It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Mas Zoro, iya thanxs.
Sudah saya tanya tapi belum ada jawaban dari dia.
Ini baru selesai menyatukan tulisan jadi sebuah cerita.
enjoy it
Pagi-pagi sekali Amir bangun dari tidur, sama seperti hari-hari yang lalu.
Sebuah kebiasaan sejak dia kecil dulu.
Amir melihat Hendra tertidur dengan posisi duduk di kursi dan kepalanya berada di samping kiri bantal.
Misteri hidup, pakai acara pingsan segala, sebenarnya diletakkan saja di sofa ruang kedatangan juga tidak apa, akhirnya juga terbangun kan dari pingsan, kalau tidak bisa bangun artinya telah masuk surga disisi Sang Pencipta, dari pada merepotkan orang lain seperti ini : itu kata hati Amir.
Meski ingin rasanya mengelus rambut Hendra, tapi tidak dilakukan, karena Amir telah berjanji dalam hati sejak kebersamaan yang terakhirnya dikamar Hendra.
Amir memutar otak untuk menemukan langkah yang terbaik agar Hendra bisa segera balik ke Marburg, kembali pada kehidupannya, dan kembali pada cita-cita mulianya berumah-tangga.
Tentunya dengan membuktikan sama Hendra bahwa dia telah kembali sehat.
Semangat Amir kembali ada, dia hati-hati bangun dari tempat tidur, dan berjalan perlahan menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan bersih-bersih tubuh serta mengambil uduk dan sholat Subuh.
Setelah itu Amir mencoba mengamati sekeliling ruangan, dan terlihat ranselnya di atas meja. Dia mengingat gitarnya yang agak besar dipaksa masuk bagasi, padahal pas dari Berlin ke Frankfur aman-aman saja dan tidak harus masuk bagasi.
Bandara Frankfur lebih besar dan internasional.dan terkenal dengan standar keamanan yang tinggi.
Jika diperbolehkan pulang dari RS ini, maka persolan gitar tersebut akan diurusnya.
Amir mengambil Laptop dari dalam ranselnya untuk melihat Email yang telah dibiarkannya selama 3 hari ini.
Terasa matanya masih berat, grakan tubuhnya masih lambat, terutama jari tangannya yang sakit.
Dari deretan Email yang terbaru terlihat nama profesornya dengan ucapan cepat sembuh dan hadiah darinya bisa diambil awal tahun.
Inilah Taqdir, merasa dia mengutamakan pertemuan ini.
Misalnya tidak dipaksa bertemu tanggal 28 Desember begitu, mungkin sekarang dia masih di marburg, atau mungkin juga sekarang dia lagi perang duania ke tiga dengan Hendra, bahkan mungkin juga jadian dengan Hendra, tidak ada yang tahu !.
Ada juga beberapa Email dari teman yang juga mendo’akan agar cepat sembuh.
Jam 06.25 Hendra terbangun, ia tersenyum pada Amir yang duduk sangat dekat dengan kepala Hendra.
Dengan manja Hendra merebahkan kepalanya pada paha Amir. Amir secara sabar mengingatkan bahwa tubuhnya masih sakit, dan sebaiknya Hendra ke kamar mandi.
Hendra menuruti permintaan Amir. Ia mengambil sebuah kantong (berisi gundar gigi, odol, facial foam dan lain lain) dari travel bag nya.
Saat hendra di kamar mandi, Amir mencarikan file foto-foto dia bersama Ibu nya yang sempat diajak berlibur ke Berlin tahun lalu.
Hanya butuh 15 menit, Hendra sudah selesai, dan duduk berdua sejajar dengan Amir di atas kasur.
Banyak sekali foto-foto Amir bersama Ibunya tahun lalu itu.
Hanya satu komentar Hendra, Amir sayang sayang sekali sama Ibunya.
Seandainya mama Hendra yang di Jakarta, belum tentu dia bisa mengajak liburan ke luar negeri.
Cita-cita dan niat yang tulus harus ditanamkan dalam setiap perencanaan hidup, merupakan rahasia Amir dalam berusaha. Apapun yang didapat nantinya adalah sesuai dengan apa yang dokorbankan.
Falsafah hidup yang sederhana ini tidak dikenal oleh Herr Hendra Sthulz and friends tentunya.
Hendra hanya berfikir panjang.
Dia agak protes, karena pengucapan Amir dalam bahasa jermanpun untuk kasus ini dia tangkap dengan makna yang lain.
