BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

MEMOIRS(A GAY'S HISTORY)

edited December 2011 in BoyzStories
"ANJING!!!TAIK!!!"makiku marah dan menendang onggokan pasir didepanku.Dadaku terasa nyeri,seperti ada duri yg menusuk dijantungku.Dan tiap kali aku mencoba menarik nafas,duri itu smakin jauh tertanam kedalam.Aku kian mnjadi sesak.Aku jd gelagapan dan mencoba menarik udara ke dalam paru2ku yg kosong.Berat,dan aku hanya mampu bernafas sdikit sedikit.
Sialnya,tanpa kusadari pipiku telah basah oleh air mata.Aku ingin kembali berteriak, mengeluarkan makian keras,tp ternyata hal itupun sulit.Aku hanya mampu menggerung dg suara tak jelas dan jatuh tersungkur dipasir.Susah payah,aku kembali mencoba menghirup udara lagi.
Sakit!
Benar2 sakit!
"Coba buat mengatur nafas,"tukas sebuah suara yg tiba2 saja terdengar didekatku.
Aku yg tak tahu ada orang lain,jelas saja kaget.Aku sedang berada sekitar 100 meter dr club Deja Vu Legian.Dan setahuku,pantai dibagian ini biasanya tdk begitu ramai .Apa lg di malam hari sperti ini.Kalau tdk salah aku td berangkat dr Denpasar jam 12 malam.Itu berarti skrng skitar jam setengah 1 dini hari.Dan aku yakin aku td tak melihat seorangpun saat aku memarkir motorku dan berlari ke pantai.
"Coba pelan2 hitung dari angka satu sembari mengatur nafas,"saran pria itu lg.
Aku tak menolehnya,tp tanpa sadar aku mengikuti sarannya.Suaranya yg tenang terdengar bgt dalam, berwibawa dan persuasif.Jd aku melakukan apa yg ia katakan.
"Mendingan?"tanyanya dan diam disebelahku.
Aku tak menjawab,tp dia benar.Nafasku sudah mnjadi sedikit lebih normal.Namun sesaat kemudian,sebuah tangan yg mengusap pipiku,membuatku berjegit dan menjauhkan diri.
"Maaf.Pipimu basah,"kata cowok itu dg suara tenangnya.
Sial!Aku lupa kalau tanpa sadar td aku menangis.Dg cepat aku mengusap pipiku.Benar2 sial!Apa coba ntar yg dia pikir melihat seorang cowok nangis sembari maki2 di pantai malam2 gini?Bisa2 dia pikir aku bencong nyasar lg.
"Minum ini. . ,"katanya dan mnyodorkan sebotol minuman kaleng pd ku,"Kau lebih membutuhkannya dibandingkan aku" lanjutnya lg.
Aku tak menyahut tp aku mnerima dan meminumnya seteguk,sedikit lega.
"Pacar?"tanyanya setelah terdiam untuk bbrp saat.Dia lalu duduk disebelah ku sehingga kini aku bisa melihat profil wajahnya.Wajahnya yg terlihat putih dan dewasa benar2 serasi dg suaranya yg dalam dan menenangkan.Teman2 cewek ku dikampus pasti langsung ngeces melihat muka seperti yg dimilikinya.
"Maaf,"kataku pelan tanpa menjawab pertanyaannya. "Kukira tak ada orang disini,"kataku lagi lalu brpaling menatap laut yg malam ini hanya sedikit bergelombang.
"Santai lah!Aku jg ga nyangka kalo ditempat ini bisa ada orang lain yg sakit hati selain aku,"jwbnya dg nada biasa.Tentu saja kalimatnya td membuatku berpaling menatapnya.Tp dia hanya tertawa kecil". . .yeah!malam ini bukan hanya kamu yg sedang sedih.Aku jg baru putus sama pacarku.Aku melihatnya sedang berciuman dg cowok bule di deja vu td"jelasnya kemudian.
"Cwekmu selingkuh jg?"sergahku kaget.
"Bukan!Cowokku"jawabnya membuatku sontan terdiam."l'm gay"lanjutnya lg.
Tak ada kata yg bisa aku ucapkan untuk meresponnya.Tp aku beringsut sdikit dari tempat dudukku semula.Dia tertawa kecil melihatku.
"Hei,aku sedang tidak berusaha untuk merayumu.Tenang!aku bukan tipe gay yg seneng memperkosa orang," selorohnya dg nada geli.
"Maaf. . ."gumamku pelan.
"Ga semua gay haus akan kelamin laki2.Sama sprti orang str8t.Ada mrk yg jahat,hiperseks,normal dan bahkan baik hati seperti malaikat.Kami sama2 manusia spertimu kok,dg berbagai macam kpribadian,sifat dan kebutuhan.Kami jg makan nasi. . ."
"Maaf,aku ga bermaksud. . ."
"Aku tau"potongnya cepat."Bukan salahmu kalau kau jd sdikit ketakutan.Imej yg beredar dimata masyarakat memang begitu.Pdhl. . itu ga bener.Tp. . .gay dinegara kita memang masih jd hal yg tabu.Dan kau bukan orang pertama yg bereaksi seperti tadi didepan orang gay.Kalau kau masih takut,nih. .!"dia melempar sebuah botol bir kosong yg jatuh disebelah kakiku.
"Mksdnya?"tanyaku tak mengerti.
"Pukul kepalaku dg itu kalo aku mulai macam2"katanya lg.
Tentu saja aku jd tak enak mndengarnya,meski aku sadar kalau reaksi pertamaku saat tau dia gay tadi,cukup untk membuatnya tersinggung."Maaf,aku tadi. . ."
"Sudahlah!Nggak apa2!Pegang aja supaya kau jd lebih tenang"katanya membuatku semakin merasa tak enak.
"Aku konyol.Maaf"pintaku lg.
"Like l said,it's fine!Lupakan saja.Jd. . . .apa ceritamu?" tanyanya kemudian.
Sontan pertanyaannya membuatku teringat kenapa aku berada dipinggir pantai ini tengah malam buta.Dan rasa sakit kembali merambati hatiku dg cepat.
"Bercerita akan sdikit membuatmu lebih nyaman.Percayalah!Para psikolog manjadi super kaya hanya dg diam dan mendengarkan orang bercerita."selorohnya membuatku sdikit tersenyum,"Dan lg pula. . . .kita sama2 asing.Kita tidak berinteraksi dg orang yg sama.Jd,tak akan ada resiko ceritamu bocor ke temen2mu.Tak ada resiko untuk dikhianati.Kau aman"tukasnya lg dg nada bercanda.
Aku sdikit tergelak meski terdengar agak aneh,"Ceritanya gak jauh beda dgmu kok"sahutku kemudian.
"Dikhianati?"tanyanya.
"Yup!Td ku temukan pacarku ditempat tidur dg orang lain.Telanjang!"kataku cepat,berharap dg begitu rasa sakitnya akan lebih sdikit terasa.Tp aku salah.Hatiku masih seperih yg td.
"l'm sorry"katanya pelan.
"Don't be!Kamu ga ngelakuin apa2 kok.Cewek sial itu yg melakukannya!"dengusku kesal.
"Kamu sayang banget pdnya ya?"tanyanya.
"Tadinya!Tp skrng aku baru nyadar bodohnya aku" gerutuku dg nada gemas."Selama ini aku selalu ngeyakinin diri,kalo suatu saat dia akan luluh dg ketulusanku. Aku selalu mencoba ngeyakinin diri kalo dia sayang pdku meski dia cuek,semaunya sndiri dan suka marah.Kukira itu emang sifat cewe aja yg selalu ingin diperhatikan dan dimanja. Skrng baru aku nyadar kalo aku tuh dibegoin habis.Apa gunanya coba aku ke rumahnya hujan2 cuma buat nganterin materi tugas kuliahnya?Atau nunggu dia berjam jam selesai kuliah?Nemenin dia kemanapun dia mau.Mati2an kasih surprise di waktu2 spesial?Atau menghormati dia mati2an?!Gak sekalipun aku berani bersikap kurang ajar/menyentuhnya di tempat yg gak pantas krn aku menghargainya.Menganggapnya spesial yg hanya pantas kusentuh saat kami menikah nanti.Tp lihat. . . .dia enteng aja ngentot orang lain.Anjing!!"makiku seraya melempar botol yg td kupegang.
"Jarang ada cowok seumuran kamu punya pemikiran sprti itu"gumamnya.
"Aku hrs tersanjung/tersinggung dg komentarmu td?" dengusku kesal.
"No!itu pujian!"tukasnya cepat."Ayolah!Brp orang yg kau kenal mau berpikiran seperti itu?Adat dinegara kita amat menjunjung tinggi virginitas.Tp fakta skrng brkata lain.Free sex bukan lg milik kebudayaan barat.Bnyk masyarakat kita yg mengadopsi budaya itu"
"Dan homoseksualitas?"
Dia tertawa"Prnh dngr tentang budaya warok yg pnya murid laki2 dan skaligus melayaninya?"tanyanya,"Budaya itu sudah ada didaerah jawa timur kalo ga salah.Ntah bagian mana.atau Banyuwangi,tetangga pulau Bali ini.Apa kau tahu,kalau dulu para pekerja seni nya,penari gandrung/yg lain adalah pria?Dan mrk menggunakan pakaian wanita?"
Aku mengerutkan kening mendengarnya.
"Google aja!Pasti ketemu!"selorohnya.
"Jadi maksudmu,it's okay untuk melakukan semua itu?!" tanyaku sdikit meradang.
"Hal itu tergantung pd individu masing2 kan?"jwbnya datar,"Smua orang memiliki hak untuk melakukan/ memilih jalan yg mrk inginkan.Kau punya prinsipmu.Aku jg.Dan. . . .cewekmu punya pilihannya sendiri"
"Mantan"potongku cepat.
"Right!Mantanmu!Kau,aku ataupun dia,punya pertimbangan dan alasan sndiri.Aku sndiri,andaikan boleh memilih,jg tak ingin mnjadi seorang gay.Aku ingin menjalani kehidupan biasa2 saja,yg kalian sebut dg normal.But here l am!Aku lebih memilih untuk berhubungan dg lelaki.It's in me.Rasa itu sudah ada dalam diriku tanpa aku memintanya.Kalaupun ada yg menganggapnya salah. . . .ya maaf.Tp aku tak bisa merubahnya lg"
"Sudah pernah mencoba?!"tanyaku penasaran.
"Sering,"jwbnya singkat."Aku sudah mncoba mengikuti arus pd saat aku SMP dan SMA.N l felt like a criminal!Aku menipu smua mantan2ku itu"
Aku terdiam.
"Tentang cewekmu itu. . . .mungkin kamu harus brsyukur krn telah menemukannya dlam keadaan begitu!"
"APA?!"tanyaku sontan marah.
"Dengar dulu!"potongnya cepat,"Satu hal yg ku coba yakini adalah,there's always something worthy behind bad things. Mungkin terbongkarnya skandal cewekmu adalah hal yg terbaik untukmu.Hal ini mencegahmu untuk melakukan kesalahan yg lebih besar lg.Bisa kamu bayangin kalo kamu nemuin mrk dlm keadaan telanjang setelah cewek itu sudah berstatus istri mu?Bisa kamu bayangin sakit hati yg akan kamu tanggung?Jg rasa malu mu!Belom lg kalo kalian telah memiliki keturunan."
Aku terdiam,hanya menatap sisi kanan wajahnya yg diterangi lampu sebuah restoran dibelakang kami.Mataku tertancap pd sbuah tahi lalat kecil yg ada disisi hidungnya.Pikiranku mncoba menelaah kata2nya tadi.Tak ada sebuah sanggahan yg bisa kubuat untuk melawan argumennya.
"Kamu mau nantinya punya istri yg selingkuh?Enggak kan?Anggap aja ini yg terbaik bagi mu.Dg berselingkuh,cewekmu scara tdk lngsng telah membuktikan bahwa DIA bukan yg terbaik untukmu.Dia tidak pantas dan tak akan bisa membahagiakanmu. Saranku,cepat lupakan dia.Aku tahu hatimu masih sakit mengingat smuanya.Semua pengorbanan yg kau berikan anggap saja kebodohan yg kedepannya, tidak boleh lg kau lakukan.Jadikan sakit hati yg kamu rasakan sbg pengingat nantinya.Value yourself.Jangan biarkan dirimu hancur hanya krn cewek sinting yg tidak bs menghargaimu. Yeah sakit skrng ini.But trust me,dg adanya kejadian ini,hanya membuktikan bahwa kau layak mndapatkan yg lebih baik dr cewek itu.Bangkit dan perbaiki diri.Tunjukkan ke cewek itu bahwa kamu bisa survive dan mnjadi lebih baik tanpanya.Dan dia bodoh telah melepasmu!"
"But it hurts,"gumamku yg terdengar seperti rajukan.
Dia tersenyum,"l know.Tp kau harus cepat memulihkan diri.Jgn biarkan hal ini menghancurkanmu.She doesn't deserve you.Kau akan mendapatkan orang lain yg jauuuuuh lebih baik drpd nya!Trust me!"tegasnya yakin.
"Lalu. . . bgmn aku hrs bersikap bila bertemu dgnya?Kami berada di kelas yg sama,"tanyaku lg.Membayangkan hrs bertemu dg cewek sinting itu sudah cukup membuatku gemetar marah.
"Smile dan acuhkan dia!Tunjukkan kalo apa yg dia lakukan tdk menimbulkan efek yg berarti pdmu."
"Aku tak mungkin lngsng bisa melupakan kejadian ini,"kataku lg.
"Pastinya!Jd sibukkan diri!Tingkatkan prestasi!Perbaiki diri.Pokoknya isi hari2mu dg kegiatan positif yg akan membawa dampak baik bg mu dan pendidikanmu!Kalo selama ini kamu bisa ngehabisin waktu ngelayanin atau nungguin dia kuliah,kamu bisa pake waktumu itu dg belajar atau hang out bareng gank mu,yg mungkin udah lama kamu cuekin!"
GILA!!Keren bgt pemikiran dia,pikirku.Smua kata2nya masuk akal.Ngapain jg aku kudu musingin cewek sialan itu?!
"Gmn?"tanyanya.
"Bener jg sih,"gumamku pelan."Ngapain aku buang2 energi musingin cewek sinting itu?"
"Yup!Cuma buang2 energi ma waktumu aja!Sakit hati pasti akan masih kamu rasakan!Tp inget aja,dia gak pantas untukmu!Jadiin kalimat itu mantra saktimu!"
"Apa kau memakai mantra itu jg skrng?"tanyaku.
Dia kembali tersenyum"Yeah. . .l do!"jawabnya dg nada sedih.
"Hei,setidaknya kalian kaum gay terhindar dr masalah besarnya.l mean,kalian tak harus mndapat resiko dikhianati pd saat telah menikah kan?"selorohku.
"Yeah!Tp kami jg tak akan mungkin dpt menikah,meskipun kami telah menemukan soulmate kami.Smntara kalian para str8t bisa kan?"katanya.
Lagi2 aku terdiam.
"Kami sama sepertimu.Terbuat dari daging dan darah!Kalau kulit kami teriris,kami jg merasakan sakit dan berdarah!Kami jg menangis saat sedih.Sama sepertimu.Terlebih lg,kami jg ingin bisa bersama,berjanji sehidup semati dg orang yg kami cintai.Sama sepertimu.Tp. . . .kau tahu sendiri itu mustahil.Bayangkan saja reaksi ortu mu kalau tiba2 saja kau datang pd mrk dan mengatakan,'Pak,Bu. .aku mau nikah sama cowokku!'.Kalau mrk tak meninggal ditempat,anggap saja kau beruntung"selorohnya.
Aku mendesah pelan,"Ternyata hidup rumit yah?" gumamku.
"Absolutely!Tp hidup jg indah.Meski banyak likunya. Nikmati aja,"tukasnya ringan.
Untuk bbrp saat kami hanya diam.Seperti sama2 mncoba untuk merenungi salah satu liku hidup yg sedang kami tempuhi.Terus terang saja,aku merasa bersyukur dia ada disini malam ini.Krn kata2nya benar2 bisa membuatku merasa sdikit lebih baik.Kemarahanku yg tadinya hampir2 tak tertahankan,sedikit berkurang.Dan baru kusadari kalau aku sedang diam dipantai Legian ini,pada jam2 pagi hanya dg memakai selembar kaos tipis.Tanpa sadar aku bergidik,kedinginan.Aku sdikit kaget saat tiba2 tubuhku diselimuti dg sebuah jaket.
"Pakai saja.Kau bisa masuk angin kalau kau pulang ketempatmu naik motor,hanya dg kaos itu"kata cowok itu.
"Tapi kamu. . . .?"
"Aku bawa mobil.Jd aku pasti baik2 saja,"katanya menenangkan dan bangkit.
"Bagaimana aku mengembalikan jaketmu?"tanyaku.
"Simpan saja!Anggap itu hadiah dr orang asing yg sama2 patah hati.Kau tak mau pulang?"
Aku bangkit dan mengibaskan celanaku yg sdikit tertempel pasir,"Tentu saja pulang" kataku.Dan baru kusadari pd saat kami berdiri,bahwa tinggi kami hampir sama.Hanya saja kulihat badannya sedikit lebih berisi dr ku.Tampak tegap dan gagah.Pasti sering ngegym pikirku.
"Kalau begitu,aku kembali ke mobilku."katanya dan menunjuk ke arah kiri.
"Hei. . .,thanks,"kataku saat dia mulai melangkah,"dan. . . .siapa namamu?"tanyaku yg baru sadar kalau dr td kami belum memperkenalkan diri.
"Sebaiknya tidak perlu,"katanya dg senyum,"Ingat waktu kukatakan kalau lebih aman jk kita bercerita dg orang asing?Jd. . .biarkan saja kita tetap mnjadi asing satu sama lain."
"Kalau kita bertemu lg?"
Dia kembali tersenyum,"Berarti kita berjodoh.Dan mungkin pd saat itu,kita akan saling memperkenalkan diri.Selamat malam,"pamitnya dan melangkah pergi.
Aku memandangnya yg melangkah dg gagah meninggalkanku.Aneh rasanya.Kami telah berbicara banyak hal,curhat dan saling mengeluarkan pendapat untuk bbrp lama tanpa tau nama masing2.Dan juga,dia memberiku jaket yg tampak mahal ini,pikirku sembari memasukkan tanganku kedlm lengan jaket.Agak sdikit kebesaran.Mungkin krn meski tubuh kami sama tingginya,tp dia lebih berisi.Maklum anak kost. Lumayan.Jaketnya keren,pikirku lg dan melangkah menuju motorku




