BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

E for Emotion

13435363840

Comments

  • "Enak ?? " tanyanya.
    "Pait. " jawabku singkat.

    Dia hanya tersenyum mendengar jawabanku itu.
    Senyumnya itu, senyum paling menyejukkan darisiapapun. Aku sendiri suka malu kalau dia tersenyum, entahlah.. aku suka.


    "Gapapa, biasa kalau pait. Nih makan lagi !! Ucapnya.

    "Aaa.. "




    Saat hampir habis, aku merasa mual. Aku hendak muntah tapi aku tahan. Sayang sekali bubur yang baru masuk ke perutku harus terbuang.


    "Aaa dikit lagi nih.. " katanya sambil menyodorkan suapannya ke mulutku.

    "Kenapa ?? " tanyanya setelah aku menggeleng kepala.

    "Mual. " keluhku.
    "Mau muntah ?? " tanyanya.

    "Ya udah yuk ke kamar mandi !! " suruhnya.


    Mulutku sudah tidak kuat untuk menahan rasa mual yang terus mendorong. Akupun segera beranjak dari tempat tidurku dan mengambil wadah yang ku siapkan untuk muntah di bawah tempat tidurku.
    Dan akhirnya keluarlah semua...







    "Ya udah makan rotinya aja deh ya ?? Kan mau minum obat. " pintanya.
    "Gak mau. Nanti keluar lagi. " tolakku.


    karena melihat rotinya saja sudah membuatku mual, apalagi memakannya.


    "Dikit aja ya ?? " paksanya.

    Akupun mengangguk saja lagi. Karena di sisi lain, aku senang dengan perhatiannya. Kapan lagi bisa seperti ini ?



    "Udah.. " ku bilang.
    "Ya udah. Nih minumnya. "


    Dia membantuku untuk minum. Akupun meminum obat dokter itu. Hingga akhirnya aku merasa mengantuk beberapa saat kemudian.




  • "Euhh...euh.. heuhh.. " lenguhku.


    Tubuhku menggigil, badanku panas tinggi. Aku kira aku akan sembuh setelah bangun, tapi ternyata sama saja.



    "Beng, badanmu panas. " ucap seseorang.


    Aku tidak memperhatikan sekitarku. Tapi aku tau suara itu. Suara yang selama ini aku rindukan. Suara yang ingin aku dengar. Kak nico.


    "Beng.. " panggilnya.


    Kondisiku lemah sat itu. Untuk berbicarapun sungguh terasa berat.



    Aku ingin mamaku. Tiba tiba aku teringat mamaku. Biasanya mamaku selalu ada, apalagi di saat aku sakit seperti ini.
    Aku baru sadar bahwa aku sendirian. Mereka semua meninggalkanku. Aku sendiri. Aku sungguh sendiri. Aku bukan manusia super yang bisa hidup sendiri. Akupun membutuhkan keluarga.



    Aku merasa kesepian. Aku ingin mamaku dan keluargaku yang dulu. Walaupun tanpa ada seorang kepala rumah tangga, tapi selalu hangat. Dulu..


    Tanpa terasa mataku menitikan air mata, kak nico mengusap usap kepalaku.


    "Beng kenapa beng ?? Badanmu panas banget. " tanyanya cemas.





    "Gimana ini hah ?? Gua lupa lagi gak tanya si rendy obatnya apa aja.. " gerutunya.


    Setelah itu aku mendengar kak nico berbicara dengan seseorang melalui handphone-nya. Sepertinya orang yang ditelepon itu kak radit. Kak nico menanyakan obat obat yang ku beli itu, yang mana dia harus berikan agar panas tubuhku menurun.




    "Beng kamu belum makan kan ?? " tanyanya.


    Ku jawab hanya dengan anggukan kepala.


    "Ini kakak bawa bubur. Makan dulu ya sebelum minum obat ?? " suruhnya.
    "Ia. " jawabku singkat.


    "Nih, kakak suapin atau makan sendiri ?? " tanyanya.
    "Aku sendiri aja. " jawabku.
    "Serius ?? Emang kuat angkat sendoknya ?? " candanya yang membuatku tersenyum.

    "Gapapa, aku sendiri. " tegasku.



    Setelah ku makan seperempatnya dari piring itu, kembali ku merasa mual. Tapi tidak separah sebelumnya. Lalu ku hentikan memakannya.


    "Kenapa ? " tanya kak nico.
    "Gapapa. " jawabku.
    "Udah ?? Gak di abisin ?? "
    "Ia. "

  • Aku ambil obat obat yang akan ku minum sesuai takaran dan anjuran dokter.