Amir saja mungkin yang harus lebih banyak lagi menghafal kosa kata falsafah.
Jangankan falsafah, kosa kata dalam bidang material science saja harus jungkir balik untuk mengertinya.
Amir juga menasehati Hendra untuk menambah kosa kata Bahasa Indonesianya, biar kalau Amir tidak tahu kosa kata jermannya, Hendrapun bisa mengerti jika diskusi pakai Bahasa Indonesia.
Jam 07.50 Tareq datang dengan membawa bungkusan hangat berisi roti bio vollkorn backferment dan brotchensesam, selai coklat kacang Nutella, dua cup coffeelette, dan satu cup tea untuk Amir.
Bungkusan hangat ini adalah sarapan pagi mereka di kamar perawatan ini.
Entah sengaja atau tidak, Hendra memperlihatkan foto-foto mereka di Marburg berduan atau bersama mama dan papa serta beberapa foto mereka waktu di Frankfurt.
Tarek tampak bahagia saja melihat Amir yang cakep dengan ukuran tubuh yang proporsional.
Dibandingkan tubuh Tareq dan Hendra yang tinggi serta jumbo, Amir lebih PD dan pas-pas saja berpose natural tanpa dibuat-buat.
Tareq tidak marah sedikitpun sama Hendra malah tambah hormat.
Memang harus begitu, karena Hendra juga yang salah mengenalkan diri sebagai saudara dari Amir.
Misal dikatakan saya adala calon suami Amir, pasti Tareq lari terbirit-birit ke Maroco sana.
Akibat ratusan foto yang penuh warna itu, mata Amir kembali mengantuk. Amir meminta Tareq untuk menolong Hendra ke Hotel. Hotel Pankow tidak jauh dari St Joseph Krankenhaus ini.
Tidak usah kawatir, karena akan ada perawat yang datang jam 09.00 nanti
Kembali Hendra mengikuti saran Amir.
Mereka bergerak meninggalkan ruangan setelah Amir tertidur.
Hanya butuh 12 menit untuk sampai pada Hotel Pankow.
Setelah melakukan check in, Hendra minta waktu pada Tareq.
Lalu Hendra menuju kamar, meletakkan barang, dan berganti pakaian.
Tareq memastikan untuk menunggu, karena perjalanan pulangnya melewati rumah sakit, maka sekalian saja bersama Hendra.
Sikap Tareq memang begitu, kelihatan manis mulut, sok ramah, tetapi kadang sikap ini bisa dilakukannya pada orang lain dalam waktu yang sama.
Ini masalah hati, jika seseorang memberi perhatian yang agak berlebih, tentunya kita juga membalas perhatian itu.
Sifat si Tareq ini unik : defenisi perhatian berlebih atau tidak berlebih ga ngefek ! contohnya hari kemaren begitu perhatian karena seharian menunggu Amir, pagi ini dia membawa makanan dan mengantar Hendra, apa tidak menimbulkan salah sangka.
Hidup di negara maju dan sibuk ini boro-boro memperhatikan orang lain.
Itulah sosok misteri seorang Tareq, meski sudah ditonjok tetap saja aneh.
Sebenarnya dia lebih perhatian sama siapa sih, Inilah yang membuat Amir tidak membalas perhatiannya.
Diperjalanan balik menuju rumah sakit, mau tidak mau Hendra melirik Tareq yang mengajak bicara.
Lumayan juga si Tareq mah, pasti ganteng, putih, khas arab: tinggi, besar, banyak jambang dan bulu di tangan, bau minyak arab, serta rambut hitam lebat dengan jelly.
Coba saja bulu-bulu itu dicukur, ga pake minyak arab dan jelly rambut, pasti Amir suka sama kamu Tareq.
Tetapi tipe yang disukai Amir kan yang seperti saya, dalam hati Hendra dengan PDnya.
Kembali pada keadaan Amir yang sedang tertidur, pembimbing praktikum Amir di TU Berlin datang kembali secara official.
Karena asuransi kesehatan Amir adalah asuransi non private dan dikelola oleh universitas tentunya didedikasikan untuk kesehatan Amir secara komprehensif.
Dibahaslah keadaan Amir yang sebenarnya, seperti kemaren kondisi Amir yang tiba-tiba berubah.
Pihak rumah sakit tentunya menyanggupi karena ini adalah kasus seorang student biasanya diperhatikan oleh negara.