Hari ini aku kekampus dg perasaan yg sdikit ringan.Pertemuanku dg cowok asing semalam benar2 membuatku merasa yakin kalau semuanya akan baik2 saja.Dan aku hrs bisa mengalihkan perhatianku pd hal2 yg lebih positif untukku.Jd persetan banget kalo aku harus ketemu cewek sial itu.Anggap aja dia kentut yg hrs segera kutinggalkan!
"DAVA!!!"
Kulihat Randy,salah satu sohibku melambai dari arah kantin.Dg senyum lebar aku menghampirinya."Traktir ya?"pintaku dan lngsung menyambar sebotol minuman bersoda.
"Kancrut!Nyesel gw manggil elo!"gerutu Randy krn tingkahku.
"Akhir bulan Bro.Kiriman gw belom dateng.Yg kmrn udah hampir ludes.Kalo gw ga ngirit,gw bisa makan angin!"belaku.
Randy yg mengerti akan keadaanku jd tersenyum.Dia sih enak.Bokapnya adalah salah satu pejabat teras di propinsi ini.Kalau masalah duit,dia ga pernah kering.Lha wong dia tinggal bareng ortu.Kalau butuh jg tinggal nodong. Asyiknya,meski dia anak orang berada,dia gak sombong. Anaknya baik banget.Ga jarang dia ngajak aku makan bareng keluarganya yg semuanya berhati emas.Kami sudah berteman sejak kami jd mahasiswa baru di Unud ini.Kemana mana bareng.Hanya saja sejak aku jadian dg cewek sial itu,kebersamaan kami jd jauh berkurang.
"Lo butuh duit?"tanya Randy.Aku yg tau kalau dia bertanya begitu atas niat baik hanya tersenyum.Kalau aku mau,aku bisa saja pinjam uang pdnya.Randy tak akan keberatan.Tp aku tak mau seolah olah aku memperalat kebaikannya.
"Thanks.Belom perlu.Ntar kalo gw udah bener2 kehabisan duit,gw ngungsi aja ke rumah lo.Biar bisa makan gratis,"cengirku.
"Nyokap dari kemaren udah nanyain elo tuh!Apa lagi Tita!Kayaknya mrk lebih sayang ke lo drpd gw,"katanya sedikit menggerutu.
Aku tertawa mendengarnya.Ingat dg Tante Marsya,Mama nya Randy serta Tita adeknya yg masih kelas 2 SMP tp manjanya ga ketulungan.Apa lg sama aku.Selalu gelayutan dan gak mau lepas.Sampai2 dia bilang mau menukar aku yg jd abangnya drpd Randy."Kalo gt,ntar gw pulang ikut elo deh!"putusku yg tiba2 jg jd kangen dg mereka.
"Lho?Tumben?Lo ga ada kencan ma. . . .,"kata2nya terputus dg mata yg terarah pd pintu kantin.
lmelda,cewek sialan itu kulihat masuk dg Achi temannya. Untuk sesaat kami cuma saling diam memandang.Aku bangkit dan menoleh ke Randy.
"Bayar gih makanannya.Kita ke kelas,"ajakku.
Randy dg sigap bangkit untuk membayar makanannya. Bless him.Dia tau kalau aku ingin segera pergi dan dia menurut tanpa banyk bertanya.Benar2 teman yg sulit ditemukan.
"Kita harus bicara,"kata lmelda mendekat.
Aku menatapnya dingin.Bertanya tanya dalam hati,apa sebenarnya yg dulu membuat aku begitu tergila gila pdnya?Krn skrng,aku tak bisa menemukan 1 alasanpun. Perasaanku pdnya benar2 padam!
"Sorry.Lebih baik nggak usah.Krn percayalah,lo gak bakalan suka apa yg nantinya keluar dari mulut gw,"kataku dan segera melangkah keluar dg Randy dibelakangku.
"Kalian putus?"tanyanya tanpa menyembunyikan nada penasaran.
"Yup!"jwbku singkat nyengir.
"Boleh tau knp?"tanyanya lg.
"Dia gw pergokin tidur dg cowok lain!"sahutku tanpa menghentikan langkahku.Tp Randy sontan berhenti bengong saking kagetnya.Aku cm tertawa kecil melihatnya.
"Woi,serius lo?"tuntutnya.
"Yup!Tp ga usah sebarin berita itu.Biar aja itu jd aib yg cuma gw,dia,elo ma cowok pantai semalem aja yg tau"
"Cowok pantai?"tanya Randy dg kening berkerut.
"Panjang ceritanya.Tp ga penting jg buat lo tau!Hayok cepetan ke kelas!"ajakku," Dan gw serius.Jangan sampe ada yg tau knp gw putus!"pintaku lg yg dijawab dg anggukan oleh Randy.Aku tersenyum.Aku memang tak ingin ada yg tau.Bukan cm krn egoku,tp jg ga etis aja ngebayangin kalo aib orang harus tersebar.Apalg kalau hal itu bersumber dari mulutku.
Hebatnya,sebelum kuliah hari itu berakhir,hampir smua teman2 kami dikampus tahu kalau aku dan lmelda putus.Mulanya aku bengong saat bbrp teman bertanya,meminta konfirmasi pdku.Gila!Udah kayak seleb aja! pikirku kecut.Ga nyangka ada banyak orang yg peduli sama hubunganku dg Imel.Hal itu sdikit membuatku tak nyaman.Aku cm mengiyakan saja tanpa mengatakan penyebab putusnya kami.Tp kalau harus mlakukan hal itu lebih dari 20 kali,lama2 empet jg.Jadilah aku balik dari kampus dg muka sdikit kusut.
"Hei. . . . kamu baik2 aja?"tanya Randy saat kami meluncur dalam mobil kerumahnya setelah aku menaruh motorku di kostan.
"Cape jg Bro kalo gw kudu confirm ma anak2 soal putusnya gw ma lmel.Gila aja mrk!Berasa jd seleb gw hari ini!"gerutuku membuat Randy tertawa.
"Lo ga nyadar kalo lo banyak yg suka?"selorohnya,"Dg putusnya lo ma lmel berarti ada lowongan yg bisa mereka masuki.Jelas aja mrk semangat!"
"Halah! Apaan coba?!" dengusku.
Randy hanya menggeleng dg reaksiku."Coba aja lo sdikit menghargai diri lo.Berkaca deh!Elo cukup pantas untuk diminati,"ujar Randy pelan.
Untuk sejenak aku memandangnya,sedikit kaget oleh opininya."Lo ga naksir gw kan?"tanyaku khawatir.
"Anjrit!Gw masih suka cewek,kunyuk!Najis aja kalo gw kudu pacaran ma lo!"makinya kesel.Aku sontan tertawa.
"Ya kali aja lo diem2 naksir gw.Secret admirer!Eh pas gw nginep,lo ga pernah grepe2 gw kan?Pas gw tidur,lo ga ngelakuin yg macem2 kan?!"tanyaku dg muka serius.
Randy bengong,seolah olah gak percaya kalo yg ngomong barusan adalah aku.Dg jengkel dia melempar kotak tissue yg ada di dashboard pdku.
"Dasar mesum!Songong!Otak lo perlu dicuci biar bersih!!" makinya membuatku ngakak.
Aku tak pernah sadar kalau aku kangen suasana ini.Bercanda dg teman tanpa harus terburu buru krn ada janji dg lmel."Sorry ya Ran.Gw jarang hang out ma elo semenjak gw jadian ma lmel."
Randy tersenyum,"Wajarlah.Namanya aja orang pacaran!Ntar kalo gw udah pnya pacar,mungkin gw jg bakalan sibuk,"ujarnya.Aku yg kini jd bengong dibuatnya.
"Jangan dong Ran!Ntar siapa lg yg mau bantu2 gw.Jangan cuekin gw ya?"pintaku.
Randy nyengir,"Nah,sekarang siapa ya yg sebenarnya jd secret admirer?"tanyanya menggoda.
Karuan aja aku misuh2.Sadar kalo aku dikerjain.Randy terkekeh melihatku.
"Jgn khawatir Bro.Selamanya kita sohib!"ujar Randy saat tawanya reda.
Aku tersenyum.Merasa bersyukur memiliki dia sbg temanku."Thanks,"kataku pelan.




