It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
lagi dong masbro kekekeke
@Adam08 : thx ya adam, si Raoul emang orangnya begitu.. Gue ada rekamannya dia main piano waktu konser.. Hehehe.. nanti ditunggu aja kelanjutannya..
CEKREK… CEKREK…
“Guys, kita berhasil mengabadikan foto mereka,” senyum licik terukir di wajah laki-laki tinggi itu.
“Yuhuuu, foto skandal lagi. Emang top deh lu Frans,” bisik Neysa kepada Frnas.
“Eh, Frans, Neysa lu berdua emang jahil bin jahiliah ye. Kasian tau si Raoul sama Andrew,” bela Mesty.
“Biarin aja, gue yakin foto ini bisa jadi sumber makanan kita,” terang Neysa dan kemudian ia tertawa cekikikan “Hihihihihihihihi”
“Dasar nenek, emang paling bisa memanfaatkan peluang,” celetuk Rio yang sedari tadi hanya berdiri di sebelah Mesty.
“Biarinlah Yo, kan kita juga kecipratan kalo ditraktir,” ceteus Metha.
“Guys, kita ke dalem yuk, ntar si Andrew sama Raoul nyadar lagi,” ajak Frans. Dan mereka berlima pun akhirnya kembali kedalam base camp. Sesaat mereka sudah berada di dalam base camp. Raoul terbangun dari tidurnya, dan ia terus menerus memperhatikan muka gue, lalu dibelainya muka gue dengan tangannya yang lembut.
“Raoul?” gue membuka kedua mata, walaupun masih agak berat. Dan gue melihat bahwa Raoul sedang membelai wajah gue.
“Good morning prince,” balas Raoul. Ia masih saja mebelai muka gue.
“Prince? Oh iya deh, gue kan emang pangeran yah, dan lu babu gue,” jawab gue.
“Iya deh, I’ll do anything,”
“Lebay lu. Plis nggak usah ngebelai-belai gue lagi. Gue risih tau, ntar gimana kalau dilihat orang lain?”
“Biarin aja, udah biasa kan digosipin sama gue?”
“You wish… udahlah stop, kalo nggak gw banting lu,”
“Ya udah deh, nggak gue belai-belai lagi,” ia menghentikan aktivitasnya, “tapi gue tau lu masih betah sama gu kan?”
“Hah maksud lu apa Raoul?” tanya gue keheranan.
“Buktinya lu masih nyender-nyender ke gue, kepala lu masih di bahu gue,” kemudia ia terkekeh.
“Huaaaaa,” spontan gue kaget dan nggak sadar ternyata gue masih nempel sama Raoul, “Aduh gawat nih, jangan-jangan tadi ada yang ngeliat kita,”
“Nggaklah Drew, base camp aja masih sepi, pintunya masih ketutup. Pasti belum pada bangun, lagian ini masih jam 5 kok,” hibur Raoul.
“Hope so. Udah ah gue mau mandi dulu, sebelum keduluan yang lain,”
“Gue juga ah,”
“Gue duluan ya Raoul,”
“Udah mandi berdua aja biar cepet,”
“You wish… Ogah, ntar gue malah diperkosa sama lu lagi,”
“Yee, mesum banget sih otak lu Drew. Gue nggak demen batangan kali,”
“Ngomong doang. Udah ah, gue mandi dulu, lagian kamar mandi juga ada empat biji,” akhirnya gue segera bergegas menuju kamar mandi di dalam base camp, begitu pula Raoul ia mengekori gue.
Gue dan Raoul memasuki base camp lewat pintu belakang. Kita sengaja nggak lewat pintu depan, karena gue yakin masih banyak anak-anak yang tidur di ruang depan dan di ruang tengah. Sesampainya di dalam base camp, gue dan Raoul menaiki tangga menuju ke lantai dua. Di atas terdapat dua kamar mandi, satu di sayap kanan, satu di sayap kiri. Kita pun mengambil handuk dari jemuran, dan mengambil pakaian masing-masing dari dalam tas. Kemudian, Raoul menuju kamar mandi di sayap kiri dan gue menuju kamar mandi di sayap kanan.
