BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com
Howdy, Stranger!
It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Quick Links
Categories
- 31.1K All Categories
- 24.4K BoyzLife!
- 5.5K BoyzStyle
- 1.9K BoyzStories
- 5K BoyzLove
- 5.9K BoyzRoom
- 2 *Members Only!
- 1 BoyzAlbum*
- 1 BoyzChat*
- 12.8K BoyzConnect!
- 6K Jabodetabek
- 3.9K Jawa
- 2.5K Nusantara
- 451 International
- 291 BoyzForum Info
- 8 Apa Itu BoyzForum?
Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
Persimpangan (TAMAT), book 2 di halaman 19
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Yg ada perriiihhhh.......
Gue ngerasain perasaan yang sama dulu ama gay yang realistis, yang mengakhiri "permainan" pada akhirnya
====
Jimmy tak dapat menjawab, ia merasa kasihan melihat Setiadi dan Rontje, mencintai orang yang salah. Malam itu Setiadi tak dapat tidur. Kejadian yang menimpa Rontje seolah meruntuhkan semua apa yang Setiadi yakini akan diri Randy.
+++
“Ran, gua mau ngobrol sesuatu, gak keberatan kan?” Setiadi memulai pembicaraan
“Oke, just speak it out Di, it’s better this way” jawab Randy agak terheran- heran.
Setiadi agak ragu untuk memulai
“Ran, lu udah tahu tentang perasaan gua pada lu. Gua mau tanya apakah lu siap untuk menyayangi gua yang gay ini?”
“... Gua yakin dengan apa yang gua rasakan terhadap lu, bahwa gua memang ingin menyayangi lu lebih dari sekedar teman, emang ada apa Di?”
“Gua tahu lu straight, dan satu hari pasti lu akan dapet cewek yang tepat buat lu, gua Cuma concern terhadap hubungan kita satu hari nanti, karena pasti sampai saat itu terjadi, gua sudah terlalu cinta ama lu...”
“Di, soal itu gua memang gak bisa kasih kepastian, apa gua akan cari cewek atau gua puas ama hubungan gua ama lu, yang gua rasa adalah gua yakin dengan apa yang gua sekarang lakukan. Lu takut gua ninggalin lu yah...”
Setiadi menatap Randy dengan penuh arti
“Iyah Ran, walau awalnya gua memang tertarik ama fisik lu, tapi kan lama- lama gua kan butuh hati lu, gua yang udah gay, jelas gak akan nikah, gua sudah meyakini apa yang gua jalani ini. Lu masih punya kesempatan untuk nikah karena lu straight, dan secara sexual lu pasti masih tertarik cewek kan”
Randy tak mampu menjawab pertanyaan Setiadi, selain betul apa adanya, Randy sendiri masih bingung dengan pernyataan Setiadi akan masa depannya. Dia baru putus dengan Rini, masih belum terfikir mencari pengganti Rini, sedangkan dia sudah merasa sayang dengan Setiadi dan yakin ingin berjalan bersama Setiadi dalam bentuk hubungan yang masih baru untuk dia.
“Sekarang begini, kalo gua di tuntut nikah ama ortu gua... apa lu siap jadi kekasih ke dua gua? Gua gak akan siap kehilangan lu Di. Ini jujur dari gua...”
Kata ‘...di tuntut nikah ama ortu...’ terdengar sangat pedas di telinga Setiadi. Ketakutan Setiadi pun bertambah, setelah diberi peringatan atas kejadian temannya.
“Gua...gua gak bisa jawab Ran, kalo gua udah sayang dan ... cinta... ama lu, gua ingin bersatu ama lu. Soal lu nikah adalah satu ketakutan terbesar gua saat ini, gua ingin mencintai seseorang tanpa harus memikirkan akan kehilangan dia Ran...” jawab Setiadi terdengar sedih.
“Seumur- umur, gua gak pernah bisa dapet itu, selalu gua kehilangan orang- orang yang gua cintai. I can’t afford to lose you after I already love you... tapi di sisi lain gua juga gak berhak untuk melarang lu nikah satu hari nanti... itu kewajiban lu...”
“Kenapa kewajiban gua? Apa lu gak harus nikah juga nanti?” jawab Randy agak terheran- heran.
“Gua masih belum bisa cerita semuanya, nanti pada saat yang tepat gua beberkan semua kisah hidup gua, yang jelas berbanding terbalik dengan kisah hidup lu yang bahagia dari kecil”
“Di, there has been no perfect family, I had my own bad time too, which leads me to love you...” jawab Randy berusaha berdiplomasi.
“Di, please don’t be sad... I love you and that stays...I will not let loose of you”
Setiadi berusaha untuk tersenyum di sela- sela galau hatinya, Randy tetap menatapnya, berusaha meyakinkan apa yang dia rasakan.
Jawaban Randy memang tidak dapat sepenuhnya membuat Setiadi lebih tenang, di kamar kos nya sebelum tidur, ia masih merenungi semuanya, masa lalunya, kisah kasih nya dengan Harris, dan sekarang Randy. Fikiran akan kehilangan Randy makin menyusup masuk ke dalam ruang hatinya.
Mengapa ku harus memujamu
Di saat cinta terasa semu?
maksud hati meraih asa
tanpa takut ia binasa....
Trrriitt...trrrllitt... bunyi ponsel Setiadi di kantung celananya. Setiadi meraih ponselnya, melihat nomor Cindy berbunyi
“Halo Cin, giamana kabar lu?”