Student adalah aset yang penting untuk negara Jerman.
Tidak dalam artian di Jerman lebih baik dari di tanah air yang masih perlu berbenah, meski inilah faktanya.
Langkah pertama adalah mereka menscan tubuh Amir. Pekerjaan mereka cukup cepat dan kelihatan mudah karena Amir sedang tertidur.
Kemudian mereka membawa pembimbing praktikum ke ruang analisa.
Semua bagian tubuh baik, kecuali inflamasi jari-jari tangan dan inflamsi (radang) nasal conchae (selaput hidung bagian atas yang mengarah ke mata), kombinasi dari kedua radang ditambah dengan efek dinginnya udara menyebabkan Amir pingsan. Kondisi Amir yang tidak stabil ini diyakini efek dari inflamasi yang bukan berasal dari jari tangan.
Setelah dirembukkan bersama tentang inflamasi pada nasal conchae yang tidak berkurang meski telah diobati dengan antiinflamasi, maka segera dilakukan tindakan untuk mengurangi volume cairan pada nasal conchae sehingga radangnya bisa diatasi. In schedule dilakukan pada jam 09.15.
Jam 09.05, mobil Tareq sampai pada halam parkir.
Tareq tidak masuk karena tiba-tiba ada telpon dari seseorang dan dia harus balik, ini juga muncul sifat khas Tareq.
Hendra mengucapkan terima kasih.
Tareq hanya mengangguk dan terus meracau ditelponnya dengan bahasa arabnya.
Hendra cuek saja, karena pada dasarnya dia sangat tidak suka pada saingannya ini.
Menapaki pintu gerbang gedung ini, ada sebuah panggilan di HP Hendra.
Tenngggggg, mama ....................... ?
Ya telpon dari mamanya dan dia menjawab panggilan itu.
Mamanya mengira dia lagi bermalam di Frankfurt di rumah Leovina.
Tetapi barusan Leovina menelpon yang juga menanyakan keberadaan Hendra.
Masih menjawab telpon mama, di lorong menuju kamar Amir, terlihat Amir yang tertidur di kasur didorong oleh para perawat menuju ruangan lain.
Hendra sudah tidak konsentrasi menjawab pertanyaan mama.
Dia mengaku lagi di Berlin.
Mamanya bertambah marah karena alasan apa dia ke Berlin, kan masih acara libur keluarga.
Ada perasaan rindu pada nasehat seorang mama.
Seperti saat ini, melihat orang yang dicintainya didorong oleh perawat menuju sebuah ruangan yang Hendra tidak tahu apa yang terjadi.
Suara Hendra tertahan ........
10 detik .......
20 detik ......
Feeling seorang mama pada anaknya
Apapun yang terjadi, ceritakan sama mama nanti ya, permintaan mama Hendra.
Telpon sudah diputus mama.
Hendra berjalan dengan rasa tidak tenang mengikuti kemana arah Amir didorong oleh perawat tadi.
Terlihat pembimbing praktikum Amir sedang mengurus prosedur administrasi yang berkaitan dengan penanggung jawab dan asuransi yang menjaminnya.
Hendra dengan sabar menunggu di luar ruangan itu.
Setelah itu barulah dia dikasih tahu bahwa akan ada tindakan pengelelauran cairan pada nasal conchae Amir.
Selanjutnya, pembimbing itu harus pamit untuk balik ke Uni.
Meski tanggal 28 Desember, tapi aktivitas di Uni tetap berlangsung hingga tanggal tanggal 30 Desember.
Sambil menunggu Amir bangun, Hendra dengan cekatan menyelesaikan analisa dari sebagian data penelitian disertasinya.
Jam 14.00 Amir bangun, dia merasa haus dan Hendra mengambilkan air minum untuk Amir.
Kali ini kelihatan Amir lebih ringan dalam membuka mata dan memulai pembicaraan.
Suara serak dan sengaunya tidak separah kemaren.
Amir menanyakan mengapa dia tertidur begitu lama.
Selanjutnya Hendra menjelaskan bahwa dia dalam pengaruh medikasi untuk pengeluaran cairan dari nasal conchae.
Untuk detailnya tanya saja sama perawat nanti, begitu saran Hendra untuk ketenangan Amir.
Amir telah menunjukkan kemajuan kesehatan yang berarti, mereka bisa diskusi data penelitian disertasi Hendra.
Tahap penelitian Hendra telah sampai pada pemurnian vaccine rekombian yang diperolehnya.