Telah seminggu sejak aku putus dari lmel.Dan sebisa mungkin aku berusaha agar hari2ku terus sibuk,shg aku tak memiliki waktu untuk memikirkan sakit hatiku pdnya.Ternyata bukan hal yg mudah.Krn tentu saja,ada waktu dmana aku sendirian.Pd saat2 seperti itu,kilasan2 bayangan tentag imel melintas diotakku.Tiap kali itu terjadi,selalu aku marah.Geram akan pengkhianatan lmel.Apalagi jika teringat akan smua pengorbanan yg aku lakukan.Bukan hanya waktu,tenaga atau kesabaran.Tp jg materi.
Entah sudah brp kali aku harus mengetatkan ikat pinggang/pinjam uang agar aku bisa membelikannya sesuatu,atau sekedar kencan dan makan.Atau nonton. Sebagai anak kost,aku memiliki kemampuan terbatas. Kiriman dari orang tua memang tak pernah telat.Tp hal itu hanya cukup untuk biaya sekolah dan hidupku disini.Kalo ingin nonton atau belanja,aku kudu pinter2 ngatur.Atau nyari penghasilan tambahan.Bbrp kali dalam seminggu aku memberi les pd anak sekolah.Penghasilannya lumayan.Tp saat bersama lmei,hampir setiap bulan saldo bulananku minus.Tp hal itu dg senang hati kulakukan.
Tp skrng,sumpah aku gak ikhlas mengingatnya!
Aku sering misuh2 sendiri bila mengingatnya.Krn itu,aku usahakan,sebisa mungkin aku tidak sendiri.Dan kalau sendiri,sebisa mungkin aku melakukan sesuatu.
Seperti sore ini,aku tak ada kuliah dan sama sekali tak ada kegiatan.Mau kerumah Randy,dia sekeluarga ada acara keluarga.Drpd bengong aku putuskan untuk joging dilapangan Renon.Lumayan untuk cuci mata.
Setelah putar2 bbrp kali,aku duduk dipinggir lapangan,dibawah sebatang pohon sembari melihat lihat.Ada sekelompok orang bermain sepak bola.Bbrp tampak joging.Ada jg yg jalan2 dg membawa anjingnya.Ku lihat bbrp keluarga asyik bermain bersama.
Jadi kangen ma yg dirumah,pikirku sedih.Aku berasal dari Sidoarjo.Tak jauh dr daerah yg sekarang terendam lumpur Lapindo.Berasal dari keluarga sederhana.Keluargaku memiliki sebuah rumah makan yg cukup dikenal.Sore2 begini,biasanya aku bantu2 Bapak dan lbu dirumah makan.Hanya sekedar jaga kasir,atau sesekali iseng masak di dapurnya.Atau kalau tidak,aku gangguin adik cowokku yg biasanya asyik main PS dirumah.
Aku menghela nafas.Mungkin akhir bulan ini aku akan pulang sebentar.
Lamunanku terputus saat seorang cowok tiba2 saja berbaring direrumputan tak jauh dariku.Dadanya naik turun dg gerakan cepat,dan wajahnya sedikit berkeringat.Sebenarnya aku tak terlalu peduli(ngapain coba ngecengin cowok?),sampai aku melihat hidungnya. Cowok itu berwajah putih bersih dan sedikit kemerahan setelah berlari.Dan disisi hidungnya,aku melihat sebuah tahi lalat yg lngsng membuat sensor memoriku bereaksi.
Aku hanya mampu ternganga!
Apa bener dia?!
Cowok itu membuka matanya,dan menoleh kearahku. Sejenak dia tersenyum."Bisa gantian beliin aku minuman?" tanyanya santai,"Aku haus."
Aku sedikit tersentak,"Y-ya.Ten-tentu saja," sahutku sedikit gugup dan cepat2 bangkit mencari ibu2 yg jualan air.Saat aku kembali,cowok itu sudah duduk dg nafas yg teratur.
"Thanks,"katanya dan menyambut air mineral yg aku ulurkan.Dia meneguknya,dan yg bikin aku heran,tanpa sadar aku memperhatikan jakun dilehernya yg putih yg bergerak naik turun saat ia minum.Tanpa mampu kutahan,aku menelan ludah!
Eh,lho?!Gw ngapain sih?!pikirku heran.
"Agung!"kata cowok itu dg tangan kanan terulur.Aku cuma bengong bego melihatnya."Aku pernah bilang kalau aku akan memperkenalkan diri kalau kita ketemu lg kan?Namaku Agung!"katanya lg menjelaskan.
Jadi bener dia! Ngapain gw bengong trs didepan dia sih?gerutuku dalam hati.Kesal pd diriku sendiri dan cepat2 menyambut ulurannya."Maaf.Dava!"kataku mencoba santai.
"Aku jarang melihatmu disini,"ujarnya.
Aku tersenyum kecut.Tidak disore hari,pikirku."Biasanya aku olah raga disini dipagi hari krn aku kuliah siang," jawabku.
"Udayana?"tanyanya.
Aku hanya mengangguk.
"Jurusan?"
"Tehnik Sipil.Semester 3,"kataku lg sebelum dia bertanya.
Agung tergelak,"Pantas ga pernah ketemu.Aku Manejemen Bisnis,semester 5"
"Kita sekampus?!"tanyaku heran.
"Yup!Dan kalau tak salah kita jg sama2 punya jadwal kuliah siang,"tegasnya.
Huh?Dunia benar2 kecil rupanya,pikirku.Siapa sangka kalau kami kuliah ditempat yg sama.Hanya beda jurusan dan level.Aku perhatikan dia baik2.Kesan yg kutangkap malam itu ternyata tak jauh berbeda.Secara fisik,Agung benar2 menarik.Tubuhnya tegap berisi dg kulit putih bersih dan. . . .terawat!Profil dia lebih cocok jd model.Tampilannya bener2 modis dari ujung kaki smp kepala.Bahkan handuk kecil yg ia selempangkan dileher pun memiliki warna yg matching dg t-shirt birunya.Bener2 nyambung deh.Beda bngt ma aku yg cuek dan seadanya.Kulit wajahnya jg mulus dan tampak sehat kemerahan.Apa semua gay benar2 merawat diri dan seflamboyan ini?pikirku. Bahkan saat dia berkeringat sprti skrng,aku bisa mencium bau parfum yg membuatku teringat akan suasana segar daerah datran tinggi.Aku prnh dngr sdikit bgmn pedulinya kaum gay akan penampilan mrk.Dan Agung,mungkin salah 1 contohnya.Tampilannya bener2 enak diliat.Jangan2 orang pikir gw pembokatnya, batinku kecut.
"Jd. . . .gmn kabarmu?Feeling better?"tanya Agung membuat buyar lamunanku.
Aku nyengir mendengarnya,"Baik kok.Terimakasih atas saranmu tempo hari.Aku. . .ga bisa bayangin gmn keadaanku skrng kalo kita ga ketemu.Thank u,"kataku pelan.
Agung kembali tersenyum dan mengibaskan tangannya, "Kamu jg udah bantu aku kok.Malem itu,saat melihatmu aku sadar,kalau aku bukan satu2nya orang yg sedang sakut hati.Bukannya aku seneng kalau kau dikhianati,"tukasnya cepat,"Hanya saja hal itu mengingatkanku bahwa dunia itu luas,hidup masih panjang.Jd konyol kalau aku ngerasa bahwa aku adalah orang yg paling menderita diplanet ini.Aku jg harus berterimakasih pdmu."
"Hitung aja impas,"cengirku lg.
Agung tertawa.
Dan sore itu terlewati dg menyenangkan.Ngobrol dg Agung ternyata asyik banget.Dia tahu banyak hal dan nyambung diajak ngobrol.Kami banyak membahas tentang hubungan antara manusia.Agung jg tak segan mnjawab pertanyaanku tentang homoseksual.Dia menjelaskan dg ringkas,sederhana dan ringan.Fakta yg dia sampaikan sedikit membuatku tercengang akan banyaknya hal yg tak ketahui.Menurut Agung banyak jg anak Udayana yg gay.Bbrp diantaranya bahkan orang2 yg dlm pandanganku terlihat sngt str8t.Tp ternyata sudah come out as gay.
Aku memang sdikit tahu kalau ada gay bar di Bali.Tp seumur umur aku belum pernah kesana.Dan tak ingin kesana.Mungkin benar apa yg Randy bilang kalau aku orang yg acuh.Aku memang tak begitu peduli pd hal yg tak berhubungan dg ku.Krn kupikir selama mrk tak merugikanku/orang2 disekitarku,aku tak mau ambil pusing.Lagipula ngapain aku ngurus urusan orang lain sementara hidupku sndiri belum beres.
Lucunya Agung mengaku kalau dia tidak pernah memiliki hubungan dg salah satu anak kampus.Too complicated, alasannya.Bahkan anak2 kampus yg ia tahu gay,jg tak pernah dia akrabi.Hanya sekedar kenal dan say hi.Dg kata lain,dia belom pernah memproklamirkan diri sbg gay dikampus.Bbrp orang mungkin tahu,tp yg jelas dia tak ingin kehidupan pribadinya mempengaruhi tempat ia belajar.Pernah ada bbrp orang yg mencoba mendekatinya. Tp Agung tdk menanggapi.Seperti yg ia bilang,too complicated.
Tak terasa,sore itu mulai menggelap.Kami pun beranjak untuk pulang,dan berjanji untuk joging bareng esok pagi.



