It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Menemani disela2 stress dg skripsi, ew ew ew
Pengen makan buku nih ahahaha.. ..
@wing Aju juga mau makan buku-buku yang kamu punya bareng @alfarros :v
Btw, baru baca di BBC, seorang penduduk di desa terpencil mengadakan perpustakaan keliling dg menggunakan kuda... Aduh, saya merasa malu banget...
http://www.bbc.com/news/world-asia-32612216
Selamat hari buku nasional. #telat tapi gak ada kata telat untuk membaca, hehe. Yuk baca buku.
The Firm (John Grisham)
Saya baca buku ini pertama kali pas SMP. Isinya yang sangat teknikal bahas dunia perpengacaraan plus perpajakan (dua hal yg saya hindari sampai detik sekarang, haha) bikin saya setengah hati membacanya dulu. Banyak yang gak ngertinya.
Dan sekarang baca ulang karena nemu di obralan (only 10k IDR!) jadi memberikan kesempatan kedua. Dan sedikit-sedikit mulai mendapat pencerahan dg detail-detail teknis istilah hukum dan pajak (meski karena settingannya di Amrik, jd beda banget sistemnya dg di Indonesia).
Banyak bagian membosankan dan terasa bertele-tele (ketebalan novel 700 halaman), tapi konklusi dari Grisham sangat memuaskan dan telaten. Bukan karya Grisham terbaik tentu saja, tapi masih bisa diikutin dg asyik kok terutama yang berminat pada isu konspirasi di dunia perpajakan--meski ada campur tangan mafia sih yang lebih dominan.
Ampuunn... Iya deh dihabiskan dulu yg sebelumnya
Ini adalah jenis buku yang tidak boleh dibaca di dalam kamar, maka saya nekat membawa buku ini ke Latimojong dengan resiko kena hujan demi sebuah pengalaman yang lebih mengesankan.
Mungkin salah satu buku terindah yang pernah saya baca. Sebuah memoir singkat dari Rachel Carson (yg terkenal dg buku Silent Spring-nya yang legendaris dan menghentak). Rachel, mengajak Roger keponakannya yang masih bocah, menjelajahi hutan di Maine, USA. Sebagai seorang naturalis, Rachel tentu saja menceritakan pada si bocah tentang segala kedahsyatan dan atraksi alam yang tersaji--dan saya benar-benar merasa iri dengan si bocah. Dan mungkin karenanya buku ini sangat tipis, essay singkat yang ditulis Rachel ttg petualangan mereka berdua tak diceritakan banyak, karena tentu saja, kedahsyatan alam tak bisa diwakili buncahan kata-kata.
Dilengkapi gambar-gambar menawan, buku ini penuh dg petuah bijak dari Rachel kepada si bocah betapa indah sekaligus rapuhnya alam liar. Perjuangan memeliharanya benar-benar sangat diperlukan dan layak dipertaruhkan.
Kelak, saya ingin melakukan yang Rachel telah lakukan, mengajak orang terdekat saya mengunjungi alam liar, menunjukan langsung padanya bahwa suara tongeret dan jengkerik bisa lebih merdu dan menenangkan ketimbang konser musik mahal, mengajak dia merasakan bahwa merendam kaki di sungai kecil nan jernih di hutan bisa mendatangkan suasana rileks yang tak bisa dilampaui saat berendam di jacuzzi di hotel-hotel berbintang, dan menjejak rumput dengan kaki telanjang bisa begitu membahagiakan ketimbang memakai sepatu bermerk dengan harga fantastis. Will do. I will do.
Saya sendiri gak ngerti kenapa saya membaca buku ini, haha. Buku klasik dari era zaman kekaisaran Romawi ini adalah sebuah prosa liris dalam bentuk puisi yang menceritakan kekacauan di dunia karena keserakahan para dewa dan tingkah arogan monster-monster mitologis. Dan ah, memang seperti ini sebenarnya tujuan dongeng dibuat; sebagai sindiran dan sekaligus pelajaran moral yang tak lekang sepanjang zaman.
Dari berbagai karya fiksi klasik Yunani-Romawi yang pernah saya baca, karya ini lebih baik asyik ketimbang Aeneid (Virgil), meski tentu saja masih lebih inferior ketimbang karya Homer seperti Iliad dan Odyssey, bahkan jika dibandingkan dg pengarang-pengaran lepasan semacam Aesop, Euripides, dan drama-dramanya Sophocles.
Saya kayaknya harus nyari bukunya Horace biar agak lengkapan dikit referensi fiksi Romawi Kuno.