Amir menceritakan beberapa jenis microscope pada level atom dan eletron, hNMR, cNMR, dan MALDI-TOFT yang ada di laboratoriumnya.
Selama ini digunakan untuk mengkarakter new material terutama polimer.
Karena banyak penelitian pada protein menggunakan alat-alat canggih ini, maka tidak ada salahnya Hendra membuat plan untuk mengkarakter produk yang telah dimurninkan terrsebut.
Jam 17.10 Tareq datang.
Kami sepakat membeli makanan hangat untuk bertiga.
Selesai makan kondisi Amir terlihat semakin membaik.
Tareq pamit jam 19,00, karena harus balik untuk bekerja di Bistro.
Jam 20.00, Hendra mengikuti saran Amir agar dia pergi ke city centre melihat keramaian malam Kota Berlin jelang tahun baru ini.
Hendra balik menjenguk Amir Jam 23.00, melihat kondisi Amir sudah baik dan lagi tertidur maka Hendra memutuskan balik ke Hotel untuk beristirahat dan meluruskan tulang punggungnya.
Sebelum tidur Hendra mengirim SMS untuk Amir, besok pagi kalau dia aga telat bangun maka Amir silahkan sarapan dengan biskuit dan yoghurt yang terdapat di kulkas.
Sehari setelah itu, Amir dibolehkan pulang.
Tetapi belum boleh terlalu banyak memainkan gitar akan berefek pada tulang jari tangannya yang masih ngilu.
Terutama belum boleh untuk menyanyi.
Seperti sebulan kemaren, terlalu banyak menyanyi dan sibuk efek nya tidak baik dan dibuktikan pada tiga hari kemaren.
Dokter hanya menyarankan Amir yang rilex jangan terlalu memikirkan yang macam-macam.
Hendra balik ke Frankfurt tanggal 31 Desember untuk merayaka tahun baru bersama ceweknya.
Tareq merayakan tahun baru bersama perempuan lain yang agresif mengejarnya.
Saya terpaksa jadi penonton pada acara malam tahun baru masyarakat dan pelajar asal Indonesia di Berlin, tidak boleh nyanyi dan tidak boleh main gitar.
Rata-rata mereka mengucapkan maaf bang Amir tidak sempat menjenguk, karena kita semua sibuk kerja atau sibuk menyelesaikan laporan akhir tahun.
Meskipun mereka tidak sibuk, masalah menjenguk orang sakit kan urusan pribadi.
Orang-orang tercintalah berupa kekasih hati yang pantas dijenguk.
Seperti Amir yang tidak ada kekasih hati, bisa-bisa sendiri terus dong tidak ada yang menjenguk. Ironis !
Tapi Hendra dan Tareq adalah unsur yang berbeda, lebih dari kekasih hati.
Tetapi tidak untuk dimiliki ........................................
Karena Amir dihadapkan pada jalan yang lain yaitu jalan untuk diri dia sendiri.
Selamat berjuang Amir !
APA CUACA MENDUNG, TDK
GW KASIHAN SM AMIR
makasih mas mlloboy, moga hari ini menyenangkan untuk mas
ya saya percaya mas rysan_80, cinta itu apa iya ada ?
selalu jawab komen members dg baik dan sabar. Suka banget ma orang kaya mas ade. bisa nularin energi n prilaku positif pada orang sekitar. coba mas ade ada ditempatku,pasti aq bakal kalap pengen jadi temen n sohib mas ade kalo mas adex juga mau,hehe....#ngarep.com
Makasih .... Bro chi-lung
Beginilah sunyi sepi hidup di negara orang Bro, jadi senang sekali dapat sahabat disini. Apa itu komen memuji atau komen perbaikan, kalo dari sahabat pasti menyenangkan.
Amiiiinnn yang terbaik selalu untuk Bro chi-lung.
Perasaan dari dua minggu lalu kita sudah sahabatan ya Bro chi-lung, hihi
Iya saya akan jadi sahabat Bro chi-lung forever.
Maaf ini baru saya balas, disni jam 21.06 dan dah larut malam di tanah air, Saya baru balik dari campus.
Salam untuk teman-teman ya Bro chi-lung.
Ade
***** MENGHINDAR, DIKEJAR, DAN MEYERAH
Sore hari Amir telah balik ke apartemen, biasanya selalu larut malam.
Dia merasakan kamarnya lumayan tidak terurus.