Tapi sialnya,pagi itu maag ku kambuh!
Sejak bangun tidur perutku mulas gak karuan. Kemaren,sejak siang, tdk makan.Jd efeknya baru terasa.Jd aku segera mengisi perut dan minum obat lalu tidur2an. Namun mau tak mau aku jd kepikiran soal Agung.Jgn2 dia mikir yg enggak2 lg.Kami udah janjian tp aku tak datang.Aku gak pengen dia berpikir yg salah.Kalau saja aku tahu no hp nya,aku bisa kirim pesan.
Sial!
Akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya dikampus siang nanti dan memberikan penjelasan.
Aku meminta Randy untk menjemputku di kost an krn sprtinya aku tak mungkin membawa motorku.Perutku masih terasa melilit.
"Knp Va?Muka lo agak pucat?"tanyanya khawatir saat kami melaju ke arah kampus.
"Maag gw kambuh,"sahutku sdikit meringis.
Randy mendecak kesal."Pasti lupa makan lagi.Ngapain aja sih kmrn?Kebiasaan lo.Trs knp gak istirahat aja di kostan?Udah minum obat?"tanyanya.
"Udah Maaaaak!Gw ada perlu ma seseorang.Eh anak jurusan manejemen bisnis ntar ada jadwal ga?Lo tau gedungnya?"tanyaku.
"Gak tau sih.Tp gw punya kenalan anak bisnis semester lima.Mau gw tanyain?"
"Hah?!Yg bener?Kebetulan bgt!Orang yg gw cari jg semester 5.Siapa Ran?"
"Anak temen Bokap gw.Ntar gw telepon!"kata Randy dan membelokkan mobil,masuk kekampus.

Aku celingukan melihat orang2 disekitarku,tp tak kutemukan sosok Agung.Randy yg tdnya mau nemenin malah dipanggil sama anak2 klub fotografi.Ntah apa yg mrk ingnkan.Jd drpd nunggu bengong,aku putuskan untuk pergi sendiri.Dan berjanji pd Randy untuk meneleponnya kalau urusanku beres.Kuliahku sendiri sudah selesai.Kalau gak salah ini gedungnya.Mana sih tuh anak,gerundengku dalam hati krn belum menemukan sosok Agung.
"Eh Mas,maaf.Kenal sama Agung ga?"tanyaku pd seorang cowok yg melintas didepanku.Cowok berkaca mata itu berhenti dan memandangku sejenak.
"Agung siapa ya?"tanyanya dg logat Bali yg kental.
"Waduh,ga tau tuh Mas.Pokoknya namanya Agung anak bisnis semester 5,"jelasku lg.
"Kalo cuman namanya Agung,banyak.Apa lg anak Bali.Tp kalo yg semester 5. . . .,coba liat digedung yg ujung itu.Mungkin saja ada"katanya menunjuk pd gedung paling ujung sebelah kanan.
"Makasih Mas,"kataku dan cepat2 ngeloyor pergi.
Ruangan itu hanya terisi oleh bbrp orang.Sepertinya kuliahnya sudah selesai krn suasananya terlihat santai.Bbrp orang tampak berdiskusi.Dan aku hampir saja tak melihat sosok yg duduk menyendiri dipojok ruangan. Agung tengah konsen mencatat sesuatu dibukunya.
Cepat aku menghampiri,"Hai. . . .,"sapaku.
Agung mengangkat muka dan sedikit kaget saat melihatku.Dia membetulkan letak kacamata nya.Dan kembali aku salut atas penampilannya.Nih orang pantesnya emang jd model aja.Kacamata yg ia pakai membuatnya terlihat lebih kalem dan bergaya."Ada apa?" tanyanya tak menutupi keheranannya.
"Aku mau minta maaf.Td pagi,maag ku kambuh.Jd. . . aku gak bisa menuhin janji buat joging bareng,"kataku.
Sejenak dia cuma tertegun menatapku,"Skrng gmn?Enakan?"tanyanya.
"Mendingan.Aku cm sedikit kepikiran td.Takutnya kamu mikir aku ga datang krn. . .,"aku tak meneruskan kalimatku.
Agung tertawa kecil,"Sempet kepikiran jg sih!Kukira kau ketakutan"
Aku meringis,"Enggak lah!"
"Kamu sudah maka siang?"tanya Agung seraya membereskan buku2nya.
"Belum sih,tp. . . ,"
"Ku traktir.Ayo. . .,"ajaknya dan mendahuluiku.Aku yg semula ragu akhirnya mengikutinya.
Agung berhenti disalah satu kantin yg berada di belakang gedung kelasnya.Jelas dia sudah sering kesana,krn sang pemilik kantin itu menyapanya dg akrab.Aku belum pernah ke tempat ini.Krn dekat gedung fakultasku jg ada bbrp kantin yg berderet.Sepertinya sih masakannya ga beda jauh jenis2nya.
"Kamu ambil aja apa yg kamu mau.Disini self service,"ujar Agung dan langsung mengambil sebuah piring.
Aku kembali mengikutinya,dan akhirnya memilih bbrp masakan yg mengundang seleraku.Kami duduk didekat pintu masuk.Dan suara klakson sebuah mobil membuatku inget akan Randy.Jd kukeluarkan ponselku dan mengirimkan pesan.Bertanya kira2 brp lama lg dia akan selesai.
"Kamu udah punya janji?"tanya Agung memandangku.
"Enggak!Cuman,hari ini aku nebeng temenku.Dia td dipanggil temennya dr klub fotografi.Cuman nanya kira2 brp lama lg dia akan selesai,"jawabku.Tak brp lama jawaban Randy kuterima.Intinya dia masih belum tahu kpn dia akan selesai.
"Gmn?"
"Dia gak tahu kapan.Sepertinya aku masih punya banyak waktu,"ujarku sedikit menggerutu dan kembali menyantap makananku.
"Untung aku dong,"cengir Agung yg kubalas dg senyuman.Kami makan sambil sesekali ngobrol.Yg bikin aku tengsin,ditengah tengah asyiknya kami ngobrol,tiba-tiba saja perutku bunyi.Alis Agung terangkat sebelah.
"Maaf. . .,"pintaku,"Sepertinya perutku belum siap menerima makanan berat,"kataku.
"Ya ampun!Knp ga blng?"sergah Agung.
"Ga papa kok Gung.Eehmmm. . .ada wc ga?"tanyaku lg,meringis.
Agung segera bangkit dan bertanya pd pemilik kantin. Beliau membolehkanku untuk langsung ke belakang. Setelah mengucapkan terimakasih,aku langsung aja menghambur.
Pheeeeeeww. . .!
Aku menghela napas lega setelah aku bisa nangkring di toilet.Bener2 ga keren deh.Masa asyik2nya ditraktir ma Agung,perutku berontak.Malu2in aja!Dalam hati aku ngedumel.Bbrp saat kemudian kudengar suara Agung yg megatakan bahwa dia telah membeli obat untukku.Aku cuma mampu nyengir dan mengucapkan terimakasih.
Yang membuatku heran,setelah itu kudengar Agung bercakap2 dg seseorang dg nada yg kaget dan marah!Aku mencoba mendengarkan dg seksama.Tp mrk berbicara dg nada tertahan.Aku masih bisa menangkap kesan marah dlm percakapan mrk.Sepertinya mrk sedang adu argumen tentang sesuatu.
Aku cepat2 menyelesaikan hajatku dan keluar.Kudengar suara Agung yg sedang berbicara dg seseorang dg nada tegang dari arah samping.Mrk bicara dibelakang kantin. Aku mendekat ke pintu belakang untuk melihatnya.Kali aja Agung butuh bantuanku.
Kulihat dia sedang ngobrol dg seorang lelaki yg mengenakan jas.Sepertinya seorang pekerja kantoran. Laki2 itu memegang tangan kanan Agung.
"Lepasin!"sergah Agung marah dan coba menarik lepas tangannya.Tp laki2 itu menahannya.
"Jgn kekanak kanakan Gung!Knp sih kamu ga bisa rileks aja.Steve itu bukan siapa2.Kami cuma rekan kerja.Dia berada disini hanya untuk satu minggu.Dan aku yg harus menemaninya disini.Krn itu aku gak ada waktu buat jalan dgmu.Kamu kudu ngerti dong!Itu kan tugas kantor!"kata lelaki itu mencoba membujuk.
"Rekan kerja?"tanya Agung dg nada sinis.
"Iya.Gak lebih.Sekarang dia udah balik ke Australia.Tugasku sudah selesai,dan kita bisa santai lg.Jangan marah dong,ya?"pintanya lg.
Agung mendengus keras."Jangan pikir aku terlalu bodoh An!Aku tahu apa hubungan kalian!"desis Agung marah.
"Maksudmu?!"
"Aku melihatmu di Deja Vu malam itu!"kata Agung dingin.Aku yg mendengar langsung paham siapa lelaki berpakaian rapi itu.
"Yeah,so?Aku hanya menemaninya untuk sdikit menghiburnya.Wajar kan?Dia tamu disini."
"Apa menciumnya jg termasuk caramu menghibur?"selaku yg tak tahan mendengar lelaki tengil itu.
Mrk sedikit terkejut dg kemunculanku.Agung sndiri kembali mencoba menarik lepas tangannya,tp lelaki itu tetap menahannya.
"Apa maksudmu?Siapa kau?"tanyanya tajam.
"Kalau kau tahu diri,kau akan segera pergi dari sini,"kataku sinis."Malam itu,Agung melihatmu berciuman dg orang yg kau bilang rekan kerjamu td.Dia melihat semuanya," kata ku datar.
Raut wajah lelaki itu sedikit berubah.Cepat dia berpaling pd Agung,"Gung,hal itu ga berarti apa2.Aku gak ada hubungan dg Steve.Aku sayang ma kamu!"katanya.
"Andhika!Aku gak peduli kamu ada hubungan apa dg si Steve itu.Krn aku sudah putuskan untuk tidak berhubungan dgmu lg.Jd terserah kamu mau ngapain.Aku gak mau tahu.Lepasin tanganmu!!"kata Agung keras.
"Gung,kamu dengar dulu!Aku sayang sama kamu!"
"Lepaskan Agung!"perintahku dingin.Dr td si Andhika ini benar2 membuatku gemas ingin memukulnya.
"Kau!!Pergi dari sini.Ini antara aku dan Agung.Kamu gak ada urusan disini!"
Dg gemas aku melayangkan tinjuku pdnya!Dia jatuh tersungkur shingga pegangannya pada Agung terlepas.Dg cepat aku menarik Agung,memeluknya dg sikap posesif.
"Sekarang jd urusanku.Krn Agung adalah milikku.Kamu gak pantas untuknya!Pergi dari sini sekarang,atau kau akan langsung mampir ke rumah sakit bgt kau keluar dari tempat ini!"ancamku dan menatapnya tajam!
Untuk sesaat dia hanya mampu terperangah memandang kami berdua."Kalian. . . .?"
"Ya!Sekarang Agung milikku,"kataku dan menarik pinggang Agung untuk lebih mendekat pdku,"Jd cepat tinggalkan tempat ini!!"
Andhika bangkit dan menatap Agung"Hanya dalam waktu seminggu kau sudah melupakanku?"tuntutnya pd Agung.
"Kau tidak layak untuk dipikirkan Andhika!"serobotku kesal,"Agung cukup pintar untuk mengerti bahwa memikirkanmu,hanya akan membuang-buang waktu dan energi!"
Wajah Andhika makin memerah.Dia meludah!Kemudian dg cepat dia berlalu dg gerutuan kesal.
Begitu dia pergi,aku segera melepas peganganku pd Agung dan sedikit menjauh."Maaf!Tp . . . . aku tak tahan melihatnya!"kataku.Agung tak menjawab.Kulihat dia hanya mampu terpaku diam membuatku tersipu.Mungkin aku td keterlaluan,pikirku.
"Aku tak percaya kau melakukannya,"gumam Agung pelan.
"Maaf.Aku td bertindak impulsif dan. . .,"kalimatku terpotong oleh tawa keras Agung.Jelas aku bengong dg reaksi anehnya.Dia tertawa begitu keras sampai tubuhnya terbungkuk bungkuk.
"Apa?"tanyaku bingung.
Agung mengusap sudut matanya,masih terkekeh."Kamu liat gak tadi mukanya?!Benar2 menggelikan!Aku benar2 tak percaya kau mengaku kalo kita sudah jadian."
Aku meringis kecut,"Hanya itu yg terpikir olehku!"kataku.
Agung cuma menggeleng dan kembali tertawa kecil."Thank you."
Aku mengibaskan tanganku,"You've helped me first,"kataku cepat."Ga usah dibahas lg!"
Agung tersenyum,"Oh ya.Obatmu!Cepat minum!"kata Agung dan mengangsurkan sebotol obat maag untukku.
"Thanks,"kataku dan menerimanya.
"Belum ada kabar dr temenmu?"tanya Agung yg kujawab dg gelengan."Mau ku antar?"tawarnya.
Sejenak aku menimbangnya dan akhirnya mengangkat bahu.Why not?!Agung tersenyum dan memberiku tanda untuk mengikutinya.Begitu didalam,kami disambut oleh Bapak pemilik kantin.
"Mas Agung gak papa?Td kami dengar suaranya!"kata beliau.
DEGH!!
Hatiku langsung mencelos!Aku menatap ke wajah2 di sekelilingku yg menatap aku dan Agung dg tatapan aneh. Sial!!Apa mrk td mendengar apa yg kukatakan?pikirku panik.Jangan2 mrk berpikir kalau aku dan Agung. . . . .
Aku tak mau memikirkan kelanjutan dari kalimatku td.
"Kami nggak papa Pak.Saya pulang dulu.Va?"ajak Agung dan berlalu dg cepat.Aku buru2 mengikutinya.