    "Ini udah kakak siapin beng ! " katanya menyodorkan obatnya.
    "Oh.. ia. "



    "Tadi berobat kemana beng ?? " tanyanya.
    "Euh ?? Ke RS xxxxxx. " jawabku.
    "Ohh. Sama siapa ?? " tanyanya.
    "Eu.. sama.. " jawabku ragu.
    "Sama pacar ? " tanyanya mendelik.


    Aku mengangguk atas pertanyaannya. Entah apa maksudnya dia bertanya seperti itu ? Ingin mengejekku atau sekedar basa basi.



    "Dia.. kemana ?? " tanyaku ragu.
    "Dia pulang. Tadi pas kakak datang, kakak suruh dia pulang. " jawabnya.


    Apa mereka bertengkar lagi ?? Semoga saja tidak.


    "Kamu udah 4 hari ini gak masuk ya ?? Pantesan gak keliatan. " ucapnya.
    "Ia. Aku udah kasih tau temen. "


    "Aku ngantuk kak. Kakak mau pulang kan ?? " tanyaku.
    "Kenapa emang ?? " tanyanya balik.
    "Ia aku mau kunci pintunya kalau kakak mau pulang sekarang. " jelasku.
    "Ohh jadi ngusir nih ?? Ha ?? "
    "Bukan.. eu.. " aku bingung menjelaskannya.
    "Gak lah.. kakak mau tidur disini. Masa kamu tidur sendirian. "
    "Gapapa aku sendiri aja. "
    "Oh jadi ngambek nih gara gara kakak gak nginap di rumah kamu kemarin. "
    "Gak. Ya udah kakak kalau mau tidur di kamar sebelah aja. "
    "Loh kok gitu ?? Biasanya kakak tidur disini ?? " tanyanya heran.
    "Tapi... "



    Aku hanya berusaha menjaga jarak dengannya. Aku takut kalau dia akan berpikiran buruk tentangku jika aku berada di dekatnya, setelah dia tahu orientasi seksualku. Padahal aku tidak pernah berpikir macam macam tentangnya sedikitpun. Tapi aku hanya mengantisipasi saja, dan menyadari bahwa orang sepertiku akan banyak diremehkan.


    "Heu kakak percaya kok, kamu gak bakal merkosa kakak. Hahaa " ujarnya sambil tertawa.
    "Ahh kakak. Heu "
    "Ya udah kamu tidur aja. Kakak mau kunci pintu dulu. " suruhnya.
    "Ia. "






    Tak lama akupun terlelap dalam tidurku hingga pagi tiba. Malam yang menyenyakkan.




    "Nih makan dulu buburnya, nanti minum obat !! " suruhnya.
    "Eu.. ia. "
  • Akupun memakan bubur itu dengan sedikit sedikit, lidahku yang masih terasa pahit membuat makanan menjadi hambar rasanya.



    "Habisin !! " peringatinya mengagetkanku ketika aku sedang menyuapkan buburku.
    "iaa !! Kenapa harus berteriak ?? Eekkhh.. " ucapku geram.
    "Heu ?? Siapa yang teriak ?? Kamu aja yang lagi ngelamun. " jawabnya.
    "Ssshh siapa yang ngelamun ?? Aku lagi makan juga. " ucapku membela diri.
    "Aahh orang ngelamun juga.. "
    "Ia deh.. "



    "Mmmm kak ?? " panggilku yang tengah sibuk dengan hand-phonenya.
    "APAA ?? " jawabnya jutek.
    "Issshh... " aku mendelik padanya.
    "Apaaa ?? " tanyanya lagi.
    "Gak jadi ! " jawabku kesal.
    "Hiihh dasar bocah labil.. " rungutnya.
    "Apa ?? "
    "Nggak !! Untung gak denger. "
    "Bocah labil ?? Apa maksudnya ?? Kalau kakak gak suka, kakak gak perlu datang kesini dan urus aku kayak gini. Sakitku tambah parah.. " geramku.
    "Heehh.. santai !! Gak sakit atau lagi sakit sama aja ngamuknya. "
    "Ia kalau kakak udah benci liat aku, aku, gapapa, " ucapku terbata bata.
    "Gapapa apa ?? "
    "Gapapa.. gapapa sendiri juga. Aku bisa urus diri sendiri. " jawabku.
    "Whooa sombongnya.. ditinggal baru berapa hari aja udah sakit gini, apa lagi lama. Hahaa.. " sindirnya sambil tertawa.
    "Issshh.. itu karena aku kecapean. Gak ada hubungannya sama kakak. PD amat. "
    "Udaahh ahh lagi sakit ngamuk mulu !! Nih obatnya minum dulu. Biar cepet tidur "

    "Menyebalkan.. " gerutuku.





