It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Good job, tft! I'm waiting for the next story (I insist, hehehe)
IN MEMORIAM: JOSH
TITO LOVES JUNA
Bola basket yang besarnya minta ampun itu tiba- tiba saja menghantam kepalaku dengan keras. Aku kontan terhuyung- huyung sambil memegangi kepalaku yang pening dan panas. Susah payah aku mencoba untuk tetap berjalan dengan lurus, namun mendadak saja badanku lemas dan penglihatanku jadi buram dan kemudian gelap.
***
"Tit, tito.... lo gak papa kan
Perlahan lahan mataku yang tadinya gelap mulai menemukan sosok-sosok manusia yang tengah mengerubungiku disuatu tempat yang kusadari itu adalah UKS sekolah. Wajah-wajah itu nampak bingung menatapku. Dan yang paling panik diantara wajah- wajah itu adalah cowok berambut keriting dan berkacamata yang tak lain adalah Bimo, sahabat dekatku. Dia nampak sedang mengoles- oleskan minyak kayu putih dibawah hidungku. Membuat kesadaranku perlahan- lahan kembali.
"Gu... gue kenapa Bim..... "tanyaku lemah sembari berusaha menyandarkan badanku ke tembok.
"Tadi lo kena bola pas anak- anak basket lagi latihan." jawab Bimo singkat. "Untung aja lo gak kenapa- kenapa...
Aku langsug menyenggol bahu Bimo. Sialan. Jelek amat doanya ke gue.
"Kog lo doain gue kek gitu sih?" ujarklu geram. Tapi dia malah nyengir- nyengir gak jelas. Dasar bocah aneh, dari dulu gak pernah berubah. Selalu aja gak bisa diajak serius. Sekalinya diajak serius malah nyengar- nyengir gak jelas sambil mamerin gigi yang sebenernya gak bagus- bagus amat.
Sebuah suara asing tiba- tiba saja menginterupsi percakapanku dengan Bimo. Aku berbalik kearah sumber suara, dan menemukan sesosok cowok tinggi dengan seragam basket ditubuhnya. Wajahnya memancarkan aura kekhawatiran. "Aku minta maaf, aku tadi benar- benar nggak sengaja, maafkan aku."
"Hah??". Hanya itu yang terucap dari bibirku. Aku nggak mengerti maksud itu cowok barusan
"Dia tadi yang ngenain itu bola basket ke kepalamu", ujar Bimo yang sedikit menjawab rasa ketidak pahamanku.
"Ooh.."mulutku membulat.
"Kamu nggak apa- apa kan. Aku benar- benar minta maaf, aku nggak nyangka kalo bolanya bakal ngenain kamu. Aku minta maaf banget." cowok itu perlahan berjalan mendekati aku dan Bimo.
"Eh... enggak apa- apa kog, aku nggak papa ini," ujarku pelan. Entah kenapa badanku masih saja lemas,. Tapi kurasa bukan karena efek terkena bola basket tadi, melainkan kharisma cowok itu yang teramat sangat menawan bagiku. Sumpah, ia begitu sempurna.
"Sekali lagi aku mohon maaf. Aku Josh, kelas 3IPA 2. Siapa namamu?". ujarnya sembari mengulurkan tangan kanannya kearahku.
"Ti... Tito... " jawabku gemetar sembali membalas uluran tangannya.
Entah kenapa, seakan ada setrum kala jemarinya menyentuh jemariku. Aku kontan melupakan dan sudah tak perduli lagi akan rasa sakit dan pening yang melanda kepalaku. Kharismanya seakan obat mujarab yang tak nampak buatku.