Kesibukan dengan tugas kuliah dan pekerjaan menyebabkan tidak ada waktu khusus untuk mengurus kamar.
Mengingat dia harus segera beristirahat hari ini, maka yang pertama dibersihkan adalah tempat tidur.
Serta dilakukannya juga penukaran alas kasur, sarung cover sleep, dan sarung bantal.
Juga tidak luput dari perhatian untuk melap meja dan kursi.
Terakhir adalah mengisap debu yang berserakan di karpet dan di sekitar tempat tidur dengan menggunakan vacum cleaner.
Karena Amir baru saja sembuh, maka cukup lelah juga rasanya.
Amir membaringkan tubuhnya di tempat tidur : teringat kalau malam begini dia sibuk bekerja atau perform di club atau bistro.
Terlihat dua buah call dari Hendra dilayar HP nya yang tidak terdengar sewaktu dia lagi membersihkan kamar.
Amir membalasnya dengan sms, biar acara Hendra dengan ceweknya tidak terganggu malam ini.
Teringat pada gitar !!!, maka dia minta tolong pada sekretaris profesornya untuk diuruskan kepada pihat Germanwings.
Biasanya untuk kasus ini kalau yang menanyakan itu institusi pendidikan maka badan usaha yang melayani publik akan respek.
Badan usaha yang dimaksud seperti : pos, jasa penerbangan, perkeretaapian, rumah sakit, dan bank.
Urusan student tidak jauh-jauhlah dari semua badan usaha tersebut.
Amir segera menulis Email untuk sekretaris profesor.
Setelah itu Amir membuka juga tiga Email yang masuk, salah satunya dari sekretaris itu.
Sekretaris menulis bahwa pada attached file ini terdapat kompilasi semua data dari masing-masing student di lab kami, tinggal bagian data dari pekerjaan saya yang belum.
Padahal sudah ingin istirahat bangat, dengan ikhlas mengisikan semua data yang telah didiskusikan dengan profesor sebelum hari natal kemaren.
Kesimpulan dan abstrak belum ada.
Maka Amir juga membuatkan kesimpulan dan Abstrak tersebut, ini merupakan pekerjaan yang cukup sulit jika tidak mengerti global topik penelitian.
Karena Amir hadir terus dalam setiap pertemuan lab dan semua data yang disampaikan ini cukup jelas maka dia bisa menyimpulkan dan membuatkan abstraknya.
Setelah selesai, Amir mengirimkan ke profesor dan sekedar mengingatkan beliau agar ketelatan ini tidak berlarut maka Amir menelpon profesor dan minta maaf atas keadaan yang tidak terprediksi.
Profesor senang bahwa Amir telah sembuh dan seperti biasa suara beliau yang menggelegar dan keras mengatakan kamu jam segini menelpon padahal beliau lagi sibuk, tapi diakhir kalimat kita ketemu besok ya jam 18.00 di kantor.
Lalu Amir mengiyakan dan sedikit memberi alasan bahwa karena dia tahu sang profesor masih di kantor jam-jam segini makanya ditelpon.
Tetapi intinya adalah agar sang profesor segera untuk melihat kompilasi laporan dari laboratorium mereka.
Keesokan harinya mereka bertemu pada jam yang telah disepakati.
Terlihat laporan itu telah terjilid dengan rapi.
Profesor mengatakan seingat beliau abstrak dan kesimpulan tidak ada yang membuat, karena saling menunggu data. Terimakasih atas bantuan Amir
Amir menegaskan, kan sudah saya berikan dalam bentuk soft copy waktu pertemuan kita terakhir, dan saya setelah itu sakit tidak ada unsur kesengajaan sedikitpun.
Profesor hanya senyum-senyum dan berkata bahwa Amir sangat perasa dan memaknai setiap detail kalimat yang orang ucapkan.
Untuk orang se care Amir ini maka dipilihkan hadiah natal dan tahun baru seperti ini.
Sambil memeluk Amir sang profesor memberikan hadiahnya.
Amir terdiam dan mulai berfikir, ini profesor juga penuh dinamika dari serius dan bercanda bisa dilakukannya dalam waktu yang singkat.
Hadiah segera dibuka Amir, sebuah kemeja St. Laurent garis-garis putih dan biru yang bagus sekali.
Profesor melihat sebulan terakhir kalau hari Kamis dan Jumat Amir selalu memakai kemeja dan sweater yang rapi.