    Aku merasa bosan di kamar terus. Akupun pergi ke ruang keluarga untuk menonton TV. Karena di hari sabtu biasanya banyak film film yang menarik, terutama kartun. Aku sangat suka kartun.


    "Udah gede nontonnya kartun mulu !! " sindirnya.
    "Biarin lah kak.. " jawabku masih fokus menonton.



    Tiba tiba aku teringat untuk bertanya sesuatu pada ka nico.



    "Kak.. ? " panggilku.
    "Apa ?? " tanyanya sambil ber-sms ria dengan HPnya.
    "Hmmm............ " aku bingung harus memulai dari mana.
    "Kenapa ?? " tanyanya lagi setelah meletakkan HPnya.
  • "Hmmm kakak....... " aku masih malu mengungkit hal tentang itu.
    "Yang waktu itu ya ?? " tanyanya.
    "Hu'uh.. "
    "Hmmm kamu tau beberapa hari kemarin kakak kemana ?? " tanyanya.
    "Gak. " jawabku singkat.
    "Kakak emang marah sama kamu, dan gak mau liat kamu dulu. Ya udah, kakak pergi aja ke rumah temen kakak. Tadinya kakak cuman mau nenangin diri aja. Tapi selama disana kakak cari info tentang.. eeuu.. hoo.. eeuu cowok yang suka cowok !! Kakak baca semua referensi dan artikel itu. Dan kakak juga tanya tanya sama temen kakak tentang itu. Dari situ kakak sadar. Kakak harus terima keadaan kamu ini. Kakak harus tetep dukung. Dan kakak sadar gimana perasaan kamu sebagai... itu.. " paparnya dengan jelas.

    "Kalo kamu tanya kakak marah apa gak ?? Ya kakak marah. Tapi gimana juga kakak harus bimbing kamu. Pelan pelan. " lanjutnya.

    "Kakak juga kecewa. Kecewa kenapa kamu harus jadi kaya gini. Kakak seenggaknya pengen liat kamu yaa gimana lah seorang cowok. " terangnya lagi.



    Dengan penjelasannya itu aku sadar. Betapa baiknya dan dewasa sosok kak nico. Tapi disitupun aku tahu, betapa kecewanya dia terhadapku. Betapa marahnya dia dengan keadaanku seperti ini. Betapa mengecewakannya aku jika semua orang tahu jati diriku. Aku sendiri tidak pernah tau darimana asal perasaan aneh ini muncul. Perasaan yang selalu membuat derita setiap orang yang mengalaminya.



    "Maaf kak.. " ucapku meminta maaf.
    "Heu.. kenapa minta maaf ?? Kakak sekarang udah ngerti kok. Kakak gak bakal nuntut apa apa dari kamu. Cuma kakak bakal berusaha bimbing kamu balik ke jalan yang benar. Hehe.. " katanya diselingi dengan bercanda.
    "Heu.. " senyumku terpaksa.

    "Dan, kakak gak larang kamu pacaran sama si rendy. Cuma kakak mau ngingetin, hati hati. Jangan sampai kamu ngelakuin hal hal yang aneh aneh.. kamu tau itu lah.. kamu harus jaga diri kamu sendiri. Hidup kaya gitu tuh kebanyakan nafsunya.. " jelasnya lagi.
    "Ia kak, aku ngerti. Aku bakal inget omongan kakak ini. Semoga aku bisa jaga diri aku sendiri. " jawabku
  • Yeay keren . Lain kali update jangan lama lama ya , kesel nunggunya--" . Oya , dimention boleh donk;;) hihi
  • "Naahhh gitu dong beng, senyum. !!! " katanya.
    "Makasih kak.. " kataku.
    "Iaa.. semangat !!! " ucapnya keras.
    "Hehe.. semangat !!! " kataku lemas.
    "Yaahh lemas.. hahaha.. "




    Aku tertidur di ruang tengah hingga tengah hari. Efek obat itu memang selalu membuat ngantuk. Ditambah kondisi sakit juga selalu menambah rasa kantuk.



    "Nih beng, makan lagi !! Nanti minum obat ! " suruhnya sambil menyajikan bubur dan obatnya.
    "Ini siapa yang bikin kak ?? " tanyaku.
    "Kakak lah.. cobain deh. Enak loh !! " jawabnya meragukan.
    "Oyah ?? Kakak bisa bikin bubur ?? " ucapku tidak percaya.
    "Ia lahh, chef nicooo. Heu.. " ujarnya bangga.
    "Hehe.. "


    Akupun beranjak dari tidurku dan mengambil buburnya. Lalu mencobanya..


