It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
1. teknologi dan skala ekonominya memang lebih efisien, tapi seefisien apapun, pasti masih mahal ... maka alasan berikut:
2. produksi pertanian di eropa disubsidi sangat besar (penolakan eropa dan us untuk menghapus subsidi pertanian ini yang bikin WTO deadlock)
thax yah.
sama juga selama ini begonya aku sampe kelar kulaih pun maish bingung , kok nabung di bank dpat bunga, trus gaji pegawaibank gede,..emang duitnya diapain..
katanya dikasih kredit, ah apa emang bisa sgitu untungnya, bisa nutup///
sampe akhirnya aku kerja di bank..en ngerti deh akhirnya..
trus menenai lapisna lilin pada buah, soalnya aku paling males kupas buah, gak seru, jadinya buahnya kepegang daging buahnya yg bersih, adi rasa 'lain'
salam
Pendapatan Bank pasti banyak katebecelenya.
HAHHAH...
Mulai dari parkir dalam bentuk SBI hingga pendapatan dari Kartu Kredit.
Penerbitan Bank Garansi untuk Tender perusahaan juga ratusan juta lho biayanya dan itu jadi pendapatan Bank juga.
HAHHA...
Yang penting cuci di air yang mengalir sehingga diharapkan sisa dari pestisida pestisida diharapkan ikut terangkat.
Gw sih makan apel juga sering sama kulitnya.
Kalo ngga salah vitamin E nya cukup banyak untuk memperhalus kulit.
Tapi terus terang, Gw belum dapat penelitiannya.
Cheers,
Terry Sie
btw,.soal jus buah, macam buah via yang kotak/liter, tuh khan lebih murah drpd beli buah segar trus bikin jus,.padahal jus buah vita juga aseli segar tanpa tambahan pemanis, perasa bahkan air (?), aku liat komposisinya)..
mungkin karena saat panen buah jadi over supply yah..?
salam
lo jgn makin tolol ngurusin yg bginian, hub ekonominya sgala....lha wong jaksa blbi aja baru ketangkep disuap 6 M tu...
hari gini ngorek2 angka ekonomi, biasanya tuh yg demen ngorek2 angka adalah org MISNA/ EKONOMI SULIT...klo org BORJUIS mah tu gak pernah pusing2 angka, yg penting simple dan langsung efektif ke sasaran....hasilnya mengena, analisisnya tepat guna , seperti gw org BORJU yg praktis dan menikmati hidup...
hahahaha
mungkin loe pengen keliatan smart, tapi yg terjadi malah terbalik...
Oh Account Officer?
Hmmm, sayangnya Gw ngga terlalu berhubungan dengan Bank, itu udah menjadi tugas Treasury Manager dan Finance Manager.
HAHAH...
Gw waktu itu pernah bertemu sama teman (dedengkot di Business Development di Perusahaan Farmasi), doi bilang, minuman seperti itu pasti ada bahan pengawetnya cuma, mungkin masih relatif aman untuk dikonsumsi.
Sedangkan yang benar benar fresh tentunya didapat dari buah buahan dan sayuran murni tanpa olahan lanjutan.
Namanya juga komposisi sich, pastinya ada penambahan zat tertentu.
Coba aja yang teh - teh yang telah diolah, dari salah satu sumber informan Gw yang pernah mengaudit, teh yang selama ini di claim di Indonesia tanpa bahan pengawet juga tidak aman kok.
Tetap ditambahkan zat tertentu supaya awet.
WHO dan FDA sampai saat ini tidak mampu menjawab mengenai keamanan dari bahan bahan kimia yang mencegah pembusukan.
Cheers,
Terry Sie
aku penrha liat di tv, buah telah dikpas, di peras mesin langsung di mauskan ke wadah kedap udara berlapis aluminium seperti tetra pak.
lalu oksigennya di sedot keluar sehingga tdk ada pembusukan..
mungkin juga dlm kadar kecil ada penambahan zat..
Makanya hingga saat ini WHO dan FDA juga masih belum bisa memutuskan apakah penambahan zat pengawet itu berpengaruh secara signifikan ke tubuh atau tidak.
Mereka juga mengalami dilema yang cukup tinggi.
Dengan tidak adanya pengawet, semua makanan pasti akan rusak, bahkan dalam hitungan hari, sehingga lebih membahayakan konsumen.
Oleh sebab itu maka mereka hanya memberikan batas toleransi tertentu atas bahan pengawet hingga diharapkan relatif aman (bukan aman 100persen).
Cheers,
T
e
r
r
y
S
i
e
Jawaban untuk Bang Hati, Gw ketularan DPR jaman Orba deh...
SETUJUUU...
Cheers,
T
e
r
r
y
S
i
e
Kalau bicara kenapa bisa murah, ini lah ironis sekali. jadi kalau sudah bicara petani jangan hanya bicara pada faktor ekonomi saja tetapi harus dilihat pada faktor politisnya.
Kenapa pihak negara luar bisa murah :
1. Negara buah asal pemerintah memberikan subsidi kepada petani kecil, dan memberikan perhatian khusus pada petani. Misalnya lahan yang luas. Artinya pemerintah luar serius gimana produknya bisa di jual kenagara lain. Tapi kebijakan ini tidak ada di Indonesia, wong mau beli pupuk saja sulit, trus lahan pertanian semua dikuasai oleh pemilik modal dari luar.
2. pemerintah Indonesia tidak mempunyai kekuatan pada negara - negara luar, artinya negara kita seperti kerbau yang ditusuk hidungnya, Jadi negara kita hanya jadi ajang main2 dan meraup keuntungan dari negara - negara luar saja.
Misalnya aturan perdagangan international banyak buah dan sayur yang masuk ke Indonesia semua lebih muda. Indonesia tidak bisa memberikan aturan yang ketat atau pemerintah kita tidak pernah memikirkan bagaimana dampak terhadap petani indonesia.
Kita bisa lihat dan faktanya, bagaimana nasib petani jeruk, apel, bawang, sayur di Indonesia sekarang?
Menyedihkan sekalia ya???
Kalau konsumen akan pasti milih yang murah kan kalau mau beli. Kecuali rakyat Indonesia pada bangga dengan produk Indonesia.
Misalnya punya slogan apabila aku beli jeruk Medan, maka aku membantu petani jeruk di medan.
Tapi kan konsumen di Indonesia belum punya kesadaran itu kan?
Belum lagi produk yang lain, misalnya sepatu dan baju yang banyak dari China dengan harga yang sangat murah sekali. Bagaimana pula nasib para konveksi - konveksi di Indonesia?
Sedih dan kesal kalau mikirin negara Indonesia.
Kadang kalau putus asa, cuekin saja seperti teman - teman lain bilang.
Tapi kalau dicuekin malah nanti dampaknya makin buruk bagi negara kita. lama - lama Indonesia nanti bubar kali, hehhehe.
Salam
Toyo