Saat memasuki kamar mandi, gue teringat akan satu hal. Seriously, seharusnya gue mandi di kamar mandi sayap kiri, karena kemarin sore gue meninggalkan peralatan mandi di sana. Akhirnya dengan terburu-buru gue ke kamar mandi itu, dan menggedor-gedor pintu kamar mandi itu.
“Raoul, Raoul,” teriak gue
“Apaan lagi Drew?” tanya Raoul dari dalam kamar mandi.
“Ambilin alat-alat mandi gue dong,”
“Ntar aja deh Drew, gue lagi ribet nih,”
“Pokoknya ambilin sekarang, gue mau mandi. Udah lengket nih,” kata gue terus memaksa. Kemudian terdengar suara kunci pintu kamar mandi terbuka
CEKLEK
Dan…. Raoul tiba-tiba menarik gue ke dalam kamar mandi itu.
“RAAOOOUUUULL,” spontan gue berteriak, “MESUM BANGET sih lu,”
Dengan segera gue mengepalkan tangan kanan, mengarahkannya ke perut Raoul, tapi ia berhasil menahannya.
“WOY santai Drew, orang gue nggak telanjang kok, gue masih pake CD, kali. Tuh lu ambil aja sendiri alat mandi lu,” gue melihat ke arah Raoul dan ia memang tidak telanjang bulat, tapi hampir telanjang. Sekilas gue perhatiin badan Raoul, dada dan bahunya bidang banget, dan perutnya six pack. Dan dia cuma memakai celana dalam hitam bermerk Calvin Klein.
“Ngapain ngelitin badan gue Drew”
“Siapa yang ngeliatin?” bela gue
“Udah kalo pengen sini, gue juga lagi pengen nih,” goda Raoul sambil mulai memegang pinggang gue. Spontan gue langsung memukul tangannya.
“Sarap lu, gue masih normal,” gue segera mengambil alat-alat mandi gue, “Btw, adek lu berdiri tuh. Ketawan ya, lu horny sama gue,” canda gue. Dan akhirnya gue segera keluar dari kamar mandi itu.
“Sialan lu Drew, awas aja nanti,” ancam Raoul.
“Weeekkk,” ejek gue dari luar.
****
Sementara itu di ruang tengah, Rio, Frans, Mesty, Metha, dan Neysa berkumpul sambil minum the. Mereka masih memperbincangkan tentang foto-foto yang mereka ambil tadi.
“Aduh kok kalo dilihat-lihat Andrew sama Raoul itu cocok banget sih,” cetus Neysa
“Iya, so sweet banget. Mereka berdua unyu yah,” tambah Metha.
“Kalian ini, mereka cowok sama cowok. Nggak geli apa?” tanya Rio.
“Biasa aja Yo, malahan lucu aja kalo sampe mereka bener jadian,” ucap Neysa.
“Tapi sayang dong, Andrew sama Raoul kan ganteng, masak mereka malah pacaran? Kasihan cewek-cewek,” ujar Mesty.
“Ehem,” Frans berpura-pura batuk, “cemburu sama yang mana lu?”
“Apaan sih lu?” kata Mesty sambil menunjuk Frans, “Gue kan cuma beropini, sayang aja kalo dua cowok ganteng itu malah pacaran.Tapi sih, kalo emang bener ada salah satu diantara mereka yang saling suka, gue bakal ngedukung kok,”
“Hahahahaha” tawa mereka semua.
“Lagian nggak mungkinlah mereka saling suka. Setau gue Andrew kan pernah suka sama adiknya Raoul,” kata Mesty,
“HAH??” lalu keempat anak lainnya segera mendekati Mesty.
“Serius Mes?” tanya Frans
“Lu tau dari mana?” tanya Rio kemudian.
“Heh, kok malah cowok-cowok yang excited? Dasar muka gossip lu berdua,” kata Neysa.
“Ngomong-ngomong lu tau dari mana Mes?” tanya Metha.
“Nggak tau pasti sih sebenernya. Gue cuma pernah denger selintingan-selintingan,”
“Yaaahhh, itu mah bisa jadi cuma gossip,” cetus Neysa tampak kecewa.