Untuk bbrp lama,kami melaju dg mobil sedan Agung dlm diam. Baik aku/Agung sama2 sibuk dg pikiran kami masing2.Kejadian td benar2 diluar dugaan.Siapa jg yg nyangka kalo player tengil Andhika berani muncul di kampus.Aku sdikit menyesalkan hal itu,krn aku tahu kalau Agung belum officially come out sbg gay dilingkungan kampus.Dg kejadian tadi,sepertinya dia sudah memproklamirkan dirinya scara tidak langsung.
"Kamu. . . .nggak apa-apa?"tanyaku pelan.
"Huh. . ..?Apa?"tanya Agung balik.
"Kamu. . . .gak apa2 dg kejadian td?Sepertinya sbntr lg, semua orang dikampus akan tahu kalau kau. . .gay," kataku pelan.
Agung diam.
"Kamu mungkin gak bakalan sedamai kmrn2 lg.Si sialan Andhika. . .,"
"Knp kamu malah musingin aku?"tanya Agung bingung.
"Lho,kan kamu sndiri yg blng kalau kamu ga come out dikampus krn kamu gak suka kalo urusan pribadimu terusik disana!"
Untuk sejenak Agung hanya menatapku tak percaya. Kemudian dia malah tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya."Apakah kamu selalu lebih perduli dg orang lain drpd kepentinganmu sndiri?"gumamnya heran. "Bukankah sebaiknya kau harus lebih peduli akan reputasimu?Dava,kau sadar kalau td,kau dg lantang mengatakan bahwa kita sudah jadian?!"
Ganti aku yg terbungkam.
"Kalau toh nantinya anak2 kampus tahu bahwa aku gay,itu memang sesuai dg fakta.Tapi kamu. . . . ."Agung tak meneruskan kalimatnya.
Aku tak memikirkan kemungkinan itu.Td aku hanya ingin menyingkirkan Andhika.Aku hanya tahu kalau aku harus membantu Agung.Sama sekali tdk terfikir kalau nantinya orang2 akan menganggapku sbg pacar Agung.Aku menggaruk kepalaku yg tidak gatal."lya jg.Td aku bilang kalau kita jalan ya?"gumamku bego.
"Apa yg harus kita lakukan nanti untuk mengembalikan nama baikmu?"ujar Agung dg nada ngambang.
Aku tak bs menjawabnya.Aku sudah pernah digosipkan bbrp kali.Dan kebayakan aku tahu bgmn menghadapinya. Tp kalau dikabarkan sbg penyuka sesama jenis,itu hal yg baru bg ku.Akhirnya aku cuma mendesah,"Sudahlah!Ga usah dipikir,"putusku.
"Maksudnya?"tanya Agung dg sebelah alis terangkat.
"Biar saja kalau memang ada yg menggosipkan sprti itu. Aku gak mau ambil pusing.Orang2 yg mengenalku pasti tahu kalau hal itu tak benar.Males pusing2,"gerutuku.
Agung diam sejenak,"Kalau kau yakin,"putus Agung akhirnya.




Gosip itu ternyata benar2 menyebar dg cepat.Yg pertama kelabakan tentu saja Randy.Dia langsung menyeretku begitu aku muncul dikelas.Kukatakan pd nya kalau aku cuma membantu Agung yg dikejar-kejar oleh gay sinting bernama Andhika.Bahwa semua yg terjadi kemarin hanya sandiwara untuk membebaskan Agung.Randy percaya pdku tanpa perlu kuyakinkan dua kali.
Tp kejutan yg tak mengenakkan adalah ketika aku kembali kekelas,dan dihadang oleh lmelda.
"Katakan itu tidak benar?"tuntutnya langsung membuatku mendengus keras.
"Nggak penting!"tukasku cepat dan melewatinya.Tp lmel menangkap tanganku dan menyentakkannya dg kuat shg aku kembali berbalik menghadapnya.
"Emang kamu gak bisa mikir dg bener ya?Segitu hebatnya sakit hatimu sampe2 kamu memutuskan buat pindah orientasi seks?!"cerocosnya keras.
Aku sampe ternganga saking terperangahnya.Anjing!Pede amat dia!Jd dia pikir aku jd gay hanya gara2 dia selingkuh?! BUSYET!!Aku sudah hendak nyolot saat kudengar suara derap kaki mendekat.
"DAVA!"panggilan Agung langsung terbungkam saat dia melihat kami yg berdiri dg tegang.Hanya butuh bbrp detik baginya untuk tahu kalau dia datang pd saat yg tdk tepat.
"Dia kan?!"tuntut lmelda dg suara keras."Dia yg bernama Agung,pacarmu skrng?!Apa otakmu sudah gak beres?!"
"Maaf.Tolong dengar. . . ,"
"YA!!!"teriakku keras memotong kalimat Agung. Kemarahanku menggelegak dg keras krn perkataan imelda yg menusuk."Dia yg bernama Agung yg kemarin aku sebut sbg pacarku.Dan aku LEBIH MEMILIH DIA drpd cewek sialan tak tahu diri sepertimu.PAHAM?!Dan apa yg kulakukan dg hidupku,BUKAN URUSANMU!!!Urus saja dirimu sendiri!"teriakku dg murka.Lalu dg kesal aku berbalik mendekat ke Agung dan meraih tangannya."Ayo!Kita pergi!"ajakku dan menyeretnya untuk mengikutiku.
"Tapi Va?!"
Aku tak memperdulikannya dan trs menariknya.Telingaku berdenging saking marahnya.Aku benar2 hrs menjauh dari tempat ini,krn aku yakin,kalau tidak,aku akan melakukan sesuatu yg akan kusesali.Jd lebih baik aku pergi.Aku trs menyeret Agung yg paham untuk tidak menyelaku.Dia menurut saja,mengikutiku ke arah kantin.Ada bbrp orang yg kami lewati tampak memperhatikan kami.Aku tak memperdulikannya.
Tp hari ini sepertinya aku benar2 sial.Sebelum aku mencapai kantin,aku berpapasan dg cowok yg kutemukan telanjang diranjang bareng imelda.Dia memandangku dg sinis.
"Wah. . . jd benar?!Kau sudah jd bencong skrng.Pake gandeng tangan segala,"sindirnya dg senyum tengil.Bbrp orang yg disekitar kami jd tertarik mendengarnya sehingga mereka mulai memperhatikan kami.Kuharap dia segera diam,krn skrng ini aku benar2 diambang batas kesabaranku.
"Tutup mulut dan pergi!"desisku tajam.
"Ups!Sorry!Eh kalau mau,aku kenalin sama temen cowokku yg. ."
Aku sudah berteriak keras dan menghambur untuk menghajarnya.
Benar2 menyenangkan!Ketika bogem,tendangan dan sikutanku menghantamnya terasa sungguh nikmat.Dia tentu saja melawan,tp aku hampir-hampir tidak merasakan pukulannya.Dg gemas trs kulayangkan pukulanku.Agung mencoba untuk menghentikanku.Tp dg mudah aku dorong minggir.Aku hampir tak menyadari apa yg terjadi setelah itu.Yg jelas tubuh ku ditahan oleh bbrp orang dan aku diseret pergi meski aku sudah berontak sekuat tenaga krn kulihat cowok itu masih sanggup bergerak.

«13456724

Comments

  • HAI. . . . .,
    Biasanya gw cm jadi pembaca tapi. . . . . kali ini gw pengen ikutan jg hehehehe. . . .
    hope u guys enjoy it!!
  • jay dody wrote:
    hope u guys enjoy it!!
    yap, ceritanya bagus, bakal dipantengin terus lanjutannya jangan lama-lama.
  • Bali,udayana dan sidoarjo serasa aq sendiri yg menjadi peran utamanya kebetulan aq pernah tinggal di Bali kuliah di Udayana dan aq jg orang sidoarjo
  • Ceritanya menarik! Sedikit saran agar setelah koma, titik, antar-kalimat, atau antar-paragraf diberi spasi supaya tidak berdempetan. Trims :)
  • Cerita yang sangat menarik... Penyampaian kata demi katanya jg enak dibaca... Keep writing bro ;)
  • Sugoooiiiii :D
    Ayo lanjut lanjut
  • truskan masss.. kita siap mantengin kok.. hhehe
  • Gilaaaa!! Dahsyattt!!! Ini bahasanya ala tulisan" yang sering kubaca dari buku" terbitan.. Keren banget... Semangat ya lanjutinnya.. :)
  • Kereeen...mantafff....cerita yg berlatar belakang straight pemeran utamanya. Tambah kejutan2 nya yaaa
  • God! Another great story! Terusin, Bro! Seru banget ini ceritanya!
  • keren bgt ceritanya...
    d tunggu lanjutannya..
  • Wahhhh mantabs ceritanya gan........di tunggu kelanjutanya :d
  • keren kak, hmmm gregetan baca nya aha lanjut dunk
  • Adinu:hmmmm. . . . benernya udah hampir q seleseim sih.Cuman agak ragu ma reaksi temen2.thanks ya?lnsyaallah selesai kok.tinggal upload.
    just pie:really?
    adam:thanks Bro.hehehehe..benernya aku ngetilnya pake hp id yaaaaaa...gite deh hehehehe.....
    memetutut:matur sukseme
    rebellious n fansnya Ade:Thank u
    heaven star:WUAH!!makasih!!!hehehe....
    Zhahanz:thanks
    zea:thanks
    myrian:ok
    ferdif:thanks
    dasrielaldo:ok!thanks