Lalu amir memberikan alasannya, karena setelah jam 17.00 usai kerja di lab dia langsung ke club atau bistro untuk perform.
Profesor kembali tersenyum tapi entah apa yang difikirnyanya,
Amir kemudian menjelaskan bahwa sekarang dia masih tidak boleh memainkan gitar dan bernyanyi karena jari tangannya masih ngilu dan mengalunkan nada-nada yang tinggi masih terasa sakit di kepala.
Profesor kemudian mengatakan, untuk tidak khawatir meski pekerjaan lab Amir sudah selesai tapi Amir masih ada kontrak hingga akhir bulan Januari ini.
Jika Amir bersedia maka penelitian ini terus berlanjut dan Amir tidak perlu capek-capek kerja sambilan.
Gajinya memang sedikit tapi cukup untuk bayar sewa apartemen, asuransi kesehatan, dan beli makanan.
Jika ada job administrasi dari universitas Amir juga akan dapat gaji tambahan.
Tapi yang terpenting, Amir harus mengurus segala sesuatunya untuk lulus Bachelor pada bulan Juni tahun ini yaitu akhir winter semester. Melanjutkan penelitian pada prgram dipl. yang setara dengan S2 jika lancar maka amir akan menyelesaikannya bulan Oktober. Langsung masuk ke doktoral program karena Amir adalah alumni dari TU Berlin itu sendiri dan butuh 3 tahun untuk dapat gelar Dr.rer.nat.
Ini tidak fix, sang profesor masih terus memilihkan tawaran dari partner (pihak Industri) yang bereputasi baik.
Hari Senin minggu depan jam 10.00 kalau bisa Amir datang dan menjelaskan jenis penelitian di laboratorium ini sama partner tersebut, karena sang profesor ada kelas pada jam tersebut.
Amir membayangkan sebuah perjalanan yang panjang.
Dalam hati, Amir lebih menuruti bakat musiknya.
Sementara Hendra, Mrs Liem, dan Herr Sthulz mengharapkan dia segera tamat bekerja di Frankfurt dan sekitarnya yang banyak memiliki perusahaan besar dari situlah Amir nantinya bergerak ke S3 seperti jalan yang ditempuh Hendra lebih menjanjikan dan terjamin dibandingkan mengahrapakan dari proyek penelitian.
Amir akan mengambil keputusan yang terbaik tentunya harus difikir dalam, Amir juga butuh pendapat dan do’a dari ibunya untuk semua ini.
Jam 19.40 Amir mohon pamit sama profesor.
Kemudian Amir melihat layar HP nya.
Ada panggilan tadi dari Liuho mahasiswa asal Beijing China adek kelas Amir.
Ternyata ada tawaran mainl badminton malam ini jam 21.30, hanya 1,5 jam dan berakhir jam 23.00 di TU Sportzentrum Waldschulallee – B yaitu lapangan berupa Hall dari Techn Universitat Berlin (TU Berlin).
Kamu bisa melatih tangan dengan santai sambil berkumpul dengan teman-teman.
Banyak juga teman-teman kamu sesama dari Indonesia main disini.
Itulah saran dari Liuho
Agak ngeri juga pergi berdua-dua begitu, menyebabkan salah paham, salah pengertian, salah rasa, cukup sudah atas penderitaan selama ini, kata hati Amir.
Maka Amir menelpon pembimbing praktikumnya.
Pembimbing praktikum ini adalah seseorang yang ahli pada dasar-dasar pekerjaan laboratorium.
Bisa dikatakan technical assistence gitu untuk student, tetapi bukan asisten profesor.
Kalau di departemen Amir tidak ada istilah asisten profesor.
Profesor cuma satu dan itu raja.
Pada departemen yang lain juga tidak ada sepertinya, yang ada postdoc yaitu seseorang yang telah tamat S3 dan membantu profesor dalam mengerjakan penelitian atau mengajar.
Lain negara lain pula situasinya.
Berkat jasa pembimbing praktikum itulah Amir ada kemampuan kerja di lab.
Dia memang tidak tahu detail teori, tapi kalau disuruh kerja dia terampil sekali.
Kebetulan sand pembimbing praktikum suka bermain badminton.
Malam hari itu saya hanya santai mainnya tidak terlalu berenergi memukul bola.
Rasa ngilu di jari tidak terasa karena tawa yang lepas.
Karena lapangan terbatas, maka semua bermain ganda.
Kami tidak ngerti-ngeti amat teknik bermain badminton.