    "Emhh lumayan.. " pujiku.
    "Enak kan ? Haha.. " tanyanya.
    "Ia kak.. enak. Gampang ya buat nya kak ?? " tanyaku.
    "Ahh gampang lah.. cetek pisan. " songongnya.
    "Ia gampang ya ?? Tinggal beli, diseduh, terus kasih bumbu. Gampang banget lah.. " ungkapku.
    "Hah ??? Euh beli ?? " tanyanya gelagapan.
    "Iaa ini bubur siap saji itu kan ?? Emangnya gak tau apa ?? Orang tinggal beli langsung seduh juga. Iisshh.. " jelasku.
    "Jiahahhaa.. tau aja kamu. Hahaha "
    "Kwaaakk.. "
    "Ya udah cepet abisin ! Minum obatnya langsung. " suruhnya.


    "Masih panas gak kamu ?? " tanyanya sambil meraba keningku.

    "Hmmm udah gak. Sukur deh.. " katanya sambil meraih remote TV dan menontonnya.






    "Beng, kakak mau ajak temen kakak kesini malam ini. Gapapa kan ?? " tanyanya padaku yang sedang menonton TV.
    "Hah ?? Kenapa ?? " tanyaku.
    "Heeuh.. kakak mau ajak temen kakak kesini nanti malam. Boleh gak ?? " tanyanya ulang.
    "Ohh ia boleh lah kak. Siapa ?? "
    "Ia euh.. cewek yang waktu itu beng. Boleh kan ?? "
    "Oohh... "


    "Boleh kan ?? " tanyanya meyakinkan.
    "Ia boleh lah.. "
    "Aseeekk... thanks beng. Haha.. kalau di rumah pasti ditanya tanya sama si mama. Disini kan enak.. haha" ujarnya senang.
    "Haha ia kak. Tapi aku boleh ajak kak rendy juga gak ??" Tanyaku.
    "Gaaakk.. apaan ngajak dia ke rumah. Jangan !"
  • "Issh kenapa ?? Kok gak boleh ?? " tanyaku sontak.
    "Ya.. ya gak boleh aja. Kakak belum bisa terima ?? " larangnya.
    "Yaahh.. kak.. atuh kak.. katanya gak larang aku pacaran sama dia. Tapi datang aja gak boleh.. " keluhku.
    "Pokoknya gak boleh !! " tegasnya.
    "Lahh gak adil. Kakak aja bawa cewek kesini, kok aku gak boleh.. "
    "Gak usah bantah !! "
    "Iissshh.. "






    Saat sore aku mengganti pakaianku yang sudah 2 hari tidak ku ganti. Rasanya sudah apek sekali baju itu. Akupun merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku sudah bisa berjalan seperti biasa. Walaupun masih agak lemas.


    "Kamu mandi ?? " tanya kak nico yang merebahkan tubuhnya di sofa.
    "Gak kok. " jawabku.
    "Kok basah rambutnya ?? " tanyanya.
    "Ohh ia aku tadi di shampo, biar seger. Hehe.. " jawabku polos.
    "Kamu ni ngaco, ya sama aja kalo gitu. Kepala yang lebih sensitif sama air. Gimana mau sembuh kalo gitu !! " bentaknya.
    "Yaa.. ga enak soalnya kak. Maaf deh.. "
    "Dasar beng beeng.. " geramnya kesal.



    Akupun ikut duduk di sofa. Kulihat acara TV yang ditonton tidak menarik.


    "Kak. Pinjem remotnya !! " pintaku.
    "Nih.. "


    "Tuh kan.. pasti nonton kartun da kamu mah.. " katanya.
    "Biarin lah kak.. " jawabku membela diri.
    "Ia ia deh.. "





    'Bruung bruuunngg.. ' suara gerungan motor di depan rumahku.


    "Siapa tuh ? " tanya kak nico.
    "Paling ceweknya itu. " jawabku sambil fokus menonton spongebob.
    "Lah ?? "


    Kak nico beranjak dari sofa dan berjalan untuk melihat siapa yang datang. Aku masih fokus dengan menonton spongebob. Sejak SD memang aku sangat suka kartun, salah satunya spongebob squarepants.

    Setelah beberapa menit, aku belum mendengar atau melihat tanda tanda kedatangan tamu. Kak nicopun belum kembali. Ku pikir lebih baik ku tengok saja, aku ingin melihat cewek itu.



    Hah ?? Kak rendy ?? Jadi dia yang datang itu ?? Kenapa dia tiak masuk ?? Kenapa malah mengobrol di luar ??


    Ku hampiri saja mereka yang sedang berdiri di antara pintu.