    ENJOY ALL!!!
  • Aku sedikit berdesis saat Agung meneteskan obat itu ke buku2 jariku yg sedikit berdarah.Dia tak memperdulikanku.Malah seperti dg sengaja menekan-nekan kapas itu dg kuat ke lukaku.
    "Kamu sebenernya mau mengobati atau nyakitin aku sih?!"gerutuku kesal.
    "Nyakitin!Biar kamu sadar!"sahutnya cuek sembari menotolkan kapas itu kesudut bibirku luka.Aku berteriak kecil saking perihnya.
    "Sakit!"raungku dan menelengkan muka saat ia kembali hendak melakukannya.
    "Lho?Udah bisa ngerasain?Ga kesetanan lg?"tanyanya cuek seraya menotolkan kembali kapas basah itu dan dg sengaja menekannya dg keras.Karuan saja aku kembali meraung kesakitan.
    "Kelihatan banget ga niat bantuin.Sini!Biar aku sendiri"gerutuku.
    "Jangan bergerak!"bentak Agung dan dg cuek kembali mengobatiku."Kamu seneng bikin heboh.Untung aja pihak kampus cuma memberimu peringatan krn banyak saksi yg mendukungmu.Krn kalau enggak,kamu bisa dikeluarkan,"omelnya.
    Aku tertawa kecil,"Yeah!Aku beruntung.Siapa sangka kalau cowok tengil itu ternyata tidak begitu disukai.Jd orang2 lebih suka mendukungku,"cengirku senang.
    "Itu gak berarti kamu boleh menghajarnya!"bentak Agung lg dan memukul luka ditanganku,membuatku meringis kesakitan.
    "Hei!Aku sudah memintanya diam.Dia aja yg suka bikin gara2!"dengusku kesal.
    Agung menghela nafas."Takutnya skrng orang2 dikampus akan makin membicarakanmu.Ingat kalau td kau menyeretku?Dan fakta bahwa kau menghajar cowok td krn dia menghinamu sbg seorang gay?Sepertinya kau sudah memberi sdikit bukti tambahan kalau memang ada apa2 diantara kita,"gerutu Agung sembari menempelkan pembalut luka ditanganku.
    "Kalau untuk teman2 dikelas td sih,sudah gak ada masalah!Aku sudah mejelaskan ke mereka"
    Celetukan itu berasal dari pintu kamar kostku.Randy nyengir dan masuk lalu menggeleng,mendecak melihat luka2ku.Kulihat dia membawa sebuah bungkusan plastik besar.
    "Keren nggak?!"tanyaku bangga."Udah lama lho gw ga punya luka gara2 berantem,"selorohku lg tp langsung berjingkat kaget saat Agung kembali menempelkan plester ke lukaku disertai pukulan ringan.
    Randy tertawa kecil."Td si lmel nangis lho!"lapornya dan duduk disebelah pembaringan.
    Aku mendengus."Jelas aja!Cowoknya gw hajar,"kataku cuek.
    Sesaat Agung dan Randy tampak kaget.
    Aku cuma tersenyum."Dia cowok yg gw temuin seranjang ma si Imel!"jelasku lg.
    "Pantes. . .,"gumam Randy setelah terdiam bbrp saat.
    "Ga heran kamu kesetanan!"gerutu Agung sembari membereskan obat2an.
    "Eh maaf.Kita belom kenalan.Randy!"kata temenku itu dan mengangsurkan tangan.
    Agung tersenyum."Agung!"jwbnya.
    Pemahaman segera muncul diwajah Randy,"Ooooh. . . pantes kamu dikejar-kejar ma cowok gay sinting itu.Kamu terlalu cakep dan kelimis sih,"gumamnya pelan.Karuan aja aku ngakak mendengarnya.Agung hanya mampu mesem sedikit tersipu dan memandangku heran.
    "Aku emang sedikit ngejelasin sama Randy soal aku bantu kamu nyingkirin si Andhika sinting itu,"jelasku.Agung hanya mengangguk tanda mengerti.
    "Lo ga butuh apa2?"tanya Randy.
    Aku menggeleng."Thanks Bro."
    "Ya udah gw cabut dulu.Nih gw bawain makan ma buah2an.Gung,sorry.Tp gw cuma bawa nasinya satu bungkus," kata Randy.
    Agung tersenyum,"Nggak papa!"
    "Ya udah.Gw cabut mo nganter nyokap!"pamit Randy.
    "Sip.Thanks!Salam aja n jangan bilang ke beliau kalo gw habis berantem ya?"kataku.
    "Knp?Takut diomelin?"goda Randy yg ku jawab dg cengiran."Besok gw jemput?"
    "Ga usah Ran.Biar aku aja yg jemput Dava!"ujar Agung yg sedang membuka nasi bungkus yg dibawa Randy."Hitung2 balas jasa!"imbuhnya lg.
    "Ok deh!"sahut Randy dan pergi.
    "Sebenernya ga perlu Gung,"kataku pdnya yg beranjak mengambil sendok dan piring.
    "Gak papa Va.Ayo makan!"katanya dan mengulurkan sendok untuk menyuapiku.Jelas aja aku bengong.
    "Biar aku makan sendiri deh!"kataku.
    "Tanganmu masih kaku baru diplester.Nurut aja knp sih?Lagian,kita kan udah jadian?"goda Agung nyengir.
    "Sinting!"gerutuku yg akhirnya menurut dan membuka mulut untuk ia suapi.


    VII


    Sejak itu hubunganku dg Agung makin erat.Aku nyaman dan senang bersamanya.Hampir tiap hari kami berangkat dan pulang bersama.Kadang2 bertiga bareng Randy.Dg Agung aku bs merasa nyaman meski kadang dia bisa jd sdikit cerewet.Apa lagi kalau melihat kamar kostku pas berantakan.Buku bertebaran.Kaos kotor dimana mana. Atau peralatan makan yg menumpuk belum kucuci. Dia pasti ngamuk.Ngomel2 sembari membereskannya. Anehnya aku senang melihatnya.Senang mendengarnya ngomel tentang betapa jorok n berantakannya aku.Malah kadang ku sengaja.Kalau tahu dia mau datang,kamar kost aku bikin jadi berantakan meski tadinya rapi.Sepatu ma kaos kaki aku lempar.Baju yg udah terlipat rapi dilemari aku keluarin.Atau buku2 yg sengaja aku gerantakin.Dan tentu saja,saat dia datang dia lngsng ngamuk sembari beres2.Lucu bgt melihatnya.
    Kadang kami pergi jalan-jalan atau nonton bareng.Atau bertiga bareng Randy.Sesekali berempat bareng Wina.Cewek Randy.Mereka baru aja jadian.Suka bikin sirik krn sering banget Randy seolah olah pamer kemesraan didepan kami berdua.Tapi aku tak mau kalah.
    Saat mereka berdua bergandengan tangan,aku langsung menggandeng tangan Agung dan beraksi tak kalah mesra didepan mrk.Kalo pas makan bareng,Randy suka main suap2an sama Wina.Dg cuek aku minta disuapin jg sama Agung.Tp pernah dg sengaja Randy mencium kening Wina didepan kami,lalu menoleh pdku dan Agung, menantang kami untuk melakukannya.Jelas aja aku misuh2 krn gak mungkin aku mencium Agung.Tp Agung dg cuek langsung mencium pipiku dg suara cipokan keras. Sontan aku ngamuk smntara Wina dan Randy ngakak.
    Dalam keadaan biasa,mungkin aku bakal iri pd Randy dan Wina.Tp bersama Agung,aku merasa baik2 saja.Dia melengkapi kekurangan yg aku rasakan.
    Dan aku jg semakin mengenal dan memahami Agung.Dia anak ketiga dalam keluarganya.Dua kakaknya,satu cowok dan cewek, telah menikah dan tinggal sendiri bersama pasangan mrk.Ayah Agung seorang Dokter ahli bedah yg cukup terkenal disini.Smntara ibunya seorang ahli kandungan.Dua kakaknya jg Dokter.Cm Agung aja yg jd pemberontak,gak mau ikutan kuliah kedokteran dan lebih memilih belajar dunia bisnis.
    Kedua orang tua Agung adalah orang2 sibuk.Tak jarang mrk pergi keluar kota selama bbrp hari.Rumah Agung yg besar lebih sering sepi.Krn itu dia sering main bareng aku dan Randy.Gak jarang dia jd males pulang.Kadang dia lebih sering menghabiskan waktu dikostan ku sampe malem.Dan baru pulang saat dia mulai ngantuk.Aku pernah bbrp kali bertemu dg ortu nya.Dan mrk benar2 orang yg baik.Mrk sangat menyayangi Agung.Tp krn kesibukan,mrk jarang sekali bs menemaninya.Mrk bilang kalau mrk senang aku bs berteman dg Agung.Krn sejak kedua kakaknya menikah,Agung jd super kesepian.

    "Jd liburan ini kamu balik Va?"tanya Agung yg sedang tiduran di kasur.
    "Yup.2 hari lg aku berangkat.Kangen Gung sama orang rumah,"jawabku tanpa megalihkan mataku dari layar laptop ku."Aku udah beres packing kok.Motorku jg udah aku titipin ke rumah Randy,"sambungku.
    "Oleh2nya jangan lupa ya?"kata Agung.
    "Sip lah.Ntar sms aja kamu mau dibawain apa,"jawabku.
    "Ikut aku yuk?!"ajak Agung yg tiba2 saja telah berdiri disampingku.
    "Kemana?Aku capek Gung"katakuku dan segera log out.
    "Kerumah.Sekalian kamu ambil buah2an yg bisa kamu pake buat bekal pulang ntar."
    "Tante sama Oom keluar kota lg?"tanyaku dan mengambil jaketku.Jaket yg sama yg ia berikan saat pertama kali kami bertemu.
    "Udah dari kemaren,"jawab Agung singkat.
    Tak lama kami meluncur menuju rumah Agung yg berada tak jauh dari lapangan Renon.Sebuah kompleks perumahan elit yg bbrp penghuninya adalah orang2 asing.Seperti biasa,rumah Agung yg megah tampak sunyi. Dua orang satpam yg berjaga segera membuka pagar untuk kami."Kamu langsung kekamar.Aku mau minta Bibi buat bikin jus jeruk,"kata Agung.
    "Eh Gung,kalau boleh sekalian aku mau mandi ma air hangat ya?Kayaknya enak tuh buat ngilangin capek"ujarku yg tiba2 punya ide.
    "Kalo gitu sekalian nginep aja ya?"tawar Agung saat kami naik ke lantai dua menuju kamarnya.
    "Eeeeeeuuhh. . . . aku gak bawa baju ganti Gung,"kataku sedikit beralasan.Meskipun kami akrab,belum pernah sekalipun aku menginap dirumahnya.Aku selalu menolak saat diajak,meski yg menawari itu Oom dan Tante,ortu nya Agung.Ngeper aja.Serasa rakyat jelata yg diundang nginep di istana.Dan lg mrk beragama Hindu.Yg nota bene dlm ajaran mrk ada tingkatan2 kasta.Aku gak tau gmn mrk memandangku,tp aku sendiri merasa berada dalam kasta dibawahnya.Minder abis lah!
    "Ck. . . . kebiasaan deh.Pake bajuku kan bisa.Pokoknya malem ini kamu nginep.Jangan kuatir,aku bakal jd host yg baik,"putus Agung.Dan bgt kami masuk kekamarnya,dia lngsng menuju closet besarnya.Dia mengeluarkan satu stel piyama yg terbuat dari katun.
    "Kamu pake ini aja buat tidur.Jadi mandi pake air anget?" tanyanya.
    "Iyalah!"kataku dan mengambil piyama itu.Nanti aku akan langsung ganti baju dikamar mandi.Aku tak pernah ganti baju didepan Agung.Gak enak aja,apa lg dg fakta bahwa dia gay.Agung sndiri tak pernah menanyakan hal itu.Jd kurasa dia mengerti.
    "Ya udah.Aku ke bawah dulu.Kamu mau jus jeruk atau susu aja?Kalo pengen tidur nyenyak,susu lebih bagus," tawar Agung.
    "Boleh deh," sahutku nyengir dan langsung nyelonong ke kamar mandi.
    Mandi air hangat benar2 membuatku nyaman.Otot2 ku yg serasa sdikit tegang krn ujian bbrp hari kmrn jadi sedikit rileks.Kemewahan sprti ini tak bisa kudapatkan di kost an murahku.Mau capek kek,hawa dingin kek,panas kek,mandinya tetep aja pake air yg ada di kamar mandi itu. Mana mau induk semangku memasang water heater.Jd kesempatan kali ini mau aku gunakan sebaik-baiknya. Entah sudah brp lama aku berada di dalam.Saat merasa cukup puas,aku segera keluar dr shower dan mngeringkan tubuhku dg handuk yg kuambil dari lemari kecil disebelah wastafel.Piyama Agung sdikit kegedean untukku.
    Saat keluar kamar,aku sedikit kaget saat menemukan Agung yg sedang santai duduk diujung pembaringan seraya mengusap kepalanya yg basah dg handuk.Apa lagi saat itu dia hanya memakai celana tidurnya saja.Dadanya yg terbuka tampak penuh dan tegap.Kulitnya yg putih mulus membuat dua lingkaran merah didadanya terlihat jelas.Dua lingkaran merah itu tampak bergerak naik turun saat dia menarik nafas.Tanpa sadar aku menelan ludah. Dan tiba2 saja aku tersipu dan langsung membuang pandanganku ke arah layar plasma yg sedang menayangkan sebuah video musik.EDAN!!!batinku. Ngapain coba aku sampe nelen ludah melihatnya?!
    "Busyet deh!Betah amat didalam,"sindir Agung.
    "Kesempatan!"jawabku,"Kan jarang2an aku bisa mandi pake air anget,"sambungku lg dan duduk diujung bawah tempat tidur Agung yg gede.Mencoba berada sejauh mungkin darinya.
    "Susumu sampe dingin.Minum,"kata Agung sudah ada disebelahku dan mengangsurkan segelas susu.
    Aku menerima susu itu tanpa melihatnya dan langsung menandaskannya.Agung sendiri melangkah ke meja riasnya.Gak tau mau ngambil apa.Knp dia ga pake baju sih? gerundengku dlm hati.Mataku masih tertancap pd layar tv yg sedang menayangkan salah satu klip lama dari Lauryn Hill,can't take my eyes on you.
    "Sini Va!"pinta Agung yg sudah kembali duduk ditempatnya td.Dia menepuk pahanya yg dialasi handuk. Ada sebuah botol di tangan kanannya.
    "Mau ngapain?!"tanyaku heran.
    "Katanya mau rileks.Nurut aja deh.Berbaring dan kepalanya taruh disini,"katanya dan kembali menepuk paha.
    "Itu apaan?"tanyaku menunjuk botol yg dipegangnya. "Aku mau kamu dandanin ya?"tuduhku.
    "Dasar sarap!"maki Agung kesel."Ini namanya hair tonic.Cepet!"sergah Agung sdikit jengkel.
    Dg ogah2an aku menurutinya.Kuletakkan kepalaku dipangkuannya dan berbaring telentang."Knp ga pake baju sih?"gerundengku dan kembali memalingkan mukaku kelayar Tv agar aku tak perlu melihat kedada telanjangnya.
    "Baru jg mandi.Knp?Horny liatnya?"tanyanya cuek.
    "Sinting!"komentarku singkat membuat Agung tergelak kecil.Dan tiba2 saja kepalaku terasa dibasahi dg cairan dingin dan harum.Agung kemudian melakukan pijatan2 ringan pd kepalaku.
    "Gmn?Enak kan?"tanya Agung.
    Aku yg langsung memejamkan mata hanya menggumam pelan.Gila!Enak bener!Cairan yg Agung bilang hair tonic td bener2 bikin kepalaku seger.Dan pijatan2 ringan Agung benar2 terasa nyaman dan menenangkan.Aku mendengar kembali tawa kecil Agung tp aku tak mengacuhkan,lebih memilih menikmati treatment Agung.Kadang dia serasa mengusap rambutku lembut.Nyaman sekali.Saking enaknya,tanpa sadar aku terlelap.
    Entah brp lama kemudian aku terbangun dan mendapati kalau aku masih berbaring berbantalkan paha Agung.Agung sndiri tampak terlelap.Tidur sambil duduk bersandar dikepala ranjang.Dan masih telanjang dada.Tv jg sudah dimatikan.Perlahan aku bangkit duduk dan turun dr ranjang,lalu dg berjingkat berjalan mendekati Agung.Dg lembut aku menyelipkan tanganku dibawah paha dan punggungnya.Dg berhati-hati aku sedikit mengangkatnya,membetulkan posisinya agar dia bisa tidur dg lebih nyaman.Agung hanya mendesah pelan lalu bergerak,membetulkan sendiri posisinya.Berbaring miring. Aku hanya tersenyum dan menyelimutinya.Kalau kubiarkan dia dg posisi tadi,bisa2 dia masuk angin. Lalu,kembali dg pelan2 aku membaringkan diri disisi seberang Agung dan menutup tubuhku dg selimut. Sebentar kemudian,aku sudah kembali terlelap.