Meski demikian student asal Indonesia dan China diyakini bisalah bermain badminton.
Ada dua bagian lapangan, satu bagian untuk latihan dengan guru.
Kami memilih lapangan main bebas.
Banyak sekali student asal Indonesia yang main.
Rata-rata Amir kenal semua.
Untuk menghilangkan salah sangka pada Liuho, Amir juga beramah tamah dengan semua teman itu.
Mana mungkin Liuho ada hati, ke PD an, tetapi siapa tahu.
Lebih baik mencegah dari pada mneyesal lagi dikemudian hari.
Liuho menawarkan naik subway saja baliknya, tetapi saya memilih pulang bareng pembimbing praktikum.
Sewaktu meninggalkan ruangan Hall, Tareq sudah berdiri di depan pintu.
Tareq ........ !!! memang si pengacau.
Setelah melihat tingkah Tareq di rumah sakit dan sekarang menunggu Amir, maka pembimbing praktikum pergi berlalu dengan cuex.
Liuho juga menghindar pada jalan yang lain menuju subway.
Tareq masih saja meracau dengan nada protes, disuruh datang ke Bistro tidak mau malah main badminton.
Amir penasaran kenapa Tareq tahu bahwa Amir main Badminton.
Itu karena tadi Tareq ke apartemen dan dapat informasi dari Septo bahwa Amir lagi bermain badminton.
Mereka bergerak menuju Hermannplatz lokasi apartemen Amir.
Capek saja marah-marah sama onta begini, bandel, jangankan ditonjok, di Tendang pun ga mempan ini.
Amir juga telah berubah, banyak sabar dan tidak emosian lagi menghadapi Tareq.
Amir berharap ada perempuan yang menelpon si onta ini.
Biasanya dia semangat dan terbirit-birit sekali menerima ajakan perempuan.
Tetapi tidak ada panggilan.
Katanya dia mengaku selalu mengecewakan Amir.
Sekarang kalau dihadapan Amir, dia berusaha untuk bersikap serius.
Amir hanya berkata :
Ammmiiiiin ya Allah ya Rabbal ‘alamiiiiiinnnnnn ........ pesimis !!
Sambil membawa goreng ayam bumbu saos tomat, chile, coriander, irisan bawang, dan taburan kacang almond.
Nasipun telah matang di dalam rice cooker.
Bersantaplah mereka berdua.
Si onta kebagian sedikit, karena Amir lapeeer habis badminton, dan si onta kelihatan protes lalu menghabiskan youghur rasa vanila dalam kulkas Amir.
Amir kemudian bergegas mandi.
Si onta sangat kagum sama kamar Amir yang rapi, ya emang rapi kan baru disedot-sedot semua debunya, emanh kamar kamu dasar onta !
Selesai mandi Amir melihat semua piring dan peralatan masak sudah dicuci Tareq.
Surprise saja, ada kemajuan dari si onta satu ini.
Dengan memaksa, akhirnya si onta mau mandi juga dan bersih-bersih diri.
Amir agak terganggu dengan bau jeli rambut Tareq.
Setengah berteriak, pakai tu shampo, awas kamu ya, ancam Amir.
Tareq akhirnya mandi dan selesai ......
Sekarang dia jadi rapi dan wangi.
Amir menyarankan, jangan pakai jeli rambut.
Kemudia dia melihatkan rambutnya, yang klewer-klewer kalau tidak digituin,
Betul juga sih.
Lalu Amir menyarankan beli mesin pencukur rambut otomatis.
Semua student memliki mesin itu jadi praktis dan tidak harus membuang uang ke salon yang sekali potong rambut d Berlin berkisar 10 hingga 12 Eur.
Amir tidur di lantai dengan sleeping bag nya, karena Tareq sudah jadi onta yang tidur zzzzzzzz tanpa permisi dikasurnya yang tidak muat jika berdua dengan badan yang jumbo.
Hari Senin Amir memakai kemeja yang di berikan profesor.
Dia bertemu sebentar dengan profesor tentang materi yang akan dipresentasikannya pada partner.
Profesor memuji bagusnya slide Amir dan dia percaya dengan kemampuan ilmu dan bahasa dari Amir.
Padahal si profesor senang kemeja yang diberikannya dipakai Amir.
Sore harinya Amir dijemput Tareq.