“Halo Yadi... kangen deh ama elo... Eh gua baru jenguk artis kita Rontje. Kesian yah dia”
“Iyah, kita pasti bantu dia, dia kan bantu gua juga waktu itu... saling tolong lah. Nanti lu mau ikut jemput dia gak? Beberpa hari lagi katanya sudah boleh pulang. “
“Oke, gua pasti sempetin. Gak masalah itu sih... Juga dia kan yang setahun lalu make over gua kan...”
“Oh iyah... si Ronjte yang telepon kita suruh dateng, lalu lu atur malem minggu ke salonya dan waktu ke Plaza Senayan... duuuh lu kayak artis aja...”
“Hihihihihi.... masih inget aja loh. Gua kan masih reguler ke salon dia, dia kan udah hafal style gua kan...Eh, nanti weekend ketemuan yuk Di, bareng ama si Jimmy, sekalian long nite”
“Boleh, nanti gua sms Jimmy deh. Gimana usaha perhiasannya Cin?”
“Sudah lebih rame sekarang, lumayan, dari mulut ke mulut di kantor bokap banyak yang minat, jadi dari situ nyebarnya”
“Lu tu yeh... kalo gak sibuk, hectic, rapet mlulu... bukan Cindy namanya...”
“Iya dooong... no power... no Cindy...”
“Pokoknya detailnya akan gua kabarin lagi yah, yang jelas kita pasti bisa, si Jimmy juga gak banyak gawe tuh di weekend”
“Oke... gua tunggu yah”
“One more thing... gua pengen liat lu cantik yah... bidadari kami ini...”
“Sayang si Tjetje belum siap beraksi yah, gua pengen ke salon nya dulu, gua lagi pengen dikit variasi deh. Gua nanti tunggu sms dari lu yah...”
“Oke...no cancellation lah...”
Setiadi pun mengirim sms kepada Jimmy, mengajak nya berkumpul bareng dan memang seperti yang sudah di tebak, Jimmy selalu ikut.
====
Sabtu sore, Setiadi sedang bersiap- siap, ponselnya berbunyi. Setiadi melihat ada sms masuk, ia buka, membaca sms dari Randy
Mau hang out?
Setiadi pun menjawab; Gua mo kumpul ama Jimmy & Cindy, mau gabung?
Ok, balas Randy
Di plz senayan, bawah jam, 8 o’clock, balas Setiadi
Gua jemput lu yah, sekalian ama Jimmy, balas Randy
Oke, balas Setiadi.
Tak lama kemudian pintu kamar Setiadi di ketuk. Jimmy masuk dan sudah terlihat rapih.
“Jim, Randy mau gabung, boleh kan, sekalian jemput kita”
“Oke, sekalian kenalin ke temen- temen lu”
Mereka menunggu sekitar 40 menit sambil melihat televisi. Pintu kamar kos pun diketuk, Randy pun masuk ke dalam kamar
“Eh Ran, udah sampe nih, ini Jimmy udah kenal kan” Setiadi menyambut Randy.
“Halo, Randy” sahut Randy sambil menjabat tangan Jimmy, dan tak luput mata elangnya.
“Yuk, berangkat” ajak Randy.
Mereka pun meluncur ke arah Plaza Senayan, melewati lampu merah Tomang yang senantiasa macet, dan daerah Slipi yang juga mengharuskan mereka bersabar, hingga melewati gelora bung Karno pun mereka tak luput dari kamacetan. Satu jam perjalanan pun tidak membuat perjuangan mereka lebih ringan, karena mereka harus bolak- balik di parkiran mencari satu tempat yang masih kosong. Mereka pun masih beruntung dapat tempat di lantai parkir paling atas. Mereka pun masuk ke area Mall dan mereka menuruni tangga berjalan ke arah aula utama dekat jam yang pada setiap jamnya selalu ada pertunjukkan puppet diiringi lagu yang bernuansa anime Jepang. Cindy sedang duduk di dekat kolam, memakai setelan berwarna crème lembut dengan celana bahan tipis hingga sepatu, memakai kalung Kristal kecil bermata satu mengisi daerah lehernya, rambut berwarna hitam sepanjang bahu dengan belahan di sisi kanan sambil mengenakan jepit rambut yang dihiasi Kristal sederhana namun sangat mengangkat keindahan rambutnya disini kiri, duduk dengan tenang sambil melihat- lihat ke sekelilingnya, dan pandangan Cindy pun bertemu dengan Setiadi.
“Halo Cindy, gile lu cantik banget...” sapa Setiadi
“Lu memang pantes jadi bidadari kita” sambung Jimmy
“Cin, ini temen gua Randy”
Randy menyapa Cindy dengan agak terbelalak menatap tajam ke arah Cindy yang membuat Cindy menundukkan wajahnya setelah bertegur sapa
“Oh sorry, kamu mirip ama mantan tunangan aku Rini” jawab Randy berkelit. Cindy melihat mata Randy sedikit berembun menerawang.
Setiadi pun baru sadar akan kemiripan Cindy dengan Rini, hanya Cindy terlihat lebih chique dan lebih tinggi semampai dan elegan, namun bahasa tubuh mereka tak jauh berbeda. Cindy dengan gaya kosmopolitannya tetap terlihat sederhana, tidak berkesan sombong, masih terlihat agak canggung dengan style yang tak biasa Cindy kenakan sehari- hari.
nice story...keep writing......... :bz
Siap siap tisu neh .