    "Bangun Va!Udah siang lho!Va?!"panggil Agung dan mengguncang tubuhku sedikit.Aku yg masih ngantuk hanya menggumam tak jelas dan melanjutkan tidurku. Tidur diranjang Agung benar2 nyaman.Aku yg terbiasa dg kasur busa tipis dikostan bener2 malas untuk bangun.
    "Va. . .!Udah siang lho!"panggil Agung lg.
    Aku tak memperdulikannya.
    "Bangun!Kebo!Kalau ga gw cium lo!"ancam Agung. Suaranya bisa kutangkap dg jelas,tp tubuhku benar2 menolak untuk menurutinya.Aku hanya menggumakan kata sinting pelan dan kembali mencari halaman mimpi yg td terputus.Sesaat kemudian aku merasakan usapan lembab,sedikit basah di bagian telingaku.Kuluman lembut di bagian bawah telinga,hingga kemudian gigitan kecil. Ada yg mencium telingaku!!!
    Sontan aku terlonjak bangun!
    "Manjur jg ciumanku!"komentar Agung yg duduk santai disebelahku.
    Setelah bbrp detik kemudian aku baru sadar kalau td Agung yg mencium dan mempermainkan telingaku dg bibirnya.Sontan aja aku tersipu hebat.Wajahku langsung terasa panas."Dasar sinting!!"umpatku pelan.
    Agung hanya tertawa kecil."Udah jam 10 lho.Cuci muka sana!Kita makan dibawah.Sekalian berenang ya?Pake aja celana pendekku,"kata Agung dan menunjuk pd sebuah celana pendek yg dia letakkan dikaki tempat tidur.Lalu dg santai melenggang pergi.
    Untuk bbrp saat aku masih terduduk diam diranjang, memahami apa yg tadi terjadi.Aku masih bisa merasakan ciuman Agung di belakang telingaku,kuluman bibirnya dibagian bawah telingaku,hingga gigitannya.Tanpa sadar aku menggigil.Ga nyangka Agung bisa melakukan itu. "Dasar sinting!" gumamku pelan dan segera turun untuk cuci muka.
    Agung sudah asyik berenang saat aku kebawah.Tubuhnya yg putih tampak berkilat basah,membelah air.Dia berenang menghampiriku.
    "Minum aja dulu susu itu,"kata Agung menelengkan kepala ke arah segelas susu yg ada diatas meja dipinggir kolam.Dia meletakkan lengannya dipembatas."Ntar aja habis renang aku bikinin makan,"sambungnya.
    "Kamu masak?!Bisa keracunan ntar!"gerutuku.
    Agung menyiratkan air mendengarku."Awas kalo ntar kamu ketagihan!Ga bakal aku bikinin lg!"ancamnya.
    "Kamu lupa kalo keluarga ku bergerak dlm bidang boga. You should gimme your best!"selorohku.
    "We'll see!Udah cepet minum trs nyebur,"katanya.
    Aku segera menandaskan susuku lalu melepas t-shirt. Stretching sejenak dan langsung nyebur!Setelah bolak balik bbrp kali aku menepi.Mengangkat tubuhku dari kolam.Agung mengulurkan handuk besar pdku.Aku menerimanya dan mengusap tubuhku.Tp jd terdiam saat kulihat Agung memperhatikanku dg seksama.
    "Apa?!"tanyaku jengah.
    "Tubuhmu bagus,tp. . . .,"Agung kembali menelusuriku, dg matanya"lengan dan dadamu kurang berisi," komentarnya menilai.
    "Emang kamu,yg bisa rajin fitness.Liat aja tuh dadamu,jd membusung gitu.Lebih gede dikit lg udah kaya punya payudara tuh!"celaku.
    "Knp?!"tanya Agung heran meraba dadanya,"Kurang bagus ya?Atau malah bikin horny?"tanyanya iseng.
    Aku jelas misuh2 mendengarnya."Iya.Bikin aku pengen netek!Boleh?!"sahutku ngawur.
    "Eh knp nggak?Apa sih yg nggak buat kamu.Sini!"ujarnya melambaikan tangan.
    "Najis!"makiku dan melempar handukku ke mukanya. Agung ngakak."Woi,laper nih!"rengekku.
    "Ya udah q masak dulu.Kamu renang aja lg.Oh ya,ntar hbs liburan kamu ngegym bareng aku ya?Kebetulan fasilitas gym buddy ku belum ku pake.Aku bisa masukin namanu."
    "Gampang deh,"sahutku santai.
    "Ya udah.Tunggu ya?"ujar Agung dan segera menyambar jubah mandinya.
    Aku hanya tersenyum melihatnya.Jd penasaran sama masakan dia.Sementara menunggu,aku memutuskan untuk berenang lg.
    Dan ternyata,butuh setengah jam lebih bagi Agung buat menyelesaikan masakannya.Aku baru saja menyelesaikan putaran ketiga non stop ku saat dia berteriak,"Breakfast' ready!!"
    "Finally!"gumamku dan keluar dari kolam.Saat aku mendekat, aku bengong melihat masakan yg dia siapkan. "Nasi goreng?!Jd dari tadi yg kamu masak itu nasi goreng aja?!"tuntutku.
    "Hei!Ini nasi goreng komplit spesial.Ada telor,sosis,dikasih potongan ayam,sedikit gorengan teri sama irisan mentimun.Lihat tuh!Sip kan?"bela Agung.
    "Lebih tepatnya nasi goreng yg cuma dikasih banyak lauk doang.Lihat tuh,telornya digoreng bentuk hati,timunnya bentuk bintang.Dan sosisnya knp jd kayak gurita gini?How old do you think l am?Five?"protesku.
    Agung langsung menggeram,"Cerewet!Makan aja deh!" omelnya kesel.
    Aku cuma menatapnya dg sebelah alis terangkat.
    "Kalo gak mau ya udah!"dengusnya dan mengangkat lagi piringku.
    "Eh Gung.Kan laper?"rengekku.
    "Ya udah makan.Gak boleh protez!"putusnya tegas.
    "Pake apa?Tangan?Kamu ga kasih sendok ma garpu!" protezku lg.
    "Ya ampuuuuuunn!!!!" Agung langsung ngacir kedalam,meninggalkanku yg ngakak keras.Begitu kembali dia cuman cengar cengir malu.
    "Ahli banget ya jd koki?Sampe2 lupa ma sendoknya.Aku kalo masak nasi goreng cuma butuh 10 menitan lho.Ini setengah jam lebih.Hebat!Pasti spesial nih!"sindirku tanpa ampun.
    Agung langsung cemberut,"Makan tuh!"katanya ketus dan melempar sendok dan garpuku ke meja.Aku cuma terkekeh dan mengambilnya.
    Tp siapa sangka,saat sendokan pertama kurasakan,nasi goreng Agung bener2 terasa beda.Lebih berasa tp tetap tidak terasa berlebihan.Campuran asin,manis dan gurihnya bener2 berimbang.Ditambah lagi dg lauknya yg bermacam-macam.
    "Anjrit!!Enak banget Gung!"gumamku dan melanjutkan makan.
    "Ga usah nyindir terus deh!"kata Agung lebih ketus dari tadi,tanpa menolehku.
    "Serius nih!Enak!Ajarin ya?Ntar aku bisa kasih tau ke Bapak Ibuku cara masaknya.Ini beda banget sama masakan kami,"seruku bersemangat dg mulut terisi.
    Kali ini Agung menolehku.Matanya menyipit dg tatapan curiga.Jelas dia tak percaya dan mengira aku masih menyindirnya.
    "Serius?"
    "Hm-mh!"sahutku dg mulut penuh.
    "Sebenernya. . . .aku diajarin sama temenku yg jd cheff disebuah restoran cina,"jawabnya enteng.Jelas aja aku bengong.
    "Pantes aja!"sergahku.
    "Kan kamunya sendiri yg nyolot duluan.Weeee!"ledeknya menjulurkan lidah.Aku yg sudah hendak membalas jadi batal saat kulihat pembantu Agung yg mendekati kami.
    "Maaf.Tp ada telepon dari Mas Randy!"kata pembantu Agung yg tak kuketahui namanya itu pd Agung.
    Agung menerima wireless phone itu dan mengucapkan terimakasih."Pagi Ran.Ada apa nih?!"
    Diam sejenak dan bangkit.Mendengarkan jawaban Randy.
    "Iya dia nginep dirumah.Ini jg kami lagi sarapan!"jawab Agung.Aku segera bangkit dan mendekat.Agung mengulurkan teleponnya.
    "Apaan Bro?"tanyaku.
    "Woi kancrut!Paper kita gimana?"tanya Randy sdikit panik.
    Aku cuma tertawa."Rileks.Udah gw selesein.Ada di laptop. Lo liat aja.Kunci kost an gw taruh ditempat biasa.Eh ya,lo kesini ma Wina ya?Si Agung bikin nasi goreng maut!!"
    "Va!!"protes Agung dan mencoba meraih telepon.Dg cepat aku menghindar,berdiri dibelakangnya lalu satu tangan kugunakan untuk membekap mulutnya dari belakang smntara yg lain masih memegang telepon.
    "Sumpah!Enak gila!Jd lo kudu kesini biar dimasakin sama dia.Ya udah kita tunggu,"kataku dan menutup telepon,nyengir senang."Ntar mrk mau kesini,"kataku pd Agung.
    Dia tak menjawab.Aku lalu baru sadar kalau aku masih membekap mulutnya smntara kepalanya kutekankan pada bahu depanku.Jd posisi kita kaya orang pelukan dari belakang.Jelas aja aku jd jengah.Lalu dg perlahan aku melepas bekapanku dan kembali ke tempatku duduk.Dan tanpa menoleh Agung aku melanjutkan makanku.Telepon ku taruh aja disampingku.
    "Jadi jam berapa mereka kesini?"tanya Agung dg nada biasa.
    "Gak tau.Randy bilang mau ngeprint paper kita dulu trs jemput Wina"jawabku,kembali tanpa memandangnya.
    "Ya udah.Ntar kamu yg siapin nasi gorengnya ya?
    Kali ini aku melihatnya,"Lho?Kok aku?"protesku.
    "Katanya mau belajar bikin nasi goreng kaya aku.Jd nanti aku yg kasih instruksi,kamu yg masak!"kata Agung dg senyum menang lalu bangkit seraya menjulurkan lidahnya pdku.
    "Heeiii!!!Itu curang!!"protesku keras.
    Agung cm tertawa dan melenggang pergi.