    “kak rendy.. " sapaku.
    "Ahh hi.. " sapanya balik sambil tersenyum.
  • "Kenapa gak masuk kak ?? " tanyaku heran.
    "Ohh ini lagi ngobrol aja. Katanya dia gak lama kok. Hehe ia kan ?? " ujar kak nico mesam mesum.
    "Heu.. ia ini cuma mampir kok kebetulan lewat. Kamunya juga udah baikan ya ?? " tanyanya seraya tersenyum padaku.
    "Ohh hoho.. ia sih. Tapi kok mau pulang lagi ?? Sebentar amat ?? " kataku.
    "Lagian dia mau jenguk kamu yang lagi sakit. Kalo udah sembuh ya gak usah dijenguk kan ?? " serobot kak nico culas.
    "Issshh.. " aku mendelik padanya.
    "Ia lagian ini buru buru. Lain kali aja kakak kesini lagi ya ?? " jawabnya dengan santai.
    "Ia udah.. lain kali aja, lagian kamu udah sembuh beng. Gak perlu dijenguk ! " kata kak nico.
    "Duhh duh.. kayanya aku pusing.. " ucapku berpura pura sambil memegang kepalaku.
    "Ah elah kenapa beng ?? Pusing ?? Ya udah yok masuk. Lo balik aja ren ! " ucap kak nico menyuruhnya pergi.
    "Kamu gapapa ?? " tanya kak rendy.
    "Gaakk.. kita masuk dulu ya ?? " ucap kak nico sambil merangkulku dan memaksaku masuk.
    "Eehh kak,, ehh.. "



    Lalu kak nico menutup pintu dan masih memapahku seakan aku ini benar masih sakit.
    Ku lepaskan tangannya dan mendelik padanya.


    "pake pura pura masih sakit segala lagi. Caper banget. Haha " ejek kak nico.
    "Iisssh kau, kenapa gitu banget sama kak rendy hah ?? " tanyaku kesal.
    "Gitu gimana ?? Biasa aja kok. " jawabnya enteng dengan muka menyebalkannya.
    "Biasa ?? "
    "Ia biasa lah.. emang masalah ?? "
    "Iissshhh.. kau.. kwakk " geramku sambil berjalan ke ruang tengah.
    "Haha.. sini kakak bantu ? Kamu masih sakit kan ?? " katanya seraya memapahku lagi.
    Lalu ku tepis tangannya. Tangannya mencoba merangkulku lagi, ku tepis lagi, merangkul lagi, ku tepis lagi. Ku injak saja kakinya.


    "Aaaashhh.. " dia meringis kesakitan.

    "Itu baru sakit !! " gerutuku.
  • Aku masih berkutat di acara kartun yang terus ditayangkan di sabtu sore itu. Cuma itu hiburanku satu satunya disaat aku sedang sakit.
    Kak nico masih menemaniku di ruang tengah. Terlihat sesekali mengetik pesan entah untuk siapa ia kirimkan.





    "Heh, pindahin napa ?? Kartun mulu ! " protesnya saat datang dari dapur.
    "Gak mau ! " jawabku sebal.
    "Dih.. juteknya ! "


    "Nih makan lagi buburnya. Langsung minum obatnya nanti !! " suruhnya sambil menyajikan bubur untukku.
    "Iaa.. "


    "Kamu pengen apa? Kakak mau keluar cari makan. " tanyanya sambil beranjak dari sofa.
    "Ahh ?? Apa ya ?! " jawabku bingung.
    "Mau apa ?? Sekalian keluar kakak. "
    "Gak tau, bingung. "
    "Martabak manis mau ? " tawarnya.
    "Ia mau. Tapi yang keju ya ?? " kataku girang.
    "Ia.. ada lagi ?? " tanyanya sambil mengenakan jacketnya.
    "Gak. Tapi ikut ya ?? " pintaku.
    "Lahh, gak ! Bentar ini kok. Angin tau !! " tolaknya.
    "Pake sweater kok. Deket ini kan? Suntuk aku. " aku memohon untuk ikut.
    "Gak boleh beng !! Angin di luar. Bentar kok ! "
    "Ya deh.. "



    Ia pun berlalu. Suara gerungan motornya perlahan hilang di kejauhan.

    Satu jam sejak dia keluar, belum ada tanda tanda kedatangannya. Sampai kesal aku menunggunya. Lidahku sudah bergoyang menanti manisnya martabak keju itu.


    "Iisshh.. belinya dimana ?? Kok lama banget. Apa ia martabak bangka belinya di bangka juga ?? " gerutuku kesal.
    "Mana ngantuk lagi,.. " lanjutku menggerutu.


    Tak berapa lama setelah itu, terdengar suara motornya dan muncul lah ia di hadapanku dengan tampang innocentnya.