“Eh, tapi mungkin nggak ya, kalau yang sebenernya suka tuh si Raoul?” cetus Metha.
“Yee, malah spekuklasi lagi,” cegah Rio “mereka kan temen kita. Ngapain digossipin sih?”
“Bukan gitu Yo, gue penasaran banget,” jawab Metha.
“Hmm, gue curiga nih, kayaknya Raoul suka sama Andrew deh. Raoul tuh nemepel melulu sama Andrew,” celetuh Neysa.
“Hoy, mereka temen baik dari SMA nenek,” tegas Rio kepada Neysa.
“Ya udah deh, daripada ngegossipin temen sendiri, ngomong-ngomong ini foto mau kita apain?” tanya Frans.
“Yang pasti jangan disebar ke tempat umum ya, ini kan just between us aja,” jawab Metha.
“Nggak boleh sampe ada yang tau, jangan dipublish di FB, twitter, tumblr, dan jejaring social lainnya,” tegas Rio.
“Si professor lebay amat sih, ya nggak mungkin dipublish-lah, kita kan bukan penjahat,” kata Neysa.
“Aha,” Mesty berteriak ,”kita BBM-in aja ke Raoul sama Andrew, trus kita minta mereka buat traktir kita makan. Hihihihi”
“Nah ide bagus tuh, mereka senang kita kenyang,” cetus Frans. Lalu dengan segera, Frans menngirim foto itu ke BB Andrew dan Raoul.
“PASANGAN SERASI, SEHIDUP SEMATI XD” kira-kira begitulah caption pada foto itu.
****
Belum sempat, gue memakai baju kembali, tiba-tiba terdengar bunyi BBM masuk, gue segera meraih saku celana yang tadi gue pakai, dan membuka menu BBM, dan melihat ada BBM masuk.
Francine ‘Frans’ Lumintang
o IMG00584-20100902-2102
“Gambar apaan nih?” pikir gue. Lalu, gue membuka message itu dan……
“WHATTTTTTTTTT??? Anjing” teriak gue. Spontan gue segera memakai celana dalam, dan melilitkan handuk di pinggang gue. Lalu tanpa memakai baju, gue langsung keluar dari kamar mandi, dan mendatangi Raoul. Gue mengetok-ngetok pintu kamar mandi Raoul.
“RAOUL, cepetan keluar sekarang,”
“Ntar dulu gue belum ngapa-ngapain nih,”
“Emang lu ngapain aja dari tadi?”
“Coli,”
“Shit, mesum banget sih coli di mana-mana,” gue bener-bener nggak habis pikir sama Raoul.
“Lu percaya? Hahahaha,” terdengar tawanya darin dalam kamar mandi. Lalu pintu kamar mandi itu pun terbuka.
“Raoul jorok banget sih, coli di sini, Banyak orang tau!” tegur gue.
“Gue tadi BAB Drew, hahahaha” dia tertawa dengan keras, “By the way ngapain lu ke sini? Mau mandi bareng gue? Ayok” goda Raoul.
“Maunya lu itu mah. Eh, liat ini,” gue menunujukkan BB gue ke Raoul. Dan dia cukup shock, kemudian ia tertawa.
“Kita lucu ya, kayak couple,”
“Astaga Raoul, kok lu malah mikir kayak gitu sih? Kita mesti ke bawah nih. Gue mau ancruin muka Frans,” kata gue emosi.
“Oke-oke, santai Drew. Palingan mereka cuma bercanda,”
“Ya udah, kita datengin mereka,”
lanjutttt
♡♡♍ããKããÇîîëëĥ♡♡ ♈ª
K / )
E / /
____/ (___
L __)
A __)
H __)
--________) KALO BEGETOOO
@Egar_cute thx yah.. Suka sama karakter mana?
"Ehem" gue berpura-pura batuk dari belakang mereka.
"Eh Andrew, gimana kencannya semalem?" timpal Neysa.
"Heh, siapa yang kencan? Gw capek ngeronda sama Raoul tau" balas Andrew.
"Wow, ternyata kalian ngeronda? Asik deh, pantesan lu capek Drew, sampe berapa ronde?" celetuk Frans.