    VIII

    Setelah berbilas,aku turun dan menemukan Agung sedang santai diruang tengah ,menonton Tv.Dia cuma menoleh sekilas saat aku mendekat.
    "Tadi Randy telepon lg.Dia bilang bisanya kesini ntar malem.Katanya ada yg harus dia seleseikan,"katanya tanpa mengalihkan matanya dari layar.Aku cuma mendekat dan berdiri didepannya dg kedua tangan kusembunyikan kebelakang tubuhku.Alis Agung terangkat sebelah. "Apa?!"tanyanya heran.
    Aku mengeluarkan botol hair tonic yg kupegang dari belakang tubuhku dan nyengir."Lagi dong?!Sumpah enak abiz!"pintaku.
    "Nggak mau!"tolak Agung merengut.
    "Ayo dong Gung!"pintaku lg dan duduk disebelahnya.Kutarik-tarik lengan bajunya."Gung,mau ya?Katanya mau jd host yg baik!Ayo. . . .,pijitin kayak semalem.Pengen lagi,"rengekku sok manja.
    "Nggak!"tolak Agung cuek.
    "Guuuuuuuungng!!Mau yaaaaa?" Kembali kutarik-tarik lengan bajunya.
    "Apaan sih?!Ogah!"tolaknya sembari mengibaskan tanganku.
    "Guuuuuuuuuuung!!Ayoooooo. . . ."bujukku keukeuh.
    Agung menghela nafas,"Dg satu syarat!"kata Agung.
    "Kamu beliin aku 5 bungkus keripik nangka dan apel!"
    "Itu pemerasan!"protesku.
    "Jg 6 bungkus keripik tempe kesukaan Mami," sambungnya seolah-olah tak ada interupsi.Aku cuma menganga kaget.Apa lg saat Agung benar2 terlihat serius.
    "What?! Itu perampokan!"sentakku.
    "No bargain!Take it or leave it!"tegasnya.
    "You are mean"celaku.
    Agung cuma mengangkat bahu cuek.
    "Deal!"sahutku akhirnya pasrah dan melempar botol hair tonic itu padanya.Agung tersenyum penuh kemenangan.
    "Let's do it!"ujarnya senang dan menepuk pahanya.
    "Tp aku jg punya syarat.Kamu kudu kasih treatment aku sampai aku puas!" tuntutku.
    Kembali Agung mengangkat bahu."Fine!No problem with me!"cengirnya.
    "You swear?!"tegasku.
    "Swear!Cross my heart!Over my body and soul!As long as l got those things,"cengirnya.
    "Pasti aku bawain.Tp inget2 perjanjian ini.Sampai puas!!" kataku lg.Semantik!Dia pasti akan kaget kalau tahu yg kupikirkan,batinku.
    "Now come to Mama!"katanya dan kembali menepuk pahanya.
    Aku cuma menggerutu dan langsung berbaring disofa berbantalkan pahanya."Jadi kapan Oom dan Tante balik?"tanyaku sembari mulai menikmati dinginnya hair tonic dan lembutnya pijatan(atau lebih tepatnya usapan?) Agung di kepalaku.
    "Nggak tahu.Yg jelas mrk masih ada di Singapura dan aku sudah pesan sepatu Reebok keluaran terbaru.2 pasang. Dan satu untukmu,"lanjutnya santai,membuatku terpaku kaget.
    "Serius?!"
    "Yup!Aku udah bilang kalo kamu yg nemenin aku sekarang,jadi mereka kudu beli oleh2 untukmu juga!"
    "You are the best!"
    Agung tertawa kecil."I know!" katanya.Aku tersenyum dan memejamkan mata.Kembali menikmati pelayanan Agung. Sampai akhirnya,aku kembali tertidur.

    Malam harinya,Randy datang bersama Wina.Dan bgt memasuki rumah Agung,mrk langsung menuntut nasi goreng spesial yg dijanjikan.Jd kami langsung menuju dapur.Aku memasak dg Agung disampingku memberi instruksi.Tadi sore kami sudah berlatih,dan gara2 aku,3 orang pembantu Agung mungkin akan eneg melihat nasi goreng untuk beberapa hari kedepan.Hanya butuh waktu sekitar dua puluh menit dan nasi goreng spesial untuk Randy dan Wina,selesai.Hampir semua sama dg apa yg Agung buat tadi.Hanya saya,telurnya kubuat bentuk lingkaran,krn menurut Agung,gak nyaman kalo membuatnya dalam bentuk hati.Krn itu akan lebih pantas dibuat oleh Wina.
    Mereka berdua puas banget.Saat kami duduk santai diruang tengah,Randy mengusap perutnya yg terisi penuh (dia sempet nambah tadi).
    "Gila!Sering2 aja lo masak kayak gitu Bro!"katanya.
    "Yeeee. . . Minta aja sama Wina,"kataku nyolot.
    "Gw ragu dia bisa masak,"gumam Randy pelan.
    Wina dg kesal memukul bahunya,"Mana ada cewe gak bisa masak?!Aku bisa!"
    Randy mencibir,"Masak apaan?!"
    "Air sama mie instant!"jawab Wina ketus,membuatku dan Agung tertawa.
    "Anak SD jg bisa!"gerutu Randy yg cuma Wina balas dg cengiran."Lo jadi mudik besok Va?"tanya Randy padaku.
    "Jadi,"sahutku singkat.
    "Kamu berangkatnya dari sini aja besok.Aku anter,"kata Agung sedikit mengagetkanku."Ya temeni aku lagi.Kalo enggak,reebok nya aku batalin!"sambungnya nyengir membuatku menggerutu.
    "Bonyok benernya pengen jg mudik bentar ke Bogor,"kata Randy.Mereka sekeluarga memang asli Bogor,dan pindah ke Bali hanya krn ayah Randy ditugaskan disini sejak tahun kmrn.Randy jg yg membiasakanku berbicara dg gaya gw-lo nya.Kata Randy dia ga pengen ketularan logat Bali yg dia pikir lucu."Tapi Bokap ga dapet cuti.Jd liburan ini gw ga kemana-mana.Apa lagi,mana mau gw jauh dari Wina tersayang,"lanjut Randy dan meraih tangan Wina.
    "Kalo gw sepertinya sih kudu bener2 balik Ran.Ada yg sadis minta gw beliin sekarung camilan buat buka toko!" gerutuku membuat Agung nyengir.
    "Huh?"Randy dan Wina sama2 tak mengerti.
    "Nih,si Bos.Minta dibawain 5 bungkus keripik apel ma nangka.Juga 6 bungkus keripik tempe.Gila aja!"
    Randy dan Wina karuan ngakak."Bakalan abis modal tuh!"komentar Randy.
    "Eh tp jangan salah!Gw ga mau rugi dong!Ada kompensasinya.Bentar gw tunjukin!"kataku dan bangkit menuju kamar Agung untuk mengambil hair tonicnya.Tak lama aku kembali dg diiringi tatapan bingung Randy dan Wina sementara Agung melongo kaget."Sampe gw puas. Inget?"tanyaku pd Agung dg senyum licik.
    "Nggak bisa dong?!Kan udah tadi?"tolaknya.
    "Memang.Tp aku kan ga bilang puas.Dan rasanya aku ga akan puas meski kamu ngelakuinnya selama sebulan," kataku dg senyum kemenangan.
    "Itu licik!"kecam Agung.
    Aku hanya tertawa,"I'm sorry.But you swear,cross your heart,over your body n soul!You'll do it!Jadi kamu harus melakukannya.Sampai aku puas.Dan seingatku,kita tadi tidak menyinggung soal batasan waktu kan?!"kataku dg senyum lebar.Karuan aja Agung misuh-misuh ga terima. Sayangnya,dia tak bisa membantah.
    "Apaan sih?!"tanya Randy bingung.
    "Lo liat aja.Dan sumpah,lo kudu minta si Wina buat ngelakuinnya.Asik bin nyaman abis.Gw sampe ketiduran Seger!Kalian pindah dulu kesamping"kataku pd Randy,lalu kembali melihat Agung."Agung,pindah ke sofa panjang," perintahku dg gaya sok bossy pd Agung yg tadinya duduk di sofa kecil.
    Dg gaya terpaksa sembari menggerutu Agung pindah duduk keujung sofa panjang yg tadinya diduduki oleh Wina dan Randy.Dan aku segera berbaring dg kepala berada di pahanya.
    "Aaaaaahh. . . .!!Sumpah nyaman gila!"kataku saat Agung mulai memijatku meski bibirnya manyun.
    Wina dan Randy karuan ngakak.
    "Jadi kayak orang creambath aja.Ke salon sekalian Va!" kata Wina geli.
    "Iya Va.Ke salon aja.Ntar aku yg bayar deh!"dukung Agung.
    "Ogah!Gila aja gw kesalon.Ntar dikira banci salon lg!" tolakku tegas."Enakan jg gini.Bisa sepuasnya. Perjanjiannya kan gitu.Aku bawain semua permintaanmu tadi,dan kamu lakukan ini sampe aku puas hehehe. . . ."
    Agung kembali misuh-misuh sementara Randy dan Wina tertawa.Dan obrolan dilanjut kembali.Kami ngobrol santai sementara aku menikmati pijatan Agung yg lama kelamaan cuman jadi usapan-usapan lembut saja di rambutku.Serasa jadi kucing aja gw,pikirku.Tp tetap aja, aku benar2 menikmati kenyamanannya.
    Randy pulang sekitar jam sepuluh.Dan aku memutuskan untuk langsung tidur krn aku ngantuk.Apa lagi setelah diusap-usap gitu sama Agung.
    "Udah puas kan?"tanya Agung saat kami naik keranjang.
    "Belom dong.Ayo lagi!"pintaku dan berbaring memunggungi Agung.
    "Ogah!"
    "Bentar aja,sampe aku ngorok,"kataku.Tanpa berbalik aku meraba tangan Agung dan meletakkannya dikepalaku.
    "Dasar!"gerutu Agung.Tp kemudian aku merasakan tangannya mengusap rambutku dg lembut.Aku hanya tersenyum dan memejamkan mata.
Sign In or Register to comment.