Mereka menikamti meriahnya hidangan di pusat kuliner Berlin awal tahun ini, meinung yang aneh dari Tareq
Ga hanya awal tahun, tiap haripun, Berlin mewah dengan kuliner nya,
Senja hari mereka menuju Bistro, disana sudah ada dua teman kuliah Tareq yaitu anak Hochschulemusik Berlin.
Setengah pembicaraan mereka tadi sudah dimengerti Amir, karena Tareq selalu mengajari Amir teknik main gitar yang baik.
Tentunya Tareq juga mahir main Piano dan alat musik lain.
(karena ia memang kuliah di sekolah tinggi musik).
Dua hari setelah itu profesor mengajak Amir keruangannya, dan menyampaikan analisanya bahwa partner itu cukup baik dan bededikasi seperti yang disampaikan oleh rekan profesor yang lain yang mengenal pribadi sang pimpinan perusahaan itu.
Amir juga telah memutuskan dan direstui oleh Ibunya, ia akan mencoba menyelesaikan program dipl. dengan imbalan gaji untuk hidup di Berlin.
Untuk program jangka panjang yang lain lebih baik merencanakan program dengan perkembangan hasl penelitian yang ada.
Profesor setuju kali ini dengan pandangan Amir.
Tiga bulan setelah itu, Tareq menyatakan siap pindah ke apartemen Amir.
Apartemen itu cukup luas untuk dua orang student.
Tareq hanya mengganti karpet dan tempat tidur yang agak luas.
Satu lemari es tambahan tentunya dari Tareq.
Barang-barang tareq yang lain diserahkannya pada teman-temannya.
Percuma juga menolak-nolak keinginan Tareq, kalau dia mau tidak ada yang bisa melarang.
Misal lagi asik berdisikusi selagi makan malam, ada telpon dari perempuan minta ketemu langsung dia samperi.
Begitulah Tareq.
Tapi dalam kasus ini dia jujur, bahwa dia tidak pernah melirik laki-laki lain.
Selanjutnya saya balikan, seandainya saya juga pacaran dengan cewek, jangan marah ya kalau habis manggung kamu tidak ada masakan untuk makan malam di rumah.
Hanya ucapan onta yang keluar dari mulunya, ada gitu cewek yang mau sama kamu ?
Bulan Juni Amir dapat sertifikat Bachelornya dari TU Berlin.
Musim Panas bulan Juli, Amir dan Tareq liburan ke Rabat, Maroko.
Rumah orang tua Tareq di Casablanca, tapi mereka tidak kesana yang pastinya takut kena hukum pancung ketahuan jadi pasangan.
Disaat jenuh di hotel, Tareq mencari dan memperkenalkan para perempuan barunya secara jujur pada Amir.
Dasar Tareq, begitulah.
Amir ikut sedikit-sedikit belajar bahasa Arab dari perempuan-perempuan itu.
Ditinggalkan saja si Tareq dengan perempuan-perempuan itu di kamar hotel, Amir sangat asik menikmati pemandangan laut Mediterania.
Percuma mah cemburu sama si onta, lihat saja nanti dia terbaring lemas karena lututnya tidak bisa berdiri lemas setelah memompa para perempuan tadi.
Biasanya setelah larut malam, dengan manja si onta minta ditemani makan cemilan dan jus mangga, dia main gitar dan saya menyanyikan harus dengan nada yang passss ga boleh salah......
Akhir bulan Juli, kami sibuk mengaransmen lagu untuk sebuah festifal film di Frankfurt.
Amir dan seorang mahasiswi yang cantik adek kelas Tareq bernama Allaryce Saelac sebagai vokalis.
Amir jadi kenal dengan sutradaranya yang juga seorang wanita yang cantik.
Oh Frankfurt dan Marburg, apa kabarmu sekarang ??????????
Begitu sibukkah kamu dengan cewek itu !!!!!!
Haaa mas Pokemon, miss you ...
Apa kabar mas.
makasih ya, saya juga belum sempat baca cerita mas, takut2 salah komen hahhaa jadi kalo ada waktu pasti saya baca ya mas.
Wassalam,
Ade
Lagi hujan aja kali JKT .......
Ini bagian yg juga teramat sedih dari sikap tareq dan jalan yang di ajukan profesor dengan kata hati Amir
Cuma saya berusaha menceritakannya datar .... dan ada hikmah dibalik itu semua.
Cerita di casablanca Maroco tidak byk disesi ini, ada sesi tambahan
ujan deras ni jakarta, ngapain juga takut baca, ada ada aja deh