mau pergi makan,nah disanakan banyak orang." dia berhenti
"so?"tanyaku tidak sabar.
Ruby tampak berpikir dan menimbang-nimbang. Aku hanya penasaran menunggu dia menjelaskan permainan apa yang akan kita mainkan.
Ruby menoleh sebentar lalu tersenyum. Kembali dipacunya BMW kesayangannya.
Dia senang tau aku penasaran. Aku jadi tidak sabar dibuatnya.
"what's game Ruby?" geramku.
Aku tertawa saja dalam hati. Mengetahui Klein jadi penasaran.
"oi! Lu kapan mau jelasin gamenya?"tanya Klein. Disentilnya telingaku.
"hahahaha rayu gue dong."tantangku pada Klein.
"you know what? Lu memainkan game yang tidak mungkin lu menangin."kata Klein agak jengkel.
" Hahaha gue mau liat lu mencoba."gue balik menantang.
"fine! Jangan salahkan gue." katanya kesal sambil mendekatkan wajahnya ke telingaku.
" Ruby,bilang dong apa gamenya."pintanya sambil berbisik namun dengan suara bassnya. Digigitnya ringan telinga kiriku. Aku merasa tersetrum dan kaget dengan tindakannya.
"ANCOL! Klein gue lagi nyetir." protesku marah
"jangan galak-galak dong sayang. Aku minta maaf ya." bisiknya lagi dengan suara agak memelas sambil mengelus pelan tonjolanku.
"FUCK! FUCK! FUCK!" kataku kaget dengan tindakannya. Hampir saja aku mengerem mendadak karena tidak menyangka tindakan Klein.
Klein membenarkan posisi duduknya lagi. Dia tersenyum merasa menang dan berkata "jelasin gamenya. Atau mau pake cara kelembutan sayang?" tantang Klein sambil menjilat bibir atasnya.
"okey. Bentar sabar!"geramku. Aku butuh waktu menenangkan diri. Jantungku terasa akan lompat keluar dadaku dan berguling-guling jatuh ke bawah mobil tadi.
Klein tersenyum. Dia merasa diatas angin sekarang. Tapi tidak nanti sayang. Angin malam ini cepat sekali berganti arah. Batinku
"okey. Bentar sabar!"geramku. Aku butuh waktu menenangkan diri. Jantungku terasa akan lompat keluar dadaku dan berguling-guling jatuh ke bawah mobil tadi.
Klein tersenyum. Dia merasa diatas angin sekarang. Tapi tidak nanti sayang. Angin malam ini cepat sekali berganti arah. Batinku
Aku melajukan mobilku terus,mencoba mengumpulkan konsentrasiku yang berserakan karena kelakuan Klein baru saja.
"sayang..."ledek Klein.
"sabar."sentakku. Agak kesal juga jadinya.
Kenapa aku tidak bisa berkutik kalo sama Klein. Ah! Ini hanya karena dia memegang tonjolanku secara tiba-tiba saja. Batinku mencoba meyakinkan.
Btw gue kok gak bisa ol lewat laptop buat buka bf ya? Ada saran? Mangkanya gue upload lewat hp dan warnet jadi ngirit uploadnya.