"Sialan lu," dengan segera gue menghampiri Frans dan mengepalkan tangan ke arah Frans.
"Santai Drew, si Frans Cuma bercanda kali. Lu kayak nggak tau dia aja, " tiba-tiba Raoul menghalangi gue. Anak-anak lain pun hanya bisa tertawa melihat tingkah gue.
"Okay... Fine... By the way guys, siapa yang tadi memfoto Raoul sama gw pas lagi tidur? SIAPA?" tanya gue dengan tegas, mereka berlima pun hanya bisa terdiam saling memandang satu sama lain.
"Oy, jawab dong. Kasihan Andrew," bantu Raoul.
"Gue" jawab Frans lirih, "sorry banget ya Drew, Raoul, gue cuma iseng doang kok. Sayang kan kalo best moment nggak diabadikan.. Hehehehe"
"Iya Drew, soalnya tadi kalian cute banget kayak couple," cetus Metha.
"Tapi plis banget Frans, foto itu didelete yah," pinta gue.
"Hmmm, gimana teman-teman?" tanya Frans ke anak-anak lain.
"Boleh aja sih, tapi ada syaratnya," jawab Neysa dengan senyum licik yang mulai menghiasi wajahnya.
"Yah lu lagi nek, males banget nih kalo mesti berhubungan sama nenek sihir," kata Raoul sambil menggaruk-garukan kepala.
"HAHAHA," terdengar tawa kami semua.
"Eh, malah ketawa lagi. Lu berdua nggak mau kan kalo fotonya beredar di internet?" canda Neyssa.
"Plis banget nek, jangan disebar. Mau ditaruh di mana muka gue?" jawab gue sambil memelas.
"Okay, ini sayaratnya, lu berdua harus mentraktir kita semua makan malam selama seminggu," Tegas Neysa sambil tertawa cekakakan.
"DAMN IT, itu namanya PEMERASAN, " balas gue.
"Mau atau nggak?"
"YA NGGAKLAH," jawab gue.
"Ya udah kalau lu nggak mau, gw upload di fb yah sekarang," cetus Neysa, ia mengambil BB-mya, dan membuka FB, "oke, tinggal gw teken trackpad ini dan foto lu berdua bakal tersebar," goda Neysa.
"Oke fine Ney, gue bakal traktir lu semua makan malam selama seminggu," tegas Raoul tiba-tiba. Gue hanya bisa menganga keheranan mendengarkan jawaban Raoul. Mereka berlima nampak sangat bahagia dan tertawa penuh kemenangan.
"YEEEEAAAAYYYYY"
"Dasar manusia-manusia pengeretan" gumam gue dalam hati. But, still gue nggak habis pikir sama Raoul, kenapa mau-maunya dia menuruti permintaan si nenek.
"Raoul, ngapain lu iya-in sih permintaan si nenek?" tanya gue dengan penuh keheranan, sekaligus marah.
"Lu nggak mau foto kita kesebar kan?" tanya dia balik.
"Iya, tapi kan nggak harus kayak gini caranya," jawab gue.
"Udah lu nggak usah banyak nanya lagi Drew, gue cuma mau lu seneng aja," balas Raoul.
"Tapi, lu kan jadi mesti traktir mereka terus seminggu," cetus gue lagi.
"Siapa bilang gue yang tarktir sendiri?" balas Raoul sambil senyum-senyum nggak jelas.
"Maksud lu? Jadi siapa yang taktir?" tanya gue makin heran.
"Ya gue sama lu kali. Masak gue dong? Weeekkk" dengan santainya dia menjawab pertanyaan gue, lu menjulurkan lidahnya, lalu dia berlari dari menjauhi gue.
"SIALAN LU. GUE PIKIR LU BAKAL TRAKTIR SENDIRI," gue marah sama Raoul, dan berusaha mengejar dia. Emang keterlaluan tuh cowok kalo buat keputusan nggak pernah bilang-bilang. Kalau dipikir-pikir emang seharusnya gue patungan sama Raoul buat traktir mereka semua, karena foto itu menyangkut gue dan dia. Arrrghhh,tapi gue jadi harus kehilangan uang jajan deh.