    "Huuhh maaf beng lama. Tadi ngantrinya panjang waktu beli martabak. Nihh.. " ucapnya sambil menyodorkan sekotak dus martabak.
    "Aaahh.. alesan. " kataku kesal.
    "Yah ngambek mulu. Tuh makan !! "


    Akupun bangun dan membuka dusnya. Aku periksa satu persatu potongan martabak tersebut. Aku tidak menemukan keju disana. Yang ada hanya ketan.
    Ku tutup kembali dusnya dan ku singkirkannya.


    "Kenapa ?? " tanya kak nico heran.
    "Tau ahh.. buka aja sendiri. " kataku cemberut.
  • "Apaan sih ?? " tanyanya sambil membuka dusnya.



    "Walaaahh.. ia, kakak lupa. Kamu kan minta keju ya ?? Haha.. maaf maaf beng. " sesalnya dengan tertawa.


    Aku kesal sekali. Seleraku memakan martabak luntur seketika. Sejam lamanya ku menunggunya hanya kesal yang ku dapat.


    "Maaf lah beng.. ini juga enak kok. Nih coba !! " rayunya.

    "Ayo lah beng, sayang nih gak dimakan. "

    "Ini buang aja kakak beli lagi ya ?? " katanya yang membuatku kasihan padanya.


    "Haaaahhh... " rengekku.


    "Kenapa ?? " tanyanya.


    "Haaaaaaaahhh... "



    Lalu ku ambil saja martabak itu. Ku pikir tidak ada salahnya mencoba dulu memakannya. Daripada mubazir. Lagipula aku sudah terlanjur membayangkan lezatnya martabak itu. Karena aku sangat suka martabak keju. Sangat suka.


    "Akhirnya. " ucapnya lega.
    "Iiisshh.. awas kau !! " ancamku.




    Tak butuh waktu lama potongan demi potongan sudah masuk ke perutku. Ya ternyata rasanya tetap enak, walaupun bukan rasa favoritku. Setengah dus itu ku habiskan dalam sekejap. Ya begitulah aku, sangat menggemari makanan manis. Itulah kenapa aku ini sangat manis.. hohohoo..



    "Wuuhh habis juga tuh. Dasar rakus.. " sindirnya.
    "Tau ahh.. " jawabku sambil merebahkan tubuhku di sofa.
    "Udah dimakan obatnya ?? " tanyanya.
    "Heeuuhh.. " jawabku malas.


    Kami kembali menyaksikan acara TV di malam minggu. Untunglah acara TV di malam minggu cukup menarik.
    Aku teringat dengan omongan kak nico yang akan mengajak ceweknya ke rumahku, kenapa tidak ada ?? Tapi aku biacarapun sudah malas. Besok saja ku tanyakan.
    Rasanya aku ngantuk sekali. Aku sudah malas berdiri untuk tidur di kamar. Disini tak apa ku pikir.


    "Beng kalo mau tidur di kamar. Disini dingin ! " peringatinya.
    "Hhmmmm... " aku hanya berdehem.
    "Tidur kamar sana !"
    "Hhhmmmm... "



    Lalu beberapa menit kemudian setelah aku terlelap, aku merasakan selimut yang menyelimutiku. Sepertinya itu kak nico.
  • "Haaahh... apa apaan ini ? Aku nunggu upacara selesai, kapan selesainya ?? Kalo gitu mending ikut baris deh.. " gerutuku bosan.


    Aku memutuskan untuk kembali masuk sekolah hari senin ini. Karena aku sudah cukup fit untuk bersekolah. Kalaupun di rumah, aku hanya tiduran dan menonton TV. Menjenuhkan sekali. Lebih jenuh daripada lemak jenuh.


    Tapi sekarangpun aku bosan, karena aku tidak ikut upacara. Hanya berdiam diri di kelas dengan alasan pemulihan. Tidak ada yang bisa ku kerjakan. Hanya melamun, menunggu upacara selesai. Padahal upacara selalu lama berakhir. Kalau keluar bisa bisa aku dibentak guru.




    Ku dengar hentakan sepatu yang mendekat ke arah kelasku. Sepertinya upacara sudah selesai. Dan benar saja aku melihat gerombolan teman temanku dan murid lainnya.
    Mereka menghembuskan nafas lega ketika memasuki kelas. 2 jam lamanya berdiri pasti melelahkan.
    Ada beberapa dari mereka yang menyapaku dan menanyai kabarku. Tentunya agus sudah lebih dulu bertemu tadi pagi sebelum upacara.


    Kegiatan belajar mengajarpun berjalan seperti biasa. Hingga pelajaran IPS tiba, semua akan terasa mencekam. Saat pak He memeriksa kelengkapan dan kerapihan seragam kami, aku sadar aku tidak memakai sabuk.

    "Duh gus, aku gak pake sabuk. Gimana ini ?? " tanyaku cemas.
    "Heug siah.. kenapa gak pake lagian ?? " tanyanya balii.
    "Lupa lah, tau kan kalo senin buru buru. "
    "Bae lah put, dicubit sekali kali gapapa. Belum pernah juga kan ?? Paling ngelupas dikit. Haha "
    "Haaaahh... "



    Aku takut sekali. Aku sangat tau bagaimana cubitannya itu. Sangat sangat sadis. Aaahhh jangaaann..




    "Naahh.. sabuknya mana put ?? " tanyanya ketika menghampiriku.
    "Ahh bapak, heu.. aku baru masuk pak. Seminggu kemarin aku sakit, gak masuk. " jawabku beralasan.
    "Laahh bapak tanya sabuk kamu kemana ? "
    "Duhh pak.. aku pusing. Duuh.. " kataku memelas menunjukan muka kasihan.
    "Ia pak dia baru masuk. Sakit kasian pak !! " agus membelaku.
    "Ia pak.. duhh " kataku.
  • "Gak ada alesan !! " katanya.


    Tangannya sudah bersiap beraksi di pinggangku.


    "Aaahhh paak.. " kataku sambil loncat menjauh darinya.


    Teman temanku melihat ke arahku dan menertawaiku. Sialan kalian..


    "Eeh kemana kamu ?? " tanya pak he.
    "Atuh paakk.. jangan dicubit ! " kataku memelas sambil terus mendekat ke arah pintu.
    "Mau gimana atuh ? Digampar satu kelas mau ? " pilihannya yang lebih buruk.


    Teman temanku berteriak setuju atas pilihan itu. Dasar kalian teman macam apa tertawa melihatku menderita..


    "Haaaaaaahh.. atuh pak sekalian aja bunuh !! "
    "Hahahahaha " tawa teman temanku.
    "Awas kalian !! " ancamku pada teman temanku.


    Pak he mendekatiku hendak menyergapku. Aku semakin menjauh keluar saking takutnya dicubit. Cubitan ibuku saja sudah membuat perutku mengelupas, apalagi cubitannya..


    "Malah ngejauh !! Ketangkep dicubit non stop ya !! "
    "Atuh jangan dicubit !! " aku masih memohon.
    "Ya gak akan. Masuk kamunya !! "
    "Bohong ahh bapak mah.. waktu itu juga bohong. Hoho "
    "Bedegong.. ya udah kalo gak mau masuk, diem aja disitu. "
    "Iisshh.. huww "



    Biar saja aku diluar. Daripada aku harus menahan sakit yang luar biasa di pinggangku berhari hari. Guru biadab !!


    Teman temanku terlihat mentertawaiku dari dalam.
    Aku menengok mereka melalui jendela. Dan memberikan kepalan pada mereka.




    "Hhuuufff.. kenapa aku jadi kaya anak nakal. Keluar dari kelas di waktu belajar. Haaahhh... T_T lagian kenapa harus ada nyubit segala, itu penganiayaan. " gerutuku.





    Kuputuskan untuk pergi berjalan jalan saja. Lagipula sebentar lagi istirahat.
    Aku berjalan menuju lapangan. Udaranya dingin sekali dengan anginnya yang cukup besar. Harusnya aku pakai sweater, namun sweaterku ada di kelas.
    Ku lihat ada kelas yang sedang berolah raga. Ada yang sudah berada di kantin. Ada yang duduk di depan ruang praktek dan perpustakaan. Ada yang berlalu lalang sepertiku. Aku sangat suka dengan tempat ini. Area yang sangat luas ini selalu sejuk. Angin selalu berhembus kencang di area ini.
  • Di hadapan area lapangan itu terdapat sebuah podium yang besar dan tinggi. Ada sekitar 10 anak tangga menuju ke podium yang memanjang dari sudut ke sudut. Di sisi kiri podium telah tumbuh pohon beringin tua yang besar, menciptakan kesejukan dan ketenangan. Aku selalu suka saat berada di area ini. Sungguh...
    Aku memilih untuk duduk di podium itu dan aku bisa lihat seluruh area didepanku.


    "Hey.. " sapa seseorang dari belakang.
    "Kak rendy.. " saat ku toleh.
    "Ngapain ngelamun disini ?? " tanyanya lalu duduk di sampingku.
    "Aah ini, gak ngapa ngapain kok. Hehe "
    "Lagi liatin yang ganteng ya ?? " godanya.
    "Nggak laahh.. mana ada ? " sanggahku.
    "Hahaa.. " tawanya.
    "Kan cuma kak rendy yang ganteng. Hehe " pujiku.
    "Aahh haha gombal. Banyak kali yang lebih ganteng, kakak termasuk jelek. " katanya merendah
    "Mau jelek juga tetep pacarku. Ganteng itu cuman bonus. Hehe "
    "Wihh, udah bisa ya sekarang ngegombal ?? "
    "Iisshh itu bukan gombal.. "
    "Hehe ya udah mumpung masih sepi, kita makan yuk ?? " ajaknya.
    "Tapi belum istirahat loh.. "
    "Terus kamu ngapain di luar belum istirahat ?? Ayoo !! "
    "Ia ya ?? Yuk !! "




    Kami memesan nasi kuning, karena aku sangat lapar dan harus makan nasi. Suasana kantin masih sepi, karena belum waktunya istirahat. Kami duduk saling berhadapan, jadi saling pandang dengan puas.


    "Kamu udah sehat beng ?? " tanyanya.
    "Udah kak. Amiin, alhamdulillah. Hehe " jawabku semangat.
    "Syukur kalo gitu. "


    "Oh ia, waktu hari sabtu itu, maaf ya kak ?? Kak nico emang keterlaluan. " ucapku.
    "Ohhh haha gapapa. Udah tau kok sifat dia kaya gimana. " jawabnya santai.
    "Ituh anak selalu aja bikin kesel. Heuhh aku harus tahan sama kelakuannya selama dia di rumahku. Heuh.. "
    "Ya sabar. Gitu juga dia anaknya baik kok. Kamu tau lah dia gimana.. "
    "Ia sih.. tapi dia selalu bikin kesel. Rasanya tuh aku pengen patahin lehernya, kreeekk lalu ku buang jauh jauh kepalanya. hehee hehe maaf.. " ucapku kelepasan.

    "Euhh maksudku,, ku cuci otaknya, terus dipasang lagi. Hee " lanjutku.
  • Pesanan pun tiba dan segera saja ku santap nasi kuning itu.
    ku lihat kak rendy makan dengan tenang dan santai sambil terus saja menatapku.


    "Kenapa ?? " tanyaku heran.
    "Gapapa.. hehe " jawabnya sambil tersenyum.
    "Ohh tau, pasti ada nasi di sela bibirku, terus nanti kakak bakal bersihin pake tangan atau sapu tangan. Kaya di sinetron gitu.. "
    "Hahaa.. ada ada aja kamu. "
    "Gak ada nasi ya di bibirku ?? Haha "
    "Ngomong ngomong kok kamu di luar ?? Ga belajar ?? " tanyanya.
    "Ohh itu, aku kabur dari kelas. " jawabku jujur.
    'Loh kenapa ?? "
    "Tadi pas pelajaran pak he, aku mau dicubit karena gak pake sabuk. Ya udah aku kabur aja.. " jelasku.
    "Ohh haha gitu.. bisa juga kabur huh ? Baong (nakal) ya kamu. "
    "Ia lah, dicubit sama dia siapa yang gak takut. Gak ada cara lain selain lari. Aku gak nyangka di dunia ini ada guru macam itu... heeuuh.. "
    "Haha... ya tuh guru emang aneh satu. Ada aja isengnya.. "
    "Udah uzur juga masih aja tingkahnya aneh aneh.. heeuuhh "
    "Abisin makannya !! " suruhnya.
    "Ia.. "



    Tak lama setelah itu bell istitahat berbunyi. Murid murid berhamburan menuju kantin dan kantin penuh sesak seketika.



    "Waaah gimana keluarnya kak ?? " tanyaku.
    "Tubruk tubruk aja beng. Yuk ! " jawabnya.
    "Haaa okay !! "




    Lalu Aku dan kak rendy berdiri. Tempat duduk itu langsung jadi rebutan anak anak. Sesak sekali, orang orang satu area sekolah tumplek di kantin mini ini. Mana cukup..


    "Punten (misi) !! " ucap kak rendy sambil menerobos desakan orang orang. Dan aku mengikutinya dari belakang. Entah berapa kaki yang ku injak. Tapi mereka tidak marah. Pikirnya wajar di tempat seperti itu. Padahal aku sengaja menginjaknya.. hahaha



    "Aassshh panasnya di dalam. " keluhku saat sudah keluar dari kerumunan di kantin.
    "Ia, panas. "
    "Itu barusan kaya lagi saweran ya kak ?? Rusuh. " kataku.
    "Haha ia.. kamu mau duluan ke kelas ? " tanyanya.
    "Kenapa kak ? " tanyaku balik.
    "Gak, kakak mau ke anak anak tuh disana. Kamu mau kemana ?? "
    "Aku ke kelas aja deh.. heu "
Sign In